Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan industri di Indonesia dewasa ini cukup pesat. Sehubungan dengan


hal itu, perguruan tinggi sebagai tempat yang menghasilkan sumber daya manusia
berkualitas berkepribadian mandiri dan memiliki kemampuan intelektual yang baik harus
semakin meningkatkan mutunya

Universitas Brawijaya (UB) Malang sebagai salah satu institusi (perguruan tinggi)
di Indonesia berupaya mengembangkan sumber daya manusia dan IPTEK guna menunjang
pembangunan industri, serta sebagai research university untuk membangun pengembangan
kawasan timur Indonesia. Lulusan Universitas Brawijaya diharapkan siap untuk
dikembangkan ke bidang yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Sejalan dengan upaya
tersebut, kerjasama dengan industri perlu untuk ditingkakan, yang dalam hal in bias
dilakukan dengan jalan studi ekskursi, kerja praktek, magang, join research dan lain
sebagainya.

Wawasan mahasiswa tentang dunia kerja yang berkaitan dengan industrialisasi


sangat diperlukan. Hal ini sehubungan dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara
berkembang, selain itu energi yang dibutuhkan oleh industri tersebut semakin meningkat
maka diperlukannya pengembangan lebih lanjut mengenai sumber energi dan efisiensi
sistem kelistrikan.

PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik adalah salah satu pembangkit listrik yang
memproduksi energi listrik dengan jumlah yang relatif besar untuk kemudian disalurkan ke
sistem interkoneksi Jawa Bali. Dalam pengoperasiannya sistem ini banyak berkaitan
dengan mekanika, kelistrikan maupun system control, dimana sebagian dasar-dasar dari
ilmu dan operasi tersebut telah didapatkan dibangku kuliah, selain itu dengan adanya kerja
praktek ini diharapkan mahasiswa data mengenal kondisi serta situasi secara nyata
dilapangan kerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
1.2 Tujuan

Tujuan pelaksaan kerja praktek di PT PJB Unit Pembangkitan Gresik untuk


mengetahui dan mempelajari proses pembangkit listrik dan sistem manajemen
pemeliharaan Screen Wash Pump untuk menjaga efisiensi dan reliability pada PLTU.

1.3 Batasan Masalah Kerja Praktek

Mengingat luasnya bidang kerja yang ada, maka akan diambil beberapa batasan
masalah dalam laporan kerja praktek ini. Adapun batasan masalahnya antara lain :

1. Hal- hal formal seperti profil, departemen dan lain - lain didapatkan dari penjelasan
petugas yang dikunjungi serta studi literatur di perpustakaan PT. PJB
2. Data data tentang menajemen perawatan, metode perawatan dan contoh kasusnya
didapatkan dari data yang teredia di HAR Mesin (Corrective Maintenance) dan
Central Control Room (CCR) PLTU Unit 3 dan 4.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tempat dan waktu dilaksanakannya kerja praktek yaitu :

Tempat : PT Pembangkitan Jawa Bali UP Gresik Jl. Harun Tohir, Gresik 61112
Waktu : 1 Februari 2016 29 Februari 2016

1.5 Metode Penelitian

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode metode berikut :

1. Metode Studi Literatur


Merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca mempelajari dan
memahami buku-buku referensi dari berbagai sumber, baik itu dari perpustakaan
PT.PJB UP Gresik, manual book perusahaan, pencarian di textbook atau diktat kuliah.
2. Metode observasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada
objek penelitian.
3. Metode Interview
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai karyawan
dan staf yang berkaitan dengan peralatan atau permasalahan yang dibahas.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis membaginya dalam enam bab
dan tiap tiap bab terdiiri dari beberapa sub bab. Sistematika laporan kerja praktek ini
adalah sebagai berikut :

1. Bab 1 Pendahuluan
Dalam bab ini menjelaskan latar belakang tujuan, batasan masalah kerja
praktek, waktu dan tempat pelaksaan, metode penelitian serta sistematika penulisan
2. Bab 2 Profil Perusahaan dan K3
Bab ini berisi tentang profil perusahaan dan K3 pada PT. PJB UP Gresik.
3. Bab 3 Sistem Operasi dan Manajemen Pemeliharaan PLTU
Bab ini berisi tentang system operasi dan manajemen perawatan yang
dilakukan oleh PT PJB UP Gresik dalam menjaga performasi pembangkit
4. Bab 4 Pemeliharaan Condenser
Berisi proses dan metode pemeliharaan screen eash pump untuk menjaga
efisiensi PLTU
5. Bab 5 Penutup
Bab 5 ini berisi kesimpulan dan saran hasil kerja praktek

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN DAN K3

2.1 Sejarah PT.PJB Gresik

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 2.1 PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik

Unit Pembangkitan Gresik terbentuk berdasarkan surat keputusan direksi PLN


NO.030.K/023/DIR/1980, tanggal 15 Maret 1980. Unit Pembangkitan Gresik merupakan
Unit kerja yang dikelola oleh PT. PLN (Persero) pembangkitan dan penyaluran Jawa
bagian timur dan Bali (PLN Kitlur JBT).
Kemudian, berdasarkan surat keputusan Dirut PLN No.006.K/023/DIR/1992
tanggal 4 Februari 1992, terbentuknya lagi sektor Gresik baru dengan kapasitas 1578 MW,
selanjutnya berdasarkan surat keputusan Dirut PLN PJB No.023.K/023DIR/1996 tanggal
14 Juni 1996 tentang penggabungan Unit pelaksana Pembangkitan Sektor Gresik dan
Sektor Gresik Baru menjadi PT.PLN PJB UP Gresik
Kemudian pada tanggal 30 mei 1997 Dirut PT PLN PJB II mengeluarkan surat
keputusan No.021/023/DIR/1997 tentang perubahan sebutan Sektor menjadi Unit
Pembangkitan, sehingga namanya berubah menjadi PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik
Jawa Bali II Unit pembangkitan Gresik (UP Gresik). Pada tanggal 24 juni 1997 Dirut PT
PLN PJB II mengeluarkan surat keputusan No.024A.K/023/DIR/1997 tentang pemisahan
fungsi pemeliharaan dan fungsi operasi pada PT PLN PJB II.
Dengan perkembangan organisasi dan kebijakan manajemen maka sejak tanggal 3
Oktober 2000. PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali II berubah nama menjadi
PT. Pembangkitan Jawa Bali (PT. PJB).
PT. PJB hanya menjalankan bisnis membangkitkan energi listrik dari enam Unit
Pembangkitan (UP) yang dimliki yaitu :
UP Gresik (2.239 MW)
UP Paiton (800 MW)
UP Muara Karang (908 MW)
UP Muara Tawar (920 MW)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
UP Cirata (1.008 MW)
UP Brantas (281 MW)

2.2 Kegiatan Usaha

Kegiatan usaha ini adalah memproduksi energy listrik dan kesiapan operasi
pembangkit dengan total daya terpasang sebesar 2.239 MW yang terdiri dari :

Tabel 2.1 Daftar Unit pada UP Gresik dan Perkembangannya

Pada tahun 1999 UP Gresik mampu memproduksi energi listrik sebesar 12.814
GWh per tahun yang kemudian disalurkan melalui jaringan Tegangan Tinggi dan Jaringan
Ekstra Tinggi (150 KV dan 500 KV) ke sistem interkoneksi Jawa Bali. Mekanisme
kontrak jual beli dengan penyampaian produk ke pelanggan (PJB) dikirim langsung
melalui saluran udara tegangan tinggi 150 KV dan tegangan ekstra tinggi 500 KV dalam
system Jawa Madura Bali (JAMALI).

2.3 Deskripsi dan Struktur Organisasi


2.3.1 Deskripsi organisasi

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Sejak 2 Januari 1998 Organisasi UP Gresik mengalami perubahan mengikuti
perkembangan organisasi di PLN PJB II yang fleksibel dan dinamis sehingga mampu
menghadapi dan menyesuaikan situasi bisnis yang selalu berubah. Tujuan PT. PJB UP
Gresik adalah menyelanggarakan usaha ketenagalistrikan dengan mengoperasikan dan
memelihara unit-unit pembangkit secara handal dan efisien sebagaimana motto Your
Reliable Power Plant. Tata nilai yang telah ditetapkan dan dikembangkan oleh PT. PJB
kantor pusat, yaitu : Integritas, Keunggulan, Kerjasama, Pelayanan dan Sadar Lingkungan.

2.3.2 Struktur organisasi

PT. PJB Unit Pembangkitan telah disempurnakan pada tanggal 21 Oktober 1999,
kemudian disempurnakan pada 25 februari 2003 dan kemudian mendapat penyempurnaan
kembali pada 19 Januari 2006. Struktur Organisasi Unit PT. PJB Sektor Gresik yang
sebelumnya dapat dilihat pada bagan berikut :

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Unit Terbaru PT.PJB UP Gresik

2.4 Visi dan Misi Perusahaan


2.4.1 Visi Perusahaan

Visi dari PT. PJB UP Gresik adalah menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik
di Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia TO BE AN INDONESIAN
LEADING POWER GENERATION COMPANY WITH WORLD CLASS STANDARDS.

