Anda di halaman 1dari 7

Gambar 1 : Reefer Container

Tabel 1 : Dimensi Reefer Container 20 ft

Gambar 2 : Reefer Tank Container

II. Diagram alir penelitian


Dari diagram alir penelitian di atas, dapat dilihat, bahwa permasalah
awal terletak pada Cost (Biaya) yang besar dikeluarkan produsen susu dan
profit yang kecil didapatkan oleh produsen susu, dikarenakan pengiriman
susu masih menggunakan jalur darat, dengan menggunakan truk. Melihat
potensi jalur laut Indonesia, pengiriman susu bisa dikembangkan dengan
melalui jalur laut. Opsi-opsi pengiriman jalur aut diberikan untuk memilih
mana opsi yang paling optimum. Di sektor hulu terdapat opsi pengiriman
melalui jasa EMKL ataupun melalui perusahaan pelayaran. Sedangkan alat
pengirimannya menggunakan 3 opsi, yaitu, reefer container 20 ft, 40 ft, dan
reefer tank. Sedangkan sektor hulu, opsi pengiriman juga melalui jasa EMKL
ataupun melalui perusahaan pelayaran. Sedangkan alat pengirimannya
hanya menggunakan reefer 20 ft. dari opsi-opsi tersebut, nantinya akan
dibandingkan dengan jalur darat, dan dipilih mana opsi pengiriman yang
paling optimum, yaitu minimum cost dan maksimum profit.
Gambar 3 : Konsep Alur Rantai Pasok Susu dan Produk Turunannya

III. Pemetaan Rantai Pasok Susu Sapi dan Produk Turunannya Jalur
Darat/Existing

Gambar 4 : Proses Rantai Pasok Kondisi Existing

IV. Pemetaan Rantai Pasok Susu Sapi dan Produk Turunannya Jalur
Laut/Planning

Gambar 5 : Planning Proses Rantai Pasok Susu Sapi dan Produk Turunannya
V. Proses di Koperasi
1. Pasteurisasi

Gambar 6 : Mesin Pasteurisasi Plate Heat Exchanger (PHE)

Tujuan dilakukannya proses pasteurisasi adalah :


Untuk membunuh bakteri pathogen, yaitu bakteri-bakteri yang
berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia
(mycobacterium tubercolosis).
Untuk membunuh bacteri tertentu yaitu dengan mengatur
tingginya suhu dan lamanya waktu pasteurisasi.
Untuk mengurangi populasi bakteri dalam bahan susu.
Untuk mempertinggi atau memperpanjang daya simpan bahan.
Dapat memberikan atau menimbulkan cita rasa yang lebih
menarik konsumen.
Pada pasteurisasi susu, proses ini dapat menginaktifkan fosfatase dan katalase,
yaitu enzim-enzim yang membuat susu cepat rusak.
VI. Proses di Perusahaan Pelayaran dan Pelabuhan
Gambar 7 : Gambaran Umum Alur Pengiriman Barang

VII. Proses Pasar


Tabel 2 : Pangsa Pasar Produk Pabrik Pengolah

NO PASAR PRODUK
. PABRIK PENGOLAH
1 JAKARTA
2 BANDUNG
3 SEMARANG
4 MEDAN
5 SURABAYA
6 DENPASAR
7 MAKASSAR

VIII. Opsi pengiriman Pengiriman Jalur Laut

Sektor Hulu/Inbound (Koperasi-Pabrik)

Menggunakan peti kemas reefer 20 ft melalui jasa EMKL.

Menggunakan peti kemas reefer 20 ft melalui jasa perusahaan


pelayaran langsung.

Menggunakan tangki peti kemas reefer melalui jasa EMKL.


Menggunakan tangki peti kemas reefer melalui jasa perusahaan
pelayaran langsung.

Menggunakan peti kemas reefer 40 ft melalui jasa EMKL.

Menggunakan peti kemas reefer 40 ft melalui jasa perusahaan


pelayaran langsung.

Sektor Hilir/Outbound (Pabrik Pengolah-Pasar)

Menggunakan peti kemas reefer 20 ft melalui jasa EMKL.

Menggunakan peti kemas reefer 20 ft melalui jasa perusahaan


pelayaran langsung.

Nanti dari berbagai Opsi pengiriman tersebut, dipilih salah satu yang
mengeluarkan biaya paling murah, baik di sektor Hulu/Inbound maupun sektor
Hilir/Outbound.

Gambar 8 : Peta Distribusi Susu Sektor Hulu

Gambar di atas menunjukkan peta distribusi susu sektor hulu, yaitu dari
pabrik pengolah di Nongkojajar Pasuruan menuju ke pabrik pengolah di
Jakarta. Garis merah menunjukkan rute pengiriman susu menggunakan jalur
darat (Existing), sedangkan garis hijau menunjukkan rute pengiriman susu
menggunakan jalur laut.
Gambar 9 : Peta Distribusi Susu Sektor Hilir

Gambar di atas menunjukkan peta distribusi susu sektor hilir yaitu dari pabrik
pengolah di Jakarta menuju pasar Surabaya dan Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai