Anda di halaman 1dari 2

HUKUM JABAT TANGAN DENGAN WANITA BUKAN MAHRAM

Wanita yang bukan mahram ada dua :


1. Perempuan tua
2. Perempuan muda.

Keduanya memiliki konsekuensi hukum yang berbeda dalam berjabatan tangan.

1. HUKUM JABAT TANGAN DENGAN WANITA TUA BUKAN MAHRAM

Bersalaman dengan wanita tua renta hukumnya boleh dengan syarat :

a. perempuan itu sudah tidak menarik dan tidak tertarik lawan jenis

b. Kedua belah pihak terbebas syahwat (nafsu).


Berjabat tangan dengan anak kecil hukumnya sama dengan perempuan tua.

Abu Bakar biasa bersalaman dengan perempuan tua.

Namun, menurut madzhab Syafi'i, hukumnya tetap haram.

2. HUKUM JABAT TANGAN DENGAN WANITA MUDA BUKAN MAHRAM

Bersalaman dengan perempuan non-mahram yang masih muda haram secara mutlak dan
disepakati oleh madzhab yang empat (Syafi'i, Maliki, Hanafi, Hanbali).

Menurut madzhab Hanbali:


HARAM berjabatan tangan dengan wanita bukan mahram yang masih muda, walaupun memakai
kain penghalang.

Berdasarkan sebuah hadits sahih riwayat Tabrani dan Baihaqi Nabi bersabda:
"Memasukkan tangan ke besi yang panas itu lebih baik daripada menyentuh perempuan yang tidak
halal (bukan mahram atau istri).

Bersalaman merupakan bagian dari bersentuhan.

Sebuah hadits dari Aisyah menyatakan bahwa telapak tangan Nabi tidak pernah menyentuh tangan
perempuan lain sama sekali.

Nabi berkata pada para perempuan apabila hendak membaiat mereka,


"Aku akan membaiat kalian dengan kata-kata.
Menurut Madzhab Syafi'i:
Imam Nawawi berkata: perempuan yang haram dilihat, maka haram disentuh. Boleh memandang
perempuan hanya apabila hendak melamarnya.
Tapi tetap tidak boleh menyentuhnya.

HUKUM JABAT TANGAN DENGAN WANITA BUKAN MAHRAM MENURUT MADZHAB 4 (EMPAT)

Pendapat para ulama 4 (empat) madzhabatau madzahib al-arba'ah seputar hukum berjabatan
tangan atau salaman antara laki-laki dan wanita bukan mahram :

1. MADZHAB HANAFI berdasarkan pendapat Ibnu Najim yang mengatakan bahwa tidak boleh
menyentuh wajah dan telapak tangan perempuan walaupun aman dari syahwat karena adanya
keharaman dan tidak adanya darurat (keperluan mendesak)
(Al Bahr Ar-Raiq VIII/219)

2. MADZHAB MALIKI Muhammad bin Ahmad berkata tidak boleh menyentuh wajah dan telapak
tangan perempuan bukan mahram tanpa (kain) penghalang (Minahal-Jalil ala Syarh Mukhtasar
Khalil I/223)

3. MADZHAB SYAFI'I
Menurut Imam Nawawi hukumnya haram berjabat tangan dengan wanita bukan mahram (Al-Majmuk
IV/515).

Imam Waliuddin Al-Iraqi mengatakan bahwa Nabi tidak pernah menyentuh perempuan yang selain
istri-istrinya baik saat membaiat atau situasi lain.
Apabila Nabi yang sudah terpelihara dari berbagai macam keraguan tidak melakukannya, maka
yang lain semestinya lebih dari itu (tidak melakukan jabat tangan) (Tarhut Tatsrib VII/45-46)

4. MADZHAB HAMBALI. Hukumnya haram berjabat tangan (Al-Adab Asy-Syar'iyyah II/257)

Anda mungkin juga menyukai