PEI = 4
PEB = 1
b. XeF4
Atom pusat = Xe
BK = (elektron valensi atom pusat + banyaknya elektron yang
disumbangkan oleh substituen - muatan yang ada)
Bilangan koordinasi (BK) atom Xe = (8+ 4 0) = 6
PEI = 4
PEB = 2
90
c. ICl2
Atom pusat = I
BK = (elektron valensi atom pusat + banyaknya elektron yang
disumbangkan oleh substituen - muatan yang ada)
Bilangan koordinasi (BK) atom I = (7+ 2 0) = 4,5
PEI = 2
PEB = 2
ETB = 1
d. BrF4
Atom pusat = Br
BK = (elektron valensi atom pusat + banyaknya elektron yang
disumbangkan oleh substituen - muatan yang ada)
Bilangan koordinasi (BK) atom Br = (7+ 4 0) = 5,5
PEI = 4 ETB = 1
PEB = 1
>90
o
2. Buatlah diagram orbital molekul dan tentukan konfigurasi orbital molekul untuk: N2+,
dan O2. Tentukan pula orde ikatan dan sifat kemagnetannya.
Jawab :
a. N2+
+ 2 2 2
7N2 = 1s 2s 2p N2
+
Bondingantibonding
Orde ikatan=
2
94
2
= 2,5
O2-
8O2- = 1s2 2s2 2p4
Bondingantibonding
Orde ikatan=
2
107
2
3
= 2
Karena pada molekul CO2 memiliki atom-atom yang berbeda bersifat nonpolar.
Muatan parsial positif terdapat pada atom karbon dan muatan parsial negatif
terdapat pada atom oksigen, sehingga momen ikatan pada CO 2 memiliki arah dari
atom C yang bermuatan parsial positif ke atom O yang bermuatan parsial negatif.
Momen ikatan pada molekul ini akan saling meniadakan, akibatnya momen
dipolnya bernilai nol. Ini disebabkan karena persebaran elektronnya terdapat pada
posisi yang berlawanan sehingga muatannya saling menetralisir. Sehingga molekul
ini dapat dikatakan sebagai molekul nonpolar. Selain itu, CO2 memiliki bentuk
molekul linier karena posisi pusat elektronnya saling berlawanan, maka tidak
terbentuk momen dipol pada molekul CO2.
Sedangkan pada molekul SO2 terdapat dua ikatan kovalen dan dua pasang
elektron bebas. Perbedaan keelektronegatifan O dan S menyebabkan elektron lebih
tertarik ke oksigen, maka atom S akan cenderung bermuatan positif dan atom O
bermuatan negatif. Akibatnya molekul air bersifat polar dan memiliki bentuk
molekul V.
b. PF5 tidak mempunyai momen dipol, tetapi IF5 mempunyai momen dipol.
Jawab:
Pada PF5 memiliki momen dipol karena arah dipol yang keatas ditentang oleh arah
dipol kebawah. Demikian pula dengan 3 ikatan kesamping, mereka saling
meniadakan. Sedangkan pada IF5 memiliki momen dipol, karena bentuk molekul
IF5 adalah piramidal tetrahedral, sehingga arah dipol keatas tidak ada yang
meniadakan.
4. Mengapa
a. NCl3 ada, tetapi NCl5 tidak ada.
Jawab:
Pada faktanya, nitrogen tidak membentuk senyawa yang sama. Sebagai
contoh, keberadaan senyawa NCl3 itu ada, tetapi tidak dengan NCl5. Nitrogen
memiliki struktur elektronik 1s2 2s2 2px1 2py1 2pz1. NCl5 tidak eksis karena
nitrogen membentuk 5 ikatan, nitrogen dapat mempromosikan salah satu
elektron 2s. Masalahnya adalah tidak terdapat orbital 2d untuk
mempromosikan elektron ke dalamnya dan terjadi perbedaan energi ke tingkat
berikutnya (orbital 3s) terlalu besar. Pada kasus ini, energi dilepaskan ketika
kelebihan ikatan yang terbentuk tidak cukup menggantikan energi yang
diperlukan untuk mempromosikan elektron oleh karena itu promosi elektron
tidak terjadi. Atom akan membentuk banyak ikatan sebanyak yang mungkin
dan ini menguntungkan secara energetik.
b. Bahwa pada molekul PCl5 terjadi orbital hibrida yang tidak ekivalen, sehingga
PCl5 mudah terurai menjadi PCl3 dan Cl2.
Jawab:
Karena pada PCl5, atom pusat Pospor dengan nomor atom P
mempunyai konfigurasi electron valensi ls2 2s2 2p6 3s2 3p3. Pada PC15 terdapat
5 ikatan kovalen, jadi pospor harus mempunyai 5 orbital yang setengah penuh.
Dengan menerima energy, konfigurasi Phospor pada keadaan tereksitasi
menjadi ls2 2s2 2p6 3s1 3p3 3d1. Sehingga terdapat 1 orbital s, 3 orbital p dan 1
orbital d yang akan berhibridisasi membentuk 5 orbital hibrida sp 3d. geometri
yang terbentuk dari orbital ini adalah trigonal piramida dengan sudut 120.
Molekul PCl5 terbentuk dengan orbital hibrida sp3d masing-masing orbital
overlap dengan orbital 3px dari atom Cl membentuk orbital molekul .
Reaksi penguraian PCl5 ini berjalan secara spontan. Sehingga arah
reaksi seakan bolak-balik. PCl5 PCl3 + Cl2