Ajibarang
BAB 2
SUMBER HUKUM ISLAM
FIKIH MA KELAS XII SEMESTER GANJIL
2.2 Mengamalkan sikap teguh pendirian dan tanggungjawab sebagai implementasi tentang
sumber hukum yang muttafaq (disepakati) serta sikap toleran dan saling menghargai
sebagai implementasi dari pemahaman mengenai sumber hukum Islam yang mukhtalaf
(tidak disepakati)
3.2 Menganalisis sumber hukum Islam yang muttafaq (disepakati) dan mukhtalaf (tidak
disepakati)
4.2. Menyajikan basil analisis berupa peta konsep tentang ukum Islam yang muttafaq
(disepakati) dan mukhtalaf (tidak disepakati)
PETA KONSEP
MUTTAFAQ MUKHTALAF
MADZHAB
3. IJMA’ ISTISHAB
SHAHABI
SADZUDZ
4. QIYAS
DZARI’AH
MENGANALISIS SUMBER HUKUM ISLAM YANG MASIH
DIPERSELISIHKAN
(MUKHTALAF)
MADZHAB SHAHABI
مذهب صحبي
1. ISTIHSAN
Pengertian Etimologi : Menganggap baik
Pengertian terminologi :
Berpindahnya seorang mujtahid dari hukum yang dikehendaki oleh qiyas jaly (jelas) kepada hukum yang
dikehendaki oleh qiyas khafy (samar-samar)
atau dari ketentuan hukum kuliy (umum) kepada ketentuan hukum juz’i (khusus), karena ada dalil (alasan)
yang lebih kuat menurut pandangan mujtahid
Contoh 1 : Wanita yang sedang haid boleh membaca al-Qur’an berdasarkan istihsan dan haram menurut
qiyas
Keterangan
Qiyas : wanita haid itu diqiyaskan kepada junub dengan illat sama-sama tidak suci Orang junub
haram membaca al-Qur’an, maka orang haid juga haram membaca al-Qur’an
Istihsan : haid berbeda dengan dengan junub, karena haid waktunya lama
sedang junub waktunya sebentar, maka wanita haid tidak dapat melakukan
ibadah dan tidak mendapat pahala, sedangkan laki-laki dapat beribadah setiap saat
MENURUT QIYAS
Membaca Disamakan
Wanita Haid Haram
Al-Qur’an Junub
MENURUT ISTIHSAN
Berbeda
Membaca Al-
Wanita Haid Boleh dengan junub
Qur’an
(durasinya)
Contoh 2 : menurut kaidah umum seseorang dilarang melihat aurat orang lain (hukum Kully / umum)
Menurut istihsan menurut kaidah istihsan seorang dokter dibolehkan melihat aurat wanita yang berobat
kepadanya
“berdalil dengan al-Istihsan itu sebenarnya sama dengan berdalil dengan qiyas khafy atau
berdalil dengan istislah”
” barang siapa yng berhujjah dengan istihsan maka ia telah membuat sendiri hukum syara”
2. MASLAHAH MURSALAH
Pengertian Etimologi : Maslahah artinya kebaikan, kebermanfaatan , kepantasan, kelayakan,
keselarasan, kepatutan. sedangkan Mursalah artinya terlepas atau bebas
Pengertian terminologi :
Maslahah yang tidak ada dalil syara’ datang untuk mengajuinya dan menolaknya.
Atau sesuatu yang baik menurut akal
Contoh 1 : Dalam Alquran dan sunah Rasul tidak ada nash yang melarang mengumpulkan Alquran dari
hafalan ke dalam bentuk tulisan. Namun sahabat di masa Abu Bakar menulis dan mengumpulkan Alquran
dalam satu mushaf karena maslahat, yaitu menjaga Alquran dari kepunahan karena meninggalnya
sejumlah penghafal Alquran dari generasi sahabat.
Contoh 2 : Tuntunan beribadah di masa pandemi COVID-19 seperti tidak melakukan sholat Jumat dan
sholat tarawih berjamaah di masjid, menutup masjid untuk sementara, dan sholat menggunakan masker
Contoh 2 : Membuang barang yang ada di atas kapal laut tanpa izin yang punya barang,karena ada
gelombang besar yang menjadikan kapal oleng. Demi kemaslahatan penumpang dan menolak bahaya.
ULAMA YANG MENGGUNAKAN DALIL MASLAHAH MURSALAH
Madzhab Maliki (Imam Malik)
Pengertian terminologi :
menjadikan hukum yang telah tetap pada masa lampau terus berlaku sampai sekarang karena tidak diketahui
adanya dalil yang merubahnya
Contoh 1 : shalat yang keenam itu tidak ada, diwajibkan sholat lima waktu alam sehari semalam Akal mengetahui
bahwa shalat yang keenam itu hukumnya tidak wajib, meskipun syara’ tidak menegaskannya, karena tidak ada
dalil yang mewajibkannya. Jadi manusia tidak wajib melakukan sholat keenam dan berlaku sepanjang masa.
Contoh 2 : seorang wanita menjadi halal bagi seorang laki-laki sebab adanya akad nikah yang sah, dan hukum
halal terus berlaku selama tidak ada hukum yang merubahnya,
ULAMA YANG MENGGUNAKAN DALIL ISTISHAB
Madzhab Maliki, Madzhab Syafi’I, Madzhab Hambali, dan Madzhab Hanafi