Anda di halaman 1dari 3

Hukum Bagi Seorang Perempuan Membaca Al-Quran Ketika Haid

Oleh Orkhita Budya

Di Indonesia terdapat 4 madzhab yang dianut oleh masyarakat, yaitu madzhab hanafi,
maliki, syafi`i, dan hambali. Yang mana dari keempat madzhab tersebut memiliki pandangan
tersendiri mengenai hukum-hukum syar`i dalam Islam, tentunya dari keempat madzhab tersebut
terdapat perbedaan dalam menentukan suatu hukum. Contohnya saja hukum membaca qunut
ketika sholat subuh.
Madzhab syafi`i menjelaskan bahwa hukum membaca doa qunut ketika sholat subuh
adalah sunnah, dan dibaca ketika i`tidal. Sedangkan madzhab yang lainnya seperti madzhab
hanafi dan hambali menjelaskan bahwa hukum membaca doa qunut ketika sholat subuh bukanlah
hal yang dianjurkan.
Hukum bagi perempuan membaca Al-Quran ketika haid juga mendapat berbagai sorot
perbedaan dari para ulama ahli fikih. Hal ini bisa kita lihat bahwa dengan banyaknya perbedaan
yang terdapat dalam agama Islam bisa disimpulkan bahwa dalam memutuskan suatu hukum
tidak hanya bertumpu pada satu sumber, artinya para ahli fikih memutuskan hukum yang
bersumber pada Al-Quran sebagai landasan sumber yang utama, didukung oleh hadist,
kesepakatan dengan para ulama, menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga terdapat
banyak rukhsoh namun tidak bersifat menyepelekan.
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan berbagai perbedaan pendapat dari ulama`
fikih terkemuka mengenai hukum bagi perempuan membaca Al-Quran ketika sedang masa haid.
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa meluruskan miskonsepsi yang terjadi diluar sana
mengenai hukum tersebut, apakah boleh?, apakah tidak dianjurkan?, sehingga pembaca bisa
benar-benar memahami hukum mengenai perkara tersebut.

Madzhab Hanafi
Dalam pandangan Madzhab Hanafi, perempuan yang sedang haid (menstruasi) dilarang
membaca Al-Quran atau menyentuh mushaf (salinan Al-Quran dalam bentuk buku atau tulisan)
dengan tangan langsung. Hal ini didasarkan pada penafsiran mereka terhadap hadis dan tradisi
yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW melarang perempuan yang sedang haid untuk
membaca Al -Quran.
Salah satu hadis yang sering dikutip dalam konteks ini adalah hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Hadis tersebut menyatakan:

‫ َك اَن الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإَذ ا َأَر اَد َشْيًئا ِم َن اْلُقْر آِن َجَع َلُه ِفي َغْيِر َح َداِءِه ِإَذ ا َكاَنْت َح اِئًضا‬: ‫َع ْن َعاِئَشَة َرِض َي ُهَّللا َع ْنَها َقاَلْت‬
Artinya: "Aisyah radhiyallahu anha berkata, "Nabi Muhammad SAW biasanya meletakkan Al-
Quran di luar sarungannya ketika aku sedang haid."
Dari hadist diatas dapat dilihat bahwa Madzhab Hanafi mengikuti salah satu hadist yang
tidak menganjurkan perempuan untuk membaca Al-Quran untuk tidak membaca Al-Quran ketika
dalam masa haid. Pandangan Madzhab Hanafi yang melarang perempuan yang sedang haid
membaca Al-Quran didasarkan pada interpretasi mereka terhadap beberapa hadis yang
mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW menyarankan perempuan yang sedang haid
untuk tidak membaca atau menyentuh mushaf.

