Sap2000 PDF
Sap2000 PDF
Istriku, Martini,
yang selalu setia mendampingiku
Pengantar ..... v
Daftar isi ... vii
BAB I PENDAHULUAN .... 1
1.1. Umum . 1
1.2. Sistem Koordinat .... 2
1.3. Property Potongan....... 4
1.4. Bentuk Penampang ..... 7
1.5. End Offset ... 9
1.6. End Release..... 10
1.7. Massa... 12
1.8. Beban Pada Struktur ... 12
1.9. Joint dan Derajad Kebebasan ..... 15
1.10. Analisis Statik Dan Dinamik ... 25
1.11. Output Gaya-gaya Dalam ..... 38
BAB II MENU PADA PROGRAM SAP2000 41
2.1. Umum . 41
2.2. Menu File ... 46
2.3. Menu Edit .. 48
2.4. Menu View 50
2.5. Menu Define .. 52
2.6. Menu Draw .... 54
2.7. Menu Select ... 56
2.8. Menu Assign .. 56
2.9. Menu Analyze ... 58
2.10. Menu Display .. 59
2.11. Menu Design ... 60
2.12. Menu Options .. 62
BAB III STRUKTUR DENGAN BEBAN STATIK .. 65
3.1. Umum ... 65
3.2. Model Sloped Truss 2 Dimensi .... 66
3.3. Model Kuda-kuda Truss 2 Dimensi .. 89
3.4. Model Gable Frame 2 Dimensi . 103
3.5. Model Portal Beton 2 Dimensi .. 114
viii
1.1. Umum
SAP2000 merupakan program versi terakhir yang paling lengkap
dari seri-seri program analisis struktur SAP, baik SAP80 maupun SAP90.
Keunggulan program SAP2000 antara lain ditunjukkan dengan adanya
fasilitas untuk disain elemen, baik untuk material baja maupun beton.
Disamping itu juga adanya fasilitas disain baja dengan mengoptimalkan
penampang profil, sehingga pengguna tidak perlu menentukan profil untuk
masing-masing elemen, tetapi cukup memberikan data profil secukupnya,
dan program akan memilih sendiri profil yang paling optimal atau
ekonomis.
Pada bab ini dibahas beberapa hal dasar yang diperlukan untuk
menentukan atau membuat model struktur, khususnya elemen frame, baik
untuk dua dimensi (2D) maupun tiga dimensi (3D). Pertama akan
dikenalkan sistem koordinat lokal dan global, dan hal-hal yang
berhubungan dengan sistem koordinat tersebut, misalnya beban, property
elemen dan sebagainya. Kemudian dibahas mengenai joint dan derajad
kebebasan atau DOF (Degree of Freedom), yang diantaranya bagaimana
menentukan dukungan, massa, constraint dan sebagainya. Bagian terakhir
dari bab ini membahas secara ringkas dasar-dasar untuk analisis struktur
dengan beban dinamik.
Istilah-istilah pada buku ini, yang sering digunakan dalam ilmu
teknik sipil dan komputer yang berasal dari bahasa asing, sengaja tidak
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, karena artinya mungkin akan
menjadi lain. Misalnya windows tidak diterjemahkan menjadi jendela,
displacements tidak diterjemahkan menjadi perpindahan. Kata-kata file,
directory, hard disk, default, joint, dead loads, live loads, property,
restraint, constraint, release dan lain sebagainya tetap digunakan seperti
kata aslinya.
2 Pendahuluan
Z 3
Z
1 i
2
j
ang= 30
i 3
X Y X j Y
2
ang= 90 1
Sumbu lokal 1 sejajar sumbu Z+ Sumbu lokal 1 sejajar dengan sumbu Z-
Sumbu lokal 2 diputar 90 dari bidang X-1 Sumbu lokal 2 diputar 30 dari bidang X-1
(c) (d)
elemen, yang bertemu pada kedua garis netral potongan. Sumbu 2 dan 3
sejajar dengan bidang potongan elemen, biasanya arah sumbu 2 searah
dengan tinggi potongan atau merupakan sumbu minor, dan arah sumbu 3
searah dengan lebar potongan atau merupakan sumbu mayor.
d
Potongan bentuk tube berdinding tipis
Gaya geser sejajar arah d 2td
tw
Y Potongan yang umum 2
dn
Gaya geser sejajar arah sumbu Y
Ix
Yt Yt
n Ix = momen inersia terhadap sumbu X 2
y b(y) Q (y)
Yt dy
Yb X Q(Y) = n b(n) dn Yb b (y)
g. netral Y
6 Pendahuluan
2 2 2
tf
tw
3 t3
3 t3 3 t3 tw
t2 tw t2 tf
(a) SH=R (b) SH=P (c) SH=B
t 2t t2 t2
2 t ft 2 tf tf
2
t 3 3t w 3 3 t3
t fb tw
t 2b tw tf
(d) SH=I (e) SH=T (f) SH=C
t2
2 tf
tw 3
2 t3 t3
3
tf tw
t2 dls
(g) SH=L (h) SH=2L
Gambar 1.2. Bentuk penampang yang geometrik property-nya dihitung
otomatis oleh program SAP2000
8 Pendahuluan
Kondisi normalnya, besarnya end offset ini harus lebih kecil dari proporsi
panjang totalnya.
Panjang total L
Panjang bersih Lc
ioff Batang horisontal
joff
End Offsets
C
Permukaan dukungan
C C
Gambar 1.3. End offset pada elemen frame
Pengaruh dari pemberian end offset ini ialah semua keluaran gaya-
gaya dalam dan momen diberikan pada permukaan dukungan dan pada
sepanjang bentang bersih elemen. Pada daerah end offset keluaran gaya-
gaya dalam ini tidak akan dikeluarkan.
1.6. End Release
Pada kondisi normal, tiga derajad kebebasan tranlasi dan tiga
derajad kebebasan rotasi pada setiap ujung elemen frame dihubungkan
dengan joint-nya, dan karena itu elemen tersebut dihubungkan dengan
elemen yang lain. Hal ini memungkinkan untuk me-release (tidak
menghubungkan) satu atau lebih derajad kebebasan dari joint apabila
diketahui hubungan gaya-gaya atau momennya adalah nol. Untuk me-
release ini digunakan sistem koordinat lokal elemen, dan tidak akan
mempengaruhi elemen lain yang dihubungkan pada joint tersebut.
Sebagai contoh diperlihatkan pada gambar 1.4, elemen diagonal
mempunyai hubungan momen pada ujung i dan hubungan sendi pada
ujung j. Hubungan dua elemen yang lain pada ujung j adalah menyatu
(kaku). Untuk memodelkan hubungan sendi tersebut berarti rotasi R3 pada
Pendahuluan 11
Joint Pin
j
Joint menerus
Sumbu 2 (kaku)
i X
1.7. Massa
Pada analisis dinamik, massa dari struktur digunakan untuk
menghitung gaya-gaya inersia. Kontribusi massa pada frame elemen ialah
terkelompok pada ujung i dan j. Massa total elemen ialah sama dengan
rapat massa sepanjang elemen m dikalikan dengan luas penampang a.
Massa total elemen dibagikan pada kedua joint dengan cara seperti
menentukan reaksi dukungan pada simple beam. Pengaruh release pada
ujung elemen diabaikan pada waktu menentukan massa pada joint tersebut.
Massa total kemudian dikerjakan pada tiap-tiap derajad kebebasan
translasi UX, UY dan UZ. Momen inersia massa tidak dihitung untuk
derajad kebebasan rotasi. Untuk jelasnya dapat dilihat pada sub bab 1.9
dan 1.10.
1.8. Beban Pada Struktur
Beban yang bekerja pada struktur ada beberapa macam,
diantaranya ialah berat sendiri struktur, beban yang bekerja pada elemen,
beban yang bekerja pada joint dan beban dinamik. Untuk beban yang
bekerja pada elemen struktur dapat dijelaskan sebagai berikut.
A. Berat Sendiri
Beban berat sendiri dapat ditentukan untuk beberapa kondisi
pembebanan (load case), sehingga berat sendiri pada semua elemen
struktur menjadi aktif. Pada elemen frame berat sendiri ialah gaya yang
terdistribusi pada sepanjang elemen. Besarnya beban berat sendiri sama
dengan berat volume w dikalikan dengan luas penampang a.
Berat sendiri arahnya selalu ke bawah, searah dengan sumbu Z.
Berat sendiri ini dikalikan dengan faktor skala yang ditentukan untuk
seluruh struktur.
B. Beban Terpusat Pada Elemen
Beban terpusat pada elemen digunakan untuk menentukan gaya
terpusat dan momen yang bebas dikerjakan pada sepanjang elemen. Arah
beban dapat ditentukan dengan sistem koordinat global maupun sistem
kordinat lokal. Lokasi beban dapat ditentukan dengan salah satu cara di
bawah ini.
Pendahuluan 13
Dengan jarak relatif rd, yang diukur dari joint i. Jarak relatif lini
nilainya ialah 0 < rd < 1. Jarak relatif ini merupakan pembagian
dengan panjang elemen.
Dengan jarak absolut d, yang diukur dari joint i. Jarak absolut ini
nilainya ialah 0 < d < L, dengan L ialah panjang elemen.
1 rz 1
uz
2 2
3 3
(a) Gaya arah sumbu global Z (b) Momen arah sumbu global Z
1 1
u2 r2
2 2
3 3
(c) Gaya arah sumbu lokal 2 (d) Momen arah sumbu lokal 2
X Sumbu global Y
berupa beban merata atau trapesium. Arah beban dapat ditentukan dengan
sistem koordinat global maupun sistem kordinat lokal.
Beban dapat dikerjakan pada sepanjang elemen atau sebagian
panjang elemen saja. Mengulang beban dapat dilakukan pada satu elemen,
dengan panjang beban dapat overlap, dengan cara menambahkan beban.
Panjang beban dapat ditentukan melalui salah satu cara berikut ini.
