Anda di halaman 1dari 1

Hukum Menyentuh Dan Membaca Al Quran Ketika Sedang Haid

Menurut jumhur ulama, orang yang hadats -termasuk wanita haid atau orang junub- boleh menyentuh kitab

tafsir, membawanya, atau mempelajarinya. Meskipun di sana terdapat ayat-ayat Al-Quran. Mereka mengatakan,

karena sasaran kitab tafsir adalah makna Al-Quran, bukan untuk membaca Al-Quran. Sehingga tidak berlaku aturan

Al-Quran. Bagaimanakah hukumnya bila seorang wanita muslimah yang sedang haid menyentuh dan membaca

Al Quran untuk mendapatkan keutamaannya?


Sebagaimana diketahui bahwa haid adalah merupakan hadats besar yang harus dihilangkan dengan
melakukan mandi wajib. Selain haid, junub pun juga diberlakukan hukum yang sama, namun ada perbedaannya
terutama dari segi waktu.
Bila junub bisa dihilangkan hadatsnya saat itu juga dengan mandi wajib, haid tidak bisa demikian karena
adanya durasi tertentu hingga usai masa haidnya. Oleh karenanya diberikan kemudahan kepada wanita untuk
beribadah disebabkan oleh hal ini.
Sedangkan untuk menyentuh Al-Qur’an terjemah atau tafsirnya bagi wanita haid atau junub
diperbolehkan, Dalam suatu Ensiklopedi Fiqh dijelaskan yakni, 
“Menurut jumhur ulama, orang yang hadats -termasuk wanita haid atau orang junub- boleh menyentuh
kitab tafsir, membawanya, atau mempelajarinya. Meskipun di sana terdapat ayat-ayat Al-Quran. Mereka
mengatakan, karena sasaran kitab tafsir adalah makna Al-Quran, bukan untuk membaca Al-Quran. Sehingga
tidak berlaku aturan Al-Quran.”
Penjelasan lainnya yakni dalam kitab al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 13/97 disebutkan bahwa,
“(Para ulama) Syafi’iyah menegaskan, bahwa bolehnya menyentuh kitab tafsir, dengan syarat jika
tulisan tafsirnya lebih banyak dibandingkan teks Al-Quran-nya, sehingga tidak lagi disebut menyepelekan
kemuliaan Al-Quran. Dan kitab tafsir tidak disebut mushaf Al-Quran.  Sementara Hanafiyah memiliki  pendapat
berbeda, mereka mewajibkan wudhu bagi yang menyentuh kitab-kitab tafsir.”
Sedangkan menurut Madzhab Hanbali mayoritas ulamanya tidak melarang Muslimah haid untuk
membaca Al-Quran. Alasan ini didasarkan pada hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib:
“Tidaklah Nabi melarang seseorang membaca sesuatu pun dari Al-Quran selama dia tidak dalam
keadaan junub”.
Adapun bila memegang Al-Qur’an murni (bukan terjemah atau tafsir), maka jumhur ulama berpendapat
tidak boleh bagi yang memiliki hadats kecil atau besar untuk memegang mushaf Al-Qur’an. Sebagaimana hal ini
berdasarkan hadits Amr bin Hazm bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengirim surat kepada
penduduk Yaman,
“Hendaklah seseorang tidak menyentuh Al-Quran kecuali orang yang dalam keadaan suci.”
Wallahu a’lam bish-shawab
 © 2022 KOMPASTV Network. All rights reserved.

Anda mungkin juga menyukai