Anda di halaman 1dari 11

THEORY OF REASONED ACTION DAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

(Sebuah Kajian Historis tentang Perilaku)


Dr. Mahyarni

Abstrak

Theory of Reasoned Action (TRA) dan Theory of Planned Behavior (TPB) dari Ajzen dan
Fishbein masih relatif baru, dan kurang banyak digunakan dan kurang banyak dikenal. Namun
pada saat sekarang teori ini banyak digunakan oleh peneliti pada berbagai bidang disiplin ilmu
antara lain, manajemen sumber daya manusia, marketing dan penelitian sosial lainnya. Theory
Of Reasoned Action dan Theory of Planned Behavior merupakan suatu teori yang menjelaskan
tentang perilaku manusia. Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia
berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia.

Keywords: Theory of Reasoned Action, Theory of Planned Behavior dan Kajian Teoritis

A. Latar Belakang dari perilaku dalam sebuah pertanyaan,


Perilaku yang ditampilkan oleh (Ajzen, 1991). Hubungan sikap terhadap
setiap individu sangatlah beragam dan unik. perilaku merupakan keyakinan individu
Keberagaman dan keunikan tersebut terhadap perilaku yang menggambarkan
menarik perhatian para ahli untuk meneliti probabilitas subyektif bahwa perilaku dalam
tentang perilaku manusia. Terdapat banyak pertanyaan akan menghasilkan hasil tertentu
teori yang menjelaskan tentang determinan dan evaluasi menggambarkan penilaian
perilaku manusia. Dalam teori-teori tersebut implisit. Norma subyektif mengacu pada
para ahli memaparkan pendapatnya tentang tekanan sosial yang dirasakan untuk
bagaimana suatu perilaku terbentuk dan melakukan atau tidak melakukan perilaku,
faktor apa saja yang mempengaruhi. (Ajzen, 1991). Norma subjektif merupakan
Teori tindakan beralasan (Theory of keyakinan normatif yang berkaitan dengan
Reasoned Action) yang diusulkan oleh persepsi individu tentang bagaimana
Ajzen dan Fishbein (1980), dan diperbaharui kelompok melihat perilaku dan evaluasi
dengan teori perilaku direncanakan (theory yang pada umumnya diekspresikan sebagai
of planned behavior) oleh Ajzen (1991), motivasi individu untuk mematuhi
telah digunakan selama dua dekade masa kelompok-kelompok rujukan. Persepsi
lalu untuk meneliti keinginan dan perilaku kontrol perilaku individu menunjukkan
berbagi. Teori tindakan beralasan Ajzen dan kemudahan atau kesulitan melakukan
Fishbein, (1980), mengasumsikan perilaku perilaku, (Ajzen, 1991). Persepsi kontrol
ditentukan oleh keinginan individu untuk perilaku yang dirasakan merupakan kendali
melakukan atau tidak melakukan suatu keyakinan yang mencakup persepsi individu
perilaku tertentu atau sebaliknya. Keinginan mengenai kepemilikan keterampilan yang
ditentukan oleh dua variabel independen diperlukan sumber daya atau peluang untuk
termasuk sikap dan norma subyektif. berhasil melakukan kegiatan. Evaluasi biasa
Teori perilaku direncanakan ini disebut sebagai fasilitasi yang akan
dikembangkan dari teori tindakan beralasan menunjukkan pentingnya setiap sumber
dengan memasukkan tambahan yaitu daya, keterampilan atau kesempatan untuk
membangun perilaku kontrol yang menjadi berhasil.
dirasakan. Teori Ajzen tentang sikap Teori perilaku direncanakan telah
terhadap perilaku mengacu pada derajat digunakan secara ekstensif untuk
mana seseorang memiliki penilaian evaluasi memprediksi dan menjelaskan keinginan
menguntungkan atau tidak menguntungkan berperilaku dan perilaku aktual dalam

13
psikologi sosial, (Chang, 1998; Fukukawa, yang terdiri dari tiga komponen, yaitu:
2002; Millar dan Shevlin, 2003), pemasaran sikap (attitude), norma subjektif (subjective
(Shim et al. 2001), dan dalam mengadopsi norm), dan pengendalian perilaku yang
sistem informasi, (Taylor dan Todd, 1995; dirasakan (perceived behavioral
Harrison et al. 1997; Liao, et al. 1999). Ryu control). Variabel sikap dan norma
et al. (2003), menggunakan teori perilaku subjektif ada dalam theory of reasoned
yang direncanakan untuk memprediksi action, sedangkan variabel ketiga muncul
faktor-faktor keyakinan yang mempengaruhi dalam theory of planned behavior,
perilaku berbagi pengetahuan dalam (East,1997). Theory of planned behavior
kelompok profesional. merupakan alat yang dapat digunakan untuk
Skiner dalam Notoatmodjo (2010), memprediksi perilaku individu ketika
seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa individu tersebut tidak memiliki kontrol
perilaku merupakan respon atau reaksi kemauan sendiri secara penuh. Individu
seseorang terhadap stimulus (rangsangan tersebut memiliki halangan atau hambatan
dari luar). Teori Skiner ini dikenal sebagai sehingga perilakunya tidak bisa semaunya
teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon). sendiri.
Namun dalam kenyataan, stimulus yang Ajzen dan Fishbein (1980), dalam
diterima oleh organisme tidak selamanya theory of reasoned action menyatakan
mampu menghasilkan perilaku, ada bahwa norma subjektif adalah determinan
beberapa faktor lain yang berperan dalam dari keinginan berperilaku. Norma subjektif
munculnya perilaku, salah satunya adanya adalah suatu konvensi sosial yang mengatur
niat untuk berperilaku tertentu dari suatu kehidupan manusia. Norma subjektif adalah
individu. Niat itu sendiri juga tidak akan suatu fungsi keyakinan individu dalam hal
muncul tanpa adanya determinan yang menyetujui atau tidak menyetujui perilaku
mempengaruhi. Tahun 1969, Wicker tertentu. Menyetujui atau tidak menyetujui
memimpin survei dan review literatur secara suatu perilaku, didasari oleh suatu
luas terhadap hubungan sikap dan perilaku. keyakinan yang dinamakan dengan
Fishbein dan Ajzen ikut dalam survei dan keyakinan normatif. Faktor lingkungan
review tersebut. Mereka ingin keluarga merupakan orang yang dapat
mengeksplorasi cara untuk memprediksi mempengaruhi tindakan individu, seorang
perilaku dan hasil (outcome). Mereka individu akan melakukan atau berperilaku
berasumsi bahwa individu biasanya cukup apabila persepsi orang lain terhadap perilaku
rasional dan menggunakan informasi yang tersebut bersifat positif. Individu
tersedia secara sistematis dan Individu akan mempersepsikan bahwa perilaku individu
mempertimbangkan akibat dari tindakannya tersebut diperbolehkan atau sebaliknya tidak
sebelum Ia memutuskan menampilkan atau diperbolehkan.
tidak suatu perilaku. Setelah mereview B. Sejarah Theory of Reasoned Action
semua penelitian yang pernah dilakukan dan Theory of Planned Behavior
oleh para ahli sebelumnya, mereka Teori ini awalnya dinamai Theory
mengembangkan teori yang dapat of Reasoned Action (TRA), dikembangkan
memprediksi dan memahami perilaku dan Tahun 1967, selanjutnya teori tersebut terus
sikap. Teori ini yang disebut Theory of direvisi dan diperluas oleh Icek Ajzen dan
Reasoned Action. Martin Fishbein. Mulai tahun 1980 teori
Memprediksi perilaku ketika tersebut digunakan untuk mempelajari
seorang individu tidak memiliki kontrol perilaku manusia dan untuk
kemauan diri sendiri secara penuh. Ajzen mengembangkan intervensi-intervensi yang
(1987), mengajukan theory of planned lebih mengena. Pada Tahun 1988, hal lain
behavior. Ajzen (1988), menyatakan ditambahkan pada model reasoned action
perilaku seseorang tergantung pada yang sudah ada tersebut dan kemudian
keinginan berperilaku (behavioral intention) dinamai Theory of Planned Behavior (TPB),

14
untuk mengatasi kekurangan yang mengenai peran sikap dalam mempengaruhi
ditemukan oleh Ajzen dan Fishbein melalui perilaku di awal 1960-an dan di awal 1970-
penelitian-penelitian mereka dengan an berkolaborasi dengan Ajzen
menggunakan TRA. mengembangkan Theory of Reasoned Action
Icek Ajzen adalah seorang profesor dan Theory of Planned Behavior.
psikologi di University of Massachusetts. Ia
menerima gelar Ph.D di bidang psikologi C. Pengembangan Theory of Reasoned
sosial dari University of Illinois dan selama Action dan Theory of Planned Behavior
beberapa tahun menjadi Visiting Professor Teori Tindakan Beralasan (Theory of
at Tel-Aviv University di Israel. Ia banyak Reasoned Action) dirumuskan pada tahun
menulis artikel, dan bersama Martin 1967 dalam upaya untuk memberikan
Fishbein menulis berbagai paper, jurnal dan konsistensi dalam studi hubungan antara
buku-buku mengenai Theory of Reasoned perilaku dan sikap, (Fishbein dan Ajzen
Action dan Theory of Planned Behavior. 1975; Werner 2004). Teori Perilaku yang
Ajzen dan Fishbein menulis buku Direncanakan (Theory of Planned
Understanding Attitude and Predicting Behavior), (Ajzen 1991) dianggap sebagai
Social Behavior yang telah banyak dipakai perluasan dari teori tindakan beralasan,
di kalangan akademik dan di wilayah (Werner 2004). Asumsi utama dari teori
psikologi sosial, yang diterbitkan pada tahun tindakan beralasan dan teori perilaku yang
1980. direncanakan adalah individu rasional dalam
Martin Fishbein adalah seorang mempertimbangkan tindakan mereka dan
profesor pada Department of Psychology implikasi dari tindakan mereka
and the Institute of Communications (pengambilan keputusan). Rasionalitas
Research pada University of Illinois di pengambilan keputusan mengasumsikan
Urbana. Ia seorang konsultan pada the bahwa keputusan tersebut dibuat di bawah
International Atomic Energy Agency, The ketidakpastian, (Basu 1996; Eppen et al.
Federal Trade Commission and Warner 1998). Pembuatan keputusan rasional
Communications, Inc. Bersama dengan menyiratkan bahwa diharapkan adanya hasil
Ajzen, ia telah menulis buku Belief, Attitude, yang optimal atau unit pengambilan
Intention and Behavior: An Introduction to keputusan menyadari semua dampak dan
Theory and Research pada tahun 1975. Ia konsekuensi, (Basu 1996; Bazerman 2002;
juga telah banyak menulis buku-buku teks, Eppen et al. 1998). Gambar .1. berikut ini
dan artikel-artikel. Ia mulai berfikir tentang teori tindakan beralasan:

Beliefs and Attitude


Evaluations toward
Behavior

Behavior Actual
Intention Behavior
Normative Subjective
Beliefs and Norm
Motivation to
copy

Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975


Gambar 1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)

15
Teori Tindakan Beralasan dikembangkan Sikap mengacu pada persepsi individu (baik
untuk menguji hubungan antara sikap dan menguntungkan atau tidak menguntungkan)
perilaku (Fishbein dan Ajzen 1975; Ajzen terhadap perilaku tertentu, (Werner 2004).
1988;, Werner 2004). Konsep utama dalam Norma subjektif mengacu pada penilaian
Teori Tindakan Beralasan adalah prinsip- subjektif individu tentang preferensi lain dan
prinsip kompatibilitas" dan konsep "intensi dukungan untuk berperilaku, (Werner 2004).
perilaku," (Fishbein dan Ajzen 1975; Ajzen Theory of Reasoned Action dikritik karena
1988;). Prinsip kompatibilitas menetapkan mengabaikan pentingnya faktor-faktor sosial
dalam rangka untuk memprediksi satu yang dalam kehidupan nyata bisa menjadi
perilaku tertentu diarahkan ke target tertentu penentu untuk perilaku individu, (Grandon
dalam konteks dan waktu tertentu, sikap dan Mykytyn 2004; Werner 2004). Faktor
khusus yang sesuai dengan waktu, target dan sosial berarti semua pengaruh lingkungan
konteks yang harus dinilai, (Fishbein dan sekitarnya (seperti norma individu) yang
Ajzen 1975; Ajzen 1988). Konsep yang dapat mempengaruhi perilaku individu,
menyatakan keinginan perilaku yang (Ajzen 1991). Kelemahan teori tindakan
memotivasi individu untuk terlibat dalam beralasan, Ajzen (1991) mengusulkan faktor
perilaku yang didefinisikan oleh sikap yang tambahan dalam menentukan perilaku
mempengaruhi perilaku, (Fishbein dan individu dalam teori perilaku yang
Ajzen 1975). Keinginan berperilaku direncanakan yaitu perilaku kontrol yang
menunjukkan berapa banyak usaha individu dirasakan. Perilaku kontrol yang dirasakan
ingin berkomitmen untuk melakukan adalah persepsi individu pada betapa
perilaku dengan komitmen yang lebih tinggi mudahnya perilaku tertentu akan dilakukan,
dengan kecenderungan perilaku itu akan (Ajzen 1991). Perilaku kontrol yang
dilakukan. Keinginan untuk berperilaku dirasakan secara tidak langsung dapat
ditentukan oleh sikap dan norma subyektif, mempengaruhi perilaku.
(Fishbein dan Ajzen 1975; Ajzen 1988).

Attitude toward
Behavior

Subjective Norm Intention Behavior

Perceived
Behavioral Control ---------------------------------------------------------

Sumber: Ajzen 1991


Gambar 2. Teori Perilaku Direncanakan (Theory of Planned Behavior)

Penjelasan singkat dari teori perilaku terhadap perilaku tersebut, norma subjektif,
direncanakan dapat digunakan untuk dan perasaan kita mengenai kemampuan
memprediksi apakah seseorang akan mengontrol segala sesuatu yang
melakukan atau tidak melakukan suatu mempengaruhi apabila hendak melakukan
perilaku. Teori perilaku direncanakan ini perilaku tersebut. Teori di atas dapat juga
menggunakan tiga konstruk sebagai dijelaskan dengan menggunakan Gambar 3
anteseden dari intensi, yaitu sikap kita berikut ini:

16
Sumber: Ajzen, I. (1991). Organizational Behavior and Human Decision Processes,
50, p. 179-211.
Gambar 3. Teori Perilaku Direncanakan (Theory of Planned Behavior) yang
Dikembangkan

Keterangan: (subjective norm). Hubungan sikap terhadap


1. Sikap. perilaku sangat menentukan, maka norma
Ajzen (2005) mengemukakan bahwa subjektif juga dipengaruhi oleh keyakinan,
sikap terhadap perilaku ini ditentukan oleh bedanya adalah apabila hubungan sikap
keyakinan yang diperoleh mengenai terhadap perilaku merupakan fungsi dari
konsekuensi dari suatu perilaku atau disebut keyakinan terhadap perilaku yang akan
juga behavioral beliefs. Belief berkaitan dilakukan (behavioral belief) maka norma
dengan penilaian-penilaian subjektif subjektif adalah fungsi dari keyakinan
seseorang terhadap dunia sekitarnya, seseorang yang diperoleh atas pandangan
pemahaman mengenai diri dan orang-orang lain yang berhubungan
lingkungannya. Bagaimana cara mengetahui dengannya (normative belief).
belief, dalam teori perilaku direncanakan ini, 3. Persepsi kontrol perilaku atau perceived
Ajzen menyatakan bahwa belief dapat behavioral control
diungkapkan dengan cara menghubungkan Persepsi kontrol perilaku atau
suatu perilaku yang akan kita prediksi disebut juga dengan kontrol perilaku adalah
dengan berbagai manfaat atau kerugian yang perasaan seseorang mengenai mudah atau
mungkin diperoleh apabila kita melakukan sulitnya mewujudkan suatu perilaku
atau tidak melakukan perilaku itu. tertentu, (Ajzen, 2005). Ajzen menjelaskan
Keyakinan ini dapat memperkuat sikap tentang perasaan yang berkaitan dengan
terhadap perilaku berdasarkan evaluasi dari perilaku kontrol dengan cara
data yang diperoleh bahwa perilaku itu membedakannya dengan locus of control
dapat memberikan keuntungan bagi atau pusat kendali yang dikemukakan oleh
pelakunya. Rotters. Pusat kendali berkaitan dengan
2. Norma Subjektif. keyakinan seseorang yang relatif stabil
Norma subjektif adalah perasaan dalam segala situasi. Persepsi kontrol
atau dugaan-dugaan seseorang terhadap perilaku dapat berubah tergantung situasi
harapan-harapan dari orang-orang yang ada dan jenis perilaku yang akan dilakukan.
di dalam kehidupannya tentang dilakukan Pusat kendali berkaitan dengan keyakinan
atau tidak dilakukannya perilaku tertentu, individu bahwa keberhasilannya melakukan
karena perasaan ini sifatnya subjektif maka segala sesuatu tergantung pada usahanya
dimensi ini disebut norma subjektif sendiri (Rotters, 1966). Keyakinan ini

17
berkaitan dengan pencapaian yang spesifik, teori perilaku direncanakan, (Ajzen 1991;
misalnya keyakinan dapat menguasai Werner 2004). Keterbatasan ketiga adalah
keterampilan menggunakan komputer kemungkinan ada kesenjangan besar waktu
dengan baik disebut kontrol perilaku antara penilaian keinginan perilaku dan
(perceived behavioral control). perilaku yang sebenarnya yang dinilai,
Konsep lain yang agak dekat dalam selang waktu itu keinginan individu
maksudnya dengan persepsi kontrol perilaku bisa berubah (Werner 2004). Keterbatasan
adalah self efficacy atau efikasi diri yang keempat adalah bahwa kedua teori tindakan
dikemukakan Bandura (dalam Ajzen, 2005). beralasan dan teori perilaku direncanakan
Efikasi diri adalah keyakinan individu untuk adalah model prediksi yang memprediksi
berhasil menguasai keterampilan yang tindakan individu berdasarkan kriteria
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas- tertentu, namun individu tidak selalu
tugas tertentu. Konsep persepsi kontrol berperilaku seperti yang diperkirakan oleh
perilaku yang dikemukakan oleh Ajzen ini kriteria, (Werner 2004). Teori tindakan
banyak sekali dipengaruhi oleh riset yang beralasan dan teori perilaku direncanakan
dilakukan oleh Bandura mengenai efikasi telah digunakan untuk menjelaskan proses
diri. adopsi teknologi dari perspektif individu.
Dalam teori perilaku direncanakan, Teori tindakan beralasan telah dimodifikasi
Ajzen (2005) mengemukakan bahwa ke Technology Acceptance Model (TAM)
persepsi kontrol ditentukan oleh keyakinan untuk memprediksi penerimaan pengguna
individu mengenai ketersediaan sumberdaya teknologi komputer baru, (Chin dan
berupa peralatan, kompatibilitas, Marcolin 2001;Karahanna dan Straub 1999;
kompetensi, dan kesempatan (control belief Legris et al. 2003). Technology Acceptance
strength) yang mendukung atau Model menggunakan. prinsip yang sama
menghambat perilaku yang akan diprediksi seperti Teori Tindakan Beralasan dalam
dan besarnya peran sumber daya tersebut memprediksi penerimaan teknologi
(power of control factor) dalam informasi (perilaku) dari keinginan
mewujudkan perilaku tersebut. Keyakinan seseorang untuk menerima teknologi
yang kuat terhadap tersedianya sumberdaya informasi. Kesamaan ini telah dinilai dalam
dan kesempatan yang dimiliki individu suatu penelitian yang melibatkan 107
berkaitan dengan perilaku tertentu dan mahasiswa MBA di University of Michigan,
semakin besar peranan sumberdaya tersebut (Davis et al. 1989). Teori perilaku
maka semakin kuat persepsi kontrol individu direncanakan juga telah digunakan untuk
terhadap perilaku tersebut. Individu yang menjelaskan penerapan teknologi informasi.
mempunyai persepsi kontrol yang tinggi Teori perilaku direncanakan telah digunakan
akan terus terdorong dan berusaha untuk untuk menjelaskan adopsi teknologi voice-
berhasil karena yakin dengan sumberdaya mail, (Benham dan Raymond 1996) dan
dan kesempatan yang ada, kesulitan yang layanan WAP, (Hung et al. 2003). Teori
dihadapinya dapat diatasi. Perilaku Direncanakan ini juga sebanding
Teori tindakan beralasan dan teori dengan Technology Acceptance Model
perilaku direncanakan memiliki beberapa dalam menjelaskan kehadiran web UKM,
keterbatasan dalam memprediksi perilaku, (Riemenschneider et al. 2003).
(Werner, 2004). Keterbatasan pertama
adalah bahwa faktor keinginan tidak terbatas D. Tujuan dan Manfaat Theory of
pada sikap, norma subyektif, dan persepsi Reasoned Action dan Theory of
pengendalian perilaku, (Ajzen 1991). Planned Behavior
Keterbatasan kedua adalah penelitian Ada beberapa tujuan dan manfaat
empiris menunjukkan bahwa hanya 40% dari teori ini, antara lain adalah untuk
dari varian perilaku dapat dijelaskan dengan meramalkan dan memahami pengaruh-
menggunakan teori tindakan beralasan atau pengaruh motivasional terhadap perilaku

18
yang bukan dibawah kendali atau kemauan mengendalikan) dan perceived power
individu sendiri. Untuk mengidentifikasi (persepsi mengenai kekuasaan yang dimiliki
bagaimana dan kemana mengarahkan untuk melakukan suatu perilaku). PBC
strategi-strategi untuk perubahan perilaku mengindikasikan bahwa motivasi seseorang
dan juga untuk menjelaskan pada tiap aspek dipengaruhi oleh bagaimana ia mempersepsi
penting beberapa perilaku manusia seperti tingkat kesulitan atau kemudahan untuk
mengapa seseorang membeli rumah baru, menampilkan suatu perilaku tertentu. Jika
memilih seorang calon dalam pemilu, seseorang memiliki control beliefs yang kuat
mengapa tidak masuk kerja atau mengapa mengenai faktor-faktor yang ada yang akan
melanggar peraturan dan lain sebagainya. memfasilitasi suatu perilaku, maka
Teori ini menyediakan suatu seseorang tersebut memiliki persepsi yang
kerangka untuk mempelajari sikap terhadap tinggi untuk mampu mengendalikan suatu
perilaku. Berdasarkan teori tersebut, penentu perilaku. Sebaliknya, seseorang tersebut
terpenting perilaku seseorang adalah intensi akan memiliki persepsi yang rendah dalam
untuk berperilaku. Intensi individu untuk mengendalikan suatu perilaku jika ia
menampilkan suatu perilaku adalah memiliki control beliefs yang kuat mengenai
kombinasi dari sikap untuk menampilkan faktor-faktor yang menghambat perilaku.
perilaku tersebut dan norma subjektif. Sikap Persepsi ini dapat mencerminkan
individu terhadap perilaku meliputi pengalaman masa lalu, antisipasi terhadap
kepercayaan mengenai suatu perilaku, situasi yang akan datang, dan sikap terhadap
evaluasi terhadap hasil perilaku, norma norma-norma yang berpengaruh di sekitar
subjektif, kepercayaan-kepercayaan individu. Theory of Planned Behavior
normatif dan motivasi untuk patuh. didasarkan pada asumsi bahwa manusia
Jika seseorang mempersepsi bahwa adalah makhluk yang rasional dan
hasil dari menampilkan suatu perilaku menggunakan informasi-informasi yang
tersebut positif, ia akan memiliki sikap mungkin baginya, secara sistematis. Orang
positif terhadap perilaku tersebut. Yang memikirkan implikasi dari tindakan mereka
sebaliknya juga dapat dinyatakan bahwa jika sebelum mereka memutuskan untuk
suatu perilaku difikirkan negatif. Jika orang- melakukan atau tidak melakukan perilaku-
orang lain yang relevan memandang bahwa perilaku tertentu.
menampilkan perilaku tersebut sebagai
sesuatu yang positif dan seseorang tersebut E. Aplikasi Theory of Reasoned Action
termotivasi untuk memenuhi harapan orang- dan Theory of Planned Behavior
orang lain yang relevan, maka itulah yang dalam Penelitian
disebut dengan norma subjektif yang positif. Meskipun teori ini berangkat dari
Jika orang-orang lain melihat perilaku yang kajian psikologi sosial, dan dilahirkan oleh
akan ditampilkan sebagai sesuatu yang profesor di bidang psikologi sosial, tetapi
negatif dan seseorang tersebut ingin aplikasi teori ini telah merambah ke banyak
memenuhi harapan orang-orang lain bidang kajian. Demikian pula dengan
tersebut, itu yang disebut dengan norma penelitian-penelitian yang didasarkan pada
subjektif negatif. Sikap dan norma subjektif TPB tidak hanya dilakukan di bidang
diukur dengan skala (misalnya skala Likert) psikologi sosial, tetapi sudah merambah
menggunakan frase suka/tidak suka, pula bidang-bidang lain seperti kesehatan
baik/buruk, dan setuju/tidak setuju. dan olah raga (Godin dkk., 1992; Billari &
Perbedaan utama antara TRA dan Philipov, 2005; Higgins & Marcum, 2005;
TPB adalah tambahan penentu intensi Tang & Wong, 2005; Kouthouris & Spontis,
berperilaku yang ke tiga, yaitu perceived 2005), pendidikan (Okun & Sloane, 2002;
behavioral control (PBC). PBC ditentukan Martin & Kullina, 2004; Marrone, 2005),
oleh dua faktor yaitu control beliefs marketing (Chiou, 1998), organizational
(kepercayaan mengenai kemampuan dalam

19
behavior (Kolvereid, 1996; Wiethoff, 2004; berbagi pengetahuan dibandingkan dengan
Lanigan & Bentley, 2006), dan lain lain. norma-norma subjektif atau sikap.
Beberapa penelitian yang berkaitan 2. Penelitian yang dilakukan Lin dan Lee
dengan teori ini juga telah banyak dilakukan (2004)
sejak mulai dipublikasikan oleh Judul penelitian Perceptions of
penggagasnya, bahkan oleh penggagasnya senior managers toward knowledge sharing
sendiri. Tinjauan mengenai penelitian- behavior yang dilakukan oleh Lin dan
penelitian yang didasarkan atau terkait Lee terhadap manajer senior di perusahaan
dengan TPB dilakukan dengan cara Taiwan, yang menetapkan manajer senior
pengelompokkan pada berbagai bidang sebagai pengambil keputusan utama karena
kajian. Berikut ini beberapa penelitian di mereka cenderung familiar dengan beragam
bidang MSDM yang berkaitan dengan teori aspek organisasi. Kajian ini meneliti
TRA dan TPB dalam hal perilaku berbagi pengaruh persepsi manajer senior terhadap
pengetahuan: minat untuk mendukung perilaku berbagi
1. Penelitian yang dilakukan Ryu et al. pengetahuan dan mengembangkan model
(2003) penelitian berdasarkan pada Theory of
Penelitian dengan judul Knowledge Planned Behaviour, (Ajzen,1991). Kajian
Sharing Behavior of Physicians in ini juga memberikan kontribusi pada
Hospitals yang dilakukan oleh Ryu et al. penelitian manajemen pengetahuan dengan
tentang berbagi pengetahuan dokter di menjelaskan hubungan antara persepsi
rumah sakit dan merupakan kajian yang manajer senior dalam berbagi pengetahuan
sangat kritis, agar berhasil menghadapi dengan keinginan mereka untuk mendukung
lingkungan yang kompetitif. Penelitian ini perilaku berbagi pengetahuan. Kajian ini
merupakan riset empirik untuk menyatakan bahwa dukungan manajer
mengidentifikasi faktor-faktor yang senior terhadap minat berbagi pengetahuan
menentukan perilaku dokter untuk berbagi sangat diperlukan untuk menciptakan dan
pengetahuan. Tujuan dari kajian ini adalah mempertahankan budaya berbagi
untuk menguji pengalaman dokter dalam pengetahuan dalam organisasi.
berbagi pengetahuan dengan model riset 3. Penelitian yang dilakukan So dan
tentang teori Tindakan beralasan (Theory of Bolloju (2005)
Reasoned Action) dan Teori Perilaku yang Penelitian oleh So dan Bolloju
direncanakan (Theory of Planned Behavior). dengan judul Explaining the intentions to
Model Theory of Planned Behavior yang share and reuse knowledge in the context of
dikembangkan dari Theory of Reasoned IT service operations, melakukan
Action lebih baik dalam menjelaskan penelitian dengan tujuan untuk memberikan
keinginan dokter untuk berbagi pemahaman tentang keinginan profesional
pengetahuan. Berkembangnya model Theory di bidang sistem informasi dan teknologi
of Planned Behavior merupakan perbaikan informasi untuk berbagi pengetahuan dan
penting atas model Theory of Planned menggunakan kembali pengetahuan
Behavior asli. Pada model Theory of tersebut. Teori perilaku yang direncanakan
Planned Behavior yang dikembangkan, (Theory of Planned Behavior) diterapkan
norma-norma subjektif ditemukan untuk meneliti keinginan profesional
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap berbagi pengetahuan dan menggunakan
keinginan berbagi pengetahuan dokter baik kembali pengetahuan tersebut. Hasil kajian
secara langsung atau melalui sikap. Sikap ini menunjukkan bahwa teori perilaku yang
ditemukan menjadi faktor kedua penting direncanakan merupakan model yang baik
yang mempengaruhi keinginan dokter. untuk menyelidiki keinginan perilaku
Perilaku yang dirasakan juga ditemukan berbagi pengetahuan dan menggunakan
mempunyai efek pada keinginan untuk kembali pengetahuan tersebut. Semua
variabel secara langsung menentukan

20
keinginan untuk berbagi pengetahuan, mengarah kepada kemampuan inovasi
kecuali norma subjektif berbagi perusahaan. Hasil kajian menunjukkan
pengetahuan dan keinginan untuk bahwa dua faktor individu (kepuasan dalam
menggunakan kembali pengetahuan adalah membantu orang lain dan pengetahuan self-
signifikan. Penelitian ini juga mencoba efficacy) dan salah satu faktor organisasi
menyoroti pentingnya operasi layanan (dukungan manajemen puncak) berpengaruh
teknologi informasi dalam sistem informasi signifikan terhadap proses berbagi
dan teknologi informasi dalam dunia pengetahuan. Hasil kajian ini juga
industri dan juga berkaitan dengan kajian menunjukkan bahwa kesediaan karyawan
tentang manajemen pengetahuan. Perilaku berbagi dan mengumpulkan pengetahuan
berbagi pengetahuan harus didorong dengan memungkinkan perusahaan untuk
melibatkan manajemen puncak dan harus meningkatkan kemampuan inovasi.
fokus membangun sikap positif karyawan 6. Penelitian yang dilakukan Chatzoglou
melalui peningkatan hubungan dan dan Vraimaki (2009)
pengakuan atas kontribusi mereka. Penelitian tentang Knowledge-
4. Penelitian yang dilakukan Chiu et al. sharing behavior of bank employees in
(2006) Greece, dilakukan oleh Chatzoglou dan
Penelitian yang berjudul Vraimaki dengan tujuan untuk memahami
Understanding knowledge sharing in faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
virtual communities: An integration of kebiasaan berbagi pengetahuan dalam
social capital and social cognitive theories organisasi dengan menggunakan teori
dilakukan oleh Chiu et al. menyatakan psikologi yang dikenal luas. Hasil kajian
bahwa para manajer selalu mencari mengindikasikan bahwa berbagi
kebijakan yang efektif untuk mendorong pengetahuan dipengaruhi oleh perilaku
karyawan berbagi pengetahuan dengan yang pegawai terhadap kebiasaan berbagi
lainnya dalam organisasi. Adanya insentif pengetahuan (attention toward behavior),
yang diberikan organisasi menjadi sulit diikuti oleh norma subyektif. Implikasi
untuk meneliti perilaku berbagi pengetahuan penelitian kebiasaan berbagi pengetahuan
hal ini sebabkan karena tantangan yang pada kajian ini semata-mata difokuskan
paling besar dalam mengembangkan suatu pada keyakinan-keyakinan penting. Hasil
komunitas berkaitan dengan pengetahuan, yang diperoleh harus dikonfirmasi dengan
yaitu kesediaan untuk berbagi pengetahuan sampel yang lebih besar melalui studi
dengan anggota lain. Kajian ini juga Cross-Sectional. Hasil kajian ini
mengintegrasikan teori kognitif sosial dan menekankan perlunya menciptakan suatu
teori modal sosial untuk membangun suatu iklim yang akan membantu individu
model yang menyelidiki motivasi perilaku membangun perilaku yang lebih baik
berbagi pengetahuan pada komunitas terhadap kegiatan berbagi ilmu dan perlunya
sebenarnya. tekanan sosial oleh anggota-anggota
5. Penelitian yang dilakukan Lin (2007) organisasi (teman sebaya, supervisor,
Penelitian yang dilakukan oleh Lin senior) dalam mempengaruhi keinginan
berjudul Knowledge sharing and firm seseorang untuk berbagi pengetahuan.
innovation capability: an empirical study F. Kesimpulan
bertujuan untuk menguji pengaruh faktor Teori ini dikembangkan Tahun 1967,
individu (kesenangan dalam membantu selanjutnya teori tersebut terus direvisi dan
orang lain dan pengetahuan self-efficacy), diperluas oleh Icek Ajzen dan Martin
faktor organisasi (dukungan manajemen Fishbein. Kajian tentang perilaku banyak
puncak dan penghargaan organisasi) dan menggunakan TRA dan TPB pada berbagai
faktor teknologi (informasi dan penggunaan bidang ilmu antara lain MSDM dan
teknologi komunikasi) pada proses berbagi marketing. Masalah tentang perilaku
pengetahuan dan apakah lebih banyak dikaitkan dengan TRA muncul jika teori

21
tersebut diaplikasikan pada perilaku yang predicting social behavior.
tidak sepenuhnya di bawah kendali seorang Englewood Cliffs, NJ: Prentice.Hall.
individu. Sedangkan TPB memperhitungkan Ajzen, I. and Fishbein, M. 2005. The
bahwa semua perilaku tidaklah di bawah influence of attitudes on behavior. In
kendali dan bahwa perilaku-perilaku Albarracin, D., Johnson, BT., Zanna
tersebut berada pada suatu titik dalam suatu MP. (Eds), The handbook of attitudes,
kontinum dari sepenuhnya di bawah kendali Lawrence Erlbaum Associates
sampai sepenuhnya di luar kendali. Bagozzi, R. P., Baumgartner, H.,dan Yi,
Memiliki kendali sepenuhnya ketika tidak Y.1992. State versus action
terdapat hambatan apapun untuk orientation and the theory of reasoned
menampilkan suatu perilaku. Dalam action: an application to coupon
keadaan ekstrim yang sebaliknya, mungkin usage, Journal of Consumer
sama sekali tidak terdapat kemungkinan Research, Vol 18 No 4, pp 505-518.
untuk mengendalikan suatu perilaku karena Bock, G.W. and Kim, Y.G. 2002. Breaking
tidak adanya kesempatan, karena tidak the myths of rewards An
adanya sumber daya atau ketrampilan. Exploratory Study of Attitudes
Faktor-faktor pengendali tersebut terdiri atas About Knowledge Sharing,
faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor Information Resources Management
internal antara lain ketrampilan, Journal; Apr-Jun, ABI/INFORM
kemampuan, informasi, emosi, stress, dan Global pg. 14
lain-lain . Faktor-faktor eksternal meliputi Bock, G.W. and Kim, Y.G. 2000. Breaking
situasi dan faktor-faktor lingkungan. the myths of rewards: : A Study of
Attitudes about Knowledge Sharing,
DAFTAR PUSTAKA Proceedings of the INFORMS-
Ajzen, I. 1985. From intentions to actions: KORMS Conference, Seoul, Korea,
A theory of planned behavior. In J. 18-21 June.
Kuhl and J. Beckmann (Eds), Chang, M.K. 1998. Predicting unethical
Action control: From cognition to behavior: a comparison of the theory
behavior. Berlin, Heidelber, New of reasoned action and the theory of
York: Springer-Verlag. planned behavior, Journal of Business
Ajzen, I. 1987. Attitudes, traits, and actions: Ethics, Vol. 17 No. 6, pp. 1825-34.
Dispositional prediction of behavior Chatzoglou P.D and Eftichia Vraimaki,
in personality and social psychology. 2009. Knowledge-sharing behavior of
In L. Berkowitz (Ed), Advances in bank employees in Greece, Business
experimental social psychology, Process Management Journal, Vol.
New York: Academic Press, Vol. 20, 15 No. 2, pp. 245-266.
pp. 1-63. East, R. 1997. Consumer Behavior, Prentice
Ajzen, I.2002, Constructing a TPB Hall, U.K.
questionnaire: conceptual and Fishbein, M., and Ajzen, 1. 1975. Belief,
methodological attitude, intention, and behavior: An
considerations,availableat:wwwuni introduction to theory and research,
x.oit.umass.edu/,aizen/pdf/tpb.measu Reading, MA: Addison.Wesley.
rement.pdf (accessed 9 June 2004). Gurteen, D. 1999. Creating a Knowledge
Ajzen, I.1991. The Theory of Planned Sharing Culture, Knowledge
Behavior, Organizational Behavior Management Magazine, Vol. 2, Issue
and Human Decision Processes, vol. 5, February.
50, no. 2, pp. 179-211. Guzman, G.A.C. and Wilson, J. 2005. The
Ajzen, I. and Fishbein, M. 1980. soft dimension of organizational
Understanding attitudes and knowledge transfer. Journal of

22
Knowledge Management, Vol. 9 No. ODell, C., and Grayson, C. J. 1998. If only
2, pp. 59-74. we knew what we know:
Harrison, D.A., Mykytyn, P.P. and Identification and transfer of internal
Riemenschneider, C.K. 1997. best practices, California
Executive decision about adoption of Management Review, Vol 40 No. 3.
information technology in small pp.154-174.
business: theory and empirical tests. Orr, E., and Persson, M., 2003. Performance
Information Systems Research, Vol. 8 Indicators for Measuring
No. 2, pp. 71-95. Performance of Activitiesin
Hsien, S.L. and Ta-Chien Hu. 2007 Knowledge Management Projects,
Knowledge transfer and competitive Master Thesis, Department of
advantage on environmental Informatics,University of
uncertainty: An empirical study of the Gothenburg.
Taiwan semiconductor industry, Riemenschneider, C.K., Harrison, D.A. and
Technovation, Vol 27, pp. 402-411. Mykytyn, P.P. 2003. Understanding
Hua, M.M., Jeou-Shyan Horng dan Yu-Hua IT Adoption Decision in Small
Christine Sun, 2009, Hospitality Business: Integrating Current
teams: Knowledge sharing and Theories, Information and
service innovation performance, Management, vol. 40, no. 4, pp. 269-
Tourism Management 30: 4150 285.
Hung, S.Y., Ku, C.K. and Chang, C.M. Ryu, Seewon., Seung Hee HO and Ingoo
2003. Critical Factors of WAP Han 2003. Knowledge Sharing
Services Adoption: An Empirical Behavior of Physicians in Hospitals,
Study, Electronic Commerce Expert Systems with Applications,
Research and Application, vol. 2, no. Vol. 25 No. 1, pp. 113-22.
1, pp. 42-60. Werner, P. 2004. Reasoned Action and
Huysman, M. and Wulf, V. 2006. IT to Planned Behavior, in S.J. Peterson
support knowledge sharing in and T.S. Bredow (eds), Middle range
communities, towards a social Theories: Application to Nursing
capital analysis, Journal of Research, Lippincott Williams and
Information Technology, Vol. 21, pp. Wilkins, Philadelphia, pp. 125-147.
40-51. Wiig, K.M. 1997. Knowledge management:
Kim, S. and Lee, H., 2006. The impact of where did it come from and where will
organisational context and information it go?, Expert Systems with
technology onemployee knowledge- Applications, Vol. 13 No. 1, pp. 1-14.
sharing capabilities, Public Xue, Y., John Bradley dan Huigang Liang.
Administration Review, Vol. 66 No. 3, 2011. Team climate, empowering
pp. 70-85. leadership, and knowledge sharing,
Lin, H.F. and Lee, G.G. 2004, Perceptions Journal of Knowledge Management,
of senior managers toward VOL. 15 NO. 2. 2011.
knowledge-sharing behaviour, Sumber Lain:
Management Decision, Vol. 42 No. 1, www.perilaku: Achmat, Zakaria, Theory of
pp. 108-25. Planned Behavior, masihkah releven?
Diakses tanggal Oktober 2013

23

Anda mungkin juga menyukai