Dengan menentukan dua jarak relatif rda dan rdb, yang diukur dari
joint i. Kedua jarak tersebut harus 0 < rda < rdb < 1. Jarak relatif
ini merupakan pembagian dengan panjang elemen.
Dengan menentukan dua jarak absolut da dan db, yang diukur dari
joint i. Kedua jarak tersebut harus 0 < da < db < L, dengan L ialah
panjang elemen.
Menentukan panjang beban jarak nol, hal ini berarti beban bekerja
pada sepanjang elemen.
uz 1 rz 1
2 2
(a) Gaya arah sumbu global Z (b) Momen arah sumbu global Z
1 1
u2 r2
2 2
Z
(c) Gaya arah sumbu lokal 2 (d) Momen arah sumbu lokal 2
Y X
Sumbu global
Sumbu 2 Sumbu 3
rda = 0.0
rdb = 0.5 da = 0 da = 4 da = 16
u2a = -5 db = 4 db = 16 db = 20
u2b = -5 u3a = 0 u3a = 5 u3a = 5
u3b = 5 u3b = 5 u3b = 0
5 5 5
Sumbu 1 Sumbu 1
10 4
16
20
20
(a) Beban merata setengah bentang (b) Beban trapesium
da = 10
db = 16
Sumbu 2 u2a = 10
da = 4 u2b = 10
db = 10
u2a = 5
u2b = 5 10
5
Sumbu 1
4
10
16
20
(c) Beban merata bersusun
dapat tidak diaktifkan. Hal ini dapat dilakukan apabila mengikuti syarat-
syarat sebagai berikut.
End offset pada ujung yang bersangkutan adalah nol, property
geometrik j, i33 dan i22 semuanya nol (a tidak sama dengan nol, as2
dan as3 boleh nol boleh tidak), atau
End offset pada ujung yang bersangkutan adalah nol, rotasi momen
R2 dan R3 pada ujung tersebut di-release, dan rotasi torsi R1 pada
ujung tersebut juga di-release.
Apabila kondisi tersebut dikerjakan pada kedua ujung elemen,
maka elemen tersebut akan berperilaku sebagai elemen truss.
Joint sering juga disebut sebagai titik nodal atau node, ialah
merupakan bagian penting pada model struktur, dan memainkan beberapa
fungsi penting antara lain :
1. Semua elemen pada struktur dihubungkan dengan joint.
2. Struktur didukung pada joint dengan menggunakan Restraint dan/atau
Spring.
3. Perilaku struktur kaku (rigid body) dan kondisi simetris dapat
ditentukan dengan memberikan Constraint pada joint.
4. Beban terpusat dapat langsung dikerjakan pada joint, dan pengaruh
displacements tanah dapat dikerjakan secara tak langsung pada
dukungan spring.
5. Massa terkelompok (lumped masses) dan inersia rotasi dapat
ditentukan pada joint.
6. Semua beban dan massa yang dikerjakan pada elemen ditransfer ke
joint.
7. Joint merupakan titik utama pada struktur yang displacement-nya
diketahui (pada dukungan) atau akan dihitung.
Pada SAP2000 joint secara otomatis digambarkan pada ujung
elemen frame dan pada sudut-sudut elemen shell. Joint dapat juga
ditentukan tidak tergantung dengan elemen, dan joint ini tidak selalu harus
dihubungkan dengan elemen.
Setiap joint mempunyai sistem koordinat lokal untuk menentukan
derajad kebebasan, restraint, property joint, beban dan untuk
menginterpretasikan hasil-hasil outputnya. Sumbu-sumbu sistem koordinat
lokal diberi notasi 1, 2 dan 3. Pada kondisi default sumbu lokal ini identik
Pendahuluan 17
U3
R3
R2
U1 R1 U2
Gambar 1.8 Enam derajad kebebasan joint pada sistem koordinat lokal
F1 u1 0 0 0 0 0 u 1
F u
2 u2 0 0 0 0 2
F3 u3 0 0 0 u 3
= (1.2)
M 1 r1 0 0 r1
M 2 sym. r2 0 r2
M 3 r3 r3
dengan u1, u2, u3, r1, r2 dan r3 adalah displacement dan rotasi joint, dan u1,
u2, u3, r1, r2 dan r3 adalah koefisien kekakuan spring.
Displacement pada tanah dasar ujung spring dapat ditentukan sama
dengan nol atau tidak sama dengan nol. Displacement tidak sama dengan
nol biasanya digunakan untuk kasus pada model struktur yang mengalami
penurunan dukungan tertentu.
Komponen beban terpusat atau momen dapat dikerjakan pada
joint, dengan arah sesuai dengan arah sistem kordinat global seperti pada
gambar 1.10. Beban terpusat ini dapat diberikan dalam beberapa kondisi
pembebanan (Load Case). Gaya dan momen yang dikerjakan pada joint
dan searah dengan derajad kebebasan kekangan (restraint) joint, akan
ditambahkan pada reaksi dukungan yang searah, tetapi tidak
mempengaruhi gaya-gaya pada strukturnya.
Pendahuluan 21
Z rz
ry
ux rx uy
Komponen
Beban Joint
X Sumbu Global Y
Asal
Gambar 1.10. Komponen beban pada joint
C. Massa
Pada analisis dinamik, massa struktur digunakan untuk
menghitung gaya-gaya inersia. Pada umumnya massa ditentukan dari
elemen menggunakan rapat massa dan volume elemen. Hal ini secara
otomatis akan menghasilkan massa terkelompok pada joint. Nilai massa
untuk semua elemen sama besarnya pada ketiga arah derajad kebebasan
translasi. Untuk analisis dinamik, dapat dilakukan tanpa memberikan data
momen inersia massa, tetapi derajad kebebasan rotasi tetap dihasilkan, dan
hal ini sudah mencukupi untuk beberapa analisis.
Massa terpusat, baik massa translasi maupun inersia massa dapat
ditempatkan pada joint. Massa ini dapat diberikan untuk ke-enam arah
derajad kebebasan di beberapa joint pada struktur. Untuk efisiensi dan
ketepatan hitungan, SAP2000 selalu menggunakan massa terkelompok
(lumped masses). Hal ini berarti tidak ada kopel massa diantara derajad
kebebasan joint atau diantara dua joint yang berbeda. Massa terkelompok
ini selalu berhubungan dengan sistem koordinat lokal untuk setiap joint.
Nilai massa yang diberikan searah dengan derajad kebebasan yang di-
restraint akan diabaikan.
Gaya-gaya dalam pada joint berhubungan dengan percepatan joint
yang bersangkutan, dan dinyatakan dengan matrix massa 6x6. Gaya-gaya
ini cenderung berlawanan dengan arah percepatan. Pada sistem koordinat
lokal joint, gaya inersia dan momen F1, F2, F3, M1, M2, dan M3 pada joint
ditentukan dengan persamaan :
F1 u1 0 0 0 0 0 u&&1
F
2 u2 0 0 0 0 u&&2
F3 u3 0 0 0 u&&3
= (1.3)
M 1 r1 0 0 &r&1
M 2 sym. r2 0 &r&2
M 3 r3 &r&3
dengan u&&1 , u&&2 , u&&3 , &r&1 , &r&2 dan &r&3 akselerasi translasi dan rotasi pada
joint, dan u1, u2, u3, r1, r2 dan r3 ialah nilai massa.
Pendahuluan 23
d
Diapragma garis, dengan massa merata M d2
per-unit panjang. MMI pm =
pusat 12
massa Massa total diapragma = M (atau W/g)
(pm)
pusat massa
dihubungkan dengan Rigid Link efektif yang kaku pada bidang tersebut,
tetapi tidak mempengaruhi deformasi arah tegak lurus bidang. Constraint
diapragma ini dapat digunakan untuk :
Membuat model plat lantai beton, atau plat lantai beton deck, pada
bangunan gedung, yang mempunyai kekakuan besar searah bidang
lantai.
Membuat model diapragma pada lantai atas jembatan.
Rigid Link
efektif
X Global Y
Analisis statik
Analisis modal untuk mode getaran, menggunakan eigenvector atau
Ritz vector
Analisis Respon-spectrum untuk respon gempa
Tipe analisis yang berbeda tersebut semuanya dapat dilakukan
oleh program dalam eksekusi yang sama, beserta hasil kombinasi
outputnya, kecuali hal-hal sebagai berikut :
Analisis modal yang diperlukan untuk membentuk response-
spectrum
Hanya satu tipe modal analisis yang dibentuk dalam sekali
eksekusi, ialah analisis eigenvalue atau analisis Ritz-vector
Setiap analisis yang dibentuk, masing-masing disebut analysis
case. Setiap analisis case, dapat diberi label sesuai dengan bagiannya.
Label ini dapat digunakan untuk membuat kombinasi tambahan dan untuk
mengontrol hasil output-nya. Beberapa tipe dasar analysis case ialah :
Load Case (kondisi pembebanan), atau simply Load ialah dasar
untuk menentukan distribusi beban yang berhubungan dengan hasil
analisis statik.
Mode, ialah eigenvector atau Ritz-vector, yang berhubungan
dengan frekuensi, yang dihasilkan dari analisis mode getaran
Spec, ialah hasil analisis response-spectrum dasar
Masing-masing tipe analisis tersebut jumlahnya dapat ditentukan
dalam beberapa analysis case, yang kemudian akan dihitung oleh program
dalam eksekusi tunggal. Kombinasi linier dan envelopes dari beberapa
analysis case dapat dilakukan oleh SAP2000.
A. Analisis Statik
Analisis statik struktur meliputi penyelesaian persamaan linier
yang diberikan oleh :
Ku=r (1.5)
dengan K adalah matrix kekakuan struktur, r adalah vector beban, dan u
ialah vector displacement (Bathe and Wilson, 1976).
Pendahuluan 27
( f xn )2
p xn =
Mx
( f y n )2
py n = (1.10)
My
( f z n )2
pz n =
Mz
dengan fxn, fyn, dan fzn adalah participation factor yang telah dijelaskan
di depan, dan Mx, My, dan Mz total massa yang tidak dikekang yang
bekerja pada arah X, Y dan Z. Participating mass ratios ini disajikan
dalam nilai persentase. Jumlah kumulatif participating mass ratios
untuk semua mode hingga mode ke n, dicetak dalam masing-masing
nilai sebanyak n mode. Hal ini dapat digunakan dengan mudah untuk
mengontrol jumlah mode yang diperlukan untuk mencapai tingkat
ketelitian beban percepatan tanah yang diinginkan. Jika semua mode
eigen pada struktur telah dihasilkan, particpating mass ratios untuk
masing-masing dari tiga arah beban percepatan biasanya mendekati
100%.
4. Total massa yang tidak dikekang, Mx, My dan Mz, bekerja pada arah
sumbu global X, Y dan Z. Massa ini mungkin berbeda sekalipun tiga
massa translasi yang diberikan pada setiap joint nilainya sama, selama
restraint untuk ketiga arah translasi derajad kebebasan joint yang
diperlukan tidak sama. Letak pusat massa, Mx, My dan Mz, diberikan
dengan mengikuti sumbu global asal. Hal ini dapat digunakan
bersama-sama dengan nilai massa untuk menentukan momen yang
diakibatkan oleh beban percepatan.
F. Analisis Respon Spektrum
Persamaan keseimbangan dinamik gabungan dengan respon
struktur untuk gerakan tanah dituliskan sebagai :
K u(t) + Cu&(t) + M u
&&(t) = m x u
&& gx (t) + m y u
&& gy (t) + m z u
&& gz (t) (1.11)
32 Pendahuluan
Z, 3
ang
2
ang
X ang Y
1
Gambar 1.13. Definisi Respon Spektrum pada sistem koordinat lokal
ada fungsi yang ditentukan, maka nilai pada fungsi unit percepatan
diasumsikan konstan. Respon pseudo-spectral acceleration dapat diberi
skala dengan faktor sf. Setelah diberikan skala, maka satuan
percepatan ini harus konsisten dengan satuan yang lain (lihat gambar
1.14). Kurva respons spektrum ditentukan dengan mewakili redaman
(damping) struktur yang dimodelkan. Perlu diingat bahwa redaman
merupakan satu kesatuan dengan kurva respon spektrum. Hal ini tidak
dipengaruhi oleh rasio redaman damp, yang digunakan pada
kombinasi modal dengan metode CQC atau GMC, meskipun nilai
kedua redaman ini biasanya sama. Apabila kurva respon spectrum
tidak ditentukan dalam interval periode yang cukup panjang untuk
meliputi mode getaran struktur, maka kurva tersebut diperpanjang
menjadi lebih besar menggunakan satu nilai percepatan konstan yang
sama dengan nilai terdekat dari periode yang ditentukan.
4. Kombinasi Modal. Untuk memberi arah percepatan, displacement
maksimum, gaya, dan tegangan pada seluruh struktur dihitung untuk
setiap mode getaran. Nilai modal ini digunakan untuk menentukan
banyaknya respon yang dikombinasi untuk satu hasil. Hasil yang
positif untuk menentukan arah percepatan dapat digunakan salah satu
metode yang dijelaskan di bawah ini. Paramater mode dipakai dalam
menentukan metode yang digunakan.
Metode CQC. Menentukan mode=CQC maksudnya ialah
mengkombinasikan hasil modal dengan teknik Complete Quadratic
Combination (CQC) yang dijelaskan oleh Wilson dkk. (1981).
Teknik ini merupakan metode default untuk mengkombinasi modal.
Metode CQC digunakan kedalam hitungan perangkai statistik
diantara mode ruang tertutup yang disebabkan redaman modal.
Rasio redaman CQC, damp, dapat ditentukan besarnya sebagai
bagian dari redaman kritis dengan nilai 0<damp<1.
Metode GMC. Menentukan mode=GMC maksudnya ialah
mengkombinasi hasil modal dengan teknik General Modal
Combination (GMC). Cara ini sama dengan prosedur Complete
Modal Combination yang dikemukana Gupta (1990). Metode GMC
diperlukan dalam hitungan perangkai statistik antara mode ruang
tertutup yang mirip dengan metode CQC, tetapi hanya termasuk
korelasi antara mode dengan isi respon rigid. Seperti metode CQC
nilai rasio redaman damp dapat diberikan dengan nilai 0<damp<1.
Redaman yang lebih besar menyebabkan penambahan perangkai
Pendahuluan 35
1.20
1.00
0.80
PSA
0.60
0.40
0.20
0.00
0 1 2 3 4 5
Periode (detik)
dikalikan dengan respon pada arah yang lain. Sebagai contoh, jika
dirf=0.3, maka respons khusus R, untuk memberikan displacement,
gaya atau tegangan akan sama dengan :
R = max ( R1 , R2 , R3 ) (1.16)
dengan R1 = R1 + 0.3 ( R2 + R3 ) , R2 = R2 + 0.3 ( R1 + R3 ) ,
R3 = R3 + 0.3 (R1 + R2 ) , dan R1, R2, R3 ialah nilai kombinasi
modal pada masing-masing arah.
Hasil-hasil yang diperoleh dari metode ini akan bervariasi
tergantung pada sistem koordinat yang dipilih. Hasil yang diperoleh
dengan nilai dirf=0.3 sebanding dengan metode SRSS untuk input
spectra yang sama pada tiap arah, tetapi mungkin >8% tidak
konservatif atau 4% lebih konservatif, tergantung pada sistem
koordinat. Nilai yang lebih besar dari dirf, cenderung menghasilkan
nilai yang konservatif.
G. Hasil Analisis Respon Spektrum
Informasi mengenai analisis respon spektrum dapat dicetak dari
SAP2000, dan beberapa informasi ini dijelaskan sebagai berikut.
1. Redaman modal dan percepatan tanah yang bekerja pada tiap arah
diberikan untuk setiap mode. Nilai redaman dicetak untuk tiap mode
dengan rasio redaman damp, yang ditentukan dari CQC atau GMC.
Percepatan dicetak untuk tiap mode dengan nilai aktualnya di-
interpolasi pada periode modal dari kurva respon spectrum setelah
diberikan nilai skala dengan sf. Percepatan selalu mengikuti sumbu
lokal dari analisis response spektrum, dan diindetifikasi dengan U1,
U2 dan U3.
2. Amplitudo modal respon spektrum diberikan dengan mengalikan
mode shape yang diperoleh dengan menggantikan bentuk struktur pada
tiap arah percepatan. Untuk menentukan mode dan arah percepatan,
dihasilkan dari modal participation factor dan percepatan respon
spektrum, dibagi dengan eigenvalue , 2, dari mode. Arah percepatan
selalu mengikuti sumbu lokal analisis respon spektrum, dan
diindetifikasi dengan U1, U2 dan U3.
3. Base Reactions adalah total gaya dan momen searah dengan koordinat
global yang terjadi pada dukungan (Restraint dan Spring) untuk
menahan gaya inersia akibat beban respon spektrum. Hasil ini dicetak
38 Pendahuluan
Sumbu 3
Sumbu 3 Sisi Tarik
P V2
T
(a) Aksial dan Torsi Positif (b) Momen dan Geser Positif Pada Bidang 1-2
Sumbu 2 M2
Sumbu 1
Sisi Tarik
V3 V3
Sisi Tekan
Sumbu 3
M2
(c) Momen dan Geser Positif Pada Bidang 1-3
Gambar 1.15. Gaya dan momen internal elemen frame
Pendahuluan 39
2.1. Umum
SAP2000 menyediakan beberapa pilihan, antara lain membuat
model struktur baru, memodifikasi dan merancang (mendisain) elemen
struktur. Semua hal tersebut dapat dilakukan melalui user interface yang
sama. Keistimewaan program ini ialah kemampuan dan kelengkapannya
dalam memadukan modul analisis struktur dengan modul untuk
perancangan elemen struktur. Modul perancangan yang disediakan ialah
untuk struktur beton dan baja
Program ini dirancang sangat interaktif, sehingga beberapa hal
dapat dilakukan, misalnya mengontrol kondisi tegangan pada elemen
struktur, mengubah dimensi batang, dan mengganti peraturan (code)
perancangan tanpa harus mengulang analisis struktur.
Pada bab ini dibahas beberapa menu yang ada pada SAP2000 versi
7.42 secara ringkas, khususnya untuk analisis model struktur frame.
Beberapa hal umum yang perlu diketahui bagi yang baru mempelajari
SAP2000 juga diberikan penjelasannya sebagai berikut.
A. New Interface
1. SAP2000 versi terbaru telah terpadu dalam operasi windows secara
penuh.
2. Model yang dibuat, dianalisis, didisain dan keluaran hasilnya
ditampilkan pada window (jendela) yang sama.
3. Model dapat ditampilkan dalam beberapa window, maksimum 4
window.
B. Konvensi Perancangan
Konvensi tanda untuk masing-masing gaya dalam perancangan
yang ditulis pada beberapa buku saling berbeda untuk berbagai macam tipe
struktur. Pada SAP2000 ini momen yang mengakibatkan tegangan tekan
pada sisi/serat positif diberi tanda positif, dan gaya aksial yang
mengakibatkan tarik pada batang diberi tanda positif.
C. Noun-Verb
Semua perintah pada SAP2000 dikerjakan dalam mode Noun-
Verb, maksudnya ialah pertama-tama dipilih obyek lebih dahulu,
kemudian baru dikerjakan. Sebagai contoh, jika akan menghapus sebuah
batang dari model, pertama ialah memilih batang yang ingin dihapus, dan
kemudian tekan tombol del dari papan ketik, atau melalui menu Edit,
kemudian Delete.
D. SAP2000 Mempunyai 2 Mode
SAP2000 mempunyai 2 macam mode (cara) yang sangat jelas,
ialah DRAW dan SELECT. Sebagai contoh menu DISPLAY dan ASSIGN
ialah merupakan mode SELECT.
E. Mode Select
Apabila SAP2000 tidak dalam mode DRAW, SELECT merupakan
mode default-nya. Hal ini memungkinkan untuk melakukan banyak pilihan
dan kemudian melakukan suatu penugasan pada obyek yang dipilih.
Menu-menu yang menangani mode Select ini ialah menu Display, Assign,
Design, Output atau Delete.
Menu Pada Program SAP2000 43
G. Elemen Frame
Untuk elemen frame konvensi perancangan dijelaskan seperti pada
gambar 2.1.
H. Elemen Shell
Pada elemen Shell FINT = F intermediate, lihat gambar 2.2
FVM =
1
2
{
(FMAX FINT)2 + (FMAX FMIN)2 + (FINT FMIN)2 }
I. Elemen Asolid
Pada elemen Asolid SINT = F intermediate, lihat gambar 2.3
44 Menu Pada Program SAP2000
SVM =
1
2
{
(SMAX SINT )2 + (SMAX SMIN )2 + (SINT SMIN )2 }
Sumbu 1 Sumbu 1
Sumbu 2 P
Sumbu 2
-2
ng 1 Ujung J
Bida T
3
n g 1-
Bida
T
Z Ujung I Sumbu 3
P
Sumbu 3
(a) Sumbu Lokal Elemen Frame (b) Gaya Aksial dan Torsi Positif
Y
M2
Koordinat Global V2
X Sumbu 1
Sumbu 1
Sumbu 2 Sumbu 2
M3 V3
M3 V3
Sumbu 3 Sumbu 3
V2 M2
(c) Momen dan Geser Positif Pada Bidang 1-2 (d) Momen dan Geser Positif Pada Bidang 1-3
Sisi 2 Sisi 2
J4 Sumbu 2
Sumbu 2 J3 Sumbu 1
Sisi 3 Sumbu 1
J2
J3
J2
Sisi 3
Sisi 4 Sisi 1
Sisi 1
J1 J1
(a) Elemen Shell Quadrilateral 4 nodal (b) Elemen Shell Segitiga 3 nodal
in
Fm ax
Fm in
Sumbu 2 Sumbu 2 Mm ax
Mm
J4 J4
Sumbu 1 Sudut
Sumbu 1
Sudut
J7
J9 Joint yang diperlukan
Sisi 3
J8 Joint optional
Sisi 3 Sisi 2
Sisi 2
J7 J6
J5
J1
J4 J3
Sisi 4 Sisi 1
J2 J3
J1
Sisi 1
(a) Elemen Quadrilateral 4 sampai 9 Nodal (b) Elemen Segitiga 3 Nodal
Sisi 2 S33
Sisi 3 S23
J6 S13
S23
J7
Sisi 6 S13
J4 S22
S12 S12
S11
J2
Sisi 1 Z(3)
J5
Sisi 4
Sisi 5 Y(2)
J3
Koordinat Global
J1 X(1)
(a) Elemen Solid 8 nodal (b) Tegangan pada elemen Solid
5. Item Menu Save As... Item Menu ini digunakan untuk menyimpan
file/model yang sudah dibuat/dibuka dengan nama baru.
6. Item Menu Import... Item Menu ini digunakan untuk meng-import
file yang telah disimpan dengan program SAP90 atau SAP2000 yang
berupa file teks yang mempunyai ekstensi *.$2K. Untuk mengimport
file dari SAP90 sebaiknya data tersebut telah di-eksekusi dengan
SAP90 dan tidak ada warning atau error. Fasiltas import ini dapat
juga digunakan untuk mengimport file DXF dari Autocad R12, R13
dan R14.
7. Item Menu Export... Item Menu ini digunakan untuk menyimpan
data file SAP2000 dalam bentuk teks yang dapat dibuka dengan
program lain. File teks ini dapat digunakan untuk recovering, bila data
aslinya rusak atau tidak dapat dibuka lagi. Fasiltas export ini dapat
juga digunakan untuk mengexport file dengan ekstensi DXF yang
dapat dibuka dengan program Autocad R12, R13 dan R14.
48 Menu Pada Program SAP2000
12. Item Menu Join Frames. Item Menu ini digunakan untuk
menggabung beberapa elemen frame menjadi satu elemen frame saja,
joint yang tidak digunakan dengan sendirinya akan dihapus.
13. Item Menu Disconnect. Item Menu ini digunakan untuk memisahkan
dua elemen yang digabungkan oleh sebuah joint, program dengan
sendirinya akan menambahkan joint yang baru.
14. Item Menu Connect. Item Menu ini digunakan untuk menggabung
dua elemen yang terpisah menjadi satu elemen saja.
15. Item Menu Show Duplicates. Item Menu ini digunakan untuk
memilih duplicate joint, frame, shell, asolid, dan solid dari seluruh
struktur.
16. Item Menu Change Labels. Pada SAP2000 semua nomor joint dan
elemen dengan sendirinya akan diberi label/nomor oleh program. Item
Menu ini digunakan untuk mengubah label joint dan elemen.
2.4. Menu View
Menu View pada SAP2000 terdiri dari beberapa Item Menu
seperti pada gambar 2.8 dan dijelaskan sebagai berikut.
1. Item Menu Set 3D View... Item Menu ini digunakan untuk mengatur
tampilan model dalam pandangan 3 dimensi.
2. Item Menu Set 2D View... Item Menu ini digunakan untuk mengatur
tampilan model dalam pandangan 2 dimensi dengan pilihan bidang X-
Y, X-Z atau Y-Z .
3. Item Menu Set Limits... Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan model dalam batas-batas yang diinginkan pengguna.
Batas-batas tersebut ditentukan berdasarkan sumbu-sumbu X,Y, dan Z.
4. Item Menu Set Elements... Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan model dalam seting elemen yang diinginkan, misalnya
ingin ditampilkan nomor joint, nomor elemen, section elemen dan lain
sebagainya.
5. Item Menu Rubberband Zoom. Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan model dalam zoom dengan cara windowing, yaitu
dengan mengotaki obyek yang ingin di-zoom.
6. Item Menu Restore Full View. Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan model dalam pandangan penuh atau keseluruhan model
ditampilkan .
7. Item Menu Previuos Zoom. Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan model dalam pandangan sebelumnya.
8. Item Menu Zoom In One Step. Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan zoom model dalam satu langkah atau sedikit demi
sedikit.
9. Item Menu Zoom Out One Step. Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan model kebalikan dari butir 8 di atas.
10. Item Menu Pan. Item Menu ini digunakan untuk menampilkan
model dengan cara menggeser dengan mouse untuk memilih obyek
yang ingin dilihat.
11. Item Menu Show Grid. Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan garis grid, jika tanda checked ( )dalam keadaan on/true.
Jika garis grid tidak ingin ditampilkan maka klik pada Item Menu ini
sehingga tanda tidak tampil.
12. Item Menu Show Axes. Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan sumbu global X, Y, Z, jika tanda checked ( ) dalam
keadaan on/true. Jika sumbu global tidak ingin ditampilkan maka klik
pada Item Menu ini sehingga tanda tidak tampil.
13. Item Menu Show Selection Only. Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan model yang sebelumnya telah dipilih.
52 Menu Pada Program SAP2000
14. Item Menu Show All. Item Menu ini digunakan untuk menampilkan
seluruh model, jika sebelumnya dipilih Item Menu Show Selection
Only.
15. Item Menu Save Name View... Item Menu ini digunakan untuk
menyimpan hasil tampilan yang telah dipilih.
16. Item Menu Show Name View... Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan model yang hasil tampilannya telah disimpan pada buitr
15 di atas.
17. Item Menu Refresh Window. Item Menu ini digunakan untuk
membersihkan jendela layar dari joint yang tidak digunakan dan lain
sebagainya, jika sebelumnya telah dilakukan penghapusan elemen.
18. Item Menu Refresh View. Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan model secara penuh setelah adanya penambahan grid
dan sebagainya, yang sebelumnya tidak nampak di layar.
19. Item Menu Refine Hidden Lines. Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan hasil yang lebih baik garis-garis yang tersembunyi.
2.5. Menu Define
Menu Define pada SAP2000 terdiri dari beberapa Item Menu
seperti pada gambar 2.9 dan dijelaskan sebagai berikut.
1. Item Menu Materials... Item Menu ini digunakan untuk menentukan
tipe material yang akan digunakan pada model struktur. Material
default yang tersedia ialah baja (STEEL), beton (CONC) dan OTHER,
dari Item Menu ini dapat ditentukan kuat bahan, modulus elastis
bahan, berat volume bahan, massa bahan dan sebagainya.
2. Item Menu Frame Sections... Item Menu ini digunakan untuk
menentukan bentuk penampang potongan elemen frame, misalnya
bentuk segi empat, siku, lingkaran, siku ganda (2L), dan lain
sebagainya. Dari Item Menu ini dapat juga dimport daftar profil yang
sudah ada pada SAP2000, file-file AISC.PRO, CISC.PRO,
EURO.PRO dan SECTIONS.PRO.
3. Item Menu Shell Sections... Item Menu ini digunakan untuk
menentukan nama material, tipe shell, plate atau membrane pada
elemen shell.
4. Item Menu NLLink Properties... Item Menu ini digunakan untuk
menentukan tipe material Non Linier Link yang akan digunakan. Tipe
Menu Pada Program SAP2000 53
5. Item Menu Static Load Cases... Item Menu ini digunakan untuk
menentukan tipe pembebanan yang akan dikerjakan pada struktur,
misalnya beban mati (Dead), beban hidup (Live), beban Gempa
(Quake) dan lain sebagainya.
6. Item Menu Moving Loads Cases... Item Menu ini digunakan untuk
menentukan tipe beban kendaraan yang akan dikerjakan pada
jembatan.
7. Item Menu Joint Patterns... Item Menu ini digunakan untuk
menambahkan joint pattern selain defaultnya, yang nantinya
digunakan pada Item Menu Assign Joint Patterns.
8. Item Menu Groups... Item Menu ini digunakan untuk menambahkan
nama group.
9. Item Menu Response Spectrum Functions... Item Menu ini
digunakan untuk menentukan fungsi Response Spectrum yang akan
digunakan untuk analisis dinamik. Fungsi Response Spectrum dapat
dipilih dari data yang sudah ada pada SAP2000, dari file, atau dapat
menentukan sendiri.
10. Item Menu Time History Functions... Item Menu ini digunakan
untuk menentukan fungsi Time History yang akan digunakan untuk
54 Menu Pada Program SAP2000
analisis dinamik. Fungsi Time History dapat dipilih dari data yang
sudah ada pada SAP2000, dari file atau menentukan sendiri.
11. Item Menu Response Spectrum Cases... Item Menu ini digunakan
untuk menentukan tipe Response Spectrum yang akan digunakan
sesuai data pada butir 9. Pada Item Menu ini dapat ditentukan antara
lain sudut eksitasi, modal combination (CQC, SRSS, ABS dan
GMC), rasio redaman (damping), input response dan skala percepatan.
12. Item Menu Time History Cases... Item Menu ini digunakan untuk
menentukan tipe Time History yang akan digunakan sesuai data pada
butir 10.
13. Item Menu Hinge Properties... Item Menu ini digunakan untuk
menentukan property sendi yang digunakan pada analisis non linier.
14. Item Menu Static Pushover Cases... Item Menu ini digunakan untuk
menentukan beban Pusover pada analisis non linier.
15. Item Menu Load Combinations... Item Menu ini digunakan untuk
menentukan kombinasi pembebanan yang diinginkan sesuai
peraturan/code.
2.6. Menu Draw
Menu Draw pada SAP2000 terdiri dari beberapa Item Menu
seperti pada gambar 2.10 dan dijelaskan sebagai berikut.
1. Item Menu Select. Item Menu ini digunakan untuk memilih obyek
dengan berbagai cara pilihan, dan berbagai tipe obyek yang dipilih.
Sebagai contoh cara pilihan windowing, intersecting line, dan tipe
yang dipilih misalnya frame section, shell section, constraints, labels
dan lain sebagainya.
2. Item Menu Deselect. Item Menu ini digunakan untuk membatalkan
obyek yang telah dipilih pada butir 1 di atas.
3. Item Menu Get Previous Selection. Item Menu ini digunakan untuk
memilih joint atau elemen yang sebelumnya sudah dipilih.
4. Item Menu Clear Selection. Item Menu ini digunakan untuk
membatalkan semua pilihan yang telah dilakukan.
2.8. Menu Assign
Menu Assign pada SAP2000 terdiri dari beberapa Item Menu
seperti pada gambar 2.12. Perlu diketahui bahwa sebelum menggunakan
Menu Pada Program SAP2000 57
Item Menu ini harus dipilih dulu obyeknya, karena jika belum memilih
obyeknya Item Menu ini masih dalam keadaan off atau belum aktif.
1. Item Menu Joint. Item Menu ini digunakan untuk menentukan
restraint, constraint, springs, massa dan sumbu lokal pada joint.
2. Item Menu Frame. Item Menu ini digunakan untuk menentukan
sections, releases, sumbu lokal, end offset, out segments, prestress,
initial gaya P-delta, jalur (lane) untuk jembatan dan hinge untuk
pushover pada elemen frame.
11. Item Menu Lock Model. Item Menu ini digunakan untuk melepas
kuncian apabila ingin dilakukan modifikasi model setelah struktur
dilakukan analisis atau disain.
12. Item Menu Show Aerial View. Item Menu ini digunakan untuk
menampilkan model yang utuh dengan jendela kecil.
BAB III
STRUKTUR DENGAN BEBAN STATIK
3.1. Umum
Bab ini bertujuan memberikan pengalaman kepada pembaca untuk
memahami pilihan-pilihan menu yang ada pada SAP2000. Model struktur
yang diberikan sebagai contoh pada bab ini ialah struktur dengan beban
statik, dan kebanyakan struktur dimodelkan dalam dua dimensi (2D).
Elemen-elemen struktur akibat beban statik ini, kemudian didisain dengan
peraturan-peraturan (code) yang telah tersedia pada program SAP2000,
kemudian dicek hasilnya. Akan lebih baik apabila pembaca menemui
kesulitan-kesulitan membuka menu Help pada program SAP2000 yang di-
install.
Window 1 Window 2
mana yang dianggap lebih mudah dan cepat. Selanjutnya pada buku ini
jika digunakan dari toolbar, perintahnya akan dituliskan dengan klik tool
bar pointer , dan jika digunakan dari menu perintahnya akan ditulis
dengan pilih Menu Select/Select/ Ponter/Window.
Beberapa hal berhubungan dengan operasi window pada SAP2000
yang perlu dikemukakan disini mengenai istilah-istilah yang digunakan
ialah : Menu, Item Menu, Toolbar, Dialog Box, Window, dan lain
sebagainya. Untuk jelasnya lihat pada gambar 3.1 dan gambar 3.2.
Hal ini akan lebih mudah dipahami apabila pembaca langsung mencoba di
depan komputer dengan program SAP2000 sambil membaca buku ini.
Geometri struktur diperoleh dari Menu Template, yang berisi
beberapa konfigurasi struktur. Perlu diingat bahwa bila sekali geometri
struktur dipilih, langkah-langkah berikutnya mengikuti ketentuan yang
diberikan oleh pembaca.
Sebuah truss 2 dimensi terdiri dari 5 bentang seperti gambar 3.3,
unit gaya dalam kN, dan unit panjang dalam meter (m). Properti elemen
atas dan diagonal terdiri dari profil baja, 2xL5x5x3/4-3/8, elemen bawah
2xL4x4x1/2-3/8. Unit property elemen ini digunakan dalam inchi, karena
profil akan diimport dari profil yang telah tersedia file-nya pada SAP2000.
Berat sendiri truss masuk pada load-case (kondisi pembebanan) LOAD1,
tegangan minimum baja Fy = 36 Ksi (240 MPa).
4m
DL = 50 kN DL DL DL
LL = 200 kN LL LL LL
5 x 4 m = 20 m
(a) Model truss 2 dimensi
5' 3/8' 5' 4' 3/8' 4'
3/4' 1/2'
5' 4'
(b) Potongan batang atas dan diagonal (c) Potongan batang bawah
B. Menentukan Section
Pada contoh ini digunakan profil siku ganda (2L) yang diambil
dari SAP2000. Nama file yang menyimpan data profil ini ialah
SECTIONS.PRO dan disimpan dalam directory SAP2000. Langkah untuk
menentukan hal ini ialah sebagai berikut.
1. Pilih menu Define/Frame Sections, maka akan ditampilkan dialog
box Frame Sections
2. Pada dialog box tersebut :
Klik pada drop-down box Import
Klik pada Import Double Angle. Kemudian akan ditampilkan
dialog box Section Property File.
Pada dialog box ini akan ditampilkan lokasi file SECTIONS.PRO.
Bukalah file data SECTIONS.PRO dengan button Open atau
dengan dua kali klik pada nama file. Kemudian akan ditampilkan
list box profil siku ganda (2L) yang ada pada file.
70 Struktur Dengan Beban Statik
5. Klik Ok button
4. Klik tool bar Restore Previous Selection yang ada di kiri, hal ini
akan memilih ulang joint bawah yang tadi sudah dipilih pada langkah
1
5. Pilih menu Assign/Joint Static Loads../ Forces.., maka akan
ditampilkan dialog box Joint Forces.
76 Struktur Dengan Beban Statik
2. Klik toolbar 2D X-Z View yang ada pada Main Toolbar untuk
menampilkan tampak samping model
K. Memodifikasi Struktur
Andaikata diinginkan memodifikasi truss karena adanya beban
vertikal sebesar 500 kN di tengah bentang pada elemen horisontal bagian
bawah, maka perlu menambah elemen vertikal di tengah bentang, dan
membagi elemen horisontal tengah-bawah menjadi dua bagian.
Sekarang model dalam keadaan terkunci untuk mencegah
beberapa perubahan hasil analisis yang telah dilakukan. Untuk
memodifikasi struktur, pertama-tama harus dilakukan unlock model,
sehingga memungkinkan untuk dilakukan perubahan, analisis ulang, dan
mengontrol ulang tegangan yang terjadi. Langkah-langkahnya ialah
sebagai berikut.
Klik ganda pada dekat joint paling kanan dari tiga joint untuk
mengakhiri menggambar elemen kedua. Klik ganda akan
mengakhiri rubber banding sampai mouse di klik lagi.
P2 P2
W3
P2 P2 +5.464m
W2 W4
P2 P2
3.464m W2 W4 P1
P1
W2 W4
+2.000m
W1 3.464m W5
2m +0.845m
0.845m
+0.000m
2m 6m 6m 2m
Pada dialog box ini tambahkan grid horisontal untuk elevasi +0.845
m. Caranya dengan mengisikan nilai 0.845 pada kotak editor, lalu
klik pada Add Grid Line.
Ulangi untuk menambahkan grid horisontal dengan elevasi 2.000
m, dan 3.464 m dengan cara seperti di atas.
5. Klik ganda pada grid vertikal yang di tengah, maka akan muncul
dialog box seperti pada langkah nomor 4, pada dialog box ini
Direction X yang aktif. Tambahkan posisi grid arah X untuk nilai-
nilai 8.00m dan 8.00m, dengan cara Add Grid Line seperti pada
langkah nomor 4.
Setelah langkah nomor 4 dan 5 ini dilakukan, grid tambahan belum
tampak di layar. Untuk memperlihatkan grid tambahan dilakukan
sebagai berikut : pilih menu View/Refresh View atau tekan tombol
F11 pada keyboard, maka grid tambahan akan tampak di layar.
6. Dengan toolbar gambarkan elemen frame luar seperti gambar 3.26.
7. Pilih elemen yang atas (sebelah kiri dan kanan), kemudian pilih menu
Edit/Divide Frames, maka akan ditampilkan dialog box seperti
gambar 3.27.
Pada dialog box ini isikan pada Divide into = 4 dan pada
Last/First ratio biarkan tetap sama dengan 1.
92 Struktur Dengan Beban Statik
Klik Ok, maka elemen frame yang atas akan dibagi menjadi 4
elemen seperti pada gambar 3.28.
8. Pilih elemen yang bawah (sebelah kiri dan kanan), kemudian lakukan
hal sama seperti pada langkah nomor 7, dan membagi elemen bawah
menjadi 3 elemen.
Struktur Dengan Beban Statik 93
10. Pilih joint dukungan sebelah kiri, kemudian melalui Menu Assign,
Item Menu Joints-Restraints, atau dengan klik toolbar , pilih
dukungan sendi.
11. Pilih joint dukungan sebelah kanan, dengan klik toolbar pilih
dukungan rol.
B. Menentukan Material dan Section
Pada contoh ini digunakan profil siku ganda (2L) yang ditentukan
sendiri potongannya, karena SAP2000 tidak menyediakan. Langkah-
langkah yang dilakukan ialah sebagai berikut.
1. Pilih menu Define/Materials.., maka akan muncul dialog box Define
Material.
94 Struktur Dengan Beban Statik
1. Pilih elemen-elemen atas dan bawah dari truss dengan meng-klik satu
persatu pada elemennya dengan tool bar pointer . Elemen yang
telah dipilih ditampilkan dengan garis putus-putus.
2. Pilih menu Assign/Frame/Sections.., maka akan tampil dialog box
Define Frame Section. Pada dialog box ini :
Klik pada 2L60X6D8 di area Name
Klik Ok button
3. Pilih elemen diagonal dan vertikal dengan intersecting.
4. Ulangi langkah 2 untuk menentukan profil dengan nama 2L50x50x5
pada elemen diagonal dan vertikal.
Setelah proses pemilihan potongan profil selesai, pada layar
akan ditampilkan label potongan pada semua elemen seperti gambar
3.32.
Semua beban sudah diberikan pada model struktur, dan data model
struktur sudah lengkap untuk dilakukan analisis.
Struktur Dengan Beban Statik 99
E. Analisis Model
Untuk analisis model dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Pilih menu Analyze/Set Options... maka akan ditampilkan dialog box
Analysis Options. Dari dialog box ini :
Pilih pada Fast DOFs Plane Frame.
Klik Ok.
2. Pilih menu Analyze/Run, maka akan ditampilkan dialog box Save
Model File As. Dari dialog box ini :
Simpanlah model dengan nama file : KUDA-1, anda tidak perlu
menuliskan ekstension file .SDB, karena program akan
menambahkan sendiri
Klik pada Save button
100 Struktur Dengan Beban Statik
9. Dari informasi seperti yang ditampilkan pada gambar 3.36 jika di-klik
pada Details, maka akan ditampilkan kontrol tegangan sesuai code
yang dipilih, ialah AISC-LRFD93 seperti gambar 3.37.
WLL = 1 kN/m'
WDL = 8 kN/m'
N/m' WAI
= 1 .5 k = 0.5 k PLL= 2 kN
2.7 m
P WAT N /m' PDL= 10 kN
175 200
11 13
7 350 8 400
5.0 m
11 13
Profil KOLOM Profil BALOK
10 m 10 m
Sekarang telah ada dua potongan elemen, yaitu profil dengan nama
WF 350X175 dan WF 400X200, yang nantinya dapat digunakan untuk
menentukan property elemen struktur.
5. Pilih rafter yang kiri, dengan toolbar pilih Load Case Name
WIND dan direction Local 2 (beban terhadap sumbu lokal-2), isikan
beban Uniform Load dengan 1.5, seperti pada gambar 3.37
6. Pilih rafter yang kanan, dengan toolbar pilih Load Case Name
WIND dan direction Local 2, isikan beban Uniform Load dengan 0.5
Semua beban sudah diberikan pada model struktur, dan data model
struktur sudah lengkap untuk dilakukan analisis.
110 Struktur Dengan Beban Statik
F. Analisis Model
Untuk analisis model dilakukan sebagai berikut.
1. Pilih menu Analyze/Set Options... maka akan ditampilkan dialog box
Analysis Options. Dari dialog box ini :
Pilih pada Fast DOFs dengan Plane Frame.
Klik Ok.
2. Pilih menu Analyze/Run, maka akan ditampilkan dialog box Save
Model File As. Dari dialog box ini :
Simpanlah model dengan nama file : GABLE, anda tidak perlu
menuliskan ekstension file .SDB, karena program akan
menambahkan sendiri
Klik pada Save, kemudian akan muncul window dengan
menampilkan beberapa variasi analisis.
3. Apabila analisis telah lengkap, dan tidak ada pesan kesalahan (error)
atau peringatan (warning) klik Ok.
Setelah dilakukan analisis maka dapat ditampilkan bentuk
deformasi struktur dan gaya-gaya yang terjadi, sesuai dengan kombinasi
beban yang diinginkan.
G. Kontrol Tegangan dan Disain Struktur
Untuk kontrol tegangan dan disain struktur dapat dilakukan
sebagai berikut.
1. Pilih menu Design/Steel Design agar dalam keadaan aktif, yang
ditunjukkan dengan tanda (check).
2. Pilih menu Define/Load Combinations.. untuk melihat kombinasi
beban, apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Apabila belum
sesuai, harus diubah agar sesuai dengan yang diinginkan.
3. Dari Menu Options, pilih Item Menu Preferences.. , kemudian klik
pada tab Steel, lalu pilih Steel Design Code AISC-LRFD93.
4. Pilih menu Design/Start Design/Check of Structure. Setelah
beberapa saat maka akan ditampilkan gambar rasio interaksi P-M
dengan warna dan nilai rasionya seperti gambar 3.38.
5. Apabila ingin mengetahui besarnya rasio dan detailnya, kita dapat
memilih salah satu elemen dan klik dengan mouse kanan, maka akan
ditampilkan window informasi tegangan profilnya. Dari informasi ini
Struktur Dengan Beban Statik 111
Komentar : Dari gambar 3.40 terlihat bahwa elemen rafter masih belum
aman, karena rasio tegangannya masih lebih besar 1.0. Dari semua hal
yang telah dilakukan tersebut, yang perlu diperhatikan dalam me-
ReDesign elemen ialah bahwa harus selalu dilakukan re-analisis, karena
dengan melakukan penggantian profil, property profil (A, I22, I33, J dan
lain sebagainya) akan berubah, sehingga kekakuan lentur dan yang
lainnya akan berubah, sehingga gaya-gaya yang terjadi pada masing-
masing elemen akan berubah pula.
Struktur Dengan Beban Statik 113
114 Struktur Dengan Beban Statik
25 kN + 11.0
LL=10 kN/m LL=50 kN LL=10 kN/m
DL=25 kN/m DL=80 kN DL=25 kN/m 3.5 m
30 kN + 7.5
6.0 m 6.0 m
4. Klik ganda pada grid horisontal yang atas, maka akan muncul dialog
box Modify Grid Lines, tambahkan grid horisontal untuk elevasi 7.5
dan 11.0.
Caranya dengan mengisikan nilai 7.5 pada kotak editor, lalu klik
pada Add Grid Line
Ulangi langkah di atas untuk menambahkan grid pada elevasi 11.0
Klik Ok.
5. Dengan toolbar (Quick Draw Frame Element) gambarkan model
portal 2D. Caranya ialah dengan meng-klik diantara 2 perpotongan
grid line, maka dengan sekali klik akan tergambar elemen diantara dua
perpotongan grid.
6. Pilih joint dukungan yang bawah, kemudian dengan toolbar pilih
dukungan jepit, sehingga akan ditampilkan model struktur seperti
gambar 3.42.
isikan tinggi (t3) = 0.5, lebar sayap (t2) = 0.6, tebal sayap (tf) =
0.12 dan tebal badan (tw) = 0.25
1. Pilih elemen kolom yang tepi dengan tool bar pointer . Elemen
yang telah dipilih ditampilkan dengan garis putus-putus.
2. Pilih menu Assign/Frame/Sections.., maka akan tampil dialog box
Define Frame Section. Pada dialog box ini :
Klik pada K400X400 di area Name
Klik Ok
3. Pilih elemen kolom yang tengah. Ulangi langkah 2 untuk menentukan
kolom dengan memilih K400X600 pada area Name.
4. Pilih elemen balok lantai, kemudian ulangi langkah 2 untuk
menentukan balok lantai dengan memilih T250X500 pada area Name.
5. Pilih elemen balok atap, kemudian ulangi langkah 2 untuk menentukan
balok atap dengan memilih T200X400 pada area Name. Setelah proses
Struktur Dengan Beban Statik 121
2. Pilih elemen pada bentang kanan untuk lantai 2 dan 3. Pilih menu
Assign/Frame Static Load/Trapezoidal..., maka akan tampil dialog
box Trapezoidal Span Loads seperti gambar 3.53. Dari dialog box
ini kemudian :
Pada Trapezoidal Loads isikan data seperti pada gambar 3.53
Struktur Dengan Beban Statik 123
Klik Ok.
3. Ulangi langkah nomor 2, dan dari dialog box Trapezoidal Span
Loads isikan data seperti gambar 3.54.
4. Ulangi langkah nomor 2, dengan toolbar pilih Load Case Name
DL dan Direction Gravity, isikan pada beban Point Loads dengan
Distance = 3, Load = 80 seperti pada gambar 3.55
5. Ulangi langkah nomor 1 sampai nomor 4 untuk menentukan beban
hidup (LL). Demikian juga untuk beban DL dan LL pada balok atap
dilakukan dengan mengulang langkah nomor 1 sampai 4 tersebut.
6. Pilih joint lantai dua paling kiri, kemudian klik toolbar , maka akan
tampil dialog box Joint Forces seperti gambar 3.56. Dari dialog box
ini tentukan Load Case Name E (gempa) dan pada Force Global X
isikan 15, lalu klik Ok.
7. Ulangi langkah nomor 6 untuk menentukan beban gempa (E) pada
joint paling kiri untuk lantai 3 dan atap.
Semua beban sudah diberikan pada model struktur, dan data model
struktur sudah lengkap untuk dilakukan analisis.
F. Analisis Model
Untuk analisis model dilakukan sebagai berikut.
Struktur Dengan Beban Statik 125
Gambar 3.58. Diagram gaya geser 2-2 dan momen 3-3 akibat DL
G. Disain Struktur Beton
Untuk disain elemen struktur dilakukan sebagai berikut.
1. Pilih menu Design/Concrete Design agar dalam keadaan aktif, yang
ditunjukkan dengan tanda
2. Pilih menu Define/Load Combinations.., maka akan tampil dialog
box Define Load Combinations. Dari dialog box ini :
Klik Add Default Desighn Combo maka akan ditampilkan dialog
box Define Load Combination seperti gambar 3.59
Pilih Combinations DCON2, kemudian klik Modify/Show
Combo, maka akan tampil dialog box seperti gambar 3.60. Ubahlah
agar kombinasi menjadi seperti pada gambar 3.60.
Ulang langkah di atas untuk mengubah kombinasi DCON3,
DCON4 yang disesuaikan dengan ketentuan pada SK SNI seperti
gambar 3.61 dan 3.62
5. Apabila ingin mengetahui luas tulangan dan detail salah satu balok,
kita dapat memilih salah satu elemen balok dan klik dengan mouse
kanan, maka akan ditampilkan window informasi luas tulangan
longitudinal dan tulangan gesernya. Dari informasi ini jika di-klik pada
Details, maka akan ditampilkan analisis penampang sesuai code yang
dipilih, ialah AIC 318-99 seperti gambar 3.64.
6. Apabila ingin mengetahui luas tulangan dan detail salah satu kolom,
kita dapat memilih salah satu elemen kolom dan klik dengan mouse
kanan, maka akan ditampilkan window informasi luas tulangannya.
Dari informasi ini ada tiga pilihan ialah Interaction, Details dan
ReDesign. Jika di-klik pada Details maka akan ditampilkan analisis
penampang sesuai code yang dipilih, ialah AIC 318-99 seperti gambar
3.65., dan jika di-klik pada Interaction akan ditampilkan diagram
130 Struktur Dengan Beban Statik
K50X90
4m
155 kN + 9.0
B40X50 P40X120
K50X90
K40X40
K50X90
4m
85 kN + 5.0
B40X50 P40X120
K50X90
K40X40
K50X90
5m
6m 20 m
(a) Model Frame 2D
Sumbu-2
T Tengah Bentang T
Elemen Frame
di dj
dc Sumbu-1
longitudinal fy=400 MPa dan mutu baja sengkang fy = 240 MPa, dengan
kombinasi pembebanan sebagai berikut :
1.2 DL + 1.6 LL + 1.2 P
1.05 DL + 0.6 LL + 1.05 P + 1.05 E
1.05 DL + 0.6 LL + 1.05 P 1.05 E
Untuk analisis dan disain model ini dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut.
A. Menentukan geometri struktur.
1. Tentukan unit yang sesuai ialah dalam kN-m.
2. Pilih menu File/New Model Kemudian akan tampil dialog box
Coordinate System Definition.
3. Pada dialog box ini :
Klik pada tab Cartesian, kemudian isikan Number of Grid
Spaces X=1, Y=0 dan Z=3.
Isikan pada Grid Spacing jarak grid untuk X=6 dan Z=4,
sedangkan untuk Y biarkan apa adanya, karena model akan
menggunakan bidang X-Z.
Layar monitor akan menampilkan window dalam tampak 3-D dan 2-D
yang diatur secara vertikal, kemudian pilih window 2-D bidang X-Z,
dan pilih satu window aktif dari menu Options/Windows/One.
4. Klik ganda pada grid horisontal tingkat 2, maka akan muncul dialog
box Modify Grid Lines, pindahkan grid horisontal tingkat 2 elevasi
4.0 menjadi 5.0. Caranya dengan mengisikan nilai 4.0 pada kotak
editor menjadi 5.0, lalu klik pada Move Grid Line. Ulangi untuk
memindah elevasi 8.0 menjadi 9.0, dan 12.0 menjadi 13.0, kemudian
klik Ok.
5. Klik ganda pada grid vertikal yang kanan, maka akan muncul dialog
box Modify Grid Lines, tambahkan grid vertikal untuk kolom paling
kanan dengan koordinat X=23.0 Caranya dengan mengisikan nilai
23.0 pada kotak editor, lalu klik pada Add Grid Line, kemudian klik
Ok.
6. Refresh window dengan menekan tombol F11 pada keyboard.
7. Dengan toolbar gambarkan model portal seperti gambar 3.68.
Struktur Dengan Beban Statik 133
5. Pilih semua elemen balok pada bentang besar (20 m). Ulangi langkah
nomor 2 untuk menentukan property balok dengan memilih P40X120.
Setelah proses pemilihan potongan profil selesai, pada layar akan
ditampilkan label potongan property pada semua elemen. Untuk
menentukan balok prestress dilakukan sebagai berikut.
6. Pilih semua balok dengan bentang 20 m, kemudian pilih menu
Assign/Frame/Prestress, maka akan ditampilkan dialog box seperti
gambar 3.73. Pada dialog box ini :
Isikan pada Cable Tension dengan 4000
Isikan pada Start (+2 direction) dengan 0.375, isikan pada Middle
(2 direction) dengan 0.430, isikan pada End (+2 direction) dengan
0.375
7. Klik Ok.
9. Pilih joint paling kiri pada tingkat 3. Ulangi langkah nomor 7, pilih
Load Case Name E, isikan beban gempa pada Force Global X dengan
225.
Semua beban sudah diberikan pada model struktur, dan data model
struktur sudah lengkap untuk dilakukan analisis.
F. Analisis Model
Untuk analisis model dilakukan sebagai berikut.
1. Pilih menu Analyze/Set Options... maka akan ditampilkan dialog box
Analysis Options. Dari dialog box ini :
Pilih pada Fast DOFs dengan Plane Frame.
Klik Ok.
Case Name dan Scale Factor menjadi seperti pada gambar 3.78,
kemudian klik Ok.
Case Name dan Scale Factor menjadi seperti pada gambar 3.79,
kemudian klik Ok.
H. ReDisain Elemen
Untuk redisain elemen struktur dapat dilakukan dengan
memperbesar dimensi elemen atau dengan mengubah pilihan disain
melalui Overwrite Assignments. Langkah-langkah redisain melalui
Overwrite Assignments dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pilih semua elemen dengan menekan bersama-sama tombol Ctrl dan
A (Ctrl-A).
2. Pilih menu Design/Redefine Elemen Design Data.., maka akan
ditampilkan dialog box Elemen Overwrite Assignments seperti pada
gambar 3.83.
3. Dari dialog box Elemen Overwrite Assignments ini :
Klik pada Change Element Type.
Pilih Nonsway, maksudnya disain elemen tanpa memperhitungkan
pengaruh goyangan (sway) struktur.
4. Klik Ok.
leleh baja tulangan fy=400MPa dan tegangan leleh baja untuk sengkang
fy=240 MPa.
Beban mati (DL) pada semua balok 30 kN/m, dan beban hidup
(LL) pada semua balok 7,50 kN/m.
300
800 800
4.0 m
300
800 800
600 600
4.0 m
300
800 800
4.5 m
300 300
5m 5m
tengah bentang, dan 5 meter lagi pada tengah bentang sampai ujung
kanan balok. Apabila pada Length Type dipilih Variable, maka data
yang diberikan pada Length ialah 1.
2. Pada dialog box Static Load Case Names tentukan beban mati
dengan nama beban DL, tipe beban DEAD dan faktor pengali berat
sendiri 1. Klik Cange Load.
3. Ulangi langkah nomor 2 untuk menentukan beban hidup LL, tipe
beban LIVE dan faktor pengali berat sendiri 0. Klik Add New Load.
4. Klik Ok.
F. Analisis Model
Untuk analisis model dilakukan sebagai berikut.
1. Pilih menu Analyze/Set Options..., maka akan ditampilkan dialog
box Analysis Options. Dari dialog box ini :
Pilih pada Fast DOFs dengan Plane Frame.
Klik Ok.
2. Pilih menu Analyze/Run, maka akan ditampilkan dialog box Save
Model File As. Dari dialog box ini :
Simpanlah model dengan nama file : NON-PRIS, anda tidak perlu
menuliskan ekstension file .SDB, karena program akan
menambahkan sendiri
Klik pada Save, kemudian akan muncul window dengan
menampilkan beberapa variasi analisis. Apabila analisis telah
lengkap, dan tidak ada pesan kesalahan (error) atau peringatan
Struktur Dengan Beban Statik 155
(a) Defleksi akibat beban mati (DL (b) Momen akibat beban mati (DL)
4.1. Umum
Bab ini membahas tentang struktur dengan beban dinamik,
sehingga pemahaman tentang beban dinamik dan analisis dinamik perlu
diketahui lebih dahulu oleh pembaca. Contoh-contoh yang akan dibahas
pada bab ini ialah beban dinamik dengan data response spectrum dan time
history.
Data response spectrum yang disediakan oleh SAP2000
diantaranya ialah UBC94S1, UBC94S2, UBC94S3. Apabila diinginkan
menggunakan data response spectrum yang lain, pembaca dapat
menuliskan sendiri datanya sesuai yang dibutuhkan atau mengimpor dari
file. Untuk data time history dapat diimpor dari file yang telah ada, atau
dengan menuliskan sendiri datanya sesuai dengan yang diinginkan. Pada
SAP2000 telah disediakan data gempa Elcentro tahun 1940 yang ada pada
directory Example.
Untuk mereduksi jumlah persamaan dalam analisis dinamik perlu
digunakan lantai diapragma. Lantai diapragma ini ditentukan dengan
meng-constraint joint-joint pada lantai yang sama levelnya dengan salah
satu joint, seperti yang dijelaskan pada Bab 1.9 butir D gambar 1.12.
Dengan pemberian lantai diapragma ini massa tiap lantai dapat diberikan
pada salah satu joint saja.
4.2. Model Portal Baja 2 Dimensi
Portal dengan beban tiap lantai dan beban lateral statik seperti
gambar 4.1, digunakan bahan baja dengan Fy=240 MPa dan modulus
elastik Es=2.105 MPa. Elemen kolom menggunakan profil W14 dan balok
menggunakan profil W24, massa tiap lantai besarnya 70 kN detik-detik/m,
besar gaya gravitasi dianggap 9.81 m/detik2.
Portal direncanakan dengan beban dinamik, datanya diambil dari
response spectrum UBC94S2 dan dari time history gempa Elcentro. Unit
yang digunakan pada contoh ini ialah kN dan meter.
158 Struktur Dengan Beban Dinamik
LL=10 kN/m
DL=20 kN/m
3m 3m 3m 3m 3m 3m
80 kN
4.0 m
75 kN
4.0 m
62,5 kN
4.0 m
50 kN
4.0 m
37,5 kN
4.0 m
25 kN
4.0 m
12,5 kN
4.5 m
9.0 m 9.0 m
B. Menentukan Section
Pada contoh ini digunakan profil WF yang diambil dari SAP2000.
Nama file yang menyimpan data profil ini ialah SECTIONS.PRO dan
Struktur Dengan Beban Dinamik 161
Klik Ok
H. Analisis Model
Untuk analisis model dengan analisis dinamik dapat dilakukan
sebagai berikut.
1. Simpanlah model dengan nama file : POR_DIN.
2. Pilih menu Analyse/Set Options.
Pilih check box Dynamic Analysis
Klik pada SET DYNAMIC PARAMETER dan ubahlah Number
of Mode menjadi 7 seperti gambar 4.14.
Klik Ok.
3. Pilih menu Analyse/Run.
Kemudian akan muncul window dengan menampilkan beberapa
variasi analisis. Apabila analisis telah lengkap dan tidak ada kesalahan
pada layar akan ditampilkan ANALYSIS COMPLETE. Kemudian klik
Ok.
Isikan 0.02 (detik) pada Output Time Step Sizes. Hal ini akan
memberi data gempa time history selama 10 detik.
Pilih Linear dari Analysis Type pada drop down list box.
Pada Load Assignment area pilih acc dir 1 di bawah Load, pilih
ELCENTRO di bawah Function. Ubah Scale Function dengan
9.81 m/detik2 untuk unit dalam kN-m, ubah Arrival Time dan
Angle dengan nol seperti gambar 4.22. Klik ADD untuk
menambahkan data dan klik Ok.
Klik Ok.
K. Analisis Model
1. Simpanlah model dengan nama file sama dengan nama file lama.
2. Tentukan parameter disain dari menu Analyze dan Set Options. Cek
seting pada Dinamic Analysis seperti pada gambar 4.14
3. Sebelum melakukan Run copylah file ELCENTRO ke directory data,
dimana anda menyimpan file model. File ELCENTRO ini akan dibaca
oleh program SAP2000 pada directory yang sama dengan file data
model.
4. Pilih menu Analyze/ Run.
Klik pada Display untuk melihat Base Shear arah sumbu global X
yang merupakan fungsi waktu seperti gambar 4.23
2. Displacement joint akibat time history dapat juga dikontrol sebagai
berikut
Pilih nomor joint 8, kemudian pilih menu Display/Show Time
Hostory Traces
Klik pada DEFINE FUNCTIONS dan pada dialog box Time
History Functions pilih nomor joint dari daftar dan klik
MODIFY/SHOW TH FUNCTION seperti pada gambar 4.24
Pada dialog box Time History Joint Function pilih Vector Type
dengan Displ, dan pada Component pilih UX.
Setelah dilakukan perubahan klik Ok. Kemudian klik Ok untuk
kembali ke dialog box Time History Display Definition
Klik pada Joint8 dan klik Add ke list box Plot Function,
kemudian Remove fungsi Base Shear X
Klik pada Display untuk melihat displacement joint 8 arah sumbu
global X yang merupakan fungsi waktu.
Catatan : untuk menentukan fungsi time history pada base shear dapat
juga dilakukan dengan memilih Add Group Summation Forces
dari group BASE SHEAR yang telah ditentukan pada gambar
4.17.
Catatan : untuk menentukan time history pada joint dapat juga dilakukan
dengan tanpa memilih joint terlebih dahulu. Pada dialog box
Time History Joint Function isikan identitas nomor joint
seperti gambar 4.26. Selanjutnya untuk menampilkan fungsi
dapat dilakukan seperti yang telah dijelaskan di atas.
7. Simpanlah file yang telah di-edit tersebut pada text file dengan nama
sama ialah RS-ELCEN. File yang baru ini sekarang hanya mempunyai
data kolom periode dan PSA saja.
8. Jika model dalam kondisi Locked maka tekan toolbar Lock/Unlock
Model. Hal ini dilakukan karena kita akan melakukan modifikasi pada
model.
Struktur Dengan Beban Dinamik 179
Gambar 4.29. Base Shear akibat beban statik dan Response Spectrum
B. Menentukan Beban
Beban yang bekerja pada model struktur terdiri dari beban DL, LL
dan gempa E. Untuk beban DL sebaiknya dipisahkan berat sendiri profil
dengan nama SELF, seperti pada gambar 4.30.
Catatan : Auto Selection ini hanya berlaku untuk struktur yang elemennya
menggunakan profil baja saja.
Struktur Dengan Beban Dinamik 183
D. Analisis Struktur
Setiap kali data diberikan atau dimodifikasi, maka harus dilakukan
analisis dan kemudian dilihat hasilnya.
1. Simpan data yang telah dimodifikasi
2. Tentukan parameter disain dengan Set Options pada Menu Analyze
Pada dialog box Analysis Options pilih Plane Frame.
Pada check box pilih Include P-Delta.
Klik pada SET P-DELTA PARAMETERS, kemudian pada
Maximum Iterations isikan 10. Masukkan dua load case beban
DL dan SELF pada kombinasi beban P-Delta dengan faktor 1, dan
faktor beban LL dengan 1. Klik Ok.
2. Pilih Menu Analyze/Run untuk analisis struktur.
G. Mengulang Analisis
Pada analisis struktur yang pertama kali, yang digunakan untuk
menyusun matrik kekakuan ialah dengan memperkirakan property profil.
Oleh karena itu model struktur perlu dilakukan analisis ulang untuk
meyakinkan bahwa analisis struktur yang dilakukan telah sesuai dengan
profil yang dipilih atau ditentukan.
1. Setiap kali selesai memodifikasi potongan profil yang digunakan,
pilihlah semua profil yang dimodifikasi, kemudian dari Menu Design
pilih Update Analysis Sections. Kemudian dilakukan analisis ulang
agar potongan profil yang telah dipilih digunakan untuk menyusun
matrik kekakuan strukturnya.
2. Pilih Menu Design/Start/Design of Structure untuk mengulangi
desain dan untuk melihat perubahan yang terjadi.
3. Apabila telah puas dengan profil yang dipilih, pilih semua elemen,
kemudian dari Menu Design pilih Replace Auto w/Optimal Sections.
Hal ini akan mengganti profil secara tetap dari Auto Sections dengan
disain profil yang optimal atau profil yang dipilih.
J. End Offset
Struktur pada analisis dan disain seperti yang telah dilakukan
didasarkan atas gaya-gaya tanpa memperhitungkan dimensi profil pada
pertemuan balok dan kolomnya. Hal tersebut bukan merupakan asumsi
yang keliru, tetapi SAP2000 menyediakan analisis yang lebih akurat untuk
memodelkan struktur dengan memperhitungkan lebar/tinggi profil
balok/kolomnya. Dengan Member End Offset dapat ditentukan daerah
diantara pertemuan balok dan kolom yang tidak ada gaya-gayanya,
terutama ialah momen. Untuk menentukan rigid end offset tersebut dapat
dilakukan sebagai berikut.
1. Pilih semua elemen
2. Pilih Menu Assign/Frame/End Offsets, maka akan ditampilkan
dialog box seperti gambar 4.34.
Pada dialog box End Offset pilih Update Lengths From Current
Connectivity. Hal ini akan menugaskan program menghitung
sendiri end offset dari profil pada setiap joint.
Isikan 1 untuk Rigid Zone Factor. Hal ini maksudnya ialah
potensial kekakuan yang diberikan pada analisis End Offset-nya
100%.
3. Jika dipilih Element Shrink pada dialog box Set Elements dan
melihat pada window yang aktif, maka akan ditampilkan End Offset-
nya.
4. Yang perlu diingat ialah bahwa setiap kali mengubah profil elemen,
maka End Offset-nya harus di-reset.
23
26
12 16
17
22
21 12
25
16
4m 10 14
11 19
6 15 10 24
20
11 8
6 15
9 18
14 13
4m 4 8
5
4 7 17
9
5 13
2
3
6m 7 2
3
1
Z
5m X
Y 6m
30 kN, dan pada lantai 3 beban gempa statik arah X (Ex) dan arah Y
(Ey) 60 kN.
4. Koordinat pusat massa lantai 2 dan 3 untuk X=3.0 meter, Y=6.5 meter,
untuk Z mengikuti tinggi lantainya. Pada setiap lantai, massa translasi
arah X dan Y besarnya 65 kN-detik2/m, dan inersia massa besarnya
850 kN-detik2-m2/m.
Langkah-langkah untuk menentukan model frame 3 dimensi
dijelaskan sebagai berikut.
6. Pada lantai 2 (X-Y Plane @Z=4) pilih joint nomor 19, kemudian
ulangi langkah nomor 5 untuk menentukan massa translasi dan inersia
massa pada lantai 2.
F. Analisis Model
Setelah semua data beban statik dan dinamik ditentukan dapat
dilakukan analisis model sebagai berikut.
1. Simpanlah model dengan nama file : F3D_DIN
2. Pilih Menu Analyze/Set Options.
Aktifkan check box Dynamic Analysis.
Struktur Dengan Beban Dinamik 201