Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEDAULATAN TUHAN DAN KEDAULATAN RAKYAT

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu:

Yuli Choirul Ummah M. Pd.I

Disusun Oleh:

Zoehroeva Azkiya (22105029)

Mohamad Akmal Maulana Fitroh (22105041)

PROGAM STUDY SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) KEDIRI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karrena atas
berkatnya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Terimakasih
kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Pendidiikan Kewarganegaraan, Ibu.
Yuli Choirul Ummah M. Pd.I atas arahan dan perkuliahannya selama ini sangat bermanfaat
dalam penulisan makalah ini. Terimakasih juga kami sampaikan kepada teman-teman atas
dukungannya selama ini.
Kami harap makalah ini, yang mengangkat topik “Kedaulatan Tuhan
dan Kedaulatan Rakyat”, dapat berguna bagi para memperluas wawasan mengenai demokrasi
pancasila di Indonesia. Kami juga mengharapkan dengan ditulisnya makalah ini kita dapat
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya demokrasi pancasila.
Kami mohon maaf apabila ada salah kata baik yang disengaja maupun
tidak. Kritik dan saran mengenai makalah ini akan kami terima dengan terbuka dan senang
hati. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Kediri, 09 November 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................

BAB I ...................................................................................................................................................................

PENDAHULUAN ...............................................................................................................................................

A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Makalah 3
C. Tujuan Penelitian 3

BAB II...................................................................................................................................................................

PEMBAHASAN ..................................................................................................................................................

A. Pengertian Kedaulatan 4
B. Teori-Teori Kedaulatan 4
1. Teori kedaulatan tuhan .........................................................................................................................
2. Teori kedaulatan raja.............................................................................................................................
3. Teor kedaulatan negara ........................................................................................................................
4. Teori kedaulatan rakyat.........................................................................................................................
5. Teori kedaulatan hukum........................................................................................................................
C. Konsep Kedaulatan 4
D. Kedaulatan Tuhan 4
E. Kedaulatan Tuhan Dalam UUD 1945 4
F. Kedaulatan Rakyat 4
1. Pengertian kedaulatan rakyat................................................................................................................
2. Prinsip-prinsip kedaulatan rakyat dam UUD 1945...............................................................................
G. Wujud Kedaulatan Rakyat Dalam UUD 1945 4

PENUTUP.............................................................................................................................................................

A. Kesimpulan 5
B. Saran 5

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menentukan letak kedaulatan disuatu negara, dapat dilihat dari siapa yang memiliki
kekuasaan tertinggi dalam menentukan hukum. Apabila kekuasaan tertinggi itu ditentukan
oleh rakyat, maka kedaulatan tersebut berada ditangan rakyat dan disebut dengan kedaulatan
rakyat begitu seterusnya.
Rakyat tidak mungkin dapat melaksanakan kedaulatannya secara langsung
Ketika memiliki luas wilayah dan anggota masyarakat yang begitu banyak. Oleh karena
itu,untuk dapat melksanakan kedaulatan tersebut rakyat menyerahkan kedaulatan kepada
perwakilannya melalui kontrak sosial. Perwakilan rakyat inilah yang disebut pemerintah.
Pemerintah arti dalam luas yaitu orang yang menjalankan kekuasaan dibidang eksekutif,
legislatif, dan yudikatif.
Indonesia sebagai negara kesatuan yang berkedaulatan, memiliki konsep
kedaulatan tersendiri. Konsep kedaulatan Indonesia itu adalah Kedaulatan Tuhan
(Sovereignty of God), Kedaulatan Hukum (Sovereignty of Law), dan Kedaulatan Rakyat
(People’s Sovereignty). Menurut Jimlly Asshidiqie lebih lanjut dikatakan bahwa dari segi
internal atau kedaulatan internal dapat dikatakan bahwa Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur paham kedaulatan yang unik karena
menggabungkan konsep Kedaulatan Rakyat, Kedaulatan Tuhan, dan Kedaulatan Hukum
secara sekaligus.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian kedaulatan!
2. Apa saja teori-teori kedaulatan?
3. Bagaimana konsep kedaulatan?
4. Apa itu kedaulatan tuhan?
5. Apa yang dimaksud kedaulatan tuhan dalam UUD 1945?
6. Menjelaskan tentang kedaulatan rakyat!
7. Bagaimana wujud kedaulata rakyat dalam UUD 1945?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kedaulatan
2. Menyebutkan teori-teori kedaulatan
3. Untuk mengetahui apa itu konsep kedaulatan
4. Untuk mengetahui penjelasan kedaulatan tuhan
5. Untuk mengetahui kedaulatan tuhan dalam UUD 1945
6. Mengetahui tentang apa itu kedaulatan rakyat
7. Mengetahui wujud kedaulatan rakyat dalam UUD 1945

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kedaulatan
Kedaulatan merupakan terjemah dari kata sovereignty (Inggris), souverainete
(Prancis), soevereineiteit (Belanda), atau souveranitat (jerman). Asal-usul katanya tidak jelas,
ada yang mengatakan berasal dari supremus (tertinggi) tetapi ada yang mengatakan berasal
dari superanus (diatas yang lain). Menurut G.F van der Tang kata itu secara historis pada
mulanya untuk menentukan yurisdiksi (wilayah kekuasaan) seseorang. Jadi, bukan untuk
menunjukkan kekuasaan tertinggi dalam suatu komunitas politik. Pengertian yang belakangan
ini baru kemudian sekali muncul. 1 Jean Bodin yang untuk pertama kalinya merumuskan
pengertian kedaulatan yaitu la puissance absolute et perpetuelle (kekuasaan mutlak dan
langgeng). Kekuasaan itu adalah orginer (bukan merupakan saudara), tertinggi< dan tidak
dapat dibagi. Dia membangun pengertiannya itu dengan menggunakan asas-asas dari hukum
romawi sebagai dasarnya.2
B. Teori-Teori Kedaulatan
Kedaulatan yang ada pada suatu negara sangat berkaitan dengan awal terbentuknya
suatu negara. Atas dasar hal itulah, ada beberapa jenis-jenis teori kedaulatan yaitu:
1. Teori kedaulatan tuhan
Teori kedaulatan tuhan adalah teori yang menjelaskan bahwa kekuasaan
tertinggi didalam sebuah negara berasal dari Tuhan. Setia phal akan bersumber
dari ajaran Tuhan yang kemudian diberikan pada pemimpin negara. Menurut teori
ini, setiap aturan-aturan yang dibuat oleh pemimpin negara dipercaya oleh warga
negaranya berasal dari Tuhan. Beberapa negara yang pernah menganut teori ini,
seperti Jepang, Ethiopia, dan lain-lain.
2. Teori kedaulatan raja
Berdasarkan teori ini, kekuasaan tertinggi dalam suatu negara berada pada
raja. Oleh karena itu, raja sangat berperan penting dalam membuat aturan dan
megatur warga negaranya. Dalam teori ini, rakyat akan mempercayakan raja untuk
membuat semua aturan-aturan yang berkaitan dengan sistem tata negara. Dengan
kata lain, rakyat “dipaksa” atau “harus rela” untuk mengikuti semua aturan-aturan
yang ditetapkan oleh sang raja. Adapun, negara-negara yang masih menganut
kedaulatan raja, seperti negara Thailand, Brunei Darussalam, dan lain-lain.
3. Teori kedaulatan negara
Teori kedaulatan negara adalah teori yang menjelaskan bahwa kekuasaan
tertinggi pada suatu negara berasal dari kedaulatan negara. Menurut teori ini,
negara mempunyai hak untuk membuat suatu aturan hukum yang berfungsi untuk
membuat suatu aturan hukum yang berfungsi untuk menjaga krteraturan yang ada
didalam suatu negara, pada aturan hukum berdasarkan teori kedaulatan negara
adalah negara memiliki kedudukan tertinggi daripada aturan hukum itu sendiri,
1
Dalam tulisannya: “Souvereiniteit,” dalam: P.W.C Akkerman et al, Algemene Begrippen van Staatsrecht,
Zwolle: W.E.J Tjeenk Willink, 1985, hlm.87 et seq.
2
P.W.C Akkerman et al. Op Cit. hlm.90; S.W. Couwenberg, Modern Constitutioneel Recchten Emancipatie van
de Mens, van Monarchale Machtsstaat naar Liberale Democratie, Assen: van Gorcum,1979, hlm.83

3
hal ini dikarenakan hukum adalah sesuatu aturan yang dibuat oleh nrgara. Para
pemimpin yang menggunakan teori kedaulatan negara saat memimpin negaranya,
biasanya ia merupakan seorang ditaktor. Para pemimpin ditaktor itu akan berusaha
untuk mendominasi system pemerintahan. Beberapa conntoh pemimpin ditaktor
itu bisa ditemukan pada masa kepemimpinan Hitler, Stain, dan Raja Louis IV.
4. Teori kedaulatan rakyat
Teori kedaulatan rakyat adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa
kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat. Meskipun kekuasaan tertinggi berada
di tangan rakyat, tetapi negara tersebut dipimpin oleh seorang pemimpin negara
dandan menjalankan sistem pemerintahan diwakilkan oleh wakil rakyat. Para
wakil rakyat itu berada disuatu lembaga eksekutif dan legislatif. Negara-negara
yang menganut kedaulatan rakyat ini sering dikenal sebagai negara demokrasi.
Pada negara demokrasi ini, warga berhak melakukan protes jika kebijakan atau
aturan yang dibuat oleh negara tidak sesuai dengan aspirasi rakyat atau hanya
mengutungkan pihak-pihak tertentu saja. Adapun negara-negara yang menganut
kedaulatan rakyat seperti Indonesia, Amerika Serikat, Perancis, dan lain-lain.
Teori kedaulatan rakyat ini ditemuka oleh beberapa tokoh seperti, Johannes
Althusius, Moestesquieu, Jean Jacques Rousseau, dan John Locke.
5. Teori kedaulatan Hukum
Teori kedaulatan hukum adalah teori yang menjelaskan bahwa kekuasaan
tertinggi pada suatu negara ada diaturan hukum yang berlaku. Aturan hukum yang
ada dinegara kedaulatan hukum akan berjalan baikjika seluruh warga negara
menaati aturan hukum tersebut tak terkecuali para pemimpin atau pemegang
kekuasaan. Setiap warga negara yang melanggar hukum akan mendapatkan sanksi
yang sudah diterapkan didalam aturan hukum tersebut. Teori kedaulatan hukum
ini dianut oleh beberapa negara seperti Indonesia, Swiss, dan lain-lain. Sementara
itu, beberapa tokoh yang menganut teori ini yaitu, Immanuel Kant, Leon Duguit,
Hugo de Groot, dan Krabbe.3
C. Konsep kedaulatan
Kedaulatan adalah suatu hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah pemerintahan,
masyarakat, atau atas diri sendiri. Terdapat penganut dalam dua teori yaitu berdasarkan
pemberian dari tuhan atau masyarakat.4 Dalam hukum konstitusi dan internasional, konsep
kedaulatan terkait dengan suatu pemerintahan yang memiliki kendali penuh urusan dalam
negerinya sendiri dalam suatu wilayah atau batas territorial atau geografisnya, dan dalam
konteks tertentu terkait dengan berbagai organisasi atau lembaga yang memiliki keadilan
hukum sendiri. Penentuan apakah suatu hukum entitas merupakan suatu entitas yang
berdaulat bukanlah sesuatu yang pasti, melainkan sering kali merupakan masalah sengketa
diplomatik. Beberapa pemikiran mengenai kedaulatan dan pemegang kedaulatan suatu
negara setelah revolusi prancis dikemukakan oleh Jean-Jacques Rousseau dalam karyanya Du
Contrat Social Ou Principes Du Droit Politique (Mengenai Kontrak Sosial atau Prinsip-
Prinsip Hak Politik) membagi tingkat kedaulatan menjadi dua yaitu de facto dan de jure. 5

3
https://www.gramedia.com/literasi/teori-kedaulatan/amp/
4
Hugo Grotius, DE IURE BELLI AC PACIS, Janssonio-Waesbergios, 1735
5
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kedaulatan

4
D. Kedaulatan Tuhan
Menurut sejarah, teori kedaulatan tuhan adalah teori kedaulatan paling tua
dibandingkan dengan teori kedaulatan lainnya. Dalam teori kedaulatan tuhan, tuhan alh yang
mempunyai kekuasaan terhadap segala alam dan manusia dimuka bumi, Paham kedaulatan
ini berkembang pada abad pertengahan, yakni antara abad V sampai abad XV. Hal ini terjadi
seiring perkembangan agama Kristen di eropa. Yang awalnya perkembangan agama Kristen
di toleransi oleh kerajaan Romawi akhirnya diakui karena menjadi kelompok agama yang
mempunyai pengaruh besar dalam negara menjadi agama resmi negara. Dari pengakuan ini
masih menyisakan masalah yakni masalah antara kelompok politik dan kelompok agama.
Kerena kelompok politik mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap mencakup loyalitas
terhadap dewa-dewa negara, hal ini ditolak oleh kelompok agama karena bertentangan
dengan doktrin agama Kristen. 6
Kemudian pemuka agama Kristen melakukan pengorganisiran terhadap
penganutnya yang kemudian menjadi organisasi keagamaan yakni, gereja dikepalai oleh
Paus.7 Salah satu tokoh teori kedaulatan tuhan adalah St. Augustinus yang menyatakan bahwa
yang mewakili tuhan didunia dan juga dalam suatu negara adalah Paus. Antara kekuasaan
raja da Paus itu sama, maka ada pembagian wilayah kekuasaan. Dalam pembagian ini raja
berkuasa dalam wilayah keduniawian dan Paus berkuasa dalam wilayah keagamaan. 8 Dalam
perkembangannya Marsillius menitik beratkan kekuasaan berada ditangan raja sebaga wakil
tuhan untuk melaksanakan kedaulatan atau memegang kedaulatan dibumi. Namun daalam
karya Unam Sanctam, menyatakan bahwa; “…. Oleh karena itu, keduany, kekuasaan,
spiritual, dan kekuasaan dunia, berada ditangan gereja… Karenanya satu pedang harus berada
dibawah pedang lainnyadan kekuasaan dunia tunduk pada kekuasaan spiritual… Oleh
karenanya, jika kekuasaan bumi menyimpang, ia harus dihakimi oleh kekuasaan spiritual,
Tetapi jika kekuasaan tertinggi menyeleweng ia hanya bisa dihakimi oleh tuhan, bukan oleh
manusia”.9 Dari karya tersebut menurut beberapa komentator menjadi dasar bagi Paus
untuk melakukan imperialisme kepada kerajaan-kerajaan yang tidak mau tunduk dibawah
kekuasaanya. Machiavelli mencatat banyak negara-negara yang takut untuk tidak tunduk
dibawah kekuasan gereja (baca;paus) karena dua hal, pertama karena negara-negara dibawah
kekuasaan Paus takut akan kebesaran gereja. Kedua, tidak adanya cardinal yang
menyebabkan pertikaian diantara negara bawahan Paus. 10
E Kedaulatan Tuhan Dalam UUD 1945
Kedaulatan tuhan mengacu pada konsep kekuasaan tertinggi atas suatu negara
dipegang oleh tuhan. Suatu pemerintah yang menganut kedaulatan tuhan dianggap mewakili
tuhan dalam menerapkan hukum ilahiyah dimuka bumi. UUD 1945 menyatakan bahwa
kemerdekaan bangsa Indonesia dapat terjadi karena ridha dan kehendak tuhan. Dalam teori
ini, ada interaksi intens antara urusan negara dan urusan agama dalam menerapkan
hukumnya. Isyarat mengenai kedaulatan tuhan ii tercantum dalam aline
keetiga dan keempat dalam pembukaan UUD 1945, Pasal 9 Ayat 1, dan Pasal 29 Ayat 1.
Dengan demikian, bangsa Indonesia tidak sepenuhnya menganut kedaulatan tuhan. Sebab,

6
Henry J Schmandt, Filsafat Politik; Kajian Historis hlm. 141-142
7
Soehino, Ilmu Negara hlm 152.
8
Ibid. hlm 152
9
Dikutip dari Henry J Schmandt, Filsafat Politik; Kajian Historis hlm.177
10
Nicollo Machiavelli, II Principe: Sang Penguasa, terj.C. Woerkirsari. Cet. VI (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2002)
hlm. 48.

5
teori kedaulatan tuhan menganggap penguasa negara atau daerah sebagai wakil tuhan
didunia. Negara yang berpegang pada kedaulatan tuhan disebut sebagai negara teokrasi.11
F. Kedaulatan Rakyat
1. Pengertian kedaulatan rakyat
Rakyat adalah orang-orang yang tunduk dan patuh kepada suatu pemerintahan
nasional. Ada yang memerintah negara disebut pemerintahan. Sedangkan yang
diperin- tah oleh negara disebut rakyat. Kedaulatan rakyat mengacu pada gagasan
bahwa yang terbaik dalam masyarakat adalah apa yang dianggap baik oleh semua orang
yang men- jadi warga negara suatu negara. Konsep kedaulatan sendiri merupakan
kekuasaan ter- tinggi dalam suatu negara. Misalnya, kekuasaan untuk membuat undang-
undang dan menerapkannya dengan segala cara tersedia. Kedaulatan rakyat dapat berarti
pemerin- tahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pemerintahan dari rakyat
berarti me- reka yang duduk sebagai penyelenggara pemerintahan terdiri dari rakyat itu
sendiri dan mendapat dukungan dari rakyat.
Pemerintahan oleh rakyat mengandung pengertian bahwa pemerintahan yang
ada dipertahankan dan dilaksanakan oleh rakyat sendiri baik melalui demokrai lang-
sung maupun demokrasi perwakilan yang penerapannya berdasarkan undang-undang.
Misalnya rakyat memilih wakil yang akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), memilih presiden dan wakil presiden yang akan menjadi kepala negara dan kepala
pemerintahan. Pemerintahan yang menganut kedaultan rakyat dalam melaksanakan
kebijakan harus berdasarkan pada keinginan rakyat. Penyelenggara pemerintahan di
badan legeslatif (pembuat undang-undang) yang dipilih oleh rakyat dalam merencana-
kan dan membuat undang-undang harus sesuai dengan aspirasi seluruh rakyat.
Demikian pula badan eksekutif (pelaksana undang-undang) yang juga dipilih
oleh rakyat harus melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam undang-undang untuk
kepentingan rakyat. Jika penyelenggara negara dalam melaksanakan kebijakan tidak
sesuai dengan keinginan rakyat atau bertentangan dengan keinginan mayoritas rakyat,
maka mereka harus siap dikritik dan ditolak dengan berbagai cara oleh rakyat. Cara
penolakan atau kritik dapat melalui demonstrasi atau protes dengan mendatangi badan
perwakilan rakyat atau melalui tulisan baik dimedia massa cetak maupun media
elektro- nik.12
2. Prinsip-prinsip kedaulatan rakyat dalam UUD 1945
Kedaulatan rakyat dengan beberapa prinsip yang ditemukn dalam Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara. Prinsip-prinsip kedaulatan rakyat yang
terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip Esensial
Dimuat dan diaturnya materi hak asasi manusia secara khusus dalam
perubahan UUD 1945 dapat membenarkan bahwa prinsip esensial demokrasi
sudah terkandung dan dimuat dalam UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
Jami- nan hak asasi manusia dalam UUD 1945 merupakan wujud pengakuan
terhadap persamaan kedudukan antar warga negara. Hal ini juga pernah
disampaikan Yusuf Muhammad dari F-KB dalam proses pembahasan perubahan
UUD 1945, khususnya tentang materi hak asasi manusia pada rapat PAH I BP

11
https://tirto.id/apa-saja-kedaulatan-dalam-undang-undang-dasar-uud-negara-ri-1945-gjHG
12
https://konten.smpn2ppu.sch.id/pkn/8/kedaulatan-rakyat-8/MP_files/konten4.html

6
MPR tanggal 9 Desember 1999. Ia menyampaikan bahwa pengaturan materi hak
asasi manu- sia merupakan wujud dari egaliterisme dalam melaksanakan kehidupan
ber- bangsa dan bernegara.13 Oleh karena itu, dengan adanya jaminan terhadap hak
asasi manusia, mutatis mutandis UUD 1945 juga telah menerapkan sekaligus,
menganut dua prinsip esensial kedaulatan rakyat.
Kebebasan dalam kerangka batasan-batasan konstitusional dan hukum
dapat ditemukan dalam ketentuan UUD 1945. Pasal 28, Pasal 28 E, Pasal 28G
ayat (2), dan pasal 28I ayat (2) merupakan Sebagian ketentuan UUD 1945
yang menjamin setiap warga untuk menikmati kebebasan sebagai manusia. Bukan
hanya bebas “dari” ancaman atau tindakan yang dapat merugikan kehidupan-
nya, tetapi juga bebas “untuk” berbuat segala sesuatu. Dengan diatur dan di
jaminnya kebebasan dalam konstitusi negara, maka rakyat sebagai pemegang
kedaulatan bebas berbuat apa saja untuk kebaikan hidupnya dalam bingkai
konstitusi dan hukum. Dengan demikian secara normatif dan konseptual, UUD
1945 menganut prinsip kebebasan sebagai salah satu prinsip esensial kedaula-
tan rakyat yang dianutnya.
Demikian juga halnya dengan prinsip persamaan. Pasal 28D ayat (1),
Pasal 28H ayat (2), Pasal 28I ayat (2) merupakan beberapa ketentuan dalam
UUD 1945 yang menjamin bahwa setiap rakyat mesti mendapatkan perlakuan
sama, tanpa diskriminasi. Prinsip pesamaan yang diatur dalam UUD 1945
lebih banyak menekankan pada aspek persamaan dihadapan hukum. Hal ini menjadi
sangat beralasan karena persamaan didepan hukum (equality before the law)
disamping sebagai salah satu prinsip kedaulatan rakyat, secara bersamaan juga
menjadi salah satu prinsip dasar hak asasi manusia.14 Jaminan terhadap kebe-
basan dan persamaan tidak hanya sampai disana. UUD 1945 juga memberikan
jaminan bahwa kekuasaan negara harus dilaksanakan dengan cara-cara yang
tidak melanggar hak asasi manusia. Bahkan UUD 1945 membebankan kepada
negara, terutama pemmerintah untuk melindungi, memejukan, menegakkan,
dan memenuhi hak asasi manusia setiap warga negara.15 Dengan demikian,
tidak diragukan lagi bahwa prinsip kebebasan dan persamaan juga menjadi
prinsip kedaulatan rakyat yang dianut UUD 1945.
2. Prinsip Prosedural
Begitu pula dengan prinsip prosedural yang terdiri dari prinsip suara
ter- banyaak dan prinsip pertanggung jawaban juga dianut Undang-Undang Dasar
1945. Secara konseptual, prinsip suara mayoritas merupakan konsekuensi dari
adanya prinsip kebebasan dan kesamaan. Kalau UUD 1945 sudah menganut
dua prinsip esensial demokrasi, maka secara linear, UUD 1945 juga menganut
prin- sip suara terbanyak sebagai cara mewujudkan dua prinsip itu. Banyak
ketentuan dalam UUD 1945 yang dapat dijadikan rujukan untuk membenarkan

13
Tim Penyusun Naskah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945, Naskah Koprehensif Perubahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Latar Belakang, Proses, dan Hasil Pembahasan,
1999-2002, Buku VIII Warga Negara dan Penduduk, Hak Asasi Manusia, da Agama, Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, Jakarta, 2008, hlm.138
14
Tim Penyusun Naskah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945, Buku VII. Op.cit., hlm129
15
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 28 I ayat (4) menyatakan
“Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara,
terutama pemerintah”.

7
bahwa UUD 1945 menerapkan prinsip suara terbanyak dalam pengambilan
keputusan. Pasal 2 ayat (3), Pasal 6A ayat (3) dan (4), Pasal 7B ayat (3) dan ayat
(7), Pasal 37 ayat (4) adalah beberapa pasal yang dapat disebutkan sebagai
penerapan prinsip suara terbanyak.
Terkait mekanisme pengambilan keputusan yang melibatkan
rakyat secara luas dan langsung, UUD 1945 telah memuat ketentuan tentang
pemilihan umum secara khusus. Hal ini merupakan konsekuensi dari perubahan
rumusan kedaulatan rakyat dalam ketentuan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945.
Dengan adanya perubahan rumusan tentang kedaulatan, aliran mandate
kedaulatan yang dimili- ki rakyat dapat mengalir langsung secarabperiodik
kepada lembaga-lembaga perwakilan rakyat dan kepala pemerintahan (presiden)
melalui proses pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, dan rahasia.16
Sedangkan prinsip pertanggung jawaban juga
ditemukan dalam Undang Undang Dasar 1945, dimana setiap penyelenggara
negara (eksekutif, legeslatif, yudikatif, dan Lembaga atau komisi independen), secara
konstitunasional di amanatkan untuk mempertanggug jawabkan mandate yang
dipikulnya. Baik pertanggung jawaban secara vertikal kepada rakyat maupun
secara horizontal antar sesama penyelenggara kedaulatan rakyat. Presiden
mempertanggung ja- wabkan mandate yang diberikan dengan cara apabila presiden
melakukan pe- langgaran hukum, maka ia dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya. Meka-
17
nisme ini pada dasarnya mencakup pertanggung jawaban
presiden secara hori- zontal maupun vertikal. MPR sbagai lembaga yang diberi
kewenangan member- hentikan presiden bertindak untuk dirinya maupu atas nama
rakyat untuk mem berhentikan presiden apabila terjadi pelanggaran hukum.
Secara horizontal, ter hadap segala keputusan yang diambil presiden atau pembantu-
pembantunya juga harus atas persetujuan DPR. Ini terlihat dalam beberapa ketentuan
UUD 1945, seperti pasal 11, pasal 12, pasal 13, pasal 14, pasal 15, dan pasal 22.
Begitu juga dengan anggota DPR. Anggota DPR juga harus memper
tanggung jawabkan mandat rakyat yang diberikan kepadanya pada saat pemi
lihan umum. Salah satu bentuk pertanggung jawaban dimaksud adalah seorang
anggota DPR dapat diberhentikan apabila dia tidak lagi sanggup
melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat dilembaga leeslatif. 18
Berdasarkan penjelasan tentang prinsip suara terbanyak dan
prinsip per- tanggungjawaban di atas, tidak keliru bila dikatakan bahwa UUD 1945
menerap kan kedua prinsip dimaksud sebagai prinsip operasoinal kedaulatan
rakyat yang dimuat dalam ketentuan pasal 1 ayat (2) UUD 1945. Kedua prinsip
tersebut mesti dilaksanakan dengan menindak lanjuti pengaturannya dalam
peraturan perunndang-undangan terkait, khususnya undang-undang tentang
pemilihan umum.

16
Jimly Asshiddiqie , Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan Dalam UUD 1945, FH.UII Press,
Yogyakarta, 2004, hlm. 41
17
Pasal 7A UUD 1945
18
Pasal 22B UUD 1945

8
G. Wujud Kedaulatan Rakyat Dalam UUD 1945
Dalam sistem hukum Indonesia, kedaulatan politik disalurkan melalui pemilihan
umumyang dilaksanakan secara periodik setiap 5 (lima) tahun sekali. Hasil dari pemilihan
umum inilah yang kemudian mengisi jabatan-jabatan kelembagaan negara yang menjalankan
kedaulatan rakyat dalam bentuk kedaulatan hukum. Hanya saja dalam proses menjalankan
kedaulatan rakyat itu semua lembaga neara haruslah tunduk pada ketentuan Undang-Undang
Dasar sebagai implikasi dari supremasi konstitusi sesuai dengan ketentuan pasal 1 ayat (2)
UUD 1945. Artinya apabila rakyat menghendaki untuk merubah ketentuan-ketentuan dalam
UUD 1945, maka kehedak rakyat itu harus dipandag sebagai kehendak umum ataupun
kedaulatan dibidang hukum (volunte generale) yang harus disalurka dan tidak boleh
dikesampingkan karena UUD 1945 juga telah memberi peluang untuk melakukan perubahan
terhadapnya. Inilah penegasan kembali terhadap pelaksanaan sistem konstitusional
berdasarkan Undang-Undang Dasar yaitu pelaksanaan kedaulatan rakyat yang disalurkan dan
diselenggarakan menurut prosedur konstitusional yang diterapkan dalam hukum dan
konstitusi (constutional democracy).19
Ada beberapa alas an mengapa sangat penting bagi pemilihan umum
untuk dilaksanakan secara berkala20 Pertama, pendapat atau aspirasi rakyat tidak akan selalu
sama untuk jangka waktu yang panjang dalam artian bahwa konndisi kehidupan rakyat
itubersifat dinamis sehingga aspirasi mereka akan aspek kehidupan bersama juga akan
berubah seiring berjalannya waktu, K.C Wheare menyattakan bahwa kondisi suatu
masyarakat pada suatu masa tertentu memiliki aspek pengaruh yang sangat besar terhadap
pembentukan konstitusi. Kedua, disamping pendapat rakyat dapat berubah-ubah dari waktu
ke waktu, kondisi kehidupan bersama dalam masyarakat dapat pula berubah baik karena
dinamika internasional maupun karena dinamika dalam negeri sendiri. Ketiga, perubahan
aspirasi dapat juga disebabkan karena pertambahan jumlah penduduk dan rakyat yang
dewasa. Mereka itu, terutama pemilih baru (nem voter), dan pemilih pemula belum tentu
memiliki sikap yang sama dengan orang tua mereka sendiri. Keempat, dengan maksud
menjamin terjadinya pergantian kepemimpinan negara, baik cabang kekuasaan eksekutif
maupun dicabang kekuasaan legislatif. Sementara itu dalam
padandangan wujud kedaulatan rakyat pada hakikatnya berasaldari kedaulatan tuhan, karena
rakyat berhimpun dan bersosialusasi menurut kaedah agama yang dianutnya. Tahir Azhary
mengatakan bahwa predikat yang tepat untuk konsep negara dalam islam adalah
nomokrasi(islam).21 Sedangkan monokrasi islam adalah suatu negara hukum yang memiliki
prinsip umum. Degan demikian
keberadaan negara diperlukan sebagai alat kehidupan bersama rakyat yang diikat atas
solidaritas Bersama yang sering dimaknai dengan kontrak sosial sebagai dasar mereka
berinteraksi dengan dasar hukum ketuhanan yang dianut maupun hukum sosial yang
disepakati.

19
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 58
20
Jimly Assiddiqie Pengantar Ilmu Hukum Taata Negara, (Jakarta: Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi, 2006), hlm. 170
21
Tahir Azhary, Negara Hukum Suatu Studi Tentang Prinsip-Prinsipnya Dilihat Dari Segi Hukum Islam,
Implementasinya Pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992) hlm.64

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kedaulatan dari berbagai bahasa dapat diartikan sebagai wewenang tertnggi dari suatu
kesatuan politik. Kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk menetukan hukum suatu
negara. Konsep kedaulatan berarti kekuasaan pemerintahan yang tertinggi dalam suatu negara
yang ditujukan untuk kepentingan warga negaranya. Kedaulatan tuhan diartikan sebagai teori
yang menjelaskan bahwa kekuasaan tertinggi dadalam sebuah negara berasal dari tuhan. Setia
phal akan bersumber dari ajaran tuhan yang kemudian diberikan pada pemimpin negara.
Teori kedaulatan tuhan ini mulai berkembang didunia pada abad ke-5 sampai abad ke-15.
Kedaulatan rakyat merupakan kedaulatan yang menggambarkan suatu sistem
kekuasaan dalam sebuah negar yang menghendaki kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat.
Rumusan kedaulatan ditangan rakyat menunjukkan bahwa kedudukan rakyat yang tertinggi
dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai tujuan
kekuasaan negara. Prinsip-prinsip kedaulatan Negara Republik Indonesia sebagaimana diatur
dalam UUD 1945, antara lain pembukaan UUD 1945, Alinea IV yang berbunyi:
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebikjaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan” dan dalam pasal 1 ayat (2) Batang Tubuh UUD 1945 menegaskan bahwa
“kedaulatan adalah ditangan rakyat.”
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kami sebagai pemakalah menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan. Dan akhir kata, pemakalah meminta maaf apabila terdapat kesalahan berupa
sistematika penulisan, maupun isi dalam makalh ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dalam tulisannya: “Souvereiniteit,” dalam: P.W.C Akkerman et al, Algemene Begrippen van
Staatsrecht, Zwolle: W.E.J Tjeenk Willink, 1985, hlm.87 et seq.

P.W.C Akkerman et al. Op Cit. hlm.90; S.W. Couwenberg, Modern Constitutioneel Recchten
Emancipatie van de Mens, van Monarchale Machtsstaat naar Liberale Democratie, Assen:
van Gorcum,1979, hlm.83

https://www.gramedia.com/literasi/teori-kedaulatan/amp/

Grotius Hugo, (1735) DE IURE BELLI AC PACIS. Janssonio-Waesbergios.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kedaulatan

Schmandt J Henry. Filsafat Politik: Kajian Historis hlm.141-142

Soehino, Ilmu Negara hlm. 152

Schmandt J Henry. Filsafat Politik: Kajian Historis. hlm. 177

Machiavelli Nicollo. (2002). II Principe: Sang Penguasa. Jakarta: Gramedia Pustaka. Hlm.48

https://tirto.id/apa-saja-kedaulatan-dalam-undang-undang-dasar-uud-negara-ri-1945-gjHG

https://konten.smpn2ppu.sch.id/pkn/8/kedaulatan-rakyat-8/MP_files/konten4.html

Tim Penyusun Naskah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945, Naskah
Koprehensif Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Latar Belakang, Proses, dan Hasil Pembahasan, 1999-2002, Buku VIII Warga
Negara dan Penduduk, Hak Asasi Manusia, da Agama, Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, Jakarta, 2008, hlm.138

Tim Penyusun Naskah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945, Buku VII.
Op.cit., hlm129

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 28 I ayat (4)
menyatakan “Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah”.

Asshiddiqie Jimly. (2004) Format kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan Dalam
UUD 1945, FH.UII Press. Yogyakarta. hlm. 41

11

Anda mungkin juga menyukai