Anda di halaman 1dari 26

SISTEM REM

MATERI VI: SISTEM REM

Tujuan Umum:
Peserta diklat mampu melakukan servis sistim Rem

Tujuan Khusus:
1. Mampu menjelaskan fungsi rem
2. Mampu menjelaskan cara kerja rem hidrolik
3. Mampu menjelaskan jenis-jenis rem
4. Mampu melakukan servis drum brake
5. Mampu melakukan servise disk brake
6. Mampu melakukan servis master silinder
7. Mampu memasang Automatic Adjuster
8. Mampu melakukan servis Booster
9. Mampu melakukan servis Proportional Control Valve (PCV)
10. Mampu melakukan servis Load Sensing Proportioning Valve (LSPV)
11. Mampu melakukan servis Blend Proportionaing Valve (BPV)
12. Mampu melakukan Bleeding

Waktu : 12 Jam

Bahan Pembelajaran:

1. LCD dengan soft ware powerpoint dan VCD


2. Satu set drum brake dan disk brake
3. Mobil Suzuki dengan rem non ABS

Kepustakaan:
1. PT. Indomobil Suzuki Intertnational , 1993, Service Manual SJ 410
2. PT. Indomobil Suzuki Intertnational, 1993, Service Manual SL 413

3. PT. Indomobil Suzuki Intertnational, 2003, Service Manual ST 100.

4. PT. Indomobil Suzuki Intertnational, 2001, Service Manual ESCUDO 2.0 Bekasi.
5. PT. Indomobil Suzuki Intertnational, 1998, Service ManualSL 410 R Karimun
6. PT. Indomobil Suzuki Intertnational, 2005, APV Tambahan Pedoman Perbaikan

Halaman :107
SISTEM REM

6.1 Fungsi Rem

Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan kendaraan atau menghentikan laju


kendaraan. Sistim rem mutlak diperlukan pada setiap kendaraan, karena ketika kendaraan
sedang melaju maka pengemudi harus dapat dengan mudah menghentikan. Hal ini tidak
dapat dipenuhi oleh pemutusan putaran engine ke roda melalui transmisi/clutch atau
dengan jalan mematikan engine. Untuk itulah brake system digunakan.
Sistim rem dibuat sedemikian rupa supaya dapat digunakan dengan mudah dan
aman. Pada setiap roda kendaraan dilengkapi dengan brake dengan demikian jika diadakan
pengereman semua roda dapat tertahan dan kendaraan dapat berhenti dengan baik. Tenaga
pengereman antara roda depan dan roda belakang juga diatur sedemikian rupa sehingga
bila kendaraan sedang melaju ke arah depan dan dilakukan pengereman maka tenaga
pengeremen roda depan harus lebih kuat jika dibandingkan dengan roda belakang. Sistem
rem dikendalikan oleh kaki (foot brake), sedangkan yang dikendalikan oleh tangan disebut
parking brake.Untuk kendaraan-kendaraan tertentu ada yang menggunakan exhaust gas
sebagai brake atau lebih populer disebut exhaust brake.
Media yang digunakan untuk pengereman umumnya adalah minyak rem. Rem
jenis ini disebut hidrolik brake (rem hidrolik). Akan tetapi untuk kendaraan-kendaraan
berat ada pula yang menggunakan udara sebagai media brake system. Jenis ini disebut air
brake (rem angin). Untuk sepeda motor, pada umumnya menggunakan mekanik
penghubung. Jenis ini disebut mechanical brake (rem mekanik).

6.2 Cara kerja Rem Hidrolik


Jika brake pedal diinjak maka tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan
ke semua wheel cylinder.Di dalam wheel cylinder tekanan tersebut menekan piston dan
selanjutnya piston tersebut menekan brake shoe untuk melakukan gesekan dengan brake
drum sehingga brake drum tertahan dan kendaraan dapat dihentikan. Sebaliknya, bila
brake pedal tidak diinjak maka tekanan di dalam master silinder dari semua saluran
menurun dengan demikian brake shoe kembali ke posisi semula (tidak menekan brake
shoe) oleh return spring.

Halaman :108
SISTEM REM

Untuk parking brake (rem parkir) umumnya menggunakan penghubung mekanik


sebagai penyalur tenaga untuk menggerakkan brake shoe. Bila parking brake lever (tuas
rem) ditarik, tenaga tersebut diteruskan melalui mekanisme ke brake shoe sehingga brake
shoe dapat menekan brake drum dan kendaraan tidak dapat digerakkan maju dan mundur.
Parking brake ini hanya digunakan untuk menahan kendaraan saat diparkir.

Tuas rem tangan

6.3 Jenis- Jenis Sistim Rem


1. Menurut tenaga pengereman yang digunakan
- Hydraulic brake.
- Mechanical brake.
- Air brake.

Halaman :109
SISTEM REM

2. Menurut konstruksinya
- Drum brake.
- Disc brake.

6.4 Drum Brake


Drum brake atau rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang cara menahan
kendaraan dengan menggunakan brake drum (tromol rem), brake shoe (sepatu rem) dan
wheel cylinder (silinder roda). Jenis brake drum yang digunakan untuk roda depan dan
roda belakang tidak sama. Hal ini dimaksudkan supaya brake system dapat berfungsi
dengan baik dan sesuai persyaratannya.

Konstruksi Drum Brake.

Bagian-bagian utama drum brake dan fungsi setiap bagian

1. Wheel Cylinder
Wheel cylinder atau silinder roda berfungsi untuk
menekan brake shoe ke brake drum. Di dalam
wheel cylinder terpasang satu atau dua piston
beserta seal, jumlah piston tersebut tergantung
dan konstruksi drum brake. Hubungan antara
piston dengan brake shoe ada yang menggunakan
adjuster dan ada pula yang tidak.

Halaman :110
SISTEM REM

Untuk mengeluarkan udara didalam saluran


brake system, pada wheel cylinder dilengkapi
bleeder plug. Bila brake pedal diinjak, tekanan
minyak rem dan master cylinder disalurkan ke
semua wheel cylinder, tekanan di dalam wheel
cylinder tersebut menekan piston ke arah luar
dan selanjutnya piston menekan brake shoe. Bila
brake pedal dilepas brake shoe kembali ke
posisi semula oleh tarikan return spring.

2. Brake Shoe
Brake shoe berfungsi untuk menahan putaran brake drum melalui gesekan. Karena brake
shoe harus bergesekan maka bagian luar direkatkan (dikeling) dengan bahan yang tahan
terhadap panas. Bahan ini biasanya terbuat dari asbes dengan tembaga atau campuran
plastik.

3. Return Spring
Return spring berfungsi untuk mengembalikan
brake shoe ke posisi semula (tidak menekan)
pada saat tekanan di dalam wheel cylinder turun
(brake pedal dilepas).

4. Backing Plate
Backing plate berfungsi sebagai tumpuan untuk
menahan putaran drum sekaligus sebagai tempat
pemasangan komponen brake seperti wheel
cylinder.

Jenis Jenis Drum Brake

Halaman :111
SISTEM REM

1. Menurut kerja brake shoe


a. Internal expanding.
Jenis ini kerja brake shoe untuk menahan drum adalah menekan dan arah dalam ke arah
luar. Jenis ini yang umum digunakan.

b. External contracting
Jenis ni kerja brake shoe untuk menahan drum
adalah menekan dan arah luar ke arah dalam.
Jenis ini biasanya hanya digunakan untuk parking
brake.

2. Menurut wheel cylinder terhadap brake shoe

a. Uni Servo type.


Tipe ini adalah jenis yang paling sederhana,
karena pada setiap roda hanya dilengkapi dengan
satu wheel cylinder dengan satu piston. Tipe ini
sangat baik untuk pengereman saat kendaraan
bergerak maju, tetapi kurang baik jika kendaraan
bergerak mundur. Dengan demikian tipe ini hanya
digunakan untuk rem roda depan.

b. Two Leading Single Action Type.


Tipe ini pada dasarnya hampir sama dengan uni
servo type, tetapi untuk setiap roda menggunakan
2 wheel cylinder dengan 1 piston untuk setiap
wheel cylinder. Tipe ini sangat baik untuk
pengereman pada saat kendaraan bergerak maju,
tetapi kurang baik saat kendaraan bergerak
mundur. Dengan demikian, tipe ini sangat tepat
digunakan pada rem roda depan.
c. Leading and Trailing type.
Tipe ini hanya menggunakan satu wheel cylinder
dengan 2 piston untuk setiap roda. Salah satu

Halaman :112
SISTEM REM

ujung brake shoe ditumpu oleh anchor pin yang disatukan dengan backing plate. Tipe
ini baik untuk pengereman saat kendaraan bergerak maju maupun mundur. Dengan
demikian tipe ini sangat tepat digunakan untuk rem roda belakang.

d. Duo Servo type.


Tipe ini hampir sama dengan leading and trailing
type, tetapi pada duo servo type, hubungan antara
salah satu ujung brake shoe dengan brake shoe
lainnya mengambang (dapat bergerak ke depan/
ke belakang). Tumpu brake shoe (anchor pin)
ditempatkan pada ujung kedua brake shoe. Tipe
ini sangat baik untuk pengereman maju/mundur,
sehingga sangat tepat untuk rem roda belakang.

e. Two leading double action type.


Tipe ini hampir sama dengan two leading single
action type, tetapi pada two leading double action
type, piston yang digunakan untuk setiap wheel
cylinder adalah 2 piston. Tipe mi baik untuk
pengereman maju dan untuk pengereman mundur.

6.5 Disc Brake


Disc brake adalah jenis rem yang dalam melakukan pengereman untuk menahan putaran
roda dilakukan dengan jalan menjepit disc, karena disc disatukan dengan roda maka
roda dapat tertahan.
Keuntungan disc brake
- Daya pengereman tetap, meskipun dilakukan pengeremen berkali-kali.
- Pendingin lebih sempurna.
- Kemungkinan terjadinya perbedaan tekanan pengereman antara sebelah kiri dan kanan
dapat dihindarkan.
- Konstruksinya sederhana dan tidak memerlukan penyetelan.
Kerugian disc brake
- Diperlukan tenaga yang besar untuk melakukan pengereman.

Halaman :113
SISTEM REM

- Debu / kotoran mudah masuk.

Di dalam caliper disc brake terdapat


silinder, piston lengkap dengan seal, dan air
bleeder plug. Caliper disc brake dihubungkan
dengan flexible hose dan melalui brake pipe ke
cylinder master. Jika brake pedal diinjak,
maka tekanan dari cylinder master disalurkan

Halaman :114
SISTEM REM

ke caliper dari disc brake yang menyebabkan piston tertekan ke arah luar dan seterusnya
menekan brake pad. Pada saat yang sama caliper disc brake tertekan ke arah berlawanan
dengan arah gerakan piston.
Gerakan caliper ini dihubungkan
melalui caliper carrier dan selanjutnya caliper
carrier menekan brake pad. Dengan demikian,
disc yang ditempatkan di antara kedua brake
pad dapat terjepit dan terjadilah pengereman.
Jika brake pedal dilepas maka tekanan minyak
di dalam silinder menjadi turun. Akibatnya,
piston dan brake pad serta caliper disc brake
kembali ke posisi semula, yang disebabkan
oleh piston seal (daya elastisitas seal).

Jika celah antara brake pad dengan disc


telah bertambah besar, secara otomatis celah
tersebut disetel oleh piston dan piston seal. Hal
ini terjadi karena saat piston bergerak
menghasilkan tekanan. Jika gerakan piston ini
semakin jauh (celah besar) maka piston dapat
slip terhadap piston seal. Dengan demikian
terjadilah penyetelan.

6.6 Master Cylinder

Master cylinder sebagai pusat tekanan hydraulic yang disalurkan ke semua wheel cylinder
atau caliper disc brake sekaligus sebagai tempat penampungan minyak rem. Master
silinder dapat dibedakan atas :
- Single Master cylinder.
- Tandem Master cylinder.
Dewasa ini sudah jarang kita jumpai single master cylinder, karena penggunaan jenis ini
jika salah satu saluran rem terjadi kebocoran maka pengeremen tidak dapat bekerja.

Halaman :115
SISTEM REM

Karena alasan tersebut maka digunakan tandem master silinder. Di dalam tandem master
cylinder terdapat 2 piston dengan 2 silinder yang terpisah. Tujuan pembuatan ini supaya
tekanan yang dikeluarkan oleh tandem master cylinder menjadi 2 saluran yang terpisah
pula. Demikian pula saluran rem yang menuju ke roda-roda juga dipisahkan seperti di
bawah ini:
1. Saluran ke roda depan kiri/kanan dan saluran ke roda belakang kiri/kanan. Jenis aliran
ini seperti pada kendaraan SJ 410, ST 100, SL 413.
2. Saluran ke roda depan kiri/belakang kanan dan saluran ke roda depan kanan/belakang
kiri. Jenis aliran ini seperti pada kendaraan SA 410.

Cara kerja Tandem Master Cylinder

Bila brake pedal ditekan maka piston A bergerak ke depan, gerakan ini
menyebabkan minyak dari reservoir tank masuk ke ruangan di belakang piston cap melalui
inlet port. Bila pedal dilepas, piston A bergerak ke belakang oleh tekanan spring, akibatnya
piston cap menguncup dan minyak rem yang terdapat pada ruangan di belakang piston cap
dapat tertekan ke ruangan di depan piston A.
Demikianlah seterusnya, sampai minyak di depan piston A telah penuh dengan
minyak rem. Jika demikian, maka pada saat brake pedal diinjak, minyak yang terdapat di
depan piston A tertekan ke saluran rem untuk roda depan. Pada saat yang sama pula

Halaman :116
SISTEM REM

tekanan minyak tersebut mampu menekan piston B sehingga minyak yang terdapat di
depan piston B tertekan ke saluran rem untuk roda belakang.

Bila terjadi kebocoran pada saluran rem roda depan.


Bila brake pedal diinjak dan saluran rem untuk roda depan terjadi kebocoran maka minyak
yang terdapat di depan piston A tertekan keluar melalui saluran yang bocor. Akibatnya
piston A terus bergerak ke depan dan akhirnya secara langsung menekan piston B dan
secara langsung pula piston B menekan minyak yang terdapat di depannya dan terjadilah
pengereman pada saluran untuk rem roda belakang.

Bila terjadi kebocoran pada saluran rem roda belakang.

Bila brake pedal ditekan dan saluran rem untuk roda belakang terjadi kebocoran, maka
push rod menekan piston A dan seterusnya menekan minyak rem dan disalurkan ke saluran
rem untuk roda depan. Dengan demikian terjadilah pengereman di roda depan. Pada saat
yang sama, tekanan tersebut menekan pula piston B dan piston B menekan minyak yang
terdapat di depannya. Oleh karena pada saluran itu terdapat kebocoran maka piston B
tertekan terus ke depan sampai piston tersebut tertumpu pada silinder.

Halaman :117
SISTEM REM

Check Valve
Check Valve dipasang pada saluran keluar
dan master cylinder yang berfungsi untuk
menjaga agar disemua saluran minyak rem
terdapat tekanan.

Cara Kerja
I. Jika brake pedal ditekan dan tekanan
tersebut sudah mengalahkan kekuatan
check valve spring (d) sehingga check
valve (b) membuka, maka minyak dari
master cylinder akan menuju ke semua
saluran rem.
II. Jika brake pedal dilepas, maka tekanan
yang ada pada wheel silinder lebih besar
dan tekanan pada master cylinder
sehingga minyak akan kembali ke master
cylinder melalui celah seal dengan
dindingnya.
Minyak tersebut tidak semua dapat masuk ke
master cylinder, sebab jika tekanan seal spring (a) lebih kuat dari pada tekanan saluran
rem, maka seal tersebut akan menutup. Hal ini bertujuan agar di semua saluran minyak
rem terdapat tekanan yang berfungsi agar respon pengereman selanjutnya tetap terjaga.

6.7 Automatic Adjuster


Automatic adjuster biasa juga disebut self adjuster atau penyetel otomatis adalah suatu alat
yang dapat menyetel jarak antara brake shoe dengan brake drum secara otomatis.

Halaman :118
SISTEM REM

Auto adjuster terdiri dan tuas dan batang yang


dihubungkan dengan rachet. Rachet ini dapat
menyebabkan perubahan panjang. Batang dan
tuas ini digunakan untuk menahan posisi brake
shoe saat tidak menekan brake drum. Pada
gambar terlihat tuas (1) dan batang
dihubungkan melalui rachet (2). B adalah celah
standard antar kedua brake shoe dengan brake
drum. Perubahan setiap gigi pada rachet akan
menyebabkan perubahan brake shoe sebesar
0,15mm. Bila celah antara brake shoe dengan
brake drum terlalu besar, dan ketika brake
pedal diinjak maka brake shoe akan tertekan
sampai tertumpu pada brake drum. Karena
gerakan brake shoe lebih besar dan celah B
maka tuas (1) akan terbawa oleh gerakan brake
shoe ke kanan. Akibat gerakan tuas (1) tersebut
rachet menggeserkan gigi sehingga jarak antara tuas (1) dengan batang semakin panjang.
Bila brake pedal dilepas maka brake shoe akan kembali ke posisi tidak menekan sampai
brake shoe tersebut tertahan oleh tuas (1) dan batang. Posisi brake shoe pada saat ini tidak
sama dengan posisi sebelumnya. Dengan demikian, penyetelan brake shoe dapat dilakukan
dengan jalan menginjak brake pedal beberapa kali. Untuk memperoleh penyetelan yang
sempurna, selanjutnya jalankan kendaraan mundur kemudian lakukan pengereman.

6.8 Booster

Booster adalah suatu alat yang dapat membantu meringankan penginjakan brake pedal.
Tenaga yang digunakan untuk meringankan diperoleh dari:
- Vacum engine, disebut MASTER VAC.
- Udara tekan, disebut Air master brake umumnya hanya digunakan untuk kendaraan-
kendaraan berat.
Booster yang digunakan pada semua kendaraan SUZUKI menggunakan master vac.

Konstruksi Master Vac

Halaman :119
SISTEM REM

Cara kerja Master Vac.


a. Brake pedal tidak ditekan.
Bila brake pedal tidak ditekan maka vacuum
valve terbuka dan air valve tertutup.
Dengan demikian tidak terjadi perbedaan
tekanan antara ruang di depan power piston dan
ruang di belakang power piston dan power
piston tertekan kekanan.

Halaman :120
SISTEM REM

b. Brake pedal diinjak penuh.


Bila brake pedal diinjak, control valve tertekan
ke depan untuk menekan vacuum valve menutup
dan bila diinjak Lebih jauh lagi air valve
terbuka. Tertutupnya vacum valve menyebabkan
putusnya hubungan antara ruangan di depan
power piston dengan ruang di belakang power
piston. Ruangan di belakang power piston
berhubungan dengan udara luar, sedangkan
ruangan di depan piston berhubungan dengan
vacum engine. Akibatnya power piston terisap
ke depan. Gerakan mi selanjutnya menekan
piston rod dan piston rod menekan piston pada
master cylinder.

c. Brake pedal diinjak setengah.


Bila brake pedal diinjak setengah kejadiannya
sama dengan ketika brake pedal diinjak penuh
yaitu vacuum valve tertutup dan air valve
terbuka. Akibatnya, power piston terisap oleh
vacuum ke depan. Karena brake pedal tidak
diinjak penuh maka saat power piston bergerak
ke depan menyebabkan air valve tertutup dan
vacuum valve terbuka. Pada saat inil, power piston bergerak ke belakang oleh tekanan
spring ke belakang. Gerakan power piston ini menyebabkan vaccum valve tertutup dan air
valve terbuka, sehingga power piston terisap ke depan lagi. Kejadian ini berlangsung terus
menerus dan power piston bergerak maju dan mundur. Gerakan ini diteruskan ke piston
rod melalui reaction disc. Dengan demikian, piston rod tidak bergerak maju dan mundur.

6.9 PROPORTIONAL CONTROL VALVE (PCV)

Halaman :121
SISTEM REM

Proportional Control Valve (PCV) adalah suatu alat yang berfungsi untuk membatasi
tekanan pengereman yang disalurkan ke roda
belakang. Dengan demikian, pengereman
kendaraan dapat lebih baik. Di dalam PCV
terdapat 2 cylinder dengan 2 plunger yang pada
ujung bagian bawah terpasang check valve. Setiap
cylinder dihubungkan ke roda depan dan roda
belakang serta dari master cylinder. Kedua
plunger tersebut ditekan ke bawah oleh spring
sehingga pada posisi seperti ini check valve selalu
terbuka.

Cara kerja PCV


Pada saat brake pedal ditekan minyak rem dari
master cylinder mengalir seperti pada gambar
(tanda panah). Aliran yang mengalir ke rem roda
depan dapat secara langsung keluar tanpa melalui
check valve (tidak dikontrol). Pada saat yang
sama, tekanan minyak yang dialirkan ke roda
belakang melalui check valve dan seterusnya
mengadakan pengereman. Jika brake pedal
diinjak lebih dalam lagi tekanan yang mengalir
pun semakin besar pula. Akibatnya, plunger
dapat tertekan ke atas sekaligus check valve tertutup. Saat ini, tekanan ke saluran rem roda
belakang terputus. Bila brake pedal dilepas maka minyak dan saluran rem roda depan
kembali ke master cylinder sehingga tekanan menjadi rendah. Akibatnya plunger tertekan
ke bawah oleh spring dan check valve kembali terbuka sekaligus minyak dan saluran rem
belakang kembali ke master cylinder.

6.10 Load Sensing Proportioning Valve (LSPV)


Load Sensing Proportioning Valve dipasang antara master cylinder dengan roda belakang.
LSPV berfungsi untuk:
1. Mengatur tekanan yang mengalir keroda belakang sesuai dengan beban kendaraan.

Halaman :122
SISTEM REM

2. Memberikan tekanan maksimum ke roda belakang pada saat front brake terjadi
kebocoran.

A. Konstruksi
Load Sensing Proportioning Valve dapat digolongkan atas 3 bagian utama.

1. Sensor section.
Bagian ini berfungsi untuk mensensor ketinggian body terhadap rear axle dan seterusnya
mengirimkan sensor tersebut ke hidrolic pressure control. Bagian ini terdiri dari LSPV
stay, Sensor spring, LSPV lever dan colar.

2. Hydraulic pressure control section.


Bagian ini berfungsi untuk mengatur besar/kecil tekanan yang ke rear brake. Bagian ini
terdiri dan Plunger, Plunger spring, steel ball (valve) dan seal (valve).

3. Fail-safe section.
Bagian ini berfungsi untuk memberikan tekanan maksimum ke rear brake saat terjadi
kebocoran pada front brake.

Bagian ini terdiri dari Fail-safe piston.

Halaman :123
SISTEM REM

B. Cara kerja
1. Sensor section.
Jika beban kendaraan tidak ada (kosong) maka sensor spring mempunyai tegangan yang
kecil untuk menarik LSPV lever, begitu juga sebaliknya jika beban kendaraan bertambah.
Dengan demikian, tekanan spring yang menekan plunger adalah berubah-ubah sesuai
dengan besarnya tegangan yang menarik LSPV lever.
L
Tekanan spring yang menekan plunger (F) adalah = .P
1
P = besarnya tegangan sensor spring.

Halaman :124
SISTEM REM

2. Hydraulic pressure control.


Jika pedal rem tidak diinjak, steel ball (valve) terbuka karena tertekan oleh plunger pin,
sehingga terjadi hubungan langsung antara master cylinder ke rear brake.

Jika pedal rem diinjak maka tekanan dan


master cylinder langsung disalurkan ke rear brake untuk melakukan pengereman.
Besarnya tekanan ini pada mulanya sebanding dengan tekanan pada master cylinder. Jika
pedal rem diinjak semakin dalam maka tekanan yang ke rear brake juga semakin besar dan
hal ini suatu saat akan menyebabkan plunger tertekan ke atas. Dengan tertekannya plunger
ini maka steel ball tidak tertekan oleh plunger pin dan steel ball duduk pada seat (valve
tertutup). Dengan demikian, tekanan ke rear brake terputus.

3. Fail-safe section.
Jika terjadi kebocoran pada front brake,
maka tekanan minyak rem yang ke front
brake menjadi rendah, sehingga fail-safe
piston tertekan ke kiri oleh tekanan yang
menekan rear brake. Dengan demikian,

Halaman :125
SISTEM REM

posisi valve selalu terbuka dan tekanan dari master cylinder langsung disalurkan ke rear
brake tanpa pengontrolan. Besarnya tekanan yang mengalir ke rear brake sebanding
dengan kenaikan tekanan dan master cylinder.

3. Membuang udara (air bleeding)


Sistim saluran rem untuk kendaraan Vitara
dipisahkan atas 2 saluran yaitu untuk front
brake dan rear brake. Terdapat 4 bleeder
plug yang masing-masing terpasang pada
- LSPV.
- roda belakang kiri
- roda depan kanan.
- roda depan kiri.
Urutan membuang udara
1. Lakukan bleeding pada LSPV.
2. Roda belakang bagian kiri.
3. Roda depan bagian kanan.
4. Roda depan bagian kiri.

