فَصْلٌ
فَصْلٌ
PENDAHULUAN
1
mengetahui gambaran status hukum kasus-kasus tersebut,
semoga tergerak untuk melaksanakan studi yang mendalam
tentang hukum peribadatan Islam ini atau menarik hal positif lain
yang nanti akan berguna di kehidupan kita nanti. Aamiin.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian wudhu
2. Untuk mengetahui fardhu-fardhu wudhu
3. Untuk mengetahui sunnat-sunnat wudhu
4. Untuk mengetahui pengertian tayammum
5. Untuk mengetahui syarat-syarat tayammum
6. Untuk mengetahui fardhu tayammum
7. Untuk mengetahui sunnah tayammum
8. Untuk mengetahui Perkara -perkara yang membatalkan
wudhu
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Wudhu
2.1.1 Pengertian Wudhu
3
membasuh bagian muka (wajah),
(
)
tidak secara keseluruhan, tidak
sebelum membasuhnya dan juga
tidak sesudahnya (membasuh muka,
pen.).
2. Membasuh seluruh (
bagian ( )
muka.
)
Adapun yang disebut dengan Muka
(wajah) maka batasannya adalah
mulai tempat tumbuhnya rambut
kepala sampai bagian bawah dagu,
4
telinga yang kiri.
5
itu dapat merata sebaiknya air itu
senantiasa dimasukkan ke dalam
bagian-bagian yang harus terkena
air, seperti bagian kepala, leher dan
bagian-bagian yang ada di bawah
jenggot itu sendiri.
6
(bukan mengusap) maka hukumnya
di perbolehkan. Demikian pula bila
orang tersebut memasukkan
tangannya yang sudah dibasahi air,
misalnya di dalam koalm (bak air)
sedang ia tidak menggerakkan
tangannya itu, maka hukumnya shah.
7
maka yang dihukumi hilang
hadastnya adalah hanya pada bagian
muka (wajah) saja.
8
membasuh kedua tangannya.
9
kepala. Adapun mengusap sebagian ( ( (
( (
daripada kepala, maka hukumnya ( ( ( ( (
sudah jelas yaitu wajib. Apabila orang
( ( ( ( ( ( ( ( ( (
yang berwudhu itu tidak melepaskan
( ( ( (
atau membuka tutup kepala,
misalnya: Surban atau yang lainnya,
maka hukumnya cukup mengusap
pada bagian atasnya surban itu tadi.
10
orang laki-laki dengan jalan ditekan- ( ( (
tekan dengan tangannya (jari-jarinya) ( ( ( ( ( ( ( (
pada sela-sela rambut jenggot.
Sedangkan rambut jenggot yang tipis
(jarang-jarang) yang terdapat pada
orang laki-laki, perempuan dan orang
yang banci, maka wajib
menyampaikan air pada sela-sela
rambut jenggot tersebut. Adapun
caranya yaitu dengan memasukkan
beberapa jarinya (ke sela-sela)
jenggot dari arah bagian bawah
jenggot itu.
11
ke dalam sela-sela jari yaitu dengan ( ( ( ( (
berpanca (memasukkan cari tangan ( ( ( ( ( ( (
ke dalam sela-sela jari tangan yang
( ( ( ( (
satunya) sedangkan caranya
menyelai-nyelai jari kaki yaitu
memasukkan kelingking tangan kiri
dari arah bawah, mulai dari
kelingking kaki kanan selesai
12
di antara anggauta tidak boleh ( ( ( ( ( (
berhenti lama, tetapi segera (
dilakukan pencucian satu anggauta
dari anggauta sebelumnya, sekiranya
anggauta yang ada didepannya
belum kering kembali disertai cuaca
sedang juga situasi dan kondisinya.
2.2 Tayammum
2.2.1 Pengertian Tayammum
13
menuju. Sedang menurut syara tayamum
ialah menyampaikan debu yang suci ke wajah .
dan kedua tangan sebagai gantinya wudlu,
amndi atau membasuh anggota disertai syarat-
syarat yang sudah ditentukan.
14
(
4. Terhalang memaki air. Seperti takut
)
(
)
memakai air yang menyebabkan
hilang nyawanya atau hilang
manfaatnya anggota.
.
15
debu itu tidak dapat dibuat
tayammum.
16
keduanya atau memenangkan
fardlunya saja maka yang sunat
menyertai yang fardlu itu.
17
hukumnya boleh (cukup atau sah,
pen).
18
bawah.
3. Sambung menyambung. Dan
sudah diterangkan mengenai
sambung-menyambung ini
didalam bab wudhu.
Masih banyak sunnah yang lain ( ( ( ( (
dalam bertayammum yang ( ( ( ( ( ( ( (
diterangkan di dalam kitab yang
( ( ( ( (
panjang lebar keterangannya, yaitu,
( ( .
antar lain: orang yang bertayammum
tersebut melepas cincinnya ketika
dalam pukulan pertama. Sedangkan
bila sampai pada pukulan yang
kedua, maka wajib hukumnya
melepas cincin tersebut.
19
bukan pada waktu shalat.
( ( ( ( ( (
Siapa saja yang bertayammum ( ( ( ( ( ( .
karena kesulitan menemukan air,
kemudian tiba-tiba melihat ada air
atau menduga-duga, sebelum
memasuki (memulai, pen) shalat
maka bathal tayammumnya.
Seandainya seseorang ( ( ( ( ( (
bertayammum karena sakit dan yang ( ( ( ( ( ( ( (
seperti itu, kemudian melihat ada air,
.
maka hal ini tidak akan berpengaruh
terhadap tayammumnya, bahkan
tayammumnya orang tersebut tetap
kekal dengan keadaan tayammum itu
sendiri.
20
3. Murtad, yaitu putus Islamnya apabila (( ) ( )( ( ( (
terhalang menurut pandangan syara ( ( ( ( (
untuk memakai air pada suatu
( ( ( ( ( (
anggauta, maka bila anggauta
( ( ( ( ( (
tersebut terdapat perkara yang
menutupi, wajib baginya .
bertayammum dan membasuh
anggautanya yang sehat. Dan tidak
ada keharusan tertib antara
melakukan tayammum dan
membasuh anggauta yang sehat
bagi orang yang junub.
21
melepaskannya karena rasa khawatir
sebagaimana yang telah diterangkan
di muka.
22
Diisyaratkan dalam hal pembalutan ( ( ( ( ( ( (
agar tidak mengambil (mengenai, ( ( ( ( .
(
pen) anggauta badan yang sehat,
kecuali bagian yang mengharuskan
terkena balutan karena tujuan untuk
memperkuat.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata wudhu ( ) dibaca dhammah huruf wawunya
menurut pendapat yang lebih masyur yang dimaksudkan disini
ialah nama bagi suatu perbuatan dan dibaca fathah huruf
wawunya berarti nama bagi sesuatu benda yang dibuat wudhu.
Fardhu-fardhunya itu ada 6 perkara, yaitu: (1) Niat; (2)
Membasuh seluruh bagian muka; (3) Membasuh dua tangan
sampai siku-sikunya; (4) Mengusap sebagian dari kepala; (5)
Membasuh dua kaki beserta ke dua mata kaki; dan (6) harus
tertib (urut).
Adapun sunnatnya wudhu itu ada 10 macam perkara: (1)
membaca Bismillah pada permulaannya; (2) Membasuh kedua
telapak tangan sampai dengan pergelangannya; (3) Berkumur
sesudah membasuh kedua telapak tangan; (4) Meratakan di
dalam mengusap kepala; (5) Mengusap seluruh bagian kedua
telinga; (6) Memasukkan air ke dalam sela-sela rambut jenggot
yang tebal bagi orang laki-laki; (7) Dan sunnat juga memasukkan
air pada sela-sela jari-jari kedua tangan dan kaki; (8) Sunnah
24
mendahulukan anggauta yang kanan darpada yang kiri; (9)
Sunnah mengulangi tiga kali pada setiap anggauta yang di basuh
atau diusap; dan (10) Sunnah sambung menyambung.
Tayamum ialah menyampaikan debu yang suci ke wajah dan
kedua tangan sebagai gantinya wudlu, amndi atau membasuh
anggota disertai syarat-syarat yang sudah ditentukan. Syarat-
syarat tayamum itu ada 5 macam perkara yaitu: (1) Adanya
halangan (udzur) karena berpergian atau sakit; (2) Masuk
waktunya shalat; (3) Harus mencari air sesudah datang waktu
shalat yang dilakukan oleh dirinya sendiri atau dengan orang
yang telah mendapatkan izin untuk mencarikan air; (4) Terhalang
memaki air; dan (5) Harus dengan debu yang suci yang tidak
dibasahi.
Fardhunya tayammum itu ada 4 perkara yaitu: Pertama:
Niat, Kedua dan ketiga: yaitu mengusap muka dan mengusap ke
dua tangan sampai ke dua siku-siku dan mengusap keduanya itu
dengan dua pukulan dan Keempat: yaitu harus urut. Sedangkan,
sunnahnya tayammum itu ada 3 perkara, yaitu: (1) Membaca
Bismillah; (2) Mendahulukan tangan yang kanan atas yang kiri
dari kedua tangan; dan (3) Sambung menyambung. Perkara yang
membatalkan tayammum itu ada 3 perkara, yaitu: (1) Segala
sesuatu yang membatalkan wudlu; (2) Melihat ada air; dan (3)
Murtad
3.2 Saran
Pemakalah menyarankan bagi pembaca agar dapat
memahami pengertian thaharah, wudhu dan tayamum, landasan
hukum thaharah, wudhu dan tayamum, serta pembagian
thaharah, wudhu dan tayamum. Bagi pembaca dan mahasiswa
lain yang ingin mengetahui dan memahami lebih dalam lagi
mengenai materi ini, maka dapat menjadikan makalah ini
sebagai referensi. Pemakalah juga mengharapkan kritik dan
25
saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
26