2.4.2 Misi Perusahaan

Misi dari PT. PJB UP Gresik yaitu

Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola
pembangkitan dan sinergi business partner dengan metode best practice dan
ramah lingkungan
Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi
teknik dan manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis.
Untuk itu PJB mengimplementasikan berbagai sistem manajemen best practice,
yang antara lain:
Manajemen asset pas 55
Manajemen SDM berbasis kompetensi
Manajemen resiko
Manajemen Mutu ISO 9000
Manajemen Lingkungan ISO 14000
K3 OHSAS 18000
Manajemen GCG,
Manajemen Teknologi Informasi,
Knowledge Management
Manajemen Baldrige,
Manajemen House Keeping 5S
Manajemen Pengamanan, dan
Sistem Manajemen Terpadu (PJB Integrated Management Sistem)

2.5 Unit-unit PT. PJB UP Gresik


2.5.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Pembangkit listrik tenaga gas atau yang biasanya disingkat dengan PLTG adalah
pembangkit listrik yang menghasilkan lisrik dengan memanfaatkan daya yang
dibangkitkan oleh turbin gas. Peralatan utama PLTG adalah starter, kompressor, ruang
bakar, turbin gas, generator dan trafo utama

Bahan bakar yang digunakan adalah minyak solar (HSD) dan gas alam. Starter
menggunakan motor diesel yang bertujuan agar unit ini dapat dioperasikan tanpa harus
menunggu tenaga listrik dari luar (Sangat ideal untuk mengatasi pemadaman total / totally
black out).

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 2.3 Alur Proses Produksi PLTG Gresik

2.5.2 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) adalah pembangkit siklus ganda
(combined cycle) yang peralatan utamanya terdiri dari sistem turbin gas dengan
generatornya. Heat Recovery Steam Generator (HRSG), turbin uap dengan generatornya
dan alat pendukung lainnya.

Gambar 2.4 Alur Proses Produksi PLTGU Gresik


2.5.3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang menghasilkan


lsitrik dengan memanfaatkan daya yang dibangkitkan oleh sistem turbin uap dalam proses
produksi PLTU peralatan utama adalah kondensor, pompa, boiler, turbin uap, generator,

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
trafo utama, dan alat bantu (auxiliary). Uap yang dihasilkan dari boiler digunakan untuk
memutar turbin uap. Uap yang telah digunakan untuk memutar turbin, selanjutnya
didinginkan dengan menggunakan air laut didalam kondensor untuk dikondensasikan dan
dipompakan kembali ke dalam boiler untuk dipanaskan lagi agar menjadi uap yang
bertekanan. Dalam siklus ini digunakan siklus tertutup. Generator dikopel dengan turbin
dan keluaran generator disalurkan melalui trafo utama untuk dinaikan tegangannya
kemudian diteruskan kejaringan / sistem.

Gambar 2.5 Alur produksi PLTU Gresik

2.6 Unit unit Penunjang


Sebagai unit penunjang pusat listrik baik PLTU, PLTG maupun PLTGU Gresik
terdapat beberapa peralatan penting antara lain sebagai berikut :
a. Pelabuhan / jetty
Sebagai sarana penerimaan BBM dari pertamina
b. Gas station
Suatu peralatan kelengkapan penerimaan BBG dari pertamina

c. Water intake
Berfungsi sebagai saluran air pendingin utama kondenser dan juga sebagai
saluran masuk air laut yang akan diolah menjadi air tawar untuk kepentingan
pembangkitan tenaga listrik

d. Desalination plant

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Merupakan kumpulan peralatan yang berfungsi untuk menghilangkan
kandungan garam dari air laut sehingga didapatkan produk berupa air tawar sebagai
fluida kerja untuk PLTU dan PLTGU.
e. Demineralized Plant
Merupakan kumpulan peralatan yang digunakan untuk mengolah air laut yang
sudah tawar menjadi air demineralized yaitu air yang kandungan mineralnya dibuat
serendah mungkin.
f. Make Up Water dan Raw Water Tank
Berfungsi sebagai wadah penampungan air dari hasil pengolahan air dari air laut
(Asin) menjadi air tawar yang mana kandungan mineralnya sudah di hilangkan.
g. Water treatment
Suatu unit pengolahan air pengisi ketel, yang prosesnya adalah dengan sistem
penukar anion dan kation sehingga air yang diproses memiliki nilai conductivity yang
sangat rendah dan memenuhi syarat digunakan sebagai fluida kerja pada pembangkit.
h. Waste water treatment
Berfungsi untuk mengolah limbah air yang berasal dari proses yang terdapat
pada unit PLTGU, dimana pH (toleransi pH yang ditentukan adalah 6,5-8) dan zat
zat kimia lainnya yang berbahaya di netralkan terlebih dahulu sebelum dibuang kelaut.
i. Clorination / Chloropac plant
Suatu peralatan yang memproduksi clor untuk injeksi pada air laut sebagai
media pendingin kondensor agar zat-zat renik dan biota laut tidak menempel pada
saluran pipa pendingin.
j. Hidrogen plant
Pendingin pada generator sangat diperlukan. Pada generator milik PT. PJB Unit
Pembangkitan PLTGU Gresik menggunakan gas hidrogen sebagai pendinginannya,
untuk itulah dibangun hidrogen plant yang berfungsi sebagai tempat untuk
memproduksi gas hidrogen.
k. Fuel / oil treatment plant
Unit pengolahan minyak untuk mendapatkan kondisi BBM / HSD yang
berkualitas baik dan memenuhi syarat.

2.7 Jenis bahan bakar PT PJB UP Gresik


Ada dua jenis bahan bakar yang digunakan di unit pembangkit gresik, yaitu :

Bahan bakar HSD / MFO dipasok dengan kapal Tanker.


Bahan bakar gas (gas alam) dipasok melalui pipa bawah laut yang berasal dari HESS
dan dari Madura (KODECO).

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Berikut ini adalah bahan bakar yang digunakan dalam tiap-tiap pembangkit :

PLTG Gresik menggunakan bahan bakar HSD / Gas


PLTG Gili Timur Madura menggunakan bahan bakar HSD
PLTU Gresik menggunakan bahan bakar MFO / Gas
PLTGU Gresik menggunakan bahan bakar HSD / Gas
Untuk menghasilkan energi listrik sebesar 12.814 GWh per tahun membutuhkan
bahan bakar gas 108.738.449 MMBTU; MFO 80.617 kiloliter, HSD 978 kiloliter, air
penambah boiler 360.000 ton; dan air servis 540.000 Ton. Air servis berasal dari proses
distilasi air laut atau bisa juga menggunakan air PDAM, dan air penambah boiler 360.000
ton; dan air servis 540.000 Ton. Air servis berasal dari proses distilasi air laut atau bisa
juga menggunakan air PDAM dan air penambah boiler diambilkan dari distilasi yang
diproses menjadi air demineral, sedangkan air pendingin kondensor menggunakan air laut
dengan sistem sirkulasi terbuka, dan satu kali laluan (one through). Kinerja operasi UP
Gresik beberapa tahun terakhir menunjukan bahwa hasil Availability Factor (AF) dan
Forced Outage Rate (FOR) lebih baik dibandingkan dengan standart kelas dunia dari
NERC 9 (North America Electric Reability Council).

2.8 K3 Unit Sistem PLTU dan PLTGU


Kecelakaan kerja sering terjadi pada suatu perusahaan. Kecelakaan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor, terutama disebabkan oleh faktor manusia dan peralatan
peralatan dalam perusahaan itu sendiri. Tujuan utama dari K3 adalah agar setiap tenaga
kerja dan setiap orang yang berada di suatu tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan
selamat, melindungi sumber-sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan
efisien serta untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kerja. Dalam perusahaan-
perusahaan besar dibentuk suatu organisasi yang menangani berbagai hal yang berkaitan
dengan K3

2.9 Alat Pelindung Diri


Adalah alat seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya / kecelakaan
kerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
1. APD topi pengaman (safety helmet)

Gambar 2.6 Safety Helmet

Untuk pengaman kepala dari tegangan listrik yang terbatas, tahan terhadap
tegangan listrik tinggi dan melindungi dari sinar matahari
2. APD muka dan mata
APD jenis ini fungsinya untuk melindungi muka dan mata dari pengaruh radiasi
tertentu.

3. APD pernapasan
APD Jenis ini fungsinya untuk melindungi pencemaran oleh gas atau uap dan
pelindung tangan.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 2.7 Safety Gloves dan Safety Respirator Mask

4. APD telinga (ear protector)


APD jenis ini fungsinya untuk menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan
frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu. Daya atenuasi (Daya lindung)
sumbat telinga adalah 25-30 dB. Apabila ada kebocoran akan dapat mengurangi atenuasi
sampai 15 dB.

Gambar 2.8 Ear Plugs

5. APD KAKI
APD jenis ini fungsinya untuk melindungi kaki dari tusukan dan bahaya listrik.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 2.9 Safety Shoes

6. SAFETY BELT
Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan
pada perkerjaan kontruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler. Harus dapat
menahan beban sebesar 80 kg.

2.10 Program K3
Program kerja K3 merupakan suatu jadwal yang terstruktur dalam jangka waktu
tertentu yang berisi rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh bidang K3 dan P2K3 yang
disusun dan disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan perusahaan dalam jangka waktu
satu tahun antara lain :
a. Safety meeting P2K3
b. Test fire water pump PLTU
c. Test fire water pump PLTGU
d. Pemeriksaan lift
e. Pengecekan perlengkapan P3K
f. Pengecekan APAR
g. Penimbangan ASPAR
h. Pengecekan kelengkapan hydrant
i. Flushing hydrant
j. Ceramah K3 dari DEPNAKER
k. Ceramah P3K dari Depkes
l. Penyuluhan / pelatihan praktek
m. Penilaian kebersihan lingkungan
n. Mengikuti hydrotest 1 fire
o. Pemantauan mingguan dari staf safety
Selain beberapa program di atas, K3 juga mempunyai pekerjaan rutin harian seperti
melakukan cek kebocoran gas, pemantauan lapangan dan bahaya kebakaran.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
2.11 Keselamatan Kerja

Menurut Undang-Undang keseamatan kerja, syarat-syarat keselamatan kerja


seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya. Selain itu juga dilengkapi dengan alat
perlindungan diri (personal protective device).

Alat demikian harus memenuhi persyaratan antara lain :

Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya


Enak dipakai
Tidak mengganggu
Adapun alat pelindung diri yang dimaksud adalah safety helmet (kepala), kaca mata
(mata), sarung tangan (tangan), ear plug (telinga), safety shoes (kaki), masker khusus /
respirator (pernapasan), baju kerja (tubuh).

2.12 Safety Action

Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi dan menanggulangi hal-


hal yang bisa mengakibatkan terhambatnya kegiatan operasional maupun keselamatan
kerja. Adapun beberapa tindakan yang harus dilakukan yaitu antara lain :

a. Pemasangan papan perintah untuk memakai alat pelindung diri (APD) seperti
safety helmet, safety shoes, pelampung, kaca mata pengaman, sarung tangan,
masker dan lain lain.
b. Untuk petugas yang melakukan perbaikan ataupun perawatan baik yang sedang
beroperasi maupun yang tidak hendaknya memakai APD.
c. Larangan merokok di area perusahaan karena dikhawatirkan dapat menyebabkan
terjadinya kebakaran sebab adanya gas gas yang mudah terbakar.
d. Mengenali dan memperbaiki kondisi kondisi yang dapat menimbulkan bahaya
dengan cara menghilangkan rintangan-rintangan dari lorong-lorong atau gang,
tangga dan jalan dan menghilangkan cairan-cairan licin yang berbahaya.
e. Menghindari kecelakaan yang disebabkan oleh situasi dengan cara mematuhi
larangan-larangan atau tanda perhatian , bahaya ,serta gunakan jalan masuk,
tangga dan lorong yang diperbolehkan dan juga hindari gurauan ketika berjalan.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
f. Menggunakan peralatan dan perlengkapan pelindung diri dengan tepat dan benar
sesuai prosedur yang telah diberikan.
g. Meningkatkan kebersihan lingkungan sebab lingkungan yang kotor dapat
menimbulkan adanya tikus dan rayap yang dapat merusak alat-alat vital dan
dokumen-dokumen penting.
h. Mengikuti kegiatan diklat dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan
keahlian.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
BAB III

PROSES OPERASI DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PLTU

3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang


memanfaatkan energi panas dari uap (steam) untuk memutar turbin sehingga dapat
digunakan untuk membangkitkan energi listrik melalui generator. Steam yang
dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air yang berada pada boiler akibat
mendapatkan energi panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Secara garis besar sistem
pembangkit listrik tenaga uap terdiri dari beberapa peralatan utama diantaranya : boiler,
turbin, generator, dan kondensor.

Untuk menghasilkan uap guna menggerakkan turbin, air yang dimasukkan ke


dalam ketel uap berupa air tawar yang merupakan hasil distilasi dari air laut dengan
menggunakan sistem evaporasi. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dioperasikan
dengan menggunakan bahan bakar gas. Proses produksi dimulai dengan masuknya air
pengisi boiler yang telah di-treatment sehingga air pengisi boiler merupakan air murni,
dimana air pengisi boiler sebelum ke boiler melaui Low Pressure Heater (LPH),
Deaerator, dan High Pressure Heater (HPH). Selanjutnya air pengisi boiler masuk ke
boiler untuk dipanaskan menjadi uap kering. Uap kering keluaran boiler memilki tekanan
169 kg/cm2 dan temperatur 540o C, yang selanjutnya digunakan untuk menggerakkan
turbin uap dengan putaran 3000 rpm. Turbin uap pada PLTU memiliki 3 tingkatan yaitu :
High Pressure (HP) Turbine, Intermediate Pressure (IP) Turbine, dan Low Pressure (LP)
Turbine.

Uap kering keluaran boiler digunakan untuk memutar HP Turbin, kemudian IP


Turbin. Uap kering dari HP Turbin dipanaskan lagi dengan dengan reheater dan yang
terakhir setelah dari IP Turbin digunakan untuk menggerakkan LP Turbin. Uap keluaran
dari LP Turbin dialrakan ke kondensor untuk dikondensasi menjadi fase liquid. Air yang
digunakan selama proses produksi akan mengalami pengurangan, sehingga diperlukan
make up water (air penambah) untuk mensuplai kebutuhan proses produksi selanjutnya.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Rotor generator dipasang seporos dengan turbin maka rotor generator ikut berputar
apabila turbin berputar. Dengan berputarnya rotor generator dihasilkan tenaga listrik
sebesar 200 MW pada tiap unit 3 dan 4. Jika menjelaskan tentang siklus kerja PLTU, hal
pertama yang diketahui adalah bahan baku PLTU itu sendiri yakni air serta bahan bakar
tentunya. Air yang digunakan dalam siklus PLTU adalah air demineralized yakni air yakni
air yang mempunyai kadar conductivity (kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar
0,2 microsiemens. Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari
mempunyai kadar conductivity sekitar 100-200 s. Untuk mendapatkan air demineralized
ini menggunakan desalination plant dan water treatment plant yang tersedia pada unit
PLTU.

Jika dilihat secara sederhana maka siklus PLTU sama dengan memasak air dalam
panci tertutup dimana saata ir menguap dan suhu air semakin tinggi air akan memaksa
tutup panci untuk lepas karena tekanan dari uap tersebut. Metode yang sama pun
digunakan pada PLTU, uap bertekanan inilah yang digunakan untuk memutar turbin untuk
menghasilkan energy listrik.

Pada PT PJB UP Gresik terdapat 4 unit PLTU dengan kapasitas produksi listrik
untuk PLTU unit 1 & 2 yaitu 100 MW tiap unit, dan PLTU unit 3 & 4 yaitu 200 MW tiap
unit. Sehingga kapasitas total produksi listrik pada PLTU sebesar 600 MW. Secara singkat
alur proses produksi listrik pada PLTU dapat dilihat pada gambar 3.1

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 3.1 Proses Pembangkitan Listrik pada PLTU

3.1.1 Komponen utama PLTU

1. Boiler

Boiler adalah ketel uap yang berfungsi untuk merubah air menjadi uap superheat
yang bertemperatur dan bertekanan tinggi. Proses memproduksi uap ini disebut steam
raising (pembuat uap)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 3.2 Boiler

Data data boiler PLTU unit 3 dan 4 :

Tipe : IHI FW SR Single drum natural circulating reheat

Tahun Pembuatan : 1987

Jumlah :2

Kapasitas : 400.000 kg/jam

Tekanan : 110 kg/cm2

Temperatur : 513 C

Evaporation : 643.000kg/jam

Reheat steam flow : 523.000 kg/jam

Draft system : Forced draft

Bahan bakar : main residual oil / gas

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Komponen-komponen boiler :

a. Superheater

Berfungsi mengubah uap jenuh menjadi uap panas lanjut (superheated


steam) yang uapnya keluar dari High Pressure Steam Drum. Dalam hal ini uap dari
HP steam drum dialirkan ke superheater agar diperoleh uap kering pada suhu tinggi.
Komponen superheater terdiri dari pipa-pipa berbentuk coil.

b. Economizer

Economizer adalah alat yang berfungsi untuk memanaskan air yang akan
masuk ke boiler dengan memanfaatkan kalor dari gas hasil pembakaran yang
meninggalkan superheater sehingga panas dari gas tersebut dapat dimanfaatkan
maksimal dan dapat meningkatkan efisiensi boiler karena air yang masuk ke boiler
sudah memiliki temperatur yang cukup tinggi.

c. Steam drum

Steam drum adalah suatu alat yang berfungsi sebagai penampung air
pengisi, penampung uap dari pipa penguapan , pemisah uap terhadap unsur air yang
terbawadalam penguapan dan juga tempat pengaturan kualitas bila terjadi
pencemaran.

Gambar 3.3 Steam Drum

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
d. Tube water wall

Merupakan dinding pipa air yang mengelilingi ruang bakar pada boiler
tersebut. Untuk mengisi air dalam tube water wall adalah air dari water drum melalui
pipa downcomer diluar ruang bakar menuju header masing masing water wall yang
terletak di bagian bawah ruang bakar.

f. Force draft fan (FDF)

Merupakan alat bantu untuk memasok udara untuk proses pembakaran ke


dalam boiler. Dua FDF ditempatkan untuk tiap pembangkit uap dengan desain
kapasitas dari 2 fan tersebut dalam operasi parallel adalah mencakup perkiraan
jumlah aliran udara pada maximum continuous rating (MCR) pada Hemperature rata-
rata 40 C.

Gambar 3.4 Force Draft Fan

g. Gas injection fan (GIF)

Berfungsi sebagai pendorong bahan bakar yang akan masuk ke dalam ruang
bakar.

h. Air heater

Adalah peralatan untuk memanaskan udara yang dimasukkan ke boiler oleh


FDF dengan memanfaatkan gas buang hasil pembakaran dalam furnace boiler yang
telah melewati economizer. Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk menaikkan
efisiensi.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
i. Igniter

Igniter adalah alat yang berfungsi sebagai pemicu burner.

j. Burner

Adalah alat pembakar campuran bahan bakar gas dengan udara didalam
furnace boiler.

k. Feedwater system

Adalah sistem pengisian air boiler secara terus menerus dengan kualitas
yang terjaga (tekanan, temperatur, mutu air). Sistem ini terdiri dari :

- Condensate pump
Yaitu pompa yang digunakan untuk memompa air pengisi dari hotwell ke
deaerator.
- Low Pressure Heater (LPH)
Adalah alat pemanas air pengisi sebelum menuju ke deaerator dengan
memanfaatkan uap bekas turbin bertekanan rendah. Pada PLTU unit 3 dan 4
terdapat 4 buah LPH.

Gambar 3.5 LP Heater

- Deaerator
Deaerator berfungsi untuk : pemanas air sebelum dipompa ke drum water,
pengurai oksigen yang terlarut dalam air, tempat penampung total head suction
pompa air pengisi drum, dan tempat penginjeksian hydrazine untuk menjaga
kualitas air boiler.
- Boiler feed pump (BFP)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Boiler feed pump adalah pompa bertekanan tinggi yang berfungsi
memompa air dari deaerator menuju high pressure heater (HPH) yang selanjutnya
menuju economizer.
- High pressure Heater
Adalah alat pemanas air pengisi lanjut tekanan tinggi dengan menggunakan
uap bekas turbin sebagai media pamanasnya sebelum masuk economizer.

2. Turbin

Turbin adalah mesin rotasi yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi
energi mekanik. Uap berekspansi diturbin dengan urutan dari boiler dengan tekanan dan
suhu tinggi mengalir melalui nozzle sehingga kecepatannya naik sedangkan tekanannya
akan turun. Disini energi potensial dirubah menjadi energi kinetik. Uap dengan
kecepatan tinggi diarahkan untuk mendorong sudu-sudu gerak sehingga mengakibatkan
poros turbin berputar. Disini energi kinetik diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran.

Turbin uap unit 1 & 2 : tandem compound 1 silinder


Turbin uap unit 3 & 4 : tandem compound 4 silinder

Gambar 3.6 Turbin Uap

Data turbin pada PLTU unit 3 dan 4 :

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Tipe : TCDF

Pabrik : Toshiba

Tahun pembuatan : 1980

Kapasitas : 200 MW

Putaran : 3000 rpm

Ekstrasi : 8 buah

Tekanan uap masuk : 169 kg/cm2

Temperatur : 538o C

Tekanan gas buang : 65 mmHg (abs)

Bagian-bagian utama turbin uap pada PLTU 3 dan 4 yaitu :

a. Rumah turbin (casing)

Rumah turbin adalah cover atau tutup sudu putar dan sudu tetap sehingga
terjadi gerakan berputar saat turbin dialiri uap.

b. Rotor

Rotor merupakan bagian yang bergerak pada turbin, dimana sudu putarnya
menempel ke bagian shaft / poros turbin dari sudu putar awal hingga akhir.

d. Main stop valve

Merupakan suatu katup untuk mengalirkan atau menghentikan uap kering


dari boiler yang akan masuk turbin.

e. Bantalan / bearing

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Bantalan yaitu titik kontak atau titik tumpu antar bagian yang tetap dan
bagian yang berputar pada turbin. Karena merupakan titik kontak maka pelumas
harus dijaga tetap konstan.

f. Sistem pompa minyak pelumas dan hidrolik

Pompa minyak pelumas sangat penting keberadaanya pada turbin karena


jika bantalan tidak diberi pelumas maka dapat merusak dan akibatnya sangat fatal.
Adapun pompa hidrolik pada turbin berfungsi untuk membuka dan menutup MSV dan
CV (katup utama dan katup pengaturan turbin)

g. Main Oil Tank

Merupakan tanki untuk menampung semua minyak pelumas setelah dipakai


melumasi bantalan turbin.

h. Steam seal turbine

Steam seal turbine adalah sistem yang berfungsi untuk mencegah kebocoran
uap pada sisi tekanan tinggi maupun pada sisi tekanan rendah dengan memanfaatkan
uap yang dialirkan pada suatu sistem labirin sehingga dapat mencegah dan
menghalangi uap bertekanan dari turbin.

i. Steam ejector

Steam ejector adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mempertahankan


vakum didalam kondensor sehingga uap bekas turbin terkondensasi pada kondisi
mendekati vakum dan meningkatkan efisiensi.

k. Circulating Water Pump (CWP)

CWP adalah pompa air pendingin kondensor yaitu air laut yang dipompa
dimasukkan kondensor.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 3.7 CWP

3. Kondensor

Kondensor berfungsi mengubah uap menjadi air. Uap bekas turbin dengan kondisi
basah masuk ke kondensor yang dalam keadaan vakum. Proses kondensasi
(pengembunan) terjadi dengan mengalirkan air pendingin pipa pipa kondensor dan uap
berada diluar pipa-pipa. Hasil dari kondensasi ditampung pada hotwell kemudian
dipompa kembali ke boiler dengan melalui pemanas Posisi kondensor biasanya terletak
dibawah turbin sehingga memudahkan aliran uap masuk.

Gambar 3.8 Kondensor PLTU Gresik

4. Generator

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Generator berfungsi untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Kapasitas generator dari waktu ke waktu berkembang semakin besar dengan teknologi
konstruksi dan rancang bangun yang semakin maju. Kapasitas generator PLTU di
Indonesia sangat bervariasi, karena pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan
energi yang harus dilayani. Konstruksi generator PLTU semuanya menggunakan kutub
medan magnet di rotor. Dimana rotor sebagai medan magnet dan menginduksi rotor. Hal
ini bertujuan untuk memudahkan penyambungan (connection) energi listrik keluar
generator, karena titik terminal penyambungan benda pada rotor.

Generator terpasang satu poros dengan turbin uap yang mempunyai putaran 3000
rpm, menghasilkan tenaga listrik dengan tegangan 15 kV yang kemudian dinaikkan
menjadi 150 kV dengan menggunakan trafo utama untuk disalurkan ke gardu induk atau
ke sistem untuk pendistribusian lebih lanjut kepada konsumen.

Gambar 3.9 Generator PLTU

Data generator di PLTU unit 3 dan 4 :

Type : TASK

Pabrik : Toshiba

Tahun pembuatan : 1987

Arus / tegangan : 9.632 kA / 15 kV

Kapasitas : 250.000 kVA

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Putaran / frekuensi : 3000 rpm / 50 Hz

Faktor daya : 0,8

Arus penguat : 2400 A

Pendingin : Gas Hidrogen

Tekanan gas : 3,2 kg/cm2

Bagian-bagian generator dan pengamannya beserta fungsinya adalah:

a. Casing

Casing terbuat dari baja ringan yang didesain untuk memikul inti stator dan
kumparan-kumparan bagian dalam dan untuk menyangga perapat dan bantalan poros
rotor di plat-plat ujung.

b. Stator

Kumparan stator dibuat dari tembaga yang diisolasi. Inti stator menyalurkan
medan magnet yang polaritasnya selalu berubah sesuai dengan frekuensi arus bolak
balik 50 Hz.

c. Rotor

Rotor generator di kopel dengan poros turbin yang berputar di tengah-


tengah inti stator. Rotor pada hakikatnya adalah sebuah electromagnet yang besar.
Ketika rotor diputar diputar dengan kecepatan tinggi didalam inti stator maka akan
terjadi perubahan medan magnet rotor. Ini akan mengakibatkan medan magnet putar
dalam inti stator yang pada akhirnya akan menginduksikan tegangan bolak balik
dalam kumpran stator.

d. Bearing (bantalan)

Bantalan jurnal yang terbuat dari baja ditempatan pada ujung-ujung rotor
sebagai penunjang agar rotor dapat berputar dengan lancer ditengah-tengah stator.

3.2 Definisi Pemeliharaan

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Tujuan dari program pemeliharaan yang utama adalah melayani kebutuhan operasi,
yaitu untuk pengoperasian pada keadaan base load dan emergency, sesuai kemampuan
unit. Tugas pokok fungsi perencanaan dan pengendalian pemeliharaan (Rendal
Pemeliharaan) adalah :

1. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan Rencana Anggaran Pemeliharaan dan


Anggaran Investasi Unit Pembangkitan untuk memastikan kegiatan pemeliharaan
berlangsung secara ekonomis dan mencegah penyimpangan-penyimpangan
penggunaan anggaran yang mungkin terjadi.
2. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja dan rencana anggaran tahunan
pengendalian pemeliharaan untuk memperlancar kegiatan pengendalian pemeliharaan
sesuai dengan sasaran kinerja perusahaan.
3. Merencanakan pemeliharaan tahunan Unit Pembangkitan untuk mendukung program
pengendalian pemeliharaan yang ditetapkan Divisi Manajemen Pemeliharaan.
4. Membuat Rencana Anggaran Pemeliharaan dan Rencana Anggaran Investasi
Pemeliharaan agar biaya pemeliharaan dapat digunakan secara optimal.
5. Merencanakan dan mengendalikan pemeliharaan preventive, predictive, corrective,
emergency dan modifikasi agar tepat waktu dan sesuai sasaran perusahaan, serta
mempersiapkan overhaul yang persiapannya dilakukan setahun sebelumnya.
6. Merencanakan dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan investasi sesuai jadwal yang
telah ditentukan sehingga Unit Pembangkit memiliki keandalan dan kesiapan yang
maksimal.
7. Mengupdate daftar riwayat dan realisasi pemeliharaan Unit Pembangkitan untuk
kepentingan pembuatan laporan.
8. Membuat laporan mengenai hasil inspeksi Unit Pembangkitan, realisai fisik program
pemeliharaan dan realisasi pemakaian anggaran pemeliharaan dan investasi untuk
bahan evaluasi bagi peningkatan kualitas pemeliharaan dan optimalisasi biaya
pemeliharaan pada tahun tahun mendatang.
9. Memberikan laporan mengenai kegiatan pengendalian pemeliharaan kinerja sebagai
bahan evaluasi bagi manajemen untuk mendukung pengambilan keputusan.
10. Melakukan Proactive Maintenance dengan fokus pada peningkatan kualifikasi
engineering design dan life extension.
11. Melakukan analisa dan optimasi biaya operasi dan pemeliharaan.
12. Membuat dan menyusun laporan kegiatan-kegiatan pemeliharaan.
Alur proses maintenance yang dilakukan bisa dilihat pada bagan seperti berikut

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 3.10 Alur maintenance

Pemeliharaan dilakukan karena ada 2 sebab yaitu :

1. Karena adanya laporan kerusakan (fault reporting) dari operator

2. Karena memang sudah dijadwalkan untuk perawatan berkala.

Pada dasarnya ada dua jenis maintenance yang dilaksanakan di PT. PJB UP Gresik,
yaitu pemeliharaan jangka pendek dan pemeliharaan jangka panjang.

3.21 Pemeliharaan Jangka Pendek

Pemeliharaan ini termasuk jenis Pemeliharaan Rutin, baik yang terencana maupun
tak terencana yang dilakukan terutama untuk tetap menjaga keandalan Unit Pembangkit.

1. FLM (FIRST LINE MAINTENANCE)


FLM (First Line Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
pada saat unit atau peralatan sedang beroperasi atau siaga (stand by)
Kegiatan Corrective Action yang terintegrasi dengan kegiatan Patrol Check
yang dilakukan oleh Operator.
2. PREVENTIVE MAINTENANCE

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Pemeliharaan rutin yang dilakukan atas dasar interval waktu (hari, minggu,
bulan, jam operasi, atau kali operasi) yang telah ditetapkan lebih dulu.
Pelaksanaan preventive maintenance dilakukan tanpa harus melakukan
shutdown unit pembangkit.
Preventive Maintenance dilakukan sendiri oleh staf pemeliharaan rutin.
3. PREDICTIVE MAINTENANCE
Pemeliharaan yang dilakukan atas dasar hasil diagnosa atau condition
monitoring serta kajian failure analysis berdasarkan timbulnya suatu gejala
kerusakan yang dapat diketahui secara dini, sehingga pemeliharaan dapat
dilakukan tepat sebelum terjadinya kerusakan atau kegagalan.
Merupakan kegiatan monitoring secara berkala atas dasar interval waktu,
interval operasi atau kriteria atau kriteria tertentu lainnya yang ditetapkan lebih
dulu.
4. CORRECTIVE MAINTENANCE
Kegiatan pemeliharaan atau perbaikan peralatan yang tidak terjadwal serta
dengan cakupan yang tidak terlalu luas.
Suatu pemeliharaan yang dilakukan untuk mengembalikan (termasuk
memperbaiki dan adjustment) peralatan yang tak bekerja atau berfungsi
sebagaimana mestinya.
5. EMERGENCY MAINTENANCE
Suatu pemeliharaan yang harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan atau akibat lain yang lebih serius.
Kasus emergency terjadi dimana unit mengalami force outafe sehingga
penanganan kerusakan atau kelainan pada emergency maintenance harus
dilakukan segera pada prioritas tinggi.
Perbedaan utama Emergency Maintenance dengan Corrective Maintenance terletak
pada tingginya dampak terhadap operasional Unit maupun keselamtan kerja dan
keselamatan instalasi (safety)

3.2.2 Pemeliharaan Jangka Panjang

Pemeliharaan ini termasuk jenis Pemeliharaan Non Rutin yang terencana semua
sumber dayanya (SDM, Material, dan Waktu Pelaksanaan) sebelum pelaksanaannya. Jenis

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
pemeliharaan yang sudah direncanakan sebelumnya dan dilakukan secara rutin
berdasarkan waktu tertentu.

1. OVERHAUL
Suatu pemeliharaan menyeluruh semua peralatan system yang termasuk dalam
satu paket inspeksi untuk mengembalikan pada kondisi semula.
Merupakan suatu paket pekerjaan besar yang terjadwal untuk pemeriksaan
yang luas dan perbaikan dari suatu item atau peralatan besar untuk mencapai
kondisi yang layak.
2. ENGINEERING / PROJECT / MODIFICATION
Suatu yang dilakukan untuk suatu proyek atau modifikasi peralatan atau unit,
baik untuk mengembalikan atau menambah kemampuan dan keandalan
peralatan atau unit.
Pekerjaan ini bisa bersifat menambah asset atau bisa juga hanya
menyempurnakan kinerja peralatan atau unit. Bila dalam pemeliharaan tersebut
ditemukan kerusakan, maka rendal akan mengeluarkan surat work order untuk
proses repairing ataupun penggantian part (corrective repair) bila diperlukan.

Dari kerusakan-kerusakan yang telah terjadi maka akan dibuatlah report yang akan
dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut kemungkinan akan berdampak pada :

1. Dilakukannya identifikasi tentang pengoptimalan pemeliharaan, bila memang kurang


optimal maka aka nada usaha dari rendal pemeliharaan sendiri untuk mengoptimalkan
kinerjanya.
2. Perubahan manajemen engineering bila memang kerusakan itu berasal dari manajemen
yang salah.
3. Monitoring Key Performance Indicator (KPI) atau bisa disebut dengan parameter
keberhasilan. Monitoring digunakan untuk melihat apakah parameter keberhasilan bisa
tercapai atau tidak.

3.2.3 Struktur Organisasi Pemeliharaan

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 3.11 Struktur organisasi

3.3 Manajemen Pemeliharaan

3.3.1 Pemeliharaan Preventive

Tugas pokok fungsi pemeliharaan preventive adalah :

1. Mengkoordinasi dan melaksanakan pemeliharaan preventive sesuai dengan program


yang dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengendalian pemeliharaan, agar tepat waktu
dan sesuai sasaran.
2. Mengupdate daftar riwayat dan realisasi pemeliharaan preventive Unit Pembangkitan
untuk kepentingan evaluasi pemeliharaan dan pembuatan laporan.
3. Mempersiapkan kebutuhan material untuk mendukung kegiatan pemeliharaan
preventive.
4. Membuat laporan mengenai hasil pemeliharaan preventive, realisasi fisik program
pemeliharaan, dan realisasi pemakaian anggaran pemeliharaan untuk bahan evaluasi
bagi peningkatan kualitas pemeliharaan dan optimalisasi biaya pemeliharaan pada
tahun-tahun mendatang.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
3.3.2 Pemeliharaan Predictive

Tugas pokok fungsi pemeliharaan predictive adalah :

1. Mengkoordinasi dan melaksanakan pemeliharaan predictive sesuai dengan program


yang dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengendalian pemeliharaaan, agar tepat
waktu dan sesuai sasaran.
2. Mengupdate daftar riwayat dan realisasi pemeliharaan predictive Unit Pembangkitan
untuk kepentingan evaluasi pemeliharaan dan pembuatan laporan.
3. Mempersiapkan kebutuhan material untuk mendukung kegiatan pemeliharaan
predictive.
4. Membuat laporan mengenai hasil pemeliharaan predictive, realisasi fisik program
pemeliharaan, dan realisasi pemakaian anggaran pemeliharan untuk bahan evaluasi
bagi peningkatan kualitas pemeliharaan dan optimalisasi biaya pemeliharaan dan
optimalisasi biaya pemeliharaan pada tahun-tahun mendatang.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
3.3.3 Pemeliharaan Corrective dan Emergency

Tugas pokok fungsi pemeliharaan corrective dan emergency adalah :

1. Mengkoordinasi dan melaksanakan pemeliharaan corrective dan emergency sesuai


dengan kerusakan atau gangguan yang terjadi serta mengkoordinasikannya dengan
fungsi perencanaan dan pengendalian pemeliharaan, agar perbaikan yang dilakukan
dapat tepat waktu dan peralatan yang diperbaiki dapat segera beroperasi kembali.
2. Mengkoordinir regu corrective dan emergency maintenance yang diperbantukan pada
UBHar pada saat pekerjaan inspeksi yang dilakukan oleh UBHar.
3. Mengupdate daftar riwayat dan realisasi pemeliharaan corrective dan emergency Unit
Pembangkitan untuk kepentingan evaluasi pemeliharaan dan pembuatan laporan.
4. Mempersiapkan kebutuhan material untuk mendukung kegiatan pemeliharaan
corrective dan emergency.
5. Membuat laporan mengenai hasil pemeliharaan corrective dan emergency, realisasi
fisik program pemeliharaan, dan realisasi pemakaian anggaran pemeliharan untuk
bahan evaluasi bagi peningkatan kualitas pemeliharaan dan optimalisasi biaya
pemeliharaan dan optimalisasi biaya pemeliharaan pada tahun-tahun mendatang.

3.4 Proses Repairing

Repairing merupakan perbaikan pada suatu peralatan / part, dalam konteks ini
peralatan tersebut tidak sampai diganti dengan yang baru. Di PT. PJB UP Gresik proses
repairing merupakan salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh Rendal Pemeliharaan,
dimana repairing sendiri merupakan bagian dari maintenance yang dilakukan dalam
pemeliharaan rutin (preventive, predictive dll) bila ditemukan suatu kerusakan maka akan
dilakukan proses repairing oleh teknisi yang alurnya bisa dijelaskan dalam bagan dibawah :

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 3.12 Proses Repairing

Bila dalam fase pemeliharaan dilakukan pemeriksaan rutin (PM, PdM, dll) ataupun
bagian produksi menemukan suatu kelainan pada mesin, maka akan dilakukan proses
repairing. Proses repairing tersebut bisa dilakukan oleh unit produksi ataupun Rendal
pemeliharaan (seperti telah dijelaskan pada konsep maintenance) yang nantinya akan
berakhir dengan pengeluaran surat work order untuk proses repairing. Sedangkan peralatan
yang diperlukan dalam proses repairing sendiri telah disediakan oleh bagian inventory PT.
PJB UP Gresik.

3.5 Pemeliharaan Periodik

Pemeliharaan periodik dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

1. Simple Inspection (SI)

Pemeliharaan jenis simple inspection dilakukan setiap jam kerja mesin mencapai
8000 dan 24000 dihitung sejak awal mesin dioperasikan. Scoope pekerjaan pada jenis
pemeliharaan simple inspection hanya dilakukan pada alat-alat bantu dan perlengkapan
mesin utama yaitu :

a. Penggantian gland packing

b. pemeriksaan katup katup

c. penggantian pelumas pada alat bantu

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
d. pembersihan pada alat pendingin dan pemanas

e. penyetelan alat pengatur

f. kalibrasi alat ukur

g. pengujian alat pengaman

2. Mean Inspection

a. Pemeliharaan jenis mean inspection dilakukan setiap jam kerja mesin mencapai
16.000
b. scoope pekerjaan pada pemeliharaan jenis pemeliharaan mean inspection meliputi
penggantian komponen pada alat bantu yang ada batas jam kerjanya.
c. Disamping pemeliharaan alat alat bantu, pemeliharaan jenis ME juga dilakukan
pemeriksaan komponen pada mesin utama.
3. Serious Inspection

a. Pemeliharaan jenis SE dilakukan pada setiap jam kerja mesin mencapai 32.000
b. scope pekerjaan pada pemeliharaan jenis SE meliputi penggantian komponen pada
alat alat bantu dan komponen pada mesin utama.
c. Untuk siklus pemeliharaan periodic selanjutnya dimulai kembali dari 0 terhitung
sejak pemeliharaan SE.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
BAB IV

PEMELIHARAAN CONDENSER PADA PLTU UNIT 3 DAN 4

4.1 Pengertian Condenser

Condenser adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah fase uap menjadi fase
air. proses kondensasi dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan
yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir di luar pipa-pipa (shell side) sedangkan air
sebagai pendingin mengalir di dalam pipa-pipa (tube side). Condenser seperti ini disebut
condenser tipe surface (permukaan). Air pendingin diambil dari sumber yang cukup
persediannya, yaitu dari danau, sungai atau laut.

Proses perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh
(Temperatur jenuh adalah temperatur ketika uap air yang terkandung dalam udara mulai
mengembun jika udara didinginkan pada temperatur tertentu. Pada tekanan atmosfir suhu

jenuh air adalah 100 C), dalam hal ini kondensor berada pada kondisi vakum. Karena

temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka temperatur air
kondensatnya maksimum mendekati temperatur udara luar. Apabila laju perpindahan panas
terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.

Condenser dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Condenser kontak langsung (Direct Contact Condenser/Jet Condenser).


Prinsip kerjanya yaitu dengan mencampurkan uap dan air pendingin yang di sprey
kan dalam satu tabung sehingga terbentuk air kondensate dan biasanya campuran air
yang digunakan adalah air tawar. Condensor jenis ini biasanya digunakan pada
PLTP.
2. Condenser Permukaan (Surface Condenser).
Prinsip kerjanya yaitu air pendingin dan uap yang didinginkan terpisah, air
pendingin berada didalam pipa-pipa (tubes), media pendingin biasanya
menggunakan air laut (untuk lokasi yang berdekatan dengan air laut) sedangkan uap

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
yang terkondensasi didalam cangkang (shell) kemudian ditampung dan masuk ke
dalam hotwell.
4.2 Komponen Condenser

Condenser dilihat berdasarkan aliran air pendingin terdapat dua macam, yaitu
satu lintasan (single pass) atau dua lintasan (double pass).
Komponen utama dari condenser terdiri dari :
1. Selongsong (shell)

Selongsong merupakan tubuh kondensor yang terluar dan berisi tabung


penukar panas (tube). Steam dari turbin akan memasuki ruang pada bagian dalam
shell ini dan di luar tube-tube pendinginan, steam yang terkondensasi di dalam shell
akan ditampung pada bagian bawah shell (hotwell).

2. Pipa dan pemegang pipa (tube plates dan tubes)

Pipa pada condenser berfungsi sebagai proses penyerapan panas (penyerapan


panas oleh air pendingin) pada steam sehingga steam terkondensasi, sehingga desain
dan material tube sangat mempengaruhi kinerja kondensor, jenis material tube yang
digunakan adalah Alumunium brass.

3. Ruang air (water box)

Water box berupa terminal air pendingin sebelum masuk maupun keluar dari
tube-tube. Ruang-ruang air pada sisi masuk dan masing-masing mempunyai lubang
lalu orang (manhole), biasanya posisinya terletak di depan dan ada sekitar 4 lubang
manhole untuk satu jenis condenser. dengan adanya dua sistem laluan, maka
pencucian setengah kondensor dapat diakukan pada beban rendah. Jika terdapat
udara yang terjebak pada water box (sisi air pendingin), maka solusinya dipasang
venting pump atau priming pump. Udara dan non condensable gas pada sisi uap
dikeluarkan dari kondensor dengan ejector atau pompa vakum.

4. Ruang kondensat (hotwell)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Ruang kondensat dilaskan pada sisi selongsong yang menampung semua
kondensat dan dilengkapi dengan gelas penduga dan lubang lalu orang. Ruang
kondensat adalah ruang untuk menampung air hasil kondensasi dari uap. air
kemudian di pompa lagi oleh condensat pump untuk kemudian dialirkan lagi ke
deaerator untuk dimasukkan lagi kedalam boiler.

Gambar 1. Condenser PLTU Gresik unit 4A

Spesifikasi condenser PLTU unit 3 4 :

Type : Horizontal surface type

Reverse flow

No. of passes : Two Passes

Water box : Divided water boxes

Outer diameter : 25 mm
Thickness : 1,25 mm
0,5 mm
Total quantity : 15.136 tubes
(of which, 608 tubes for the cooling
air zone)
Effective length : 8.909 mm

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Overall length : 8.967 mm
Thickness of shell plate : 16,19 mm
Thickness of tube plate : 28 mm
Thickness of tube support plate : 13 mm
Connecting method : connected with stainless steel
expansion joint.
Water box inside treatment : Neoprene Rubber Lining
Tube material : Aluminium brass
Hidrostatic test pressure Shell
Water box : 3.45 kg/ cm2 g (At the lowest part)
Design absolut pressure : 65 mmHg.abs
Water Velocity in tube : 2 m / sec
Cleanliness factor : 85 %
Circulating water capacity : 21.660
Circulating water inlet temperatur : 30 C
Circulating water outlet tamperatur : 39.89 C
Total effective tube surface : 10.590
Hot well capacity : 35 m3

Batasan operasi :

Tekanan condenser tidak boleh menyebabkan kebasahan condensasi uap


turbin melebihi 12 % ( wetness 12% ).
Circulating water inlet / outlet temperatur : 30 C / 39.89 C
Tekanan condenser : 65 mmHg Abs

Pengaman tekanan condenser :

- Vacum 635 mmHg : Alarm vacuum low.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
- Vacum 572 mmHg : Turbin trip.

4.3 Pemeliharaan Condenser

Pemeliharan condenser diperlukan untuk meningkatkan kehandalan, pemeriksaan


dan pengawasan lainnya terhadap kondensor dilakukan untuk menjaga condenser selalu
tetap beroperasi pada kondisi terbaiknya. Condenser agar tetap bekerja sesuai standard atau
sesuai spesifikasi, maka diperlukan alat bantu untuk mendukung kinerja agar lebih optimal,
seperti : Steam Jet Air Ejector (SJAE), CWP (circulating water pump) dan condensate
pump.
Pemeliharaan condenser di klasifikasikan berdasarkan 3 tipe, yaitu Preventive,
Overhaul dan Corrective.

Scope preventive meliputi pemeriksaan rutin, seperti contoh untuk pemeliharaan


condenser anatara lain : pemeriksaan peralatan pendukung/penunjang seperti inlet
outlet condenser, pemeriksaan valve, pemeriksaan ferrous pump, taprogge,
pengecekan grease, level minyak, dll.

Scope Overhaul meliputi perbaikan, seperti contoh : retubing condenser,


pengecekan ketebalan coating tube condenser, perbaikan saluran piping, scrubber
(conditioning), cek kebocoran :

- Off-line, pengecekan dapat dilakukan dengan cara merendam tube dengan


air make up yang dipompa oleh condensate pump.

- On-line, pengecekan dilakukan dengan cara memanfaatkan kevakuman dari


condenser, dengan menggunakan koran bekas sebagai media penguji
kebocoran.

Scope Corrective berdasarkan Work Order, sperti contoh : perbaikan pada


kerusakan pada alat penunjang condenser, seperti valve, pompa, dll. Selain itu
dapat juga dilakukan perbaikan kebocoran tube condenser, seperti plugging.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Indicator kerusakan pada condenser :
1) Turunnya vakum
2) Kebocoran tube condenser
3) Kerusakan kemurnian kondensat
Fouling yang menempel pada sisi permukaan tube, itu akan berpengaruh terhadap
kinerja condenser meskipun lapisan kerak hanya tipis. hilangnya tekanan dalam tube
(pressure drop) dan perbedaan suhu antara uap dan outlet air pendingin, yang disebabkan
oleh kontaminasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembersihan. berdasarkan tipe scale
(pelapisan) dan kondisi permukaan bagian dalam tube, metode pembersihan bagian dalam
tabung seperti sikat nylon, bola karet, dan high pressure water jet dapat diterapkan pada
condenser, Selain itu diperlukan persiapan percobaan dan melaksanakan operasi
pembersihan setelah mengkonfirmasi bahwa tidak ada kerusakan yang dilakukan pada
tabung.

Tindakan rutin yang biasa dilakukan oleh operator untuk menjaga performance
condenser, antara lain :

1) Tapprogge ball cleaning system


2) Back wash air pendingin
3) Sistem injeksi Klorin (Chloropac)
4) Sistem Injeksi Ferrous Sulfat

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
4.3.1 Tapprogge Ball Cleaning System

Metode pembersihan tube-tube condenser dengan menggunakan bola-bola karet


yang berdiameter 26 mm, Bola dimasukkan ke dalam line inlet condenser sehingga
diharapkan bola-bola karet tersebut dapat mendorong kotoran yang tersumbat di dalam
tube. Ball cleaning dilakukan sehari satu kali sirkulasi.

(a)

(b) (c)

Gambar 5.1. (a) Instalasi ball cleaning, (b) Receiver, (c) Pompa ball cleaning

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
4.3.2 Back wash

Membersihkan tube - tube condenser dari kotoran yang terbawa oleh air laut yang
dapat menyumbat tube - tube pada bagian inlet tube (water box) dengan cara mengubah
arah aliran berkebalikan sehingga kotoran yang menyumbat dapat terbawa oleh air. Back
wash dilakukan sehari sekali selama 30 menit.

(a)

(b)

Gambar 5.2. (a) Flow diagram backwash, dan (b) Control panel backwash

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
4.3.3 Sistem injeksi klorin (Chloropac)

Mencegah biota-biota laut masuk ke dalam sistem air pendingin, maka pada sisi
intake screen diinjeksikan larutan klorin yang dihasilkan dari sistem chloropac. Biota-biota
laut yang terdapat pada aliran air laut dapat mengganggu proses pertukaran panas pada
sistem tersebut, Klorin berfungsi untuk melemahkan biota laut agar tidak dapat tumbuh
dan berkembang di dalam sistem air pendingin (biofouling).

Gambar 5.3. Chlorin plant

4.3.4 Sistem Injeksi Ferrous Sulfat

Injeksi Ferrous berfungsi untuk mencegah agar tube-tube condenser dan tube-tube
CWHE tidak mengalami korosi dengan cara melapisi sisi bagian dalam tube-tube
condenser Ferrous sulfat diinjeksikan pada aliran air pendingin masuk condenser dengan
sasaran memberikan lapisan Fe3O4 sebagai pelindung pada permukaan pipa. Fe3O4 yang
terbentuk membentuk lapisan film menempel pada inner pipe dan memberikan
perlindungan terhadap serangan korosi dan erosi. Kapasitas injeksi 1,5 m3/h dengan
proporsi yang di injeksikan ke condenser sisi A = 40%, sisi B = 40% dan untuk CWHE
sisanya yaitu 20 %. Injeksi dilakukan sehari satu kali selama satu jam.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 5.4. Tanki dan pompa ferrous sulfat

4.3.5 Sistem cathodic protection

Memproteksi logam dengan cara membanjiri logam tersebut dengan elektron


bebas, sehingga elekron logam itu sendiri tidak akan lepas ke lingkungannya. dengan
demikian, korosi logam dapat dihindari. Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

Tipe : Automatic electrical anti corrosion device

Elektroda : Lead silver anode

Material : Lead silver alloy

Jumlah : 28

Service live : 5 tahun

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 5.6. Cathodic protection

4.3.6 Pengujian Eddy Current

Eddy Current (Electromagnetic) Testing, penggunaan pengujian ini dilakukan


dengan memberi pengaruh medan magnet, dengan mendeteksi diskontinuitas (struktur
material) sebagai konduktor listrik, arus listrik dialirkan pada kumparan untuk
membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan pada benda
logam yang akan diinspeksi, maka akan terbangkit arus Eddy. Arus Eddy kemudian
menginduksi adanya medan magnet. Medan magnet pada benda akan berinteraksi dengan
medan magnet pada kumparan dan mengubah impedansi (karakteristik dalam rangkaian
yang bersifat melawan arus listrik) bila ada cacat.

Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengecek dan memastikan ketebalan


tube-tube masih mencapai 60 %. Jika ketebalan tube 60 %, maka perlu dilakukan
penggantian tube baru (re-tubbing).

4.4 Sistem penyaringan air pendingin

Saringan air pendingin berfungsi untuk mencegah masuknya sampah atau benda
asing kedalam tube yang dapat menyebabkan beberapa kerusakan yang dapat mengganggu

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
kinerja condenser. Saringan air pendingin utama terdiri dari 3 macam saringan, yaitu
sebagai berikut:

a. Saringan Pantai (Coarse Screen)


Saringan ini terdiri dari balok-balok beton yang dipasang dengan jarak
beberapa meter dipinggir pantai, menggunakan besi berdiameter 2 cm disusun dengan
posisi vertikal, dan diameter 3 cm disusun pada posisi menyilang. Coarse screen ini
berfungsi untuk memecah ombak dan menyaring sampah-sampah yang berukuran
besar seperti pohon kayu, ban-ban bekas, material-material laut bekas, dll. Hanya saja
coarse screen yang digunakan saat ini kinerjanya masih belum optimal, terbukti
dengan adanya sampah besar yang masih lolos melalui dasar lumpur.
Coarse screen biasanya dilengkapi dengan float screen, yang bertujuan
untuk menyaring sampah-sampah yang terapung, yang lolos dari saringan coarse
screen.

Gambar 5.7 Coarse screen yang dilengkapi dengan float screen

b. Saringan Kasar (Bar Screen)


Bar screen berfungsi untuk menyaring sampah-sampah berukuran sedang
yang lolos dari saringan pantai. Sampah-sampah yang berukuran sedang seperti
plastik, ranting kayu, botol, biota laut seperti ikan mati, ubur-ubur, dan lain
sebagainya.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 5.8. Bar screen

Saringan kasar ini terdiri dari batangan besi yang disusun berjajar dengan
tinggi dan lebar yang dirancang sesuai konstruksi saluran masuk air pendingin,
saringan ini dilengkapi dengan sikat dan kantong kotoran (sampah) diputar oleh
motor. Sampah yang menempel akan jatuh dan terkumpul pada tempat penampungan
yang telah disediakan dan akan terkumpul menjadi satu ke saluran pembuangan
sampah.

Spesifikasi bar screen yang terpasang di intake PLTU unit 3-4 dapat dilihat
pada Tabel Spesifikasi Bar Screen sebagai berikut :

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Tabel .5.1 Spesifikasi Bar Screen

c. Saringan Putar (Travelling Screen)


Travelling screen ialah saringan yang terdiri dari beberapa elemen
penyaring yang membentuk sabuk dan digerakkan oleh rantai dan roller, sedang
kedalaman ruang saringan dan panjang pita tergantung dari perkiraan variasi
permukaan air laut. Saringan putar ini dapat dibersihkan secara otomatis dengan spray
water yang dihasilkan dari screen wash pump. Sampah yang menempel akan jatuh
terkumpul pada tempat penampungan yang telah disediakan, saringan ini dipasang
sebelum pompa air pendingin (CWP ).

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 5.9. Travelling screen

Travelling screen berfungsi untuk menyaring sampah-sampah halus dan


biota-biota laut yang kecil yang tidak tersaring oleh bar screen.

Spesifikasi travelling screen yang terpasang di intake PLTU unit 3-4 dapat
dilihat pada Tabel Spesifikasi Travelling Screen sebagai berikut :

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Tabel 5.2. Spesifikasi Travelling Screen

4.4 Proses Pembersihan dan Perbaikan Condenser

1. Pembersihan tube menggunakan plastic scrubber

Cara pembersihan tube dapat dilakukan dengan menggunakan peluru plastik


(plastic scrubber) yang ditembakkan / didorong masuk kedalam tube menggunakan air
yang dibantu oleh udara compressor.

Persiapan :

a. Buka manhole cover kedua sisi upper dan lower


b. Memasang penerangan dan ventilation
c. Siapkan scaffolds (tangga) didalam water box
d. Hubungkan air-water gun ke line hydrant
e. Lindungi bagian sisi water box yang lain dengan protective sheet pada tube plate
f. Bersihkan tube plate

Pembersihan tube :

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
a. Buka valve hydrant dan pastikan tekanannya sekitar 7-10 kg/s
b. Masukkan brushes kedalam tube
c. Dorong brushes dengan air-water gun
d. Amankan brushes saat keluar pada bagian water box sisi lainnya

Re-install :

a. Melepas protective sheet


b. Bersihkan bagian dalam water box
c. Lepas scaffolds
g. Lepas penerangan dan ventilation
d. Tutup semua manhole dan gunakan gasket yang baru

Gambar 5.10. Pembersihan tube menggunakan plastic scrubber

Gambar 5.11 Plastic scrapper

2. Perbaikan kebocoran tube condenser PLTU

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Selama pemeriksaan tube condenser, jika diketahui ada kebocoran maka akan
dilakukan pemasangan plug, sehingga air make up / air tawar dari hasil kondensasi tidak
tercampur dengan air laut.

Persiapan :
1. Siapkan tool dan special tools
2. Pastikan condenser telah terisolasi, koordinasi dengan operator
Tahap pelaksanaan :
1. Lakukan drain (koordinasi dengan operator)
2. Lepas baut manhole
3. Buka manhole
4. Cek dan pastikan kondisi udara dan temperatur telah aman
5. Pasang lighting
6. Pasang tangga
7. Masukkan line hydrant (box pemadam) dan buka sedikit aliran air
8. Basahi dinding tube
9. Tempelkan kertas koran pada dinding tube sampai semua lubang
10. Basahi kertas koran tersebut
11. Perhatikan dan amati dengan cermat kertas koran yang telah basah tersebut
12. Bila ada tube yang bocor, maka akan dilakukan pemasangan plug pada tube yang
bocor

13. Palu sampai plug benar-benar rapat menutupi tube


14. Gergaji sisa plug yang muncul sampai rata dengan tube-tube lainnya
15. Copot semua kertas koran dan keluarkan semua peralatan serta bersihkan area
didalam water box
16. Tutup manhole
17. Kerasi baut manhole
18. Pekerjaan selesai

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
a) Pluging b) Memukul plug menggunakan palu

c) Menggergaji sisa plug yang muncul sampai rata dengan tube

Gambar 5.12. Perbaikan kebocoran tube condenser

3. Penyebab turunnya vakum pada condenser dan cara menanganinya

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat penurunan vakum, antara lain :

Periksa apakah indikasi alat ukur benar . Periksa apakah koreksi telah dibuat oleh
tekanan atmosfer dan suhu.
Periksa apakah ada atau tidak aliran buangan turbin meningkat.
Cek apakah suhu air pendingin benar.
Periksalah dengan kurva performa kondenser.
Bandingkan dengan pada awal instalasi atau segera setelah membersihkan tube .
Periksa koefisien perpindahan panas keseluruhan dengan perhitungan .

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Penyebab turunnya vakum

a. Fouling of Cooling Tube

Kerak (fouling) yang menempel pada sisi permukaan tube akan


mengganggu kinerja condenser meskipun lapisan kerak hanya tipis. Sehingga perlu
dilakukan pembersihan, jika lapisan banyak yang menumpuk dan sulit untuk
dilakukan pembersihan dengan nylon brush atau ball cleaning maka harus dilakukan
dengan cara high pressure water jet cleaning pada saat condenser bekerja pada beban
rendah (bekerja pada satu laluan saja) atau juga pada saat offline.

b. Shortage of cooling water


Jika perbedaan suhu outlet air pendingin dan inlet besar, bisa menjadi
kemungkinan kurangannya mass flow rate air pendingin (air laut). Jika perbedaan
tekanan besar, maka kemungkinan ada masalah penyumbatan pada inlet tube, bisa
dikarenakan benda asing (sampah, biota laut, dan fouling) atau pun jumlah pluging
yang terlalu banyak. Jika perbedaan tekanan relatif kecil, maka menjadi
kemungkinan adanya penurunan kinerja pompa.
Selain itu, diperlukan pemeriksaan terkait penurunan kinerja circulating
pump, putaran motor pompa, penyumbatan pada sistem penyaringan, instalasi pipa
dan tube, masalah pada outlet valve dan pembukaannya.

c. Udara yang terjebak pada bagian atas condenser


Jika ada udara yang terjebak pada bagian atas water box, maka akan ada tube
pendingin yang tidak terisi oleh air pendingin, mengakibatkan penurunan luas
pendinginan. Dengan demikian, perlu untuk melepaskan seluruh udara didalam water
box pada saat menjalankan circulating pump, adapun alat bantu yang digunakan
adalah priming vacuum pump. Priming vacum pump berfungsi untuk menghisap
udara yang terjebak yang dibawa oleh air laut ke dalam water box condenser untuk
dialirkan ke udara luar. Sehingga level air dalam water box memenuhi seluruh tube
(paling atas) pada condenser. Priming vacum pump bekerja secara otomatis sesuai
level air yang ditentukan. Jika level air didalam condenser tidak sesuai, maka priming
vacuum pump akan bekerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Gambar 5.13. Primary vacuum pump

4. Penyelidikan pipa-pipa condenser terhadap serangan korosi

Serangan endapan kerak (deposit attack)


Tipe korosi yang paling umum adalah serangan endapan (korosi akibat
pengaruh endapan kerak dan bukan dari lapisan anti korosi) pada pipa-pipa
condenser yang didinginkan oleh air laut. Tindakan pencegahannya dapat dilakukan
dengan menambahkan cairan kimia (klorinasi).
Keretakan oleh korosi tegangan
Tegangan tidak normal (seperti dari pembengkokan, pukulan) plus ammonia
dalam air tawar, pencegahannya, kurangi bahan kimia penyebab korosi, kurangi
getaran dengan cara penambahan jumlah baut pengikat.
Korosi oleh air laut yang tercemar
Korosi tipe ini dapat terjadi sebagai suatu hasil dari aliran masuk sulfida
yang ada pada lumpur dan terbawa dalam air laut yang digunakan sebagai media
pendinginan.
Pipa-pipa titanium berdinding tipis
Sebagai tambahan dengan daya tahan cukup tinggi terhadap air laut dan
amonia, pembuatan bahan material yang terbaik untuk pipa-pipa condenser adalah
titanium yang dikenal mempunyai sifat anti korosi terhadap bahan
kimia,penggunaanya sama seperti pada alat-alat penukar kalor.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai