Materi Vi: Sistem Rem: Tujuan Umum
Materi Vi: Sistem Rem: Tujuan Umum
Tujuan Umum:
Peserta diklat mampu melakukan servis sistim Rem
Tujuan Khusus:
1. Mampu menjelaskan fungsi rem
2. Mampu menjelaskan cara kerja rem hidrolik
3. Mampu menjelaskan jenis-jenis rem
4. Mampu melakukan servis drum brake
5. Mampu melakukan servise disk brake
6. Mampu melakukan servis master silinder
7. Mampu memasang Automatic Adjuster
8. Mampu melakukan servis Booster
9. Mampu melakukan servis Proportional Control Valve (PCV)
10. Mampu melakukan servis Load Sensing Proportioning Valve (LSPV)
11. Mampu melakukan servis Blend Proportionaing Valve (BPV)
12. Mampu melakukan Bleeding
Waktu : 12 Jam
Bahan Pembelajaran:
Kepustakaan:
1. PT. Indomobil Suzuki Intertnational , 1993, Service Manual SJ 410
2. PT. Indomobil Suzuki Intertnational, 1993, Service Manual SL 413
4. PT. Indomobil Suzuki Intertnational, 2001, Service Manual ESCUDO 2.0 Bekasi.
5. PT. Indomobil Suzuki Intertnational, 1998, Service ManualSL 410 R Karimun
6. PT. Indomobil Suzuki Intertnational, 2005, APV Tambahan Pedoman Perbaikan
Halaman :107
SISTEM REM
Halaman :108
SISTEM REM
Halaman :109
SISTEM REM
2. Menurut konstruksinya
- Drum brake.
- Disc brake.
1. Wheel Cylinder
Wheel cylinder atau silinder roda berfungsi untuk
menekan brake shoe ke brake drum. Di dalam
wheel cylinder terpasang satu atau dua piston
beserta seal, jumlah piston tersebut tergantung
dan konstruksi drum brake. Hubungan antara
piston dengan brake shoe ada yang menggunakan
adjuster dan ada pula yang tidak.
Halaman :110
SISTEM REM
2. Brake Shoe
Brake shoe berfungsi untuk menahan putaran brake drum melalui gesekan. Karena brake
shoe harus bergesekan maka bagian luar direkatkan (dikeling) dengan bahan yang tahan
terhadap panas. Bahan ini biasanya terbuat dari asbes dengan tembaga atau campuran
plastik.
3. Return Spring
Return spring berfungsi untuk mengembalikan
brake shoe ke posisi semula (tidak menekan)
pada saat tekanan di dalam wheel cylinder turun
(brake pedal dilepas).
4. Backing Plate
Backing plate berfungsi sebagai tumpuan untuk
menahan putaran drum sekaligus sebagai tempat
pemasangan komponen brake seperti wheel
cylinder.
Halaman :111
SISTEM REM
b. External contracting
Jenis ni kerja brake shoe untuk menahan drum
adalah menekan dan arah luar ke arah dalam.
Jenis ini biasanya hanya digunakan untuk parking
brake.
Halaman :112
SISTEM REM
ujung brake shoe ditumpu oleh anchor pin yang disatukan dengan backing plate. Tipe
ini baik untuk pengereman saat kendaraan bergerak maju maupun mundur. Dengan
demikian tipe ini sangat tepat digunakan untuk rem roda belakang.
Halaman :113
SISTEM REM
Halaman :114
SISTEM REM
ke caliper dari disc brake yang menyebabkan piston tertekan ke arah luar dan seterusnya
menekan brake pad. Pada saat yang sama caliper disc brake tertekan ke arah berlawanan
dengan arah gerakan piston.
Gerakan caliper ini dihubungkan
melalui caliper carrier dan selanjutnya caliper
carrier menekan brake pad. Dengan demikian,
disc yang ditempatkan di antara kedua brake
pad dapat terjepit dan terjadilah pengereman.
Jika brake pedal dilepas maka tekanan minyak
di dalam silinder menjadi turun. Akibatnya,
piston dan brake pad serta caliper disc brake
kembali ke posisi semula, yang disebabkan
oleh piston seal (daya elastisitas seal).
Master cylinder sebagai pusat tekanan hydraulic yang disalurkan ke semua wheel cylinder
atau caliper disc brake sekaligus sebagai tempat penampungan minyak rem. Master
silinder dapat dibedakan atas :
- Single Master cylinder.
- Tandem Master cylinder.
Dewasa ini sudah jarang kita jumpai single master cylinder, karena penggunaan jenis ini
jika salah satu saluran rem terjadi kebocoran maka pengeremen tidak dapat bekerja.
Halaman :115
SISTEM REM
Karena alasan tersebut maka digunakan tandem master silinder. Di dalam tandem master
cylinder terdapat 2 piston dengan 2 silinder yang terpisah. Tujuan pembuatan ini supaya
tekanan yang dikeluarkan oleh tandem master cylinder menjadi 2 saluran yang terpisah
pula. Demikian pula saluran rem yang menuju ke roda-roda juga dipisahkan seperti di
bawah ini:
1. Saluran ke roda depan kiri/kanan dan saluran ke roda belakang kiri/kanan. Jenis aliran
ini seperti pada kendaraan SJ 410, ST 100, SL 413.
2. Saluran ke roda depan kiri/belakang kanan dan saluran ke roda depan kanan/belakang
kiri. Jenis aliran ini seperti pada kendaraan SA 410.
Bila brake pedal ditekan maka piston A bergerak ke depan, gerakan ini
menyebabkan minyak dari reservoir tank masuk ke ruangan di belakang piston cap melalui
inlet port. Bila pedal dilepas, piston A bergerak ke belakang oleh tekanan spring, akibatnya
piston cap menguncup dan minyak rem yang terdapat pada ruangan di belakang piston cap
dapat tertekan ke ruangan di depan piston A.
Demikianlah seterusnya, sampai minyak di depan piston A telah penuh dengan
minyak rem. Jika demikian, maka pada saat brake pedal diinjak, minyak yang terdapat di
depan piston A tertekan ke saluran rem untuk roda depan. Pada saat yang sama pula
Halaman :116
SISTEM REM
tekanan minyak tersebut mampu menekan piston B sehingga minyak yang terdapat di
depan piston B tertekan ke saluran rem untuk roda belakang.
Bila brake pedal ditekan dan saluran rem untuk roda belakang terjadi kebocoran, maka
push rod menekan piston A dan seterusnya menekan minyak rem dan disalurkan ke saluran
rem untuk roda depan. Dengan demikian terjadilah pengereman di roda depan. Pada saat
yang sama, tekanan tersebut menekan pula piston B dan piston B menekan minyak yang
terdapat di depannya. Oleh karena pada saluran itu terdapat kebocoran maka piston B
tertekan terus ke depan sampai piston tersebut tertumpu pada silinder.
Halaman :117
SISTEM REM
Check Valve
Check Valve dipasang pada saluran keluar
dan master cylinder yang berfungsi untuk
menjaga agar disemua saluran minyak rem
terdapat tekanan.
Cara Kerja
I. Jika brake pedal ditekan dan tekanan
tersebut sudah mengalahkan kekuatan
check valve spring (d) sehingga check
valve (b) membuka, maka minyak dari
master cylinder akan menuju ke semua
saluran rem.
II. Jika brake pedal dilepas, maka tekanan
yang ada pada wheel silinder lebih besar
dan tekanan pada master cylinder
sehingga minyak akan kembali ke master
cylinder melalui celah seal dengan
dindingnya.
Minyak tersebut tidak semua dapat masuk ke
master cylinder, sebab jika tekanan seal spring (a) lebih kuat dari pada tekanan saluran
rem, maka seal tersebut akan menutup. Hal ini bertujuan agar di semua saluran minyak
rem terdapat tekanan yang berfungsi agar respon pengereman selanjutnya tetap terjaga.
Halaman :118
SISTEM REM
6.8 Booster
Booster adalah suatu alat yang dapat membantu meringankan penginjakan brake pedal.
Tenaga yang digunakan untuk meringankan diperoleh dari:
- Vacum engine, disebut MASTER VAC.
- Udara tekan, disebut Air master brake umumnya hanya digunakan untuk kendaraan-
kendaraan berat.
Booster yang digunakan pada semua kendaraan SUZUKI menggunakan master vac.
Halaman :119
SISTEM REM
Halaman :120
SISTEM REM
Halaman :121
SISTEM REM
Proportional Control Valve (PCV) adalah suatu alat yang berfungsi untuk membatasi
tekanan pengereman yang disalurkan ke roda
belakang. Dengan demikian, pengereman
kendaraan dapat lebih baik. Di dalam PCV
terdapat 2 cylinder dengan 2 plunger yang pada
ujung bagian bawah terpasang check valve. Setiap
cylinder dihubungkan ke roda depan dan roda
belakang serta dari master cylinder. Kedua
plunger tersebut ditekan ke bawah oleh spring
sehingga pada posisi seperti ini check valve selalu
terbuka.
Halaman :122
SISTEM REM
2. Memberikan tekanan maksimum ke roda belakang pada saat front brake terjadi
kebocoran.
A. Konstruksi
Load Sensing Proportioning Valve dapat digolongkan atas 3 bagian utama.
1. Sensor section.
Bagian ini berfungsi untuk mensensor ketinggian body terhadap rear axle dan seterusnya
mengirimkan sensor tersebut ke hidrolic pressure control. Bagian ini terdiri dari LSPV
stay, Sensor spring, LSPV lever dan colar.
3. Fail-safe section.
Bagian ini berfungsi untuk memberikan tekanan maksimum ke rear brake saat terjadi
kebocoran pada front brake.
Halaman :123
SISTEM REM
B. Cara kerja
1. Sensor section.
Jika beban kendaraan tidak ada (kosong) maka sensor spring mempunyai tegangan yang
kecil untuk menarik LSPV lever, begitu juga sebaliknya jika beban kendaraan bertambah.
Dengan demikian, tekanan spring yang menekan plunger adalah berubah-ubah sesuai
dengan besarnya tegangan yang menarik LSPV lever.
L
Tekanan spring yang menekan plunger (F) adalah = .P
1
P = besarnya tegangan sensor spring.
Halaman :124
SISTEM REM
3. Fail-safe section.
Jika terjadi kebocoran pada front brake,
maka tekanan minyak rem yang ke front
brake menjadi rendah, sehingga fail-safe
piston tertekan ke kiri oleh tekanan yang
menekan rear brake. Dengan demikian,
Halaman :125
SISTEM REM
posisi valve selalu terbuka dan tekanan dari master cylinder langsung disalurkan ke rear
brake tanpa pengontrolan. Besarnya tekanan yang mengalir ke rear brake sebanding
dengan kenaikan tekanan dan master cylinder.
4. Menyetel LSPV
Sebelum dilakukan penyetelan LSPV, pastikan bahwa:
- Bahan bakar telah terisi penuh.
- Kendaraan telah dilengkapi dengan ban
cadangan, tools standard, dongkrak dan
stang.
- Kendaraan tidak terbebani oleh beban lain.
Lakukan penyetelan dengan prosedur
sebagai berikut
1. Tempatkan kendaraan ditempat yang rata.
2.Tekan keatas LSPV lever, sampai tertahan
oleh stopper bolt.
3. Ukur jarak L.
Halaman :126
SISTEM REM
Jarak L harus : 99 mm. Jika jarak tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi, tepatkan jarak
tersebut dengan jalan menyetel pada baut A.
Lakukan pengetesan
1. Tempatkan kendaraan di tempat yang rata.
2. Pasang pressure gauge pada saluran
front brake dan rear brake sebelah
kiri.
3. Tekan pedal rem sampai tekanan front
brake mencapai 50 Kg/cm2.
4.Pada kondisi seperti ml. Baca tekanan
rear brake. Tekanan rear brake harus
berada antara 20-32 kg/cm.
5. Naikkan tekanan front brake sampai
mencapai 100 kg/cm. Pada kondisi ini,
tekanan rear brake harus 30-44 kg/cm2.
Halaman :127
SISTEM REM
Catatan:
Jika tekanan rear brake lebih tinggi dan spesifikasi gerakan baut A ke atas, begitu
juga sebaliknya. Perubahan baut A sejauh 1 mm akan mengubah perbedaan tekanan
sebesar 2,4 kg/cm2.
Halaman :128
SISTEM REM
Cara Kerja
Tahap I
Pada tahap ini celah antara split point kedua (5b) dan piston seal valve (6) terbuka. Bila
tekanan minyak rem dari master cylinder naik, maka tekanan minyak rem akan menuju ke
wheel cylinder roda belakang melalui celah antara split point kedua (5B) dan piston real
valve.
Halaman :129
SISTEM REM
Kesimpulan : Tekanan minyak rem dari master cylinder lebih kecil dan tekanan minyak
rem pada split point pertama. (5a)
Tahap II
Pada kondisi ini, tekanan minyak rem yang ada pada wheel cylinder roda belakang mampu
mengalahkan kekuatan spring (2). Ini menyebabkan piston terdorong ke kanan, sehingga
celah antara split point kedua (5b) dan piston real valve menutup. Pada tahap ini, tekanan
minyak rem pada wheel cylinder untuk beberapa saat tetap.
Kesimpulan : Tekanan minyak rem pada split point pertama piston (5a), lebih kecil atau
sama dengan tekanan minyak rem pada wheel cylinder roda belakang.
Tahap III
Halaman :130
SISTEM REM
Dengan semakin bertambahnya tekanan dari master cylinder dan kondisi split point kedua
piston (5b) dengan piston seal valve (6) tertutup. Karena adanya tekanan dari wheel
cylinder seperti pada tahap II, maka tekanan dari master yang semakin besar tersebut
mampu mengalahkan kekuatan spring (2) sehingga by pass valve terdorong menuju plug
end (1) sampai membuka saluran. Akibatnya, tekanan aliran minyak rem dari master
cylinder menuju ke wheel cylinder roda belakang melalui by pass valve.
Halaman :131
SISTEM REM
6. 12 Tes Kompetensi
Halaman :132