Anda di halaman 1dari 5

Sistem Ekskresi dan Sistem Koordinasi

1. Mengapa Merokok Dapat Memperburuk Fungsi Ginjal


Seseorang?
Merokok dapat menyebabkan gagal ginjal.

Gagal ginjal adalah kondisi dimana ginjal manusia sudah tidak lagi bisa menjalankan fungsinya
sebagaimana mestinya. Manusia memang memiliki 2 buah ginjal dan ketika ginjal tersebut sudah tidak
berfungsi maka manusia harus melakukan cuci darah. Alternatif lainnya adalah cangkok ginjal. Sangat
sulit untuk menemukan donor ginjal yang cocok bahkan keluarga sekalipun belum tentu cocok. Ginjal
adalah salah satu organ vital manusia yang harus dijaga kesehatannya. Adapun penyakit gagal ginjal ini
sebenarnya memberikan sinyal-sinyal gejala yang kadang malah dianggap remeh. Mereka yang merokok
aktif memiliki resiko terkena gagal ginjal hingga 50% lebih banyak daripada yang tidak merokok.

Perokok berat berisiko enam kali lebih besar untuk gagal ginjal terminal (GGT), daripada orang
yang tidak merokok. Asap rokok dan kandungan racun didalam rokok, mampu meningkatkan oksidatif
stres yang menyebabkan terbakarnya pembuluh darah. Kadar nikotin dalam dua batang rokok yang
dihisap, memicu tekanan darah dan naik sebesar 20 ml/hg.

Oksidatif stres adalah kerusakan jaringan akibat kadar oksidan lebih tinggi dari kadar anti oksidan
dalam tubuh. Secara bertahap para perokok berat dapat mengalami hipertensi. Bila hipertensi itu terjadi
terus-menerus, maka akan terjadi oksidatif stres yang berbahaya. Kalau dibiarkan terus, maka hal tersebut
berisiko menjadi gagal ginjal terminal.

* Gagal ginjal terminal (GGT) terjadi bila fungsi ginjal sudah sangat buruk dan penderita mengalami
gangguan metabolisme protein, lemak dan karbohidrat. Ginjal yang sakit tidak bisa menahan protein
darah (albumin) yang seharusnya dilepaskan ke urine. Awalnya terdapat dalam jumlah sedikit (mikro-
albuminuria).

2. Mengapa Sistem Saraf Disebut Jaringan Komunikasi Dalam


Tubuh ?
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi / sistem kontrol yang bertugas menerima rangsangan,
menghantarkan rangsangan, kesemua bagian tubuh, dan sekaligus memberikan tanggapan terhadap
rangsangan tersebut. Dengan kata lain, sistem saraf bertugas memberitahukan kepada bagian bagian
tubuh tentang apa dan kapan sesuatu harus dilakukan.

Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang berfungsi mengirimkan pesan atau (impuls)
yang beberapa rangsangan atau tanggapan. Setiap neuron terdiri dari suatu badan sel yang didalamnya
terdapat sitoplasma dan inti sel. Dalam kegiatannya saraf mempunyai hubungan kerja seperti rantai
(berurutan) antara reseptor dan efektor.Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya
yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dalam tubuh. Efektor adalah sel
atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya : otot, dan kelenjar.
3. Mengapa Kita Mampu Memasukan Kancing Baju Dengan
Mata Tertutup Dan Memasukan Makanan Ke Dalam Mulut
Pada Saat Mati Lampu
Proprioseptor terdapat pada otot dan sendi-sendinya yang memberikan informasi akan tempat-
tempat tertentu pada tubuh, tanpa harus menggunakan indera penglihatan sebagai input (masukan) ke
sistem saraf. Posisi tubuh tertentu dapat dijaga secara spontan dengan menyertakan otot-otot antagonis
dan proprioseptor-proprioseptornya. Untuk menguji efektifitas proprioseptor saja yang dilakukan dengan
menutup mata. Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi sel saraf sensori, sel saraf motoris,
dan sel saraf penghubung.
1. Sel Saraf Sensori
Disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari indera
ke saraf pusat.
2. Sel Saraf Motoris
Disebut juga sel saraf penggerak, karena berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari
saraf pusat ke otot atau kelenjar.
3. Sel Saraf Penghubung
Disebut juga sel saraf perantara, karena berfungsi untuk meneruskan rangsangan dari sel
saraf sensori ke sel saraf motoris. Sel saraf ini banyak terdapat dalam otak dan sumsum tulang
belakang .

Proprioseptor terdapat pada sendi-sendi yang memberikan informasi akan tempat-tempat tertentu
pada tubuh kita tanpa harus menggunakan indera penglihatan berupa mata sebagai input
(masukan) yang dilanjutkan ke sistem saraf. Beberapa posisi tubuh dapat dijaga secara spontan
dengan menyertakan otot-otot antagonis dan proprioseptornya.

4. Jelaskan Mekanisme Ovulasi / Menstruasi Pada Wanita


Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita
yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menstruasi ini merupakan
siklus yang berulang-ulang pada organ reproduksi perempuan. Perubahan terjadi karena sel telur
menjadi matang, dan karena tidak dibuahi, dilepaskan oleh indung telur (disebut juga ovulasi).
Perubahan juga mencakup penebalan dinding rahim (uterus), kemudian menipis dan rontok,
keluar melalui saluran rahim. Pelepasan telur oleh indung telur ini terjadi secara periodik.
Proses Menstruasi
Fase dalam siklus haid, yaitu:

a. Fase Folikel
Folikel merupakan struktur dalam ovarium dimana terjadi perkembangan ovum.
Pada akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormone gonadotropin. Hormone ini
akan merangsang hipofisis untuk melepaskan FSH (Follicle Stimulating Hormone) atau hormone
pemicu pertumbuhan folikel. Pada awal siklus berikutnya pada hari pertama sampai ke-14,
folikel akan melanjutkan perkembangannya karena pengaruh FSH dalam ovarium. Setelah itu
terbentuk folikel yang sudah masak (folikel de Graaf) dan menghasilkan hormone estrogen yang
berfungsi menumbuhkan endometrium dinding rahim dan memicu sekresi lendir.

b. Fase Estrus
Kenaikan estrogen digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan dan merangsang
terjadinya pembelahan sel-sel endometrium uterus. Selain itu juga berperan dalam menghambat
pembentukan FSH oleh hipofisis untuk menghasilkan LH (Luteinizing Hormone) yang berperan
dalam merangsang folikel yang telah masak untuk melakukan ovulasi dari ovarium. Ovulasi
umumnya berlangsung pada hari ke-14 dari siklus haid. Biasanya pada setiap ovulasi dihasilkan
1 oosit sekunder.

c. Fase Luteal
LH merangsang folikel yang telah kosong untuk membentuk korpus atau uteum (badan
kuning). Selanjutnya korpus ini menghasilkan progestron yang mengakibatkan endometrium
berkembang tebal dan lembut serta banyak pembuluh darah. Selama 10 hari setelah
ovulasi,progesterone berfungsi mempersiapkan uterus untuk kemungkinan hamil. Uterus pada
tahap ini siap menerima dan memberi sel telur yang telah dibuahi (zigot).
Jika tidak terjadi fertilisasi corpus luteum berubah menjadi corpus albicans dan berhenti
menghasilkan progesteron.

d. Fase Menstruasi / Perdarahan


Apabila fertilisasi tidak terjadi,produksi progesteron mulai menurun pada hari ke-26.
Corpus luteum (badan kuning) berdegenerasi dan lapisan uterus bersama dinding dalam rahim
luruh (mengelupas) pada hari ke-28 sehingga terjadi pendarahan.
Biasanya haid berlangsung selama 7 hari. Setelah itu dinding uterus pulih kembali.
Selanjutnya karena tidak ada lagi progesterone yang dibentuk, maka FSH dibentuk lagi
kemudian terjadilah proses oogenesis, dan siklus haid dimulai kembali. Siklus haid akan berhenti
jika terjadi kehamilan.
Namun ada yang menyebutkan bahwa pada tiap siklus, dikenal dengan 3 masa utama,yaitu:

a. Masa haid selama 2 sampai 8 hari


Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium
paling rendah (minimum).

b. Masa proliferasi sampai hari ke-14


Endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium melakukan proliferasi. Antara
hari ke-12 sampai ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.

c. Masa sekresi
Terjadi perubahan dari korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan
progesteron. Di bawah pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkelok-
kelok mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada
akhir masa ini stroma endometrium berubah kearah sel-sel desidua, terutama yang berada di
seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi (menempelnya
ovum pada dinding rahim setelah dibuahi).

5. Lobus Otak

Otak Besar terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang
menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat
Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus oksipital dan
Lobus Temporal.

Lobus oksipital
Lobus oksipital, ditemukan di belakang pada otak, berperan dalam
memproses informasi visual. Hal ini dapat berhubungan dengan oculus, kata
Latin untuk mata.

Lobus temporal
Lobus temporal, satu di setiap belahan dekat dengan tempat telinga .
Fungsinya dalam pengolahan pendengaran. Namun, mungkin juga terlibat
dalam emosi, belajar, dan pengucapan / belajar bahasa baru. Jika mendengar
dalam tempo keras, mungkin kita akan menutup telinga, sehingga
menghalangi suara dari mendapatkan ke lobus temporal.

Lobus frontal
Lobus frontal memungkinkan kita untuk memecahkan tugas yang kompleks,
menjalani gerakan sukarela bagian tubuh, kemampuan untuk membentuk
kalimat lengkap, dan berfungsi untuk ciri-ciri kepribadian kita.

Lobus parietal
Lobus parietalis berfungsi dalam sensasi umum dan perasaan. Sepanjang
otak besar kita menemukan daerah ditinggikan disebut gyri (gyrus untuk
tunggal). Mereka membantu untuk memisahkan lobus berdasarkan peran
fungsional dan meningkatkan ukuran keseluruhan dari otak besar. Gyrus
khusus yang digunakan untuk fungsi motorik di lobus frontal disebut gyrus
pre-pusat; sedangkan gyrus digunakan untuk fungsi sensorik dalam lobus
parietalis disebut gyrus post-pusat. Contoh dari fungsi motorik mungkin
termasuk merogoh saku Anda untuk perubahan yang benar. Fungsi sensorik
akan menjadi perasaan yang Anda dapatkan ketika menyentuh dua koin.
Akhirnya, sulkus sentral adalah alur yang mendalam digunakan untuk
memisahkan lobus frontal dari lobus parietal.

6. Autisme

Gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai adanya gangguan &
keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan Interaksi Sosial.
Penderita Autis menurut jenis kelamin perbandingan laki laki dan perempuan 3 : 1.

Tanda tanda :

a. Gangguan dalam berinteraksi sosial.


b. Gangguan kemampuan berkomunikasi & aktivitas berimajinasi.
c. Hiperaktivitas , agresivitas, stereotipik kata & gerak , menyakiti diri sendiri, penarikan
diri.

Anda mungkin juga menyukai