Penentuan Kadar Glukosa Urine
Penentuan Kadar Glukosa Urine
I. Tujuan
Untuk menentukan kadar glukosa dalam urine
II. Prinsip
CuSO4 alkalis dalam benedict kuantitatif direduksi oleh glukosa. CuO yang terbentuk akan
bereaksi dengan KSCN membentuk presipitat putih keruh yang mencegah terjadinya endapan
warna kuning atau merah. Bila CuSO4 telah habis maka warna biru akan hilang dan menjadi
jernih.
V. Cara kerja
a. Kualitatif
Pipet 5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi
Titrasi larutan yang telah diencerkan sedikit demi sedikit sampai warna biru hilang
kekuningan
Pengenceran urine
Sampel Perlakuan Hasilperubahan warna
Urine Dipipet 2 ml urine ke dalam tabung kuning
C reaksi
muda
Ditambahkan 4 ml aquades kuning
muda
biru
Dipanaskan dan digoyang
goyangkan hingga mendidih
biru
Dititrasi dengan larutan yang sudah
diencerkan
warnanya pudar
Dicatat volume urine yang
digunakan untuk titrasi
didapatkan hasil 4 ml
Dihitung kadarnya Hasil kadar glukosa
=2%
VII.Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami mencoba menentukan kadar glukosa urine dengan
menggunakan benedict. Mula mula kami melakukan uji kualitatif urine yang dikeluarkan
dengan meneteskan 4 sampai 8 tetes urine ke dalam 5 ml reagen benedict dan
memasukkannya ke dalam air mendidih kurang lebih selama 5 menit, setelah itu mengangkat
tabung reaksi dan membaca hasilnya. Pada kelompok kami ( sembilan ) hasil yang
didapatkan adalah warna pada tabung reaksi berubah menjadi hijau keruh. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel urine yang kami pakai ( urine C ) mengandung glukosa. Ditinjau
dari perubahan warna, urine yang tidak mengandung glukosa akan berwarna tetap ( biru
jernih ).
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, setelah melakukan pengamatan secara
kualitatif selanjutnya yakni melakukan pengamatan secara kuantitatif. Awal mula yang
dilakukan adalah dengan memipet 5 ml reagen benedict dan menambahkan 2 gram Na2CO3
dan 2 buah batu didih ke dalam tabung reaksi dan memanaskannya diatas bunsen hingga
mendidih lalu menitrasinya dengan urine yang telah diencerkan dan menghitung volume dari
titrasi tersebut. Kelompok kami ( sembilan ) mendapatkan hasil 4 mL, dengan kadar glukosa
2 % yang dihitung dengan rumus
2
2 x pengenceran = 2 x 4
Volume titrasi 4
CuSO4 alkalis dalam benedict kuantitatif direduksi oleh glukosa.
Urin dibentuk oleh ginjal dalam menjalankan sistem homeostatic. Sifat dan susunan urin
dipengaruhi oleh faktor fisiologi ( misalkan masukkan diet, berbagai proses dalam tubuh,
suhu, lingkungan , stress, mental dan fisik ) dan faktor patologis ( seperti pada gangguan
metabolisme ,misalnya diabetes melitus dan penyakit ginjal ). Oleh karena itu pemeriksaan
urin berguna untuk menunjang diagnosis suatu penyakit. Pada penyakit tertentu, dalam urin
dapat ditemukan zat zat patologik antara lain glukosa, protein dan keton ( Probosunu, 1994
)
VIII. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan kelompok kami ( sembilan ), kami mendapatkan sampel urine C.
Pada saat uji kualitatif warna urine menjadi hijau keruh yang artinya urine tersebut
mengandung glukosa. Dan dari uji kuantitatif kami mendapatkan kadar glukosa dalam urin
sebesar 2 %.