Anda di halaman 1dari 16

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Anantomi berasal dari bahasa Yunani anantomi dari anatemnei yang

berarti memotong adalah cabang biologi yang berhubungan dengan struktur dan

organisasi dari makhluk hidup.(Sari, 2012)Batang merupakan bagian tubuh

tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi

tumbuh-tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh- tumbuhan

(Tjitrosoepomo, 2012)

Batang berperan dalam menyangga posisi daun, melakukan fotosintesis,

mentraspor zat-zat mentah dan produk-produk fotosintesis primer dan sekunder

yang telah selesai dibuat, dan menyimpan zat-zat makanan. Batang dan cabang-

cabangnya menyusun bagian tumbuhan yang disebut shoot (taruk). Batang yang

biasanya hijau melakukan fotosintesis dengan bantuan sel-sel korteks yang

mengandung sedikit kloroplas. Batang herba umumnya memiliki stomata. Karena

daun paling banyak terdapat di daerah yang jauh dari batang pohon, aliran floem

pada umumnya mengarah ke batang (Raven et.al, 2008).

Batang dikotil ada tiga daerah yang dapat dibedakan yaitu epidermis,

korteks, dan stele. Lapisan terdalam korteks adalah endodermis, terdiri atas selapis

sel yang mengelilingi stele dan mengandung banyak butir tepung. Stele terdiri atas

tiga daerah pokok yaitu perisikel, berkas vaskular, dan empelur. Berkas vaskular

terdiri atas tiga bagian yaitu xylem, floem, dan kambium. Pita kambium terletak

di antara berkas vaskular yang berdekatan disebut kambium interfasikular (Setjo

dkk, 1999).
2

Tujuan Penulisan

untuk mengetahui dan mengenal struktur anatomi batang dikotil pada

tanaman mangga (Mangifera indica L.)


3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Adapun tanaman mangga (Mangifera indica L.) dalam Steenis (2003)

diklasifikasikan dalam kingdom : plantae; division : spermatophyta; subdivision :

angiospermae; kelas : dicotyledoneae; ordo : anacardiales; family : anacardiaceae;

genus : Mangifera; dan spesies : Mangifera indica L.

Akar tunggang tanaman mangga sangat panjang, dapat mencapai 6 m

dalamnya. Sesudah fase akar tunggang berhenti, lalu terbentuk akar cabang di

bawah permukaan tanah. Jumlah akar cabang makin ke bawah makin sedikit.

Paling banyak akar cabang terdapat pada kedalaman 30-60 cm di bawah

permukaan tanah (Pracaya, 2008).

Batang pohon mangga tegak, berdahan, bercabang, dan beranting banyak.

Cabang dan ranting mangga berdaun lebat sehingga membentuk tajuk berbentuk

kubah, oval, atau memanjang. Batang tanaman mangga padat, kuat, dan tinggi

(Sunarjono, 2000).

Daun mangga sederhana bentuknya, tidak berlidah daun (ligula), ukuran

daunnya bervariasi dari beberapa sentimeter hingga desimeter. Daun tumbuh

serempak. Tepi daun halus, kadang-kadang sedikit bergelombang. Permukaan

daun bagian atas hijau mengkilat, bagian bawah hijau muda (Ashari, 1995).

Bunga mangga terangkai dalam tandan sebagai bunga majemuk, tumbuh

dari tunas ujung. Bunga mangga merupakan hermaprodit (berkelamin dua, jantan

dan betina). Kelopak dan mahkota bejumlah lima. Panjang daun mahkota bunga

dua kali panjang kelopak bunga. Warna bunga kuning pucat. Benang sari ada
4

lima. Kepala putik berwarna kemerah-merahan. Masa bunga berlangsung selama

11-29 hari (Pracaya, 2008).

Buah mangga merupakan buah buni, mengandung resin, mesokarpnya

berdaging dan bagian ini dinamakan daging buah mangga, sedangkan

endocarpnya berserabut kuat. Buah mangga relatif besar, bentuknya bulat sampai

panjang. Buah yang matang berwarna merah,kuning, atau hijau kebiruan, dan

aromanya harum. Daging buah tebal dan lunak (Sunarjono, 2000).

Biji tanaman mangga besar, gepeng, berkulit tebal dan liat. Biji diliputi

oleh daging yang tebal dan lunak. Bijinya sebagai alat perkembangbiakan secara

generatif. Biji berwarna putih tertutup oleh endocarp yang tebal, mengayu, dan

berserat. Biji ini terdiri dari dua keping yaitu monoembrional (satu biji tumbuh

satu tunas) dan poliembrional (satu biji tumbuh lebih dari satu tunas) (Ashari, 1995).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman mangga cocok hidup di daerah dengan musim kering selama 3

bulan. Kemarau yaang tegas antara 5-6 bulan justru mendukung pembungaan

mangga. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di

daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta

gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.Suhu udara yang ideal

adalah antara 270-340 C dan tidak ada angin kencang atau angin panas. Di samping

itu, untuk mendapatkan produksi yang optimal, tanaman mangga membutuhkan

penyinaranantara 50%-80%

(Rukmana, 1997:32).
5

Tanaman mangga dapat ditanam di dataran rendah sampai menengah

dengan ketinggian 0-600 m di atas permukaan laut, rata-rata curah hujan 1.000-

1.500 mm/tahun, dan kecepatan angin tidak terlalu cepat. Mangga yang ditanam

di dataran rendah dan menengah dapat menghasilkan buah yang lebih banyak dan

lebih bermutu dari pada dataran tinggi (Ulifa, 2007).

Temperatur optimum untuk pertumbuhan tanaman mangga adalah 24-270,

pada temperatur inipertumbuhannya menjadi baik dan hasilnya bagus, Pada

temperatur maksimum 42-440C, tanaman masih dapat hidup, tetapi produksi tidak

seperti yang diharapkan (Pracaya, 1997).

Pertumbuhan pohon mangga juga dapat terpengaruh oleh angin. Daerah

yang mempunyaibanyak angin kencang mengakibatkan penguapan air dari tanah

lebih cepat, sehingga air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan optimum pohon

mangga menjadi berkurang. Selain itu angin kencang juga dapat menyebabkan

tanaman tumbang (Martulis, 1994)

Tanah

Pertumbuhan dan produksi mangga yang optimal membutuhkan jenis

tanah berpasir, lempeng atau agak liat. Keadaan tanah yang ideal untuk tanaman

mangga adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, draisenya

baik, dan pH optimum antara 5,5-6,0. Jenis tanah Aluvial mempunyai pengaruh

baik terhadap kualitas buah (Rukmana, 1997:33).

Pohon mangga dapat tumbuh pada jenis dan struktur tanah yang berbeda.

Pohon mangga dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran 1000

meter dari permukaan laut, tetapi tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai

ketinggian 300 meter (Martulis, 1994).


6

Tanaman mangga dapat tumbuh pada jenis tanah apa pun, asalkan tanah

itu tidak mempunyai lapisan padasyang keras dan banyakbatu-batuan.Di samping

itu, kondisi tanah tidakterlalu kering atau terlalu basah dan tidak terlalu banyak

mengandung garam atau air payau.

Tanaman mangga yang ditanam di daerah berpasir, kualitas buahnya

kurang baik, rasa buah menjadi hambar seperti air. Tanah semacam itu sering

mengakibatkan tanaman menjadi kekurangan air karena air mudah sekali meresap

ke lapisan yang lebih dalam. Jadi mangga dapat hidup dengan baik dan cepat

berproduksi padatanah yang bertekstur ringan (tanah lempung berpasir) sampai

tanah berat (tanah lempung atau tanah liat) (Anonimd, 1991).

Mangga sesuai tumbuh di Lempung berpasir atau tanah lempung dan tidak

bercadas, dengan pH 5,5-6,0 dengan topografi yang datar dan landai. Pada lahan

yang terlalu miring tidak baik untuk bertanam mangga Kelong, oleh karena pada

musim kemarau tanaman akan mudah kekeringan dan pada waktu musim

penghujan akan terjadi erosi dan pada lahan cekung pada saat musim hujan akan

terjadi genangan air yang berlebihan yang sukar untuk mengeringkannya. Oleh

karena itu dianjurkan pemakaian lahan yang miring sebaiknya dibuat teras-teras

sebelum penanaman dilakukan (Simatupang,et al., 2009).

Anatomi Batang Dikotil

Bagian dari aksis tumbuhan yang menopang daun dan organ reproduktif,

dan biasanya terletak di permukaan tanah disebut batang. Secara umum batang

memiliki stele dengan xylem dan floem, perisikel, endodermis, korteks, dan

epidermis. (Nugroho et al., 2005).


7

Batang dikotil ada tiga daerah yang dapat dibedakan yaitu epidermis,

korteks, dan stele. Lapisan terdalam korteks adalah endodermis, terdiri atas selapis

sel yang mengelilingi stele dan mengandung banyak butir tepung. Stele terdiri atas

tiga daerah pokok yaitu perisikel, berkas vaskular, dan empelur. Berkas vaskular

terdiri atas tiga bagian yaitu xylem, floem, dan kambium. Pita kambium terletak

di antara berkas vaskular yang berdekatan disebut kambium interfasikular (Setjo

dkk, 1999).

Epidermis tersusun dari selapis sel dan merupakan lapis terluar batang.

Epidermis mempunyai stomata dan menghasilkan berbagai tipe trikoma. Sel

epidermis biasanya berbentuk rektanguler tersusun rapat tanpa adanya ruang antar

sel, dinding luar mengalami penebalan dari zat kutin. Derivat epidermis yang

dapat dijumpai adalah stomata, trikoma, sel silika dan sel gabus. Stomata kelak

berkembang menjadi lentisel (Taggart dan Star, 2000).

Daerah korteks terutama tersusun oleh parenkim sebagai jaringan dasar, di

daerah perifer kadang dijumpai kolenkim yang berkelompok atau membentuk

lingkaran tertutup. Bagian korteks yang paling dalam disebut floetherma. Korteks

batang adalah daerah berbentuk silinder di antara epidermis dan silinder

pembuluh. Korteks dapat terdiri dari seluruhnya atas jaringan tipis. Korteks

batang dapat berisikan sklereid, sel sekresi, dan latisifier (Raven et al., 2008).

Xylem (pembuluh kayu) meliputi trachea dan tracheid dan berfungsi

mengangkut bahan mineral dan air dari akar sampai daun. Floem berfungsi

mengangkut bahan-bahan dari bagian atas ke bagian bawah, jelasnya dari daun ke

bagian organ lainnya, seperti batang, akar, atau umbi. Xylem dan floem

membentuk berkas pengangkutan (Kartasapoetra, 1991).


8

Stele merupakan daerah di sebelah dalam dari endodermis yang terdiri

atas perikambium, parenkim, dan berkas pengangkut. Berdasarkan tipe berkas

pengangkut, ada tidaknya empelur, dan jendela daun maka stele dapat dibagi

menjadi protostele, sifonostele, diktiostele, eustele, dan ataktostele. Stele

merupakan sistem jaringan primer yang terdiri atas satuan berkas pengangkut

beserta jaringan dasar pendukungnya (misalnya empelur, perisikel, jaringan

interfasikular), baik tersusun secara sederhana maupun kompleks (Setjo et al., 1999).

Berkas pengangkutan pada batang dikotil tertata dalam bentuk garis

besarnya sebagai lingkaran yang putus-putus. Setiap berkas vaskular terdiri atas

tiga bagian yaitu xylem, floem, dan kambium. Xylem dan floem dipisahkan oleh

kambium yang tersusun dari sel-sel yang meristematik. Pada tumbuhan dikotil

jaringan permanen primer membuat bagian-bagian fundamental tumbuhan, dan

pertumbuhan berikutnya dilaksanakan melalui aktivitas kambium yang disebut

pertumbuhan sekunder. Jaringan yang terbentuk selama pertumbuhan sekunder

disebut jaringan sekunder (Setjo et al., 1999).

Berkas vaskular batang dikotil biasanya kolateral terbuka dan tersusun

teratur dalam lingkaran. Berkas vaskular itu mengandung selapis sel kambium

yang memisahkan xylem dan floem yang disebut kambium fasikular, yaitu

kambium yang berada di dalam berkas vaskular (Soediarto et al., 1965).

Jaringan berkas pengangkut primer pada tumbuhan dikotiledoneae yang

berasal dari sel-sel perikambium hanya berfungsi pada saat tumbuhan dalam fase

perkembangan, kemudian fungsi pengangkutan digantikan oleh jaringan berkas

pengangkut sekunder yang dihasilkan oleh kambium vaskular. Akibat adanya


9

pertumbuhan menebal sekunder ini fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung

digantikan oleh kambium gabus (Nugroho et al., 2005).

Pada umumnya batang tumbuhan dikotiledon identik dengan dijumpai

pada batang-batang berkayu dikot dan kambium yang berfungsi. Jaringan

pembuluh primer batang dikot dapat membentuk suatu silinder yang kontinu.

Berkas-berkas tersebut membentuk kambium fasikular dan sesudah itu disatukan

oleh perkembangan kambium interfasikular. Umumnya terbentuk suatu silinder

pembuluh lengkap yang terdiri dari jaringan-jaringan sekunder (Tjitrosomo, 1983).

Pada batang dikotil tubuh sekunder dibentuk dari pertumbuhan sekunder

dengan penambahan jaringan-jaringan sekunder pada tubuh-tubuh primer.

Kambium berasal dari prokambium yang terus meristematis. Kambium yang

terjadi dari prokambium ini disebut kambium fasikular. Sedangkan kambium yang

terjadi dari interfasikular parenkim disebut kambium interfasikular (Napitupulu,

1982).
10

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Anatomi Tumbuhan, Program

Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara pada

ketinggian + 25 Mdpl pada hari Rabu, 20 mei 2015 pukul 15.00 WIB sampai

selesai.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan yaitu batang mangga ( Mangifera indica

L.) yang berfungsi sebagai objek praktikum, gabus ubi kayu ( Manihot utilissima

Phol.) berukuran + 15 cm yang berfungsi untuk mempermudah proses penyayatan

dan agar batang mangga tidak tertekan saat disayat, Air yang berfungsi untuk

membasahi objek ketika akan diamati.

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Mikroskop yang

berguna untuk mengamati susunan sel-sel yang terdapat pada objek yang diamati,

Pisau silet yang dipakai untuk mengiris atau menyayat objek agar bisa diamati,

Deck Glass dan Preparat berfungsi sebagai penutup dan tempat dari objek

praktikum, pipet tetes berfungsi untuk mengambil air dan diletakkan di atas

preparat untuk membasahi objek, pinset berfungsi untuk mengambil sayatan objek

dan diletakkan diatas preparat.

Prosedur Praktikum

Diambil setiap bahan yang tidak begitu besar dan belum rusak.

Diambil gabus ubi kayu dan dibelah dua dengan pisau silet.
11

Dimasukkan bahan batang tanaman yang akan dilihat bentuk anatomi

batangnya.

Diiris halus ( gabus dan bahan ). Irisannya diletakkan diatas preparat dan

ditutup Deck glass, diamati di mikroskop pada perbesaran 10

Dibandingkan dengan gambar pada preparat abadi.

Digambar hasil amatan pada mikroskop.


12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Batang Dikotil Mangga (Mangifera indica L.)


13

Batang Dikotil Mangga (Mangifera indica L.)

Pembahasan
Batang dikotil secara anatomi terdiri dari epidermis, korteks,

sklerenkim, xylem primer dan sekunder, floem primer dan sekunder, berkas

pembuluh, kambium interfasikular, dan empelur. Hal ini sesuai dengan literatur

Setjo dkk (1999) yang menyatakan bahwa batang dikotil ada tiga daerah yang

dapat dibedakan yaitu epidermis, korteks, dan stele. Stele terdiri atas tiga

daerah pokok yaitu perisikel, berkas vaskular, dan empelur. Berkas vaskular

terdiri atas tiga bagian yaitu xylem, floem, dan kambium.

Batang dikotil mengalami pertumbuhan sekunder yang dilaksanakan oleh

aktivitas kambium membentuk xylem sekunder dan floem sekunder. Hal ini sesuai

dengan literature Setjo dkk (1999) yang menyatakan bahwa pada tumbuhan

dikotil jaringan permanen primer membuat bagian-bagian fundamental tumbuhan,

dan pertumbuhan berikutnya dilaksanakan melalui aktivitas kambium yang

disebut pertumbuhan sekunder. Jaringan yang terbentuk selama pertumbuhan

sekunder disebut jaringan sekunder.

Perbedaan anatomi batang monokotil dan dikotil lainnya adalah letak

berkas pengangkut. Pada batang monokotil berkas pengangkut tersusun secara

menyebar dan tidak beraturan. Hal ini sesuai dengan literatur Soediarto dkk (1965)

yang menyatakan bahwa pada kebanyakan monokotil, sistem pembuluh primer

terdiri atas sejumlah besar ikatan yang menyebar secara tidak beraturan dan pada

sistem itu tidak mungkin membedakan secara jelas batas antara korteks, silinder

pembuluh, dan empelur.Sedangkan pada batang dikotil, berkas pengangkutan


14

tersusun teratur dalam lingkaran dan terdiri atas xylem, floem, dan kambium. Hal

ini sesuai dengan literatur Soediarto dkk (1965) yang menyatakan bahwa berkas

vaskular batang dikotil biasanya kolateral terbuka dan tersusun teratur dalam

lingkaran. Setiap berkas vaskular terdiri atas tiga bagian, yaitu xylem, floem, dan

kambium.

Perbedaan lainnya adalah ada tidaknya kambium. Batang monokotil tidak

memiliki kambium karena tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Hal ini sesuai

dengan literatur Mulyani (2006) yang menyatakan bahwa pada tumbuhan

monokotil semua sel pada untaian prokambium menjadi dewasa ke dalam xylem

dan floem, karena itu kambium tidak ada, tidak membentuk floem ke luar dan

xylem ke dalam sebagaimana lazimnya.Batang dikotil memiliki kambium dan

kambium tersebut mengadakan aktivitas pertumbuhan sekunder. Hal ini sesuai

dengan literatur Setjo dkk (1999) yang menyatakan bahwa xylem dan floem

dipisahkan oleh lapisan kambium yang tersusun dari sel-sel meristematik.

Pertumbuhan sekunder dilaksanakan melalui aktivitas kambium dan membentuk

jaringan sekunder.
15

KESIMPULAN

1. Bagian batang secara umum yaitu epidermis, korteks, endodermis, stele, perisikel,

empelur, dan berkas pengangkut yang terdiri atas xylem dan floem.
2. Pada tumbuhan dikotil jaringan permanen primer membuat bagian-bagian

fundamental tumbuhan, dan pertumbuhan berikutnya dilaksanakan melalui

aktivitas kambium yang disebut pertumbuhan sekunder.Bahwa xylem dan floem

dipisahkan oleh lapisan kambium yang tersusun dari sel-sel meristematik.


16

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S., 1995. Holtikultura Aspek Budaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Fried, H.G. dan Hademenos, J.G., 2007. Teori dan Soal-Soal Biologi Edisi Kedua.
Erlangga. Jakarta.
Kartasapoetara, G.A.,1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Rineka
Cipta. Jakarta.
Mulyani, S., 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius. Yogyakarta.

Napitupulu, J.A., 1982. Pengantar Anatomi Tumbuhan. Fakultas Pertanian,


Universitas Sumatera Utara, Medan.
Nugroho, H., Purnomo, dan Isirep, S., 2005. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Penebar Swadaya. Jakarta. Pracaya, 2008. Bertanam Mangga. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Raven, P.H., Johnson, G.B., Losos, J.B., and Singer, S.R., 2008. Biology Seventh Editition.
Higher Education. San Fancisco.
Rubatzky, V.E. dan Yamaguchi, M., 1998. Sayuran Dunia I. ITB Press. Bandung.

Rukmana, R., 2003. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta.

Setjo, S., Kartini, E., Saptasari, M., dan Sulisetio, 1999. Anatomi Tumbuhan.
Universitas Negeri Malang. Malang.
Soediarto, A., Koesomaningrat, M.T., Natasaputra,M., dan Akmal, H., 1965.
Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. UGM Press. Yogyakarta.

Steenis, V.C.G.G.J., 2003. Flora. Pradnya Paramita. Jakarta.

Sunarjono, H., 2000. Prospek Berkebun Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Taggart, R., and C. Starr, 2000. Plant Structure and Function. Brooks Cole.
Australia.
Tjitrosoepomo, G., 2007. Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.

Tjitrosomo, S.S., 1983. Botani Umum I. Angkasa Press. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai