Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ISTISHAB DAN ‘URF

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ushul Fiqih

Dosen Pengampu:

Mohammad Ma’mun, M H.I

Disusun Oleh :

Siti Rosidatul Munawaroh (22105030)

Arina Sabilal Muna ( 22105036)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Ushul Fiqih yang berjudul Istishab
dan ‘urf Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Nabi Muhammad
SAW yang InsyaAllah kelak memberikan syafa’at kepada umatnya.

Pada kesempatan ini saya sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya Kepada
Mohammad Ma’mun, M H.I selaku dosen pengampu mata kuliah Ushul Fiqih kami juga
berterima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta maukan bahkan kritik yang dapat membangun dari bebagai pihak pada
akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat menambahkan wawasan bagi pembaca dan
semoga juga memberi bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Kediri, 24 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………...ii

PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….….1

A. Latar Belakang …………………………………………………………………….…1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………1
C. Tujuan Makalah………………………………………………………………………1
D. Manfaat Makalah……………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….3

1. Pengertian Istishab dan ‘Urf……………………………………………………….…3


2. Macam-Macam Istishab………………………………………………………………..
3. Kehujjahan Istishab…………………………………………………………………….
4. Macam-Macam ‘Urf…………………………………………………………………...
5. Kehujjahan ‘Urf………………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu hukum islam terdapat dua ketentuan hukum yaitu hukum yang
disepakati dan tidak disepakati. Seperti yang kita ketahui bahwa hukum yang kita
sepakati dalam islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Secara umum
ada 7 hukum islam yang tidak disepakati salah satunya yaitu Istishab dan ‘Urf.
Dalam Bahasa, istishab berasal dari kata istishaba yang bernakna istif al atau
istimrar as-sahabat yang berarti membandingkan sesuatu dan mendekatkannya atau
adanya hubungan atau mencari sesuatu yang ada hubungannya1.
Dalam istilah ahli ushul fiqih memberikan pengertian bahwa ‘urf menurut
Abdul Karim Zaidan (2009) dalam bukunya al-fiqh menjabarkan definisi ‘urf adalah
perkataan atau perbuatan yang diciptakan dan dibiasakan oleh masyarakat yang
dijalankan secara terus menerus sepanjang hayatnya. 2

B. Rumusan Masalah
Dalam membahas materi ini, dan agar tersusun secara sistematis dan lebih efisien
maka timbulah beberapa rumusan masalah yang diantaranya:
1. Pengertian Istishab dan ‘Urf
2. Macam-macam Istishab
3. Kehujahan Istishab
4. Macam-macam ‘Urf
5. Kehujjahan ‘Urf
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian Istishab dan ‘Urf
2. Untuk mengetahui macam-macam Istishab
3. Untuk mengetahui Kehujjahan istishab
4. Untuk mengetahui macam-macam ‘Urf
5. Untuk mengetahui Kehujjahan ‘Urf

1
Iwan Hermawan, S.Ag., M.Pd.I. Ushul Fiqih Kajian Hukum Islam (Hidayatu Quran :2019)
2
Imron Rosyadi,Muhammad Muidunillah Basri,Hukum Ekonomi Syariah (Muhamadiyah University
Press:2020)

4
D. Manfaat Makalah
1. Agar dapat memahami tentang pengertian Istishab dan ‘Urf
2. Agar dapat memahami macam-macam istishab
3. Agar dapat memahami tentang Kehujjahan Istishab
4. Agar dapat memahami macam-macam ‘Urf
5. Agar kita dapat memahami Kehujjahan ‘Urf

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Istishab dan ‘Urf

Pengertian Istishab

Istishab menurut Bahasa yaitu berasal dari kata istishaba yang bermakna istif al atau
istimrar as-sahabat yang berarti membandingkan sesuatu dan mendekatkanya atau adanya
hubungan atau mencari sesuatu yang ada hubungannya.3

Adapun menurut salah satu ulama ushul fiqh, yaitu Al-Asnawi ( w. 772 H) yang
menjelaskan definisi Istishab yaitu suatu penetapan ( keberlakuan) hukum terhadap suatu
perkara di masa selanjutnya atas dasar bahwa hukum itu telah berlaku sebelumnya, karena
tidak adanya suatu hal yang mengharuskan terjadinya perubahan (hukum tersebut).

Contoh istishab yaitu misalnya terjadinya suatu pernikahan antara laki-laki A dan
perempuan B,kemudian mereka berpisah dan berada ditempat yang berbeda selama 15 thn.
Karena telah lama berpisah itu maka si B ingin menikah lagi dengan laki-laki lain. Dalam hal
ini elum dapat menikah dengan laki-laki lain karena si perempuan masih terikat hubungan
dengan perkawinan dengan si A, dan belum ada hukum perubahan pernikahan mereka
walaupun telah lama berpisah.

Pengertian ‘Urf

Dalam definisi ‘Urf secara harfiah adalah suatu keadaan , ucapan, perbuatan atau
ketentuan yang tealah dikenal manusia dan menjadi tradisi untuk melaksanakannya atau
meninggalkannya.

Pengertian diatas juga sama dengan pengertian menurut ahli syara’. Diantara
contohnya ‘urf yang bersifat perbuatan adalah adanya saling pengertian di antara manusia
tentang jual beli tanpa mengucapkan sighat. Sedangkan contoh ‘urf yang bersifat ucapan
adalah adanya pengertian tentang kemutlakan lafal al-walad atas anak laki-laki bukan

3
Imawan Hermawan, S.Ag., M.Pd.I Ushul Fiqh Kajian Hukum Islam (Hidayatu Quran : 2019)

6
perempuan, dan juga tentang meng-itlak-kan lafazh al-lahm yang bermakna daging atas as-
samak yang bermakna ikan tawar. 4

B. Macam-Macam Istishab
Menurut Abu Zahrah mengemukakan bahwa istishab ada 4 macam yaitu sebagai
berikut:
1. Istishab hukum Al-Ibahah Al-Asliyyah
Maksudnya yaitu menetapkan suatu hukum yang bermanfaat bagi manusia adalah
boleh selama belum ada dalil yang menunujukkan keharamanya. Contohnya
seluruh pepohonan di hutan adalah merupakan milik Bersama umat manusia dan
masing -masing orang berhak menebang dan memanfaatkan pohon dan buahnya,
sampai ada bukti pohon itu milik seseorang.Maka hukum memanfaat kan hutan
tsb berubah menjadi tidak boleh.
2. Istishab al-baraah al-asliyah
Maksudnya yaitu istishab yang didasarkan atas prinsip bahwa pada dasarnya setiap
orang bebas dari tuntutan beban taklifi sampai ada dalil yang mengubah statusnya
itu, dan bebas dari kesalahan sampai ada bukti yang mengubah setatusnya pada
diri seseorang, ia harus mampu membuktikannya karena pihak tertuduh pada
dasarnya bebas dari segala tuntutan dan status bebasnya itu tidak bisa diganggu
gugat kecuali dengan bukti yang jelas.
3. Istishab Al-hukum
Yaitu istishab yang didasarkan atas tetapnya status hukum yang sudah ada selama
tidak ada bukti yang menggugurkannya. Ma’ruf Amin (2008) menyebutnya
dengan istishab yang menurut akal dan syara’ hukumnya tetap dan berlangsung
terus. Contoh seseorang yang memiliki sebidang tanah atau harta bergerak, ulama
Malikiyah berpendapat bahwa apabila seorang itu merasa ragu terhadap wudhu
yang dimilikinya, sedangkan dalam keadaan shalat maka shalatnya batal, dan ia
harus berwudhu Kembali dang mengulangi dhalatnya.
4. Istishab al-wasf

4
Prof. DR. Juhaya S. Praja Ilmu Ushul Fiqih ( Bandung: Pustaka Setia: 1999) hal.128.

7
Merupakan istishab yang didasarkan atas anggapan masih bersifat yang dapat
diketahui ada sebelumnya sampai ada bukti yang dapat mengubahnya. Contoh ,
sifat hidup yang dimiliki seseorang yang hilang tetap dianggap masih sampai ada
bukti bahwa ia telah wafat. Begitu juga air yang diketahui bersih, tetap dianggap
bersih selama tidak ada bukti yang dapat mengubah setatusnya itu.

C. Kehujahan Istishab

Istishab adalah dalil syara’ yang dijadikan tempat Kembali bagi para Mujtahid
untuk mengetahui hukum suatu peristiwa yang dihadapinya. Ulama ushul berkata “
sesungguhnya istishab adalah akhir tempat berbedanya fatwa” bemakna yaitu
mengetahui sesuatu menurut hukum yang telah ditetapkan baginya selama tidak
terdapat dalil yang mengubahnya5.
Ulama Hanafiyah menetapkan bahwa istishab itu dapat menjadi hujjah untuk
menolak akibat-akibat hukum yang timbul dari penerapan hukum yang
berbeda(kebalikan) dengan penetapan hukum semula, bukan untuk menetapkan suatu
hukum yang baru. 6
Sebagai contoh yaitu kehalalan pernikahan bagi suami istri sebab akad
pernikahan dianggap ada sampai ada ketetapan yang menghapuskan kehalalan itu.
Demikian juga halnya dengan tanggungan utang piutang atau sebab ketetapan apa
saja, dianggap tetap ada sampai ada ketetapan yang membebaskanya.Singkatnya asal
sesuatu itu adalah ketetapan sesuatu yang telah ada, menurut keadaan semula sampai
terdapat sesuatu yang mengubahnya.
Istishab juga telah dijadikan dasar bagi prinsip-prinsip syariat, antara lain
sebagai berikut “ Asal sesuatu adalah ketetapan yang da menurut keadaan semula
sehingga terdapat suatu ketetapan yang mengubahnya” sesuai dengan kaidah berikut7:

‫صل ف أاْل َ أشيَا ء أاْلء بَا َحة‬


‫أاْل َ أ‬
Artinya:
“Asal segala segala sesuatu itu adalah kebolehan”.

5
Prof. DR. Juhaya S. Praja Ilmu Ushul Fiqih ( Bandung: Pustaka Setia : 1999), hlm 126.
6
Rachmat Syafe’I, Ilmu Ushul Fiqih,(Bandung : CV. Pustaka Setis, 2010), hlm.127.
7
Prof. DR. Juhaya S. Praja Ilmu Ushul Fiqih (Bandung: Pustaka Setia : 1999), hlm 127.

8
D. Macam-Macam ‘Urf
Urf terdiri dari dua macam yaitu:
a. ‘Urf Sahih adalah sesuatu yang telah saling dikenal oleh manusia dan tidak
bertentangan dengan dalil Syara’. Tidak menghalalkan yang haram juga tidak
membatalkan yang wajib. Contohnya, seperti adanya saling pengertian di antara
manusia tentang kontrak Borongan, pembagian maskawin(mahar) yang
didahulukan dan yang diakhirkan. Begitu juga bahwa istri tidak boleh
menyerahkan dirinya kepada suaminya sebelum ia meneima Sebagian dari
maharnya.

b. ‘Urf Fasid yaitu sesuatu yang telah saling dikenal manusia, tetapi bertentangan
dengan syara’ atau menghalalkan yang hara dan membatalkan yang wajib.
Contohnya,tentang memakan barang riba dan kontrak judi.

E. Kehujjahan ‘Urf 9
‘Urf menurut penyelidikan bukan merupakan dalil syara’ tersendiri. Pada umumnya,
‘urf ditunjukkan untuk memelihara kemaslahatan umat serta menunjang pembentukan
hukum dan penafsiran nash. Namun, hal ini bukan berarti ‘Urf tidak mempunyai dasar
hukum sebagai salah satu sahnya sumber syari’at islam. Menurut salah satu ulama
Ushul Fiqih yaitu golongan hanafiyah dan malikiyah berpendapat bahwa ‘Urf adalah
hujjah untuk menetapkan hukum islam. Alasannya terdapat pada firman Allah surat
Al-A'rof ayat 199:

َ‫عن اأ ل َجا هليأن‬ ‫خَذ األ َع أف َو واأم أر با أ لع أر ف َواَعأر أ‬


َ ‫ض‬

Artinya:
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang-orang mengerjakan yang ma’ruf serta
berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh”

8
Prof. DR. Juhaya S. Praja Ilmu Ushul Fiqih ( Bandung: Pustaka Setia: 1999) hal. 28.
9
Prof. DR. Juhaya S. Praja Ilmu Ushul Fiqih (Bandung: Pustaka Setia: 1999) hal.29.

9
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan uraian diatasa dapat disimpulkan bahwa Istishab merupakan suatu


penetapan dimasa selanjutnya atas dasar hukum masa sebelumnya . Dalam melihat
hukum Istishab, kita jangan melihat dari satu sudut pandang saja, namun juga
mempelajari secara cermat mengenai seluk beluk istishab itu sendiri.
Makna ‘Urf secara harfiah adalah suatu keadaan , ucapan, perbuatan atau ketentuan
yang tealah dikenal manusia dan menjadi tradisi untuk melaksanakannya atau
meninggalkannya. Dari segi contohnya ‘Urf terbagi menjadi dua yaitu ‘urf perbuatan
dan ‘urf ucapan

10
DAFTAR PUSTAKA

IMRON ROSYADI, M. M. (2020). Ushul Fikih Ekonomi Syariah . Muhamadiyah University Press.

IWAN HERMAWAN, S. M. (2019). Ushul Fiqih Kajian Hukum ISLAM. Hidayatul Quran.

PROF. DR. RACHMAT SYAFE'I, M. (1999). Ilmu Ushul Fiqih. Bandung: Setia Pustaka.

11

Anda mungkin juga menyukai