Anda di halaman 1dari 18

TUGAS HIDROLOGI I

SEJARAH PERKAMBANGAN H IDROLOGI DAN SIKLUSNYA

Disusun oleh :

Nama : Zhazha Amahoru

NPM : 12122201150074

Kelas : B

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

AMBON

2017
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. SEJARAH HIDROLOGI
Pengertian Hidrologi
Cabang hidrologi
Penjelasan cabang hidrologi
B. SIKLUS HIDROLOGI
Siklus hidrologi
Tahapan siklus hidrologi
Manfaat siklus
Daur hidrologi
C. PENGENALAN SIKLUS HIDROLOGI

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber kehidupan yang paling utama. Dua pertiga isi bumi kita adalah air. Jumlah
air yang ada di dunia ini selalu tetap dengan siklus hidrologi yang terjadi secara terus-menerus.

Dengan pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang pesat, sumber daya air di dunia telah
menjadi salah satu kekayaan yang sangat penting. Sumber daya yang berharga sekalipun dapat
menjadi bahaya, demikian pula air yang berlebihan (banjir) dapat mengakibatkan kerusakan berat
dan hilangnya nyawa dimana-mana di dunia.

Penyebab banjir, terlihat dari definisi banjir secara sederhana yaitu hadirnya air pada
kawasan luas sehingga menutupi permukaan daratan pada kawasan tersebut. Contohnya ketika
terjadi peningkatan curah hujan pada suatu wilayah, akan membuat air di tempat tersebut
meningkat. Jika pada kawasan tidak memiliki sistem perairan yang baik, genangan akan terus
meningkat seiring dengan proses terjadinya hujan yang terus terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sejerah Perkembangan Hidrologi
2. Apa pengertian siklus Hidrologi?
3. Bagaimana proses terjadinya siklus Hidrologi?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang:
1. Pengertian siklus Hidrologi
2. Proses terjadinya siklus Hidrologi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Hidrologi


Itu berawal sejak manusia pertama kali menetap di sepanjang tepi danau dan sungai, sudah
ada minat besar dalam pengelolaan yang tepat atas sumber air tawar baik sebagai kebutuhan bagi
kehidupan serta untuk menghindari potensi bahaya kesehatan. Itu sepanjang Indus di Pakistan,
Tigris dan Efrat di Mesopotamia, Hwang Ho di Cina, dan Sungai Nil di Mesir bahwa insinyur
hidraulik pertama kali menciptakan kanal, tanggul, bendungan, saluran air bawah permukaan, dan
sumur sejak 5000-6000 tahun yang lalu. Informasi hidrologi menjadi penting untuk peradaban awal.

Tingkat aliran dan hasil dari sungai dipantau oleh orang Mesir sejak 3800 tahun yang lalu,
dan curah hujan ukur pertama kali digunakan sekitar 2400 tahun yang lalu oleh Kautilya India.
history of hydrology Gagasan tentang siklus hidrologi global yang tanggal kembali setidaknya 3000
tahun ketika filsuf Yunani awal termasuk Thales, Anaxagoras, Herodotus, Hippocrates, Plato, dan
Aristoteles dikonsepkan ide-ide dasar yang mengatur proses. Banyak ide awal didirikan oleh orang
Yunani tentang siklus hidrologi yang wajar. Namun, banyak dari mekanisme awal mengenai rute
dengan mana air kembali dari laut dan memasuki sungai itu tanpa banyak logika.

Meskipun kesenjangan jelas dalam mekanisme hidrologi, Roma mengembangkan sistem


saluran air mencerminkan pemahaman praktis yang luas hidrologi dan hidrolika, serta
memanfaatkan ide-ide dasar hidrologi dibentuk dan diteruskan oleh orang Yunani (Dingman 1994).
Selama Renaissance, Leonardo da Vinci (1500) di Perancis menyatakan berdasarkan pengamatan di
lapangan bahwa air di sungai-sungai berasal dari curah hujan. Selama waktu itu bahwa setiap
mekanisme realistis dicanangkan oleh para filsuf Yunani mengenai siklus hidrologi. Pada abad
ketujuh belas, pendekatan ilmiah modern untuk mempelajari siklus hidrologi ini diprakarsai oleh
Perancis Pierre Perault dan Edme Marriotte. Pada 1670 dan 1680, mereka telah menerbitkan data
dan perhitungan yang mendukung anggapan bahwa curah hujan adalah pelopor aliran sungai.
Dengan 1700, Edmun Halley, seorang ilmuwan Inggris telah ditambahkan ke karya Perault dan
Marriotte dengan memperkirakan jumlah air yang terlibat dalam siklus hidrologi dari Laut
Mediterania dan tanah di sekitarnya. Kemajuan substansial dibuat pada abad kedelapan belas dalam
aplikasi matematika, mekanika fluida, dan hidrolika oleh para ilmuwan seperti pitot, Bernoulli,
Euler, Chezy, dan profesional Eropa lainnya. Istilah "hidrologi" tiba dalam arti saat ini sekitar tahun
1750, dan pada 1800 karya fisikawan dan kimiawan Inggris John Dalton memperkuat pengertian
terbaru tentang siklus hidrologi global. Sampai tahun 1800-an, pada proses fisika yang mengatur
aliran air tanah telah bingung ilmuwan dan menciptakan hambatan untuk memahami siklus
hidrologi. Hambatan ini tersingkir di 1856, ketika insinyur Perancis Henry Darcy memperkenalkan
hukum-Nya menggambarkan aliran melalui media berpori. Kemajuan lain dalam ilmu hidrologi
dilakukan sepanjang tahun 1800. Poiseuille, DuPuit, Duboys, Stokes, Manning, Reynolds, dan lain-
lain memberikan kontribusi besar untuk mekanika fluida, hidrolik, dan transportasi sedimen selama
periode ini. Juga selama tahun 1800-an, publikasi sastra mulai muncul ke permukaan, dengan
meningkatnya frekuensi pada paruh terakhir abad ini. Banyak karya diperiksa hubungan antara
curah hujan dan debit sungai dari kebutuhan untuk insinyur merancang jembatan dan struktur
lainnya. Selama waktu ini bahwa hubungan erat antara hidrologi dan teknik sipil didirikan. Daniel
Mead menerbitkan pertama teks berbahasa Inggris dalam hidrologi pada tahun 1904 dan Adolf
Meyer diikuti dengan teks pada tahun 1919. Kedua teks ditulis untuk insinyur sipil. Asosiasi
hidrologi dan teknik sipil didirikan selama ini telah berpendapat seperti memiliki ditingkatkan serta
mungkin menghambat perkembangan hidrologi sebagai ilmu

2.1 Pengertian Siklus Hidrologi


Hidrologi adalah ilmu yang berfokus tentang air yang ada di dalam bumi baik mengenai
perputarannya, penyebaran, pergerakan, eksploitasi, pengembangan, manajemen maupun segala hal
yang berkaitan dengan air. Pada intinya, ilmu hidrologi mempelajari tentang reaksi air terhadap
lingkungan dan juga hubungannya dengan kehidupan berdasarkan sifat kimia dan fisika yang
dimilikinya. Sedangkan siklus hidrologi adalah rangkaian suatu peristiwa yang dimulai dari air
jatuh ke bumi hingga air tersebut menguap ke udara dan kembali jatuh ke bumi.
Secara harafiah hidrologi berasal dari bahasa Yunani, yakni hydro dan loge. Hydro
berarti sesuatu yang berhubungan dengan air dan loge berarti pengetahuan. Jadi hidrologi adalah
ilmu pengetahuan yang secara khusus mempelajari tentang kejadian, perputaran dan penyebaran air
di atmosfir dan permukaan bumi serta di bawah permukaan bumi. Secara luas hidrologi meliputi
pula berbagai bentuk air, termasuk transformasi antara keadaan cair, padat, dan gas dalam atmosfir,
di atas dan di bawah permukaan tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber
dan penyimpan air yang mengaktifkan kehidupan di planet bumi ini.

Ruang lingkup hidrologi mencakup :

1. pengukuran, mencatat, dan publikasi data dasar.

2. deskripsi propertis, fenomena, dan distribusi air di daratan.

3. analisa data untuk mengembangkan teori-teori pokok yang ada pada hidrologi.

4. aplikasi teori-teori hidrologi untuk memecahkan masalah praktis.

Hidrologi bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, tetapi ada hubungan dengan ilmu lain, seperti
meteorologi, klimatologi, geologi, agronomi kehutanan, ilmu tanah, dan hidrolika.

Menurut The International Association of Scientific Hydrology, hidrologi dapat dibagi menjadi:

1. Potamologi (Potamology), khusus mempelajari aliran permukaan (surface streams)

2. Limnologi (Limnology), khusus mempelajari air danau

3. Geohidrologi (Geohydrology), khusus mempelajari air yang ada di bawah permukaan


tanah (mempelajari air tanah = groundwater)

4. Kriologi (Cryology), khusus mempelajari es dan salju

Hidrometeorologi (Hydrometeorology), khusus mempelajari problema-problema yang ada


diantara hidrologi dan meteorology.
2.3 Proses terjadinya siklus Hidrologi

Hidrologi membahas tentang air yang ada di bumi, yaitu kejadian, sirkulasi dan
penyebaran, sifat-sifat fisis dan kimiawi serta reaksinya terhadap lingkungan, termasuk
hubungannya dengan kehidupan. Konsep siklus hidrologi merupakan sesuatu yang berguna sebagai
titik awal untuk mempelajari hidrologi secara akademis. Siklus ini dimulai dengan penguapan air
dari laut. Uap yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang
memungkinkan, uap tersebut terkondensasi membentuk awan, yang pada akhirnya dapat
menghasilkan prepitasi. Prepitasi yang jatuh ke bumi menyebar dengan arah yang berbeda-beda
dalam beberapa cara. Sebagian besar dari prepitasi tersebut untuk sementara tertahan pada tanah di
dekat tempat ia jatuh, dan akhirnya dikembalikan lagi ke atmosfer oleh penguapan (evaporasi) dan
pemeluhan (transpirasi) oleh tanaman. Sebagian air mencari jalannya sendiri melalui permukaan
dan bagian atas tanah menuju sungai, sementara lainnya menembus masuk lebih jauh ke dalam
tanah menjadi bagian dari air-tanah (groundwater). Di bawah pengaruh gaya gravitasi, baik aliran
air-permukaan (surface streamflow) maupun air dalam tanah bergerak menuju tempat yang lebih
rendah yang akhirnya dapat mengalir ke laut. Namun, sejumlah besar air permukaan tanah
dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan dan pemeluhan (transpirasi) sebelum sampai ke laut.

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi


Siklus hidrologi terjadi secara terus-menerus, sehingga jumlah air selalu tetap. Namun,
banyak tindakan manusia yang membuat siklus hidrologi menjadi terganggu dan menimbulkan
dampak yang sangat merugikan. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah banjir.

2.3. Siklus
Hidrologi
A.Penguapan
Proses perubahan air menjadi uap air disebut penguapan. Penguapan memerlukan
energi panas, misalnya api kompor. Penguapan di alam (penguapan air laut dan air yang
ada di daratan) terjadi dengan bantuan energi panas dari sinar matahari.Pada penguapan air
laut, garam yang terkandung dalam air laut tidak ikut diuapkan (tetap tertinggal di laut).
Jika uap air laut diembunkan akan diperoleh air tawar yang relatif murni.

B. Tingkat Penguapan

Tingkat penguapan bergantung pada dua faktor yang berbeda, yaitu:

Suhu udara
Besar kandungan uap air yang terdapat di udara. Semakin tinggi suhu udara,
semakin banyak uap air diserap oleh udara. Semakin kecilpersentase uap air
di udara, semakin banyak uap air dapat diserap udara.Suhu udara di padang
pasir pada siang hari cukup tinggi, maka apa bila terdapat air permukaan
akan terjadi penguapan yang tinggi.

C. Bentuk Penguapan
Penguapan air dapat terjadi melalui tumbuhan maupun permukaan bumi. Penguapan air
melalui tumbuhan disebut transpirasi.

Dengan demikian terdapat dua bentuk penguapan air yang berbeda di alam:
Penguapan di permukaan bumi (dari lautan, daratan).
Penguapan melalui tumbuhan (disebut transpirasi).

Gambar 1.1. Proses Penguapan

D. Kondensasi Uap Air

Kondensasi merupakan proses kebalikan dari penguapan. Kondensasi uap air berarti proses
perubahan uap air menjadi air (proses pengembunan).Di udara, kondensasi uap air terjadi
jika:

Udara yang sudah jenuh uap air ditambah uap air atau zat lain

Suhu udara yang jenuh uap air turun

E. Hujan

Tetes-tetes air hasil kondensasi terlalu kecil untuk dapat jatuh ke bumi, tetes-tetes air yang
sangat kecil ini mungkin akan menguap kembali.Dengan bantuan transportasi angin, maka dapat
diperkirakan bahwa sampai satu juta tetes-tetes air yang sangat kecil tadi akan bertumpuk dan
membentuk satu tetes air yang lebih besar. Tetes-tetes air besar inilah yang dapat jatuh sampai ke
permukaan bumi sebagai tetesan hujan. Di daerah iklim sedang dengan ketinggian tertentu, kristal-
kristal es bertumpuk dengan tetes-tetes air yang sangat kecil tadi dan membentuk satu gumpalan es.
Gumpalan es ini akan meleleh pada waktu jatuh dan sampai ke bumi sebagai tetesan hujan.

Hujan lebih banyak terjadi di daerah pegunungan dibandingkan dengan dataran rendah,
karena suhu udara jenuh uap air, akan mengalami penurunan suhu setelah dibawa oleh angin dari
dataran rendah ke pegunungan.Besarnya curah hujan di pegunungan ditambah dengan pepohonan
yang lebat menyebabkan ketersediaan air bersih di pegunungan relatif banyak.

F. Peresapan Air
Air hujan yang jatuh ke tanah tidak seluruhnya langsung mengalir sebagai air permukaan,
tetapi ada yang terserap oleh tanah. Peresapan air ke dalam tanah pada umumnya terjadi
melalui dua tahapan, yaitu infiltrasi dan perkolasi (gambar 2.10). Infiltrasi adalah gerakan
air menembus permukaan tanah masuk ke dalam tanah. Perkolasi adalah proses
penyaringan air melalui pori-pori halus tanah sehingga air bisa meresap ke dalam tanah.

Kedalaman air yang masuk ke tanah bergantung dari beberapa faktor, yaitu: jumlah air
hujan, porositas tanah, jumlah tumbuh-tumbuhan serta lapisan yang tidak dapat ditembus
oleh air. Air yang tertahan oleh lapisan kedap air (misalnya batu) membentuk air tanah. Air
tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.

Di daerah perkotaan yang padat penduduknya peresapan air kecil sekali, karena sebagian
besar lahan tanah tertutup/dilapis aspal atau dibeton dan perumahan dibangun dimana-mana,
sehingga luas tanah terbuka semakin sempit sehingga semakin sedikit pula dapat menyerap
air. Seharusnya beberapa tempat di kota dibiarkan terbuka sebagai tanah resapan air hujan.
Daur Hidrologi

Siklus air atau daur hidrologi adalah pola sirkulasi air dalam ekosistem.

Gerakan air laut ke udara, kemudian jatuh ke permukaan tanah, dan akhirnya mengalir
ke laut lagi disebut Siklus Hidrologi (CD. Soemarto, 1999) . Siklus ini dapat dilukiskan secara
skematik seperti terlihat pada Gambar 1.10 dan 1.11.

Proses-proses dalam Siklus Air, adalah sebagai berikut:

a. Penguapan, yