Anda di halaman 1dari 27

Sumber sumber hukum dalam

islam

Kelompok 2
Akhyar Harist
M. Rozyhan Ramadhan
Nur Fauziah
Tionami Fachrainy Nauli
XII MIA 9
Sumber hukum berdasarkan
sifatnya

Sumber Hukum Sumber Hukum


Islam yang disepakati Islam yang tidak
(Muttafaq) disepakati
(Mukhtalaf)

2
Muttafaq

Al Qur’an As Sunnah

Ijmak Qiyas

3
Mukhtalaf (sumber hukum islam yang tidak
disepakati)

4
A. Sumber Hukum Islam yang disepakati (Muttafaq)

1. Al Qur’an
Al Qur’an merupakan salah satu sumber hukum islam yang disepakati oleh para ulama. Al quran ialah sumber Hukum
islam yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW. Melalui Malaikat Jibril.

A. Kedudukan Al Quran sebagai sumber hukum islam

Alquran menempati kedudukan pertama dari sumber-sumber hukum yang lain dan merupakan aturan dasar tertinggi
sumber hukum maupun ketentuan norma yang lain tidak boleh bertentangan dengan Alquran .
Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad dan sampaikan kepada umat manusia dengan tujuan untuk
mengembangkan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah
Subhanahu wa ta'ala sebagai berikut

5
b. Pedoman Al Qur’an dalam menetapkan
hukum islam

Tidak Memberatkan atau Menyulitkan


. Menunjukkan bahwa Allah SWT sangat menyayangi umat manusia sebagai mukalaf, sehingga dalam melaksanakan
hukum islam tidak dituntut pelaksanaan diluar kesanggupan. Sebagaimana firman Allah SWT dibawah ini:
1‫ف اللّهُ نَفْ ًسا اِاَّل ُو ْس َع َها‬
ُ ِّ‫كل‬
َ ُ‫( ۗ اَل ي‬Allah tidak seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.. ) Q.S Al baqarah : 286
ٰ

Menyedikitkan Beban
- Menjamak dan mengqasar shalat apabila dalam perjalanan dengan syarat tertentu
- Bertayamum sebagai pengganti wudu’
- Memakan makanan haram jika keadaan darurat ( terpaksa )

Berangsur angsur dalam menetapkan hukum


Alquran menetapkan hukum Islam secara berangsur-angsur akan bertahan hal ini dibuktikan dengan persoalan seperti
keharaman meminum minuman keras berjudi serta kegiatan-kegiatan yang mengandung judi pada awalnya aku hanya
menjelaskan bahwa minuman keras dan berjudi termasuk dosa besar meski masih akan tetapi kemudharatan dan dosa tersebut
lebih besar daripada manfaatnya.

6
c. aYat ayat al quran yang berkaitan
dengan hukum
menurut sebagian para ulama ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan hukum jumlahnya sangat terbatas
yakni berkisar antara 150 sampai 500 ayat. ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan masalah hukum ini
berisi tentang aturan aturan mengenai

7
2. Sunnah

A. Pengertian sunnah
1. Al Qur’an
Sunnah menurut etimologi (bahasa) Dasar kehujjahan sunnah sebagai sumber
berarti jalan( Cara ) yang ditempuh, cara atau hukum dijelaskan dalam firman Allah
jalan yang sudah terbiasa, sesuatu yang SWT :
dilakukan oleh para sahabat, baik yang ada
dasar hukumnya dalam Alquran atau hadis
َّ‫ا َّتقُوا هّٰللا َ ۗاِن‬%‫ ُه َو َما َن ٰهى ُك ْم َع ْن ُه َفا ْن َته ُْو ۚا َو‬%‫َو َمٓا ٰا ٰتى ُك ُم الرَّ س ُْو ُل َف ُخ ُذ ْو‬
maupun tidak, dan sebagai lawan dari kata ‫هّٰللا‬
ِ ۘ ‫ َ َش ِد ْي ُد ْال ِع َقا‬....
‫ب‬
bid’ah
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah. Dan
B . Kedudukan kehujjahan sunnah bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah
sangat keras hukuman-Nya. ( Al Hasyr : 7)

8
2) Ijmak
para sahabat Rasulullah telah bersepakat wajib mengikuti sunnah Rasulullah SAW. baik ketika
beliau (Rasulullah SAW) masih hidup maupun sudah wafat, mereka tidak membeda-bedakan antara
Wahyu yang diturunkan dalam Alquran dengan ketentuan yang berasal dari Rasulullah SAW.

3) Dalil Aqli
sebagian besar ayat Alquran memiliki hukum yang masih Global memerlukan penjelasan secara
rinci. tanpa penjelasan dan keterangan serta cara melaksanakannya hukum tersebut belum dapat
diamalkan.

C. Fungsi Sunnah dalam menetapkan Hukum


1) Menguatkan Hukum
2) Memberikan Penjelasan (Bayan)
- Memberikan Perincian Ayat Ayat yang Masih Mujmal
- Membatasi kemutlakkannya
- Menakhsiskan keumumannya

9
d. Macam macam sunnah

Dibedakan dari segi benyuknya :


Sunnah Qauliyyah
Sunnah Fi’liyyah
Sunnah Taqriyyah

Berdasarkan segi kualitasnya :


Sunnah Mutawatirah
Sunnah Masyurah
Sunnah Ahad

Berdasarkan segi kepercayaan:


Sunnah shahih
Sunnah Hasan
Sunnah Daif
Sunnah Maudu

10
3. Ijmak

Ijmaa Ijma’ artinya kesepakatan bulat dari sejumlah mujtahid.  ijma’ ada dua, yaitu:

a.  Ijma’ Sarih, yaitu kesepakatan yang dinyatakan oleh para mujtahid.


b.  Ijma’ Sukuti, yaitu sebagian mujtahid mengatakan pendapatnya mengenai hukum, sedangkan mujtahid
lainnya tidak memberikan tanggapan menerima atau menolak.

contoh Ijma':
     Misalnya adalah status hukum dari vaksinasi dan imunisasi. Pada masa Nabi Muhammad, belum ada
vaksinasi dan imunisasi. Hukumnya pun belum ada. Lalu, para ulama berkumpul untuk membahasnya. Mereka
pun berpandangan bahwa vaksinasi dan imunisasi memiliki banyak manfaat secara medis, dan dapat dianggap
sebagai “ikhtiar” untuk kesehatan. Dengan Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2016 tentang Imunisasi, MUI
menyatakan bahwa vaksinasi dan imunisasi diperbolehkan bulat dari sejumlah mujtahid.

11
4. Qiyas
Qiyas artinya mengukur, membandingkan sesuatu dengan yang semisalnya

Rukun Qiyas

a. Al-Aslu, sesuatu yang sudah ada hukumnya dalam nas.


b. Al-Far’u, sesuatu yang baru dan tidak ada hukumnya dalam nas.
c. Al-Hukmu, hukum syarak yang ada nasnya sebagai pangkal hukum bagi cabang.
d. Al-‘illat, yaitu sifat atau keadaan yang dijumpai pada cabang dan juga ada pada pokok.

Macam macam Qiyas

e. Qiyas Al awla, qiyas yang ‘illah-nya mewajibkan adanya hukum.


f. Qiyas Al Musawi, qiyas yang ‘illah-nya mewajibkan adanya hukum yang sama, baik pada hukum
yang ada pada al-aslu maupun maupun hukum yang ada pada al-far’u (cabang).
g. Qiyas Al Adna, qiyas dimana hukum al-far’u lebih lemah keterkaitan-nya dengan hukum al-aslu.

.
12
B. Sumber Hukum dalam Islam yang tidak disepakati
(Mukhtalaf)

1. Istihsan
Istihsan secara etimologi merupakan bentuk masdar dari astahsin (‫ )استحسن‬yang berarti
menganggap baik sesuatu atau mengira sesuatu itu baik. Melansir buku Ushul Fiqh oleh Amir
Syariffudin, arti lain dari istihsan adalah mengikuti sesuatu yang lebih baik atau mencari yang
lebih baik untuk diikuti.
Istihsan dilihat dari bentuknya dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu:
2. Istihsan yang merajihkan qiyas Kahfy dari qiyas Jaly, yang demikian dinamakan istihsan
qiyas.
3. Merajihkan pengecualian hukum khusus daripada yang umum (kully).

13
2. Masalihul mursalah

Masalihul Mursalah adalah Suatu perbuatan


yang bermanfaat bagi kemaslahatan . 
Syarat-syarat itu adalah sebagai Macam Macam ;
   Imam Al-ghazali mena’rifkan bahwa berikut :
mashalihul mursalah pada dasarnya ialah
meraih manfaat dan menolak mudarat. 
1.  Maslahah itu harus hakikat, 1. Mashlaha Daruriyah
bukan dugaan.
    Menurut Imam Muhammad Hasbih As-
2. Maslahah harus bersifat
2. Mashlaha Hajjiyah
Siddiqi, mahalihul mursalah ialah memelihara
tujuan dengan jalan menolak segala sesuatu
umum dan menyeluruh.
3. Mashlaha Tahsiniyah
yang merusak makhluk. 3. Maslahah itu harus sejalan
dengan tujuan hukum-hukum
ta’rif diatas mempunyai tujuan yang sama
yang dituju oleh Syar’i.
yaitu, mashalihul mursalah memelihara
tercapainya tujuan-tujuan syara’ yaitu menolak 4. Maslahah itu bukan
mudarat dan meraih maslahah.ummat. maslahah yang tidak  benar.

14
Dan sebagian ulama Syafi’i, tetapi harus memenuhi syarat-
syarat yang telah ditentukan oleh ulama-ulama ushul.
1. Kehujjahan Maslahah Mursalah
C.    Imam Al-Qarafi berkata tentang maslahah mursalah,
Dalam kehujjahan maslahah mursalah, terdapat sesungguhnya berhujjah dengan maslahah mursalah dilakukan
perbedaan pendapat di kalangan ulama ushul diantaranya oleh semua mazhab, karena mereka melakukan qiyas dan
: mereka membedakan antara satu dengan yang lainnya karena
adanya ketentuan-ketentuan hukum yang mengikat.
a.    Maslahah mursalah tidak dapat menjadi hujjah/dalil
menurut ulama-ulama Syafi’iyyah, ulama-ulama Diantara ulama yang paling banyak melakukan atau
menggunakan maslahah mursalah ialah Imam Malik dengan
Hanafiyah dan sebagian ulama Malikiyah, seperti Ibnu
alasan Allah mengutus utusan-utusannya untuk membimbing
Hajib dan ahli zahir. umatnya kepada kemaslahatan. Sebagaimana Allah berfirman :
B.   Maslahah mursalah dapat menjadi hujjah/dalil “Tidaklah semata-mata Aku mengutusmu (Muhammad)
menurut sebagian ulama Malik dan sebagian ulama kecuali untuk kebaikan seluruh alam”. (Al-Anbiya 107)
Syafi’i, tetapi harus memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan oleh ulama-ulama ushul.
15
Contoh Mushalihul Mursalah
1. Tindakan Abu Bakar terhadap orang-orang yang ingkar membayar zakat, itu adalah demi
kemaslahatan.
2. Mensyaratkan adanya surat kawin, untuk syahnya gugatan dalam soal perkawinan.Menulis huruf
Al-Qur’an kepada huruf latin.
3. Membuang barang yang ada di atas kapal laut tanpa izin yang punya barang, karena ada
gelombang besar yang menjadikan kapal oleng.
4. Demi kemaslahatan penumpang dan menolak bahaya.Dalam Al-Qur’an tidak ada perintah untuk
mengumpulkan Al-Qur’an dari hafalan dan tulisan, tetapi para sahabat melakukannya.

16
3. 'urf (adat kebiasaan)

Macam Macam “urf : Kedudukan 'urf:


1) ‘Urf Sahih adalah adat Para ulama ushul fiqh
kebiasaan manusia yang tidak sepakat bahwa 'urf yang
‘Urf adalah apa-apa yang
bertentangan dengan sumber sah, yaitu 'urf yang tidak
saling diketahui oleh
hukum Islam dan tidak bertentangan dengan
manusia dan mereka
menghalalkan yang haram syari'at. Baik yang
mempraktekkannya, baik
atau sebaliknya. contoh urf menyangkut dengan 'urf
perkataan maupun
adalah adat kebiasaan yang umum dan 'urf khusus,
perbuatan atau
berlaku dalam dunia maupun yang berkaitan
meninggalkan.
perdagangan. dengan 'urf lafazh dan
Sedangkan menurut para
2) urf fasid adalah adat 'urf amal, dapat
ahli ushul fiqh adalah
kebiasaan manusia yang dijadikan hujjah dalam
sesuatu yang telah saling
berlawanan dengan ketentuan menetapkan hukum
dikenal oleh manusia dan
sumber hukum Islam. syara‘.
mereka menjadikan
contoh: kebiasaan mencari
tradisi.
dana dengan menggunakan kupon
berhadiah toner pajak hasil
perjudian

17
Landasan Hukum’Urf

Urf tergolong salah satu sumber hukum dari ushul fiqih yang diambil dari intisari Al-Qur’an.
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf (Al-‘Urfi), serta berpalinglah dari
orang-orang yang bodoh.“

— QS. Al-A’raf: 199

Kata al-‘Urf dalam ayat tersebut, yang manusia disuruh mengerjakannya, oleh Ulama Ushul fiqih dipahami
sebagai sesuatu yang baik dan telah menjadi kebiasaan masyarakat. Berdasarkan itu maka ayat tersebut
dipahami sebagai perintah untuk mengerjakan sesuatu yang telah dianggap baik sehingga telah menjadi
tradisi dalam suatu masyarakat. Kata al-ma‘ruf artinya sesuatu yang diakui baik oleh hati. Ayat di atas tidak
diragukan lagi bahwa seruan ini didasarkan pada pertimbangan kebiasaan yang baik pada umat, dan hal
yang menurut kesepakatan mereka berguna bagi kemaslahatan mereka. Kata al-ma‘ruf ialah kata umum
yang mencakup setiap hal yang diakui. Oleh karena itu kata al-ma‘ruf hanya disebutkan untuk hal yang
sudah merupakan perjanjian umum sesama manusia, baik dalam soal mu‘amalah maupun adat istiadat.

18
4. Istishab

istishab pada dasarnya merupakan suatu metode penemuan hukum berdasarkan hukum yang
sudah ada sebelumnya selama belum ada dalil (bukti hukum) baru yang menyatakan sebaliknya
.Konsep istishab sebagai metode hukum mengandung tiga unsur pokok, yakni:
Waktu. Istishab menghubungkan tiga waktu sebagai satu kesatuan yaitu waktu lampau, sekarang,
dan yang akan datang.
Ketetapan hukum. Ada dua ketetapan hukum, yaitu ketetapan hukum boleh (isbat) dan ketetapan
hukum yang tidak membolehkan (nafy)
.Dalil Istishab sebagai metode penetapan hukum berpusat pada pengetahuan seseorang atas dalil
hukum. Pengetahuan inilah yang menjadi kerangka dasar dalam menetapkan posisi hukum
asalnya

19
Macam Macam
Istishab

Istishab Syarak
Istishab Aql
Adalah suatu perbuatan yang
adalah suatu keyakinan umum dalam
dilaksanakan karena perintah Allah
rangka mendalami agama. Sehingga ulama
SWT dan Rasulullah SAW . Serta tidak
membedakan ajaran agama menjadi dua
ada dalil yang mengubah perintah
bagian yaitu ibadah dan muamalah.
tersebut.

20
5. Syar’u man Qoblana
A. Pengertian Syariu Man Qablana
Syar’u Man Qablana adalah hukum Syari’at sebelum kita (umat Islam). Para ulama
Ushul Fiqh sepakat bahwa syariat yang diberikan kepada para nabi sebelum Nabi
Muhammad, yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an dan Sunnah, tidak berlaku lagi
bagi umat Islam..
Contoh:
Selain Puasa, Qur’an menyebut Syar’u Man Qablana lain, misalnya hukum tentang
hukum pembunuhan didalam QS.Al-Maidah(5): 32

َ ِ َ ْ َ ‫لـ َ ْف ًسۢا ِب َغيْ ِر ن َ ْف ٍ أ‬


‫يل أَن ّ َُهـۥ َمـن َقتَ َ ن‬ َ ‫ِم ْنـ أ َ ْج ِلـ َٰذلِ َكـكَتَبْن َاـ‬
َ ‫عل َ ٰىـبَ ِن ٓىـ ِإ ْسـ َٰ ٓر ِء‬
َ ّ ‫سـو َف َسـا ٍ ۢد ِفـى ٱل ْأ ْرض َفك َأن ّ ََمـا َقتَ َلـ ٱلن‬
‫َاس‬ setelah itu melampaui batas di bumi.” QS. Al-Maidah(5)

‫يرۭـا ِ ّمن ْ ُهـم بَ ْع َد َٰذلِ َكـ ِفى‬


ً ‫ت ثُ َ ّمـ ِإ ـَ ّن ك َ ِث‬
ِ ‫ٓاءتْ ُه ْمـ ُر ُسـلُنَا ِبٱل ْبَ ِيّن َٰـ‬ ۭ ً ‫اهـا َفك َأَن ّ ََمٓا أ َ ْحيَـا ٱلن َّا َسـ َج ِم‬
َ ‫يعـا ۚ َول َ َق ْد َج‬ َ َ‫يعۭـا َو َم ْنـأ َ ْحي‬
ً ‫َج ِم‬
mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka

َ ‫“ ٱل ْأ َ ْر ِضل َُم ْس ِرف‬


seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada
‫ُون‬ akan dia telah membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka
bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang,
6. Sadduz Zara’i

Pengertian Dalam hukum takhlifi Setiap perbuatan mengandung


Saddu Zara’i berasal dari kata diuraikan tentang sesuatu dua sisi:
sadd dan zara’i. Sadd artinya yang mendahului perbuatan - Sisi yang mendorong untuk
menutup atau menyumbat, wajib, yang disebut berbuat dan Sasaran atau
sedangkan zara’i artinya muqaddimah wajib. Karena - tujuan yang menjadi
pengantara. muqaddimah merupakan natijah
Pengertian zara’i sebagai wasilah washilah (perantara) kepada (Kesimpulan/Akibat) dari
dikemukakan oleh Abu Zahra dan suatu yang dikenai hukum, perbuatan itu. Menurut
Nasrun Harun mengartikannya maka ia juga disebut dzari’ah. natijahnya, perbuatan itu
sebagai jalan kepada sesuatu atau Oleh karena itu para penulis ada 2 bentuk :
sesuatu yang membawa kepada dan ulama ushul fiqh - Natijahnya baik,
sesuatu yang dilarang dan memasukkan muqaddimah - Natijahnya buruk, Ketiga
mengandung kemudaratan. wajib kedalam pembahasan Akibat dari suatu
Beberapa pendapat menyatakan tentang dzari’ah, karena perbuatan.
bahwa Dzai’ah adalah washilah sama-sama sebagai perantara
(jalan) yang menyampaikan untuk melakukan sesuatu.
kepada tujuan baik yang halal
ataupun yang haram.

22
Natijahnya baik, maka segala
sesuatu yang mengarah
kepadanya adalah baik dan oleh
karenanya dituntut untuk Untuk menetapkan hukum jalan (sarana) yang
mengerjakannya. mengharamkan kepada tujuan, dalam saddu al-
Kedua Natijahnya buruk, maka zari’ah, ada tiga hal yang perlu dipehatikan: Pertama
segala sesuatu yang mendorong Tujuan. Jika tujuannya dilarang, maka jalannya pun
kepadanya adalah juga buruk,
dilarang dan jika tujuannya wajib, maka jalannya pun
dan karenannya dilarang
diwajibkan. Kedua Niat (Motif). Jika niatnya untuk
mencapai yang halal, maka hukum sarananya halal,
dan jika niat yang ingin dicapai haram, maka
sarananyapun haram. Ketiga Akibat dari suatu
perbuatan.

23
7. Dilalatul iqtiran
1. Pengertian Dalalatul Iqtiran
Dalalatul Iqtiran Secara bahasa berarti dalil yang bersama-sama (berbarengan), secara istilah adalah
dalil yang menunjukkan bahwa sesuatu itu sama hukumnya dengan sesuatu yang disebut bersama-sama.
2. Contoh Dalatul Iqtiran
.....1ِ‫لّه‬1 ِ1‫ َرةَ ل‬1‫لُع ْم‬1ْ1‫ا‬1‫جَّ َو‬1‫لَح‬1ْ1‫ا ا‬1‫ُّو‬1‫اَتِم‬1‫ۗ َو‬
ٰ
Firman Allah Surat Al Baqarah ayat 196“Sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah”(Al
Baqorah 196).

3. kedudukan Dalalatul Iqtiran sebagai sumber hukum.


Para ulama berbeda pendapat mengenai dalalatul iqtiran sebagai sumber hukum.
A. .Jumlah ulama berpendapat bahwa dalalatul iqtiran tidak dapat dijadikan hujjah dengan alasan
B. b. Sebagai ulama yang lain dari golongan Hanafiyah, Malikiyyah, dan Syafi’iyah mengatakan bahwa
Dalalatul Iqtiran dapat dijadikan hujjah dengan alasan :“Sesungguhnya ‘athaf itu menghendaki
musyarakat “Sesungguhnya ‘athaf itu menghendaki musyarakat”.

24
8. Madzhab shahabi
Pandangan ulama’ Syafi’iyah terhadap madzhab shahabi.Di sini yang dimaksud dengan
madzhab shahabi ialah “pendapat para sahabat Rasulullah Saw. tentang suatu kasus dimana
hukumnya tidak dijelaskan secara tegas dalam Al-Qur’an dan sunnah rasulullah.

Sedangkan menurut ulama’ Fiqh, yang dimaksud madzhab shahabi yaitu pendapat yang
dikemukakan oleh seorang atau beberapa sahabat Rasulullah secara individu tentang suatu
hukum syara’ yang tidak terdapat ketentuannya dalam Al-Qur’an maupun sunnah
Rasulullah Saw.

Madzhab shahabi itu sendiri menunjukkan pengertian pendapat hukum para sahabat secara
keseluruhan tentang suatu syara’ yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah, dimana
pendapat para sahabat tersebut merupakan hasil kesepakatan di antara mereka.Yang
dimaksud madzhab shahabi menurut Syafi’iyah adalah pendapat orang tertentu di kalangan
sahabat dan tidak dipandang sebagai hujjah. Beliau memperkanankan untuk
mengistimbatkan pendapat lain. Alasannya, pendapat mereka adalah pendapat ijtihad secara
perseorangan dari orang yang tidak ma’sum
25
[Kehujjahan Madzhab Shahabi
Maksud kehujjahan di sini adalah
kekuatan yang mengikat untuk Contoh madzhab shahabi, antara
dijalankan oleh umat Islam, sehingga lain:
akan berdosa jika meninggalkannya 1). Kasus pembagian warisan, nenek
sebagaimana berdosanya mendapat bagian 1/6.
meninggalkan perintah Nabi. 2). Pendapat Utsman bin Affan
tentang hilangnya shalat Jumat
apabila bertepatan dengan Idul Fitri
dan Idul Adha,
3). Pendapat Ibnu Abbas tentang
tidak diterimanya kesaksian anak
kecil.
Terima Kasih

27

Anda mungkin juga menyukai