Madzhab Maliki
Dalam hal ini, Madzhab Maliki memiliki pandangan yang lebih toleran terkait dengan
permasalahan tersebut daripada Madzab Hanafi, namun tidak lantas mengabaikan syarat-syarat
dan pembatasan terkait hal tersebut.
Madzhab Maliki memiliki syarat dan pembatasan tertentu terkait hukum perempuan yang
membaca Al-Quran ketika dalam masa haid, yaitu :
1. Perempuan yang sedang haid diperbolehkan membaca Al-Quran, asalkan mereka tidak
menyentuh mushaf (salinan Al-Quran dalam bentuk buku atau tulisan) dengan tangan
yang tidak bersuci. Mereka dapat membaca Al-Quran dari hafalan atau dari perangkat
elektronik seperti smartphone atau tablet.
2. Perempuan yang sedang haid harus memastikan bahwa mereka tidak melakukan sentuhan
langsung pada mushaf, tetapi mereka dapat menggunakan penyangga atau alat lain untuk
membantu membacanya tanpa menyentuh teks Al-Quran.
3. Madzhab Maliki juga memperbolehkan perempuan yang sedang haid untuk mengikuti
pelajaran atau pengajian Al-Quran, asalkan mereka mematuhi aturan-aturan yang telah
ditetapkan.
Adapun hadist yang memperbolehkan sebagai berikut.
Hadist riwayat Ibnu Abbas, Shahhih:

‫ اْمَر َأًة َح اِئًضا َأْو ُج ُنًبا ِم ْن َقَر اَءِة اْلُقْر آِن‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ َم ا َم َنَع الَّنِبُّي‬: ‫ َقاَل‬،‫َع ِن اْبِن َعَّباٍس‬
Artinya : ‘’ Tidak ada halangan bagi seorang perempuan yang haid untuk membaca Al-Quran”.
Hadist riwayat Aisyah, Shahih:
‫ َوِهَي َح اِئٌض‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ َأَّنَها َكاَنْت َتْقَر ُأ َع َلى الَّنِبِّي‬،‫َع ْن َعاِئَشَة‬
Artinya : ‘’ Dari Aisyah, bahwa dia sering membaca Al-Quran kepada Nabi -shalallahu 'alaihi
wasallam- dalam keadaan haid.’’

Madzhab Syafi`i
Dalam perbedaan ini Madzhab Syafi`i memiliki pandangan yang lebih ketat daripada
madzhab hanafi dan maliki. Madzhab Syafi`i secara umum tidak memperbolehkan perempuan
yang sedang haid untuk membaca Al-Quran, terutama ketika menyentuh muskhaf Al-Quran
secara langsung.
Adapun hadist yang serujuk dengan pandangan diatas adalah sebagai berikut.
Hadist riwayat Imam Ahmad

‫ َفْلَيْفَع ْل ِبَغْيِر اْلُح ُفَرِة‬، ‫ "ُأِريُت َع َلى اْلَح ْيِض َفَتَز َج ُر ِني َع ْنُه َو َم ْن َش اَء ِم ْنُك ْم َأْن ُيْقَر َأ اْلُقْر آَن‬: ‫ َقاَلْت‬،‫"َع ْن َعاِئَشَة َرِض َي ُهَّللا َع ْنَها‬
Artinya : "Aisyah radhiyallahu anha berkata, 'Saya dilarang membaca Al-Quran saat sedang haid,
dan siapa pun di antara kalian yang ingin membaca Al-Quran, maka lakukanlah tanpa menyentuh
mushaf.'"
Hadist riwayat Abu Dawud
‫ "ِإِّني ُأْقِر ُأ اْلُقْر آَن َو َأَنا َح اِئٌض‬: ‫ َفُقْلُت ِللَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬، ‫ ُكْنُت ُأْقِر ُأ اْلُقْر آَن َو َأَنا َح اِئٌض‬: ‫ َقاَلْت‬،‫َع ْن َعاِئَشَة َرِض َي ُهَّللا َع ْنَها‬
‫ َو َلِكْن اَل َتْقَرِأيِه ِح يَن َتُك وِني َح اِئًضا ِإَلى ُر ْك َبَتْيِك‬، ‫ "اَل‬: ‫"َفَتَز َّجُر ِم ِّني ِبَذ ِلَك ؟" َفَقاَل‬
Artinya: "Aisyah radhiyallahu anha berkata, 'Aku biasa membaca Al-Quran saat sedang haid.
Aku bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, 'Saya membaca Al-Quran saat sedang haid, apakah
Anda akan menegur saya karena itu?' Beliau menjawab, 'Tidak, tetapi jangan membaca Al-Quran
saat Anda sedang haid sampai lutut Anda.'"

Anda mungkin juga menyukai