Anda di halaman 1dari 6

IHYA’UL MAWAAT (‫الموات‬ ‫)إحياء‬

1. PENGERTIAN IHYAUL MAWAAT


Secara Bahasa Ihya’ artinya membuat sesuatu menjadi hidup.
Sedangkan Al-Mawaat artinya lahan-lahan yang mati
Secara istilah Ihya’ul Mawaat ialah mengolah atau menghidupkan
lahan yang mati, atau lahan yang tidak bertuan dan tidak dimanfaatkan
oleh seseorang.
Misalnya, membuka hutan untuk lahan pertanian, menghidupkan
lahan tidur menjadi produktif yang berasal dari rawa-rawa yang tidak
produktif atau tanah tidur lainnya agar menjadi produktif.
2. HUKUM DAN DALIL IHYA’UL MAWAAT
Menghidupkan lahan yang mati hukumnya boleh (mubah)
berdasarkan hadits Rasulullah Saw., sebagai berikut :

‫َح ٍّق‬ ٍ‫ضا َميِّتَةً فَ ِهي لَهُ ولَْيس حِلِْر ٍق ظَامِل‬


ً ‫َأحيَا َْأر‬
ْ ‫َم ْن‬
َ َ َ
)‫( رواه أبو داود والنسئى والرتمذى‬
“Barang siapa yang menghidupkan tanah mati, maka tanah itu menjadi
haknya, orang yang mengalirkan air dengan dzalim tidak mempunyai
haknya” (HR. Abu Daud, An-Nasa’i dan At-Tirmidzi)
3. RUKUN IHYA’UL MAWAT
a. Muhyi
Yaitu orang yang melakukan iḥyā’ul mawāt
Syarat muhyi:
- Imam Syafi’I : harus seorang muslim jika lahan yang akan diolah
berada di daerah Islam
- Pendapat lain : kafir dzimmī juga berhak untuk menghidupkan
lahan mati di daerah Islam

b. Muhya’
Yaitu lahan mati yang akan diolah atau dihidupkan dengan cara
proses iḥyā’ul mawāt
Syarat Muhya:
- Belum pernah dimiliki seseorang di era Islamiyah
- Tidak berada di sekitar lahan hidup (lahan yang sudah diolah atau
dihidupkan dan dimiliki seseorang) yang disebut dengan ḥarīm.
- Berada di daerah Islam

c. Ihya’
Yaitu proses pengolahan lahan mati yang secara hukum
berkonsekuensi menjadi milik pengolah. Batas pengolahan lahan
mati adalah sesuai dengan tujuan yang diinginkan pengolah.
4. SYARAT MEMBUKA LAHAN BARU
a. Tanah yang dibuka hanya cukup sebagai keperluannya saja, jika lebih
orang lain boleh mengambil sisanya.
b. Ada kesanggupan dan cukup alat untuk meneruskannya, bukan
semata-mata sekedar untuk menguasai tanahnya saja.

5. HIKMAH IHYA’UL MAWAT


a. Mendorong manusia untuk bekerja keras dalam mencari rezeki.
b. Munculnya rasa kemandirian dan percaya diri bahwa di dalam jagad
raya ini terdapat potensi alam yang dapat dikembangkan untuk
kemaslahatan hidup.
c. Termanfaatkannya potensi alam sebagai manifestasi rasa syukur
kepada Allah atas kemampuan manusia dalam bidang IPTEK.
LATIHAN SOAL
1. Adanya seseorang yang menggarap lahan yang mati adalah …. Ihyaul
Mawaat.
a. Syarat
b. Rukun
c. Hukum
d. Dalil
e. Sebab
2. Istilah yang digunakan untuk mengidupkan lahan yang mati dalam Islam
disebut
a. Ihrazul mubahaat
b. Ihya’ul mawaat
c. Ihya’ ‘Ulumuddin
d. Bai’
e. At-Tawallud Minal Mamluk
3. menghidupkan lahan tidur menjadi produktif yang berasal dari rawa-
rawa yang tidak produktif yang tidak bertuan hukumnya ….
a. Haram
b. Mubah
c. Sunnah
d. Wajib
e. Makruh
4. Perhatikan hadits berikut ini!
‫س لِ ِح ْر ٍق ظَالِ ٍم َح ٍّق‬ ِ
َ ‫ضا َميِّتَةً فَه َي لَهُ َولَْي‬
ً ‫َأحيَا َْأر‬
ْ ‫َم ْن‬
( ‫)رواه أبو داود والنسئى والترمذى‬
Lafal yang bergaris bawah artinya ….
Tanah mati
Tanah hak
Mengalirkan air
Menanami tanaman
Menghidupkan tanah
5. Lahan mati yang akan diolah atau dihidupkan dengan cara proses
iḥ yā ’ul mawā t disebut dengan ….
a. Muhyi
b. Muhya
c. Ihya
d. Ardhun
e. Mayyitun
6. Menurut Imam Syafi’I syarat seorang muhyi adalah …
a. Merdeka
b. Muslim
c. Muslim dan kafir dzimmi
d. Berakal
e. Baligh
7. Munculnya rasa kemandirian dan percaya diri bahwa di dalam jagad
raya ini terdapat potensi alam yang dapat dikembangkan untuk
kemaslahatan hidup. Pernyataan diatas merupakan …… ihyaul mawat
a. Sebab
b. Rukun
c. Hikmah
d. Syarat
e. Definisi
8. Berikut ini adalah ketentuan tanah atau lahan mati yang akan diolah,
kecuali ….
a. Belum pernah dimiliki seseorang di era Islamiyah
b. Tidak berada di sekitar lahan hidup
c. Merupakan ḥ arīm dari lahan yang dimiliki
d. Tanah milik negara
e. Berada di daerah Islam
9. Seseorang melakukan ihyaul mawat di sebuah lahan yang tidak dibatasi
dan keperluan yang tidak jelas maka hukumnya …
Haram
Mubah
Sunnah
Makruh
Sunnah muakkadah
10. Perhatikan pernyataan berikut
1) Muhyi
2) Baligh
3) Berakal
4) Muhya
5) Ihya
Yang termasuk rukun ihya’ul mawaat adalah
a. 123
b. 234
c. 345
d. 145
e. 125

Anda mungkin juga menyukai