4. Menyetel LSPV
Sebelum dilakukan penyetelan LSPV, pastikan bahwa:
- Bahan bakar telah terisi penuh.
- Kendaraan telah dilengkapi dengan ban
cadangan, tools standard, dongkrak dan
stang.
- Kendaraan tidak terbebani oleh beban lain.
Lakukan penyetelan dengan prosedur
sebagai berikut
1. Tempatkan kendaraan ditempat yang rata.
2.Tekan keatas LSPV lever, sampai tertahan
oleh stopper bolt.
3. Ukur jarak L.

Halaman :126
SISTEM REM

Jarak L harus : 99 mm. Jika jarak tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi, tepatkan jarak
tersebut dengan jalan menyetel pada baut A.

5. Mengetes tekanan LSPV


Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui
tekanan roda depan dan roda belakang pada saat
dibebani. Sebelum melakukan pekerjaan ini
pastikan bahwa :
- Bahan bakar telah terisi penuh.
- Kendaraan telah dilengkapi dengan ban
cadangan, tools standard, dongkrak dan stang.
- Kendaraan dibebani dengan beban seberat 100
kg.

Lakukan pengetesan
1. Tempatkan kendaraan di tempat yang rata.
2. Pasang pressure gauge pada saluran
front brake dan rear brake sebelah
kiri.
3. Tekan pedal rem sampai tekanan front
brake mencapai 50 Kg/cm2.
4.Pada kondisi seperti ml. Baca tekanan
rear brake. Tekanan rear brake harus
berada antara 20-32 kg/cm.
5. Naikkan tekanan front brake sampai
mencapai 100 kg/cm. Pada kondisi ini,
tekanan rear brake harus 30-44 kg/cm2.

Jika tekanan tidak sesuai dengan ketentuan


tersebut lakukan penyetelan melalui baut A.

Halaman :127
SISTEM REM

Catatan:
Jika tekanan rear brake lebih tinggi dan spesifikasi gerakan baut A ke atas, begitu
juga sebaliknya. Perubahan baut A sejauh 1 mm akan mengubah perbedaan tekanan
sebesar 2,4 kg/cm2.

6.11. Blend Proportionaing Valve (BPV)

Halaman :128
SISTEM REM

Cara Kerja
Tahap I
Pada tahap ini celah antara split point kedua (5b) dan piston seal valve (6) terbuka. Bila
tekanan minyak rem dari master cylinder naik, maka tekanan minyak rem akan menuju ke
wheel cylinder roda belakang melalui celah antara split point kedua (5B) dan piston real
valve.

Halaman :129
SISTEM REM

Kesimpulan : Tekanan minyak rem dari master cylinder lebih kecil dan tekanan minyak
rem pada split point pertama. (5a)

Tahap II
Pada kondisi ini, tekanan minyak rem yang ada pada wheel cylinder roda belakang mampu
mengalahkan kekuatan spring (2). Ini menyebabkan piston terdorong ke kanan, sehingga
celah antara split point kedua (5b) dan piston real valve menutup. Pada tahap ini, tekanan
minyak rem pada wheel cylinder untuk beberapa saat tetap.

Kesimpulan : Tekanan minyak rem pada split point pertama piston (5a), lebih kecil atau
sama dengan tekanan minyak rem pada wheel cylinder roda belakang.

Tahap III

Halaman :130
SISTEM REM

Dengan semakin bertambahnya tekanan dari master cylinder dan kondisi split point kedua
piston (5b) dengan piston seal valve (6) tertutup. Karena adanya tekanan dari wheel
cylinder seperti pada tahap II, maka tekanan dari master yang semakin besar tersebut
mampu mengalahkan kekuatan spring (2) sehingga by pass valve terdorong menuju plug
end (1) sampai membuka saluran. Akibatnya, tekanan aliran minyak rem dari master
cylinder menuju ke wheel cylinder roda belakang melalui by pass valve.

Halaman :131
SISTEM REM

6. 12 Tes Kompetensi

1. Jelaskan fungsi rem


2. Jelaskan cara kerja rem hidrolik
3. Sebutkan jenis-jenis rem
4. Lakukan servis drum brake
5. Lakukan servis disk brake
6. Lakukan servis master cylinder
7. Lakukan pemasangan Automatic Adjuster
8. Lakukan servis Booster
9. Lakukan servis Proportional Control Valve (PCV)
10. Lakukan servis Load Sensing Proportioning Valve (LSPV)
11. Lakukan servis Blend Proportionaing Valve (BPV)
12. Lakukan Bleeding

Halaman :132

Anda mungkin juga menyukai