Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ILMU NEGARA TAHUN 2022

RUMUSAN MASALAH TIMBULNYA SUATU NEGARA

DOSEN PEMBIMBING :

Prof. dr. I Made Subawa,SH.MS

Oleh :

NAMA : I Nyoman Agus Putera Negara

NPM : 202210121278

KELAS : D1

UNIVERSITAS WARMADEWA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi saya kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan tugas ini. Tanpa pertolongan-Nya saya tidak akan bisa menyelesaikan tugas ini dengan
baik. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya
untuk dapat menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, saya sebagai penyusun tugas ini mengucapkan
Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. I Made Subawa,SH.MS. selaku Pengampu Mata Kuliah Ilmu Negara
yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian tugas ini.Semoga tugas yang kami buat
memberikan hal yang positif dan dihargai oleh pembaca. Meski tugas ini masih mempunyai kekurangan,
saya selaku pembuat tugas mohon kritik dan sarannya, Demikian yang saya sampaikan saya Ucapkan
Terima Kasih
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………….ii

BAB I................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................. 4 1.1

Latar belakang ..................................................................................................... 4 1.2

Rumusn Masalah................................................................................................. 4 1.3

Tujuan Penulisan ................................................................................................. 4

BAB II.................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN.................................................................................................................... 5 2.1

Apa yang dimaksud dengan Ilmu Negara?................................................................5 2.2

Apa yang menjadi objek Ilmu Negara?.....................................................................5 2.3

Metode apa yang digunakan dalam mempelajari ilmu neggara?...............................6

BAB III................................................................................................................................. 7
PENUTUP............................................................................................................................ 7 3.1 Kesimpulan
...................................................................................................... 7
2.1 Teori Terbentuknya Negara

Secara garis besar teori tentang asal mula negara dapat dikelompokkan dalam

dua kelompok :

a. Teori yang bersifat spekulasi, yang terdiri dari teori Ketuhanan, Teori

Kekuatan, dan Teori Juridis

b. Teori yang bersifat Historis sosiologis, disebut juga sebagai teori evolusi.

1) Teori Ketuhanan

Yaitu suatu teori yang menganggap bahwa asal mula negara dan

kekuasaan seorang penguasa adalah semata-mata berasal dari Tuhan. Pelopor

teori ini antara lain Agustinus, Thomas Aquino, dan Frederick Julius Sthal.

Timbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu tidak akan

terjadi tanpa kehendak-Nya. Friederich Julius Stahl (1802-1861) menyatakan

bahwa negara tumbuh secara berangsur-angsur melaui proses evolusi, mulai dari

keluarga, menjadi bangsa dan kemudian menjadi negara. Negara bukan tumbuh

disebabkan berkumpulnya kekuatan dari luar, melainkan karena perkembangan

dari dalam. Ia tidak tumbuh disebabkan kehendak manusia, melainkan kehendak

Tuhan,' katanya. Demikian pada umumnya negara mengakui bahwa selain

merupakan hasil perjuangan atau revolusi, terbentuknya negara adalah karunia

atau kehendak Tuhan. Ciri negara yang menganut teori Ketuhanan dapat dilihat

pada UUD berbagai negara yang menganut teori Ketuhanan dapat dilihat pada

UUD berbagai negara yang antar lain mencatumkan frasa: Berkat rahmat Tuhan

atau By the grace of God

Teori Ketuhanan (teokrasi) pada prinsipnya mengandung 3 pokok masalah :

Negara itu dibentuk dibawah kuasa Tuhan;

Kekuasaan seorang Raja adalah atas pemberian Tuhan;

Mereka menganggap bahwa tidak ada kedaulatan selain kedaulatan

Tuhan
2) Teori Kekuatan

Teori kekuatan secara sederhana dapat diartikan bahwa negara yang

pertama adalah hasil dari dominasi dari kelompok yang kuat terhadap kelompok

yang lemah. Dalam teori kekuatan, faktor kekuatanlah yang dianggap sebagai

faktor tunggal yang menimbulkan negara. Negara dilahirkan karena pertarungan

kekuatan dan yang keluar sebagai pemenang adalah pembentuk negara.Faktor

kekuatan itu juga dapat berupa kekuatan ekonomi dan kekuatan otak.

Tokoh dari teori kekuatan antara lain : Ludwig gunplowitz, Karl Marx,

H.j.Laski, dan Machiavelli.

Beberapa pandangan dari teori kekuatan diantaranya :

Negara adalah suatu organisasi dari kekuasaan yang kuat untuk

menindak organisasi yang lemah

Negara adalah alat kaum kapitalis yang menguasai alat-alat produksi

Negara adalah organisasi pemaksa

3) Teori Juridis

Teori juridis di bagi dalam beberapa teori, yakni teori patrialchal, teori

matrialchal, teori patrimonial.

a)

Teori patrialchal maksudnya, bahwa pemimpin pertama dari manusia itu

adalah semula dari seorang bapak yang merupakan kepala keluarga kecil,

yang kemudian akan menjadi keluarga yang lebih besar yang akhirnya

membentuk suatu masyarakat, dan masyarakat membentuk suatu negara

dengan garis bapak sebagai pimpinan

b) Sedangkan teori matrialchal hampir sama dengan teori patrialchal, hanya

garis ibu yang menentukan

c) Sedangkan teori patrimonial juga hampir sama dengan teori diatas,

namun yang menentukan adalah garis ibu dan bapak.

Teori perjanjian masyarakat

Teori ini disusun berdasarkan anggapan bahwa sebelum ada negara,


manusia hidup sendiri-sendiri dan berpindah-pindah. Pada waktu itu belum ada

masyarakat dan peraturan yang mengaturnya sehingga kekacauan mudah terjadi

di mana pun dan kapan pun. Teori perjanjian masyarakat beranggapan bahwa

Negara di bentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat. Tanpa

peraturan, kehidupan manusia tidak berbeda dengan cara hidup binatang buas,

sebagaimana dilukiskan oleh Thomas Hobbes, manusia seakan-akan merupakan

bintang dan menjadi mangsa dari manusia yang fisik lebih kuat daripadanya.

Keadaan ini dilukiskan dalam peribahasa Latin homo homini lupus. Manusia

saling bermusuhan, saling berperang satu melawan yang lain. Keadaan ini

dikenal sebagai "' bellum omnium contra omnes " (perang antara semua melawan

semua). Bukan perang dalam arti peperangan yang terorganisasikan, tetapi

perang dalam arti keadaan bermusuhan yang terus menerus antara individu dan

individu lainnya [4] Teori Perjanjian Masyarakat diungkapkannya dalam buku Leviathan.

Ketakutan akan kehidupan berciri survival of the fittest, itulah yang

menyadarkan manusia akan kebutuhannya: negara yang diperintah oleh seorang

raja yang dapat menghapus rasa takut. Demikianlah akal sehat manusia telah

membimbing dambaan suatu kehidupan yang tertib dan tenteram.

Maka, dibuatlah perjanjian masyarakat (sosial contract). Perjanjian antar

kelompok manusia yang melahirkan negara dan perjanjian itu sendiri disebut

pactum unions, bersamaan dengan itu terjadi pula perjanjian yang disebut

pactum subiectionis yaitu perjanjian antar kelompok manusia dengan penguasa

yang diangkat dalam pactum unionis. Isi pactum subiectionis adalah pernyataan

penyerahan hak-hak alami kepada penguasa dan berjanji akan taat kepadanya.

Penganut teori Perjanjian Masyarakat antara lain: Grotius (1583-1645), John

Locke(1632-1704), Immanuel Kant (1724-1804), Thomas Hobbes (1588-1679),

J.J.Rousseau (1712-1778). Ketika menyusun teorinya itu, Thomas Hobbes

berpihak kepada Raja Charles I yang sedang berseteru dengan Parlemen.

Teorinya itu kemudian digunakan untuk memperkuat kedudukan raja. Maka ia

hanya mengakuipactum subiectionis, yaitupactum yang menyatakan


penyerahan seluruh haknya kepada penguasa dan hak yang sudah diserahkan itu

tak dapat diminta kembali. Sehubungan dengan itulah Thomas Hobbes

menegaskan idealnya bahwa negara seharusnya berbentuk kerajaan

mutlak/absolut.

John Locke menyusun teori Perjanjian Masyarakat dalam bukunya Two

Treaties on Civil Government, bersamaan dengan tumbuh kembangnya kaum

borjuis (golongan menengah) yang menghendaki perlindungan penguasa atas

diri dan kepentingannya. Maka John Locke mendalilkan bahwa dalam pactum

subiectionis tidak semua hak manusia diserahkan kepada raja. Seharusnya ada

beberapa hak tertentu (yang diberikan alam) tetap melekat padanya. Hak yang

tidak diserahkan itu adalah hakazasi manusia yang terdiri: hak hidup, hak

kebebasan, dan hak milik. Hak-hak itu harus dijamin raja dalam UUD negara.

Menurut John Locke, negara sebaiknya berbentuk kerajaan yang berundang-

undang dasar atau monarki konstitusional.

Jean Jacques Rousseau dalam bukunya Du Contract Social berpendapat

bahwa setelah menerima mandat dari rakyat, penguasa mengembalikan hak-hak

rakyat dalam bentuk hak warga negara (civil rights) Ia juga menyatakan bahwa

negara yang terbentuk oleh Perjanjian Masyarakat harus menjamin kebebasan

dan persamaan. Penguasa sekadar wakil rakyat, dibentuk berdasarkan kehendak

rakyat (volonte general). Maka, apabila tidak mampu menjamin kebebasan dan

persamaan, penguasa itu dapat diganti. Mengenai kebenaran tentang

terbentuknya negara oleh Perjanjian Masyarakat itu, para penyusun teorinya

sendiri berbeda pendapat. Grotius menganggap bahwa Perjanjian Masyarakat

adalah kenyataan sejarah, sedangkan Hobbes, Locke, Kant,dan Rousseau

menganggapnya sekadar khayalan logis.

5) Teori Negara Menurut Al-Qur' an

a) Negara sebagai Penggolongan Umat Manusia

Manusia selalu hidup dalam golongan, ada golongan yang bernama

keluarga, tetangga, lorong kampung, daerah dan negara. Semua golongan


tempat manusia menjadi sebagai anggotanya tidak dibuat atau diciptakan

oleh manusia. Golongan-golongan yang beraneka ragam itu terjadi karena

watak manusia itu sendiri. Hukum Qur'an mengatakan bahwa golongan itu

sudah dijadikan oleh Tuhan dan sudah menjadi sunnah-Nya dalam

kehidupan manusia. Dengan demikian maka Qur'an menolak teori

perjanjian masyarakat dalam pembentukan Negara seperti yang

dikemukakan oleh Hobbes dan Locke. Hukum Qur'an juga menolak teori

teokrasi dalam terbentuknya Negara.

b) Kekuasaan dalam Negara

Mengenai timbulnya kekuasaan dalam Negara Qur'an mempunyai

pendirian yang berlainan dari teori-teori kekuasaan dalam Negara seperti

berikut :

Hobbes dengan teori perjanjian masyarakat, mengatakan bahwa

kekuasaan yang ada dalam negara itu adalah kekuasaan yang diberikan

oleh orang ramai kepada pemegang kekuasaan itu (homo homini lupus)

dalam teorinya Hobbes mengatakan bahwa manusia memakai manusia

untuk menegakkan keamanan dan ketertiban.

Dan Lock mengatakan bahwa kekuasaan yang diberikan kepada

pemegang kekuasaan dalam Negara itu adalah kekuasaan untuk mejamin

keselamatan jiwa, kemerdekaan dan harta benda setiap orang.

Rousseau mengatakan bahwa yang mempunyai kekuasaan itu bukanlan

yang memegang kekuasaan dalam negara. Namun yang mempunyai

kekuasaan itu adalah rakyat yang telah mengadakan perjanjian

masyarakat. Pemegang kekuasaan hanyalah pelaksana belaka dari kekuasaan atas nama rakyat, yang
mempunyai hak untuk membatasinya,

merubahnya dan mencabut apabila dikehendakinya.

Al-Qur'an mengatakan bahwa manusia itu dijadikan sebagai penguasa dalam

negara, dan Tuhan menjadikan segolongan manusia mempunyai kelebihan dari

golongan yang lain. Kelebihan itu dapat berupa kelebihan dalam keagungan
darah dan keturunan (zaman feodalisme dan monarchi absolute) Kelebihan

dalam soal keagamaan (abad pertengahan) kelebihan dalam bidang kekayaan

(masa kapitalisme) kelebihan dalam kekuatan politik (pemerintahan

parlementer). Dan harus pula kita ketahui bahwa kelebihan itu tidak hanya pada

hal-hal yang baik namun juga dalam arti kata yang buruk seperti kelebihan

dalam kelicinan dan kancil. Ini bisa kita lihat dalam pertumbuhan kekuasaan

dalam Negara semenjak terjadinya Negara dalam masyarakat umat manusa

bahwa, yang memegang kekuasaan itu selalu golongan yang mempunyai

kelebihan dibanding dengan golongan yang lain.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara garis besar teori tentang asal mula negara dapat dikelompokkan dalam

dua kelompok :

a. Teori yang bersifat spekulasi, yang terdiri dari teori Ketuhanan, Teori

Kekuatan, dan Teori Juridis

6. Teori yang bersifat Historis sosiologis, disebut juga sebagai teori evolusi.

3.2 Saran

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi

susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka Penulis

menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Penulis dapat memperbaiki makalah ini

Anda mungkin juga menyukai