Jtptunimus GDL Febriaribr 6915 3 Babii PDF
Jtptunimus GDL Febriaribr 6915 3 Babii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. LED
1. Definisi LED
sampel darah yang diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam
mm/jam. LED sering juga diistilahkan dalam bahasa asing BBS (Blood
laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering
dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Weetergren. Pada cara Wintrobe nilai
pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 15 mm/jam dan untuk
Darah (LED) adalah faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik. Jumlah
eritrosit/ul darah yang kurang dari normal, ukuran eritrosit yang lebih besar
dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan Laju
4
5
kadar albumin yang tinggi menyebabkan Laju Endap Darah (LED) lambat.
(www.labkesehatan.blogspot.com)
2. Fase-fase LED
Pada fase ini terjadi rouleaux formasi yaitu eritrosit mulai saling
dalam plasma, dapat mengurangi sifat saling menolak di antara sel eritrosit,
dan mengakibatkan eritrosit lebih mudah melekat satu dengan yang lain,
eritrosit yang terjadi bukan karena antibodi atau ikatan konvalen, tetapi
terjadi agregasi atau pembentukan rouleaux atau dengan kata lain partikel-
partikel eritrosit menjadi lebih besar dengan permukaan yang lebih kecil
pengendapan pada fase ini adalah konstan. Waktunya 30 menit sampai 120
menit.
keadaan normal dibutuhkan waktu setengah jam hingga satu jam untuk
a. Faktor eritrosit
adalah ukuran atau masa dari partikel endapan. Pada beberapa penyakit
b. Faktor plasma
Selain itu selama pemeriksaan rak tabung tidak boleh bergetar atau
b. Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga lebih
e. Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (>20 C) akan
faktor teknik (problem pengenceran, darah sampel beku, tabung LED pendek,
(Herdian T.Pohan,2004)
8
Laju endap darah yang cepat menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan
perbaikan. Selain pada keadaan patologik, LED yang cepat juga dapat
a. Antikoagulan
tabung westergren dan diamkan dalam suhu kamar dan posisi tegak lurus
selama satu menit, maka eritrosit akan mengendap di dasar tabung dan
.
9
c. Pengukuran LED
Metode yang dipakai dalam pengukuran LED ada dua cara yaitu
secara makro dan mikro. Secara makro yaitu metode crista (Hellige
volmer) dan metode landau. Kedua metode ini sangat kurang popular di
Indonesia. Metode westergren didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu
disebabkan karena pipet westergren yang hampir dua kali panjang pipet
wintrobe.
meningkat oleh leukositosa dan leukimia, tajamnya batas antara darah dan
Penting sekali untuk menaruh pipet atau tabung LED dalam sikap tegak
lurus, selisih kecil dari garis vertikal sudah dapat berpengaruh banyak
betul.
kesalahan.
B. Diare
dunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena diare.
Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global
Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian ke-2 terbesar
pada balita.
1. Definisi
rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang
masih memiliki kandungan air berlebihan. Diare juga disebut juga penyakit
penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih
berlebihan, dan kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan
seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi
tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi
yang melebihi 200 gram per hari. (Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare
Edisi ketiga, Depkes RI, Direktorat Jenderal PPM dan PL tahun 2007).
11
2. Jenis-jenis Diare
a. Diare Akut
yang ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya biasanya (3kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung
kurang dari 14 hari. Diare Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang
b. Diare Bermasalah
kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Diare
ini umumnya diawali oleh diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga
baru muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti
munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa
lemah.
c. Diare Persisten
diare persisten adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama
3. Etiologi
a. Faktor Infeksi
utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi; Infeksi bakteri: vibrio,
Albikan).
2) Infeksi Parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan
Ensefalitis. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di
bawah 2 tahun.
pada bayi dan anak yang terpenting dan sering adalah intoleransi laktosa.
d. Faktor Psikologis: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan
4. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang terjadi pada diare adalah sebagai berikut:
Frekuensi BAB (Buang Air Besar) lebih dari 3 kali, tinja cair disertai
lendir atau darah, warna tinja kehijauan, jumlah lebih dari 200 gr/hari, Ubun-
ubun besar cekung, kelopak mata cekung, mukosa bibir kering, turgor kulit
5. Komplikasi
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
a. Pemeriksaan Tinja :
1) Tinja Rutin
biasanya warna coklat muda sampai kuning yang bercampur dengan lendir
meningkat.
14
2) Tinja Kultur
b. Pemeriksaan Darah :
2) Elektrolit: Na, K, Ca dan Protein serum pada diare yang disertai kejang.
C. Dehidrasi
1. Definisi
Air merupakan penyusun lebih dari dua pertiga tubuh manusia yang
sehat. Dehidrasi terjadi saat jumlah air normal pada tubuh berkurang,
manusia.
perbandingan berat cairan yang hilang dengan berat tubuh, yaitu ringan (5%),
2. Macam-macam Dehidrasi
a. Dehidrasi isotonik, terjadi jika terjadi kehilangan air dan garam dalam
proporsi yang sama sebagaimana air dan garam pada cairan di sekitar sel.
tidak terjadi. Sodium serum tetap dalam batas normal, yaitu 135 dan 145
mEq/L.
Hipernatremik berarti ada kadar garam yang tinggi dalam darah sehingga
dehidrasi jenis ini dapat terjadi saat terjadi kehilangan lebih banyak air
daripada garam. Diare berair dan muntah yang berlebihan bisa menjadi
penyebabnya.
c. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika sodium yang hilang lebih dari cairan
suntikan saline. Eksresi sodium yang tidak normal juga bisa menyebabkan
(Dr.Pengambean.2005)
16
6) Shock
4) Kreatinin, (meningkat).
darah.
4. Penatalaksanaan Medis
Kategori dehidrasi :
c. Dehidrasi berat (C: kehilangan cairan sama atau lebih dari 10%).
Tabel 1
Penilaian Status Dehidrasi
Penilaian A B C
Keadaan Umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air Mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut/Lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa Haus Minum biasa, tidak Haus, ingin minum Malas minum,
haus banyak tidak bisa minum
Turgor Kulit Kembali cepat Kembali lambat Sangat lambat
Hasil Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan- Dehidrasi berat
Pemeriksaan sedang
Therapi Rencana therapi A Rencana therapi B Rencana therapi c
penyakit diare. Dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang
terus-menerus dalam waktu lebih dari 3 hari dan feses tersebut masih memiliki
kandungan air berlebihan. Maka tubuh akan segera kehilangan cairan yang
cukup banyak yang disebut dehidrasi. Sehingga terdapat kadar garam yang
tinggi dalam darah dan akan terjadi kehilangan lebih banyak air dari pada
garam. Dehidrasi yang berat akan menyebabkan jumlah sel darah merah
semakin meningkat dari normal, ukuran eritrosit lebih kecil dari ukuran normal
dan darah menjadi pekat dan hampir tidak dapat mengalir. Sehingga dehidrasi