Anda di halaman 1dari 22

Tekhnik Penjahitan Luka

Prinsip-prinsip umum penjahitan luka


• Jarum jahit sebaiknya dipegang dengan needle
holder pada 1/3 bagian dari tempat masuknya
benang.
• Penetrasi jarum jahit ke dalam jaringan harus
perpendikular terhadap permukaan jaringan.
• Penjahitan luka sebaiknya dilakukan dengan jarak
dan kedalaman yang sama pada kedua sisi daerah
insisi.
• Jahitan jangan terlalu longgar maupun terlalu
ketat. Penyimpulan benang jangan diletakkan
tepat diatas garis insisi.
Jarum Jahit
• Jarum Traumatik
- Memiliki mata untuk memasukan benang dibagian
ujung tumpulnya sehingga benang dapat diganti.
- Jarum dapat digunakan berulang kali.
• Jarum Atraumatik
- Tidak memiliki mata untuk sehingga ujung jarumnya
langsung berhubungan dengan benang dan memiliki
ukuran penampang yang sama.
- Menghasilkan lubang tusukan yang lebih halus.
- Jarum dapat digunakan sekali.
Benang Jahit
1. Benang terserap (absorbable)terbuat dari dari bahan yang
umumnya tidak menimbulkan reaksi jaringan karena
bukan bahan biologis
• Alami :
 Plan cat gut : murni tanpa campuran, cepat diserap tubuh (1
minggu)
 Chromic cat gut : bercampur asam kromat, diserap tubuh lebih
lama (kira-kira 2-3 minggu)
• Sintetis : Vycril, Monocryl
2. Benang yang tidak terserap oleh tubuh (non absorbable)
• Biologis : Silk/ Sutera
• Sintetis : Mersilen, Proline, Ethilon
Ukuran Benang
Tehnik Menjahit Luka
Penjahitan luka memiliki teknik yang beragam, seperti
• simple interrupted suture,
• simple continuous suture,
• continuous locking suture,
• vertical mattress suture,
• horizontal mattress suture,
• subcuticular suture, dan figure-of-eight suture.
Simple Interrupted Suture
• Teknik ini menjahit tepi luka dengan satu jahitan,
disimpul lalu digunting. Teknik ini relatif aman
karena apabila satu jahitan terputus maka
jahitan lainnya tidak terganggu. Simple
interrupted suture memiliki potensial yang
rendah dalam menyebabkan edema dan
kerusakan sirkulasi kulit. Kerugian dari jahitan ini
adalah waktu yang dibutuhkan cukup panjang
untuk insersi dan memiliki resiko lebih besar
dalam meninggalkan bekas jahitan
Simple Continous Suture
Simple Continous Suture
• Keuntungan dari simple continuous suture ini
adalah insersi jahitannya yang cukup cepat.
Sedangkan kerugiannya adalah jika salah satu
jahitan terputus, maka keseluruhan jahitan
akan rusak. Oleh karena itu, teknik ini
diindikasikan pada penjahitan luka pada
daerah tension yang minimal
Locking Continous Suture
Locking Continous Suture
• Teknik jahitan ini hampir sama dengan teknik
simple continuous suture namun terdapat
keuntungan tambahan berupa adanya
mekanisme pengunci. Dengan adanya
mekanisme ini, jaringan dapat disesuaikan
dengan insisi secara perpendikular. Selain itu,
hal ini juga mencegah terjadinya pengetatan
jahitan secara terus menerus sebagai
kemajuan proses penyembuhan luka
Vertical Mattres Suture
Vertical Mattres Suture
• Vertical mattress suture merupakan teknik
penjahitan yang hampir sama dengan teknik
simple interrupted suture perbedaannya
adalah adanya penambahan penetrasi jarum
jahit pada tepi luka yang berfungsi untuk
memaksimalkan eversi luka, meminimalisir
adanya dead space dan meminimalisir
tekanan yang melewati luka
Horizontal Mattres Suture
Horizontal Mattres Suture
• Pada teknik ini, eversi luka dan kontinuitas
menghasilkan penutupan luka yang sangat
fluktuatif. Oleh karena itu, teknik ini biasa
dilakukan pada pencangkokan tulang intra
oral. Penetrasi jarum jahit dilakukan dari tepi
ke tepi luka lalu melewati daerah insisi dan
kembali lagi ke tepi jahitan yang pertama.
Subcuticular Suture
Subcuticular Suture
• Teknik ini dipopulerkan oleh Halstead pada
tahun 1893. Pada teknik ini, jahitan dilakukan
dengan membuat jahitan horizontal melewati
kedua tepi luka secara bergantian. Pada
jahitan ini tidak terlihat tanda jahitan dan
dapat dibiarkan lebih dari satu minggu pada
area luka
Figure Of Eight Suture
Tehnik Jahitan Dalam (Deep Suturing)
Tehnik Mencabut Jahitan
Waktu Melepas Jahitan

Anda mungkin juga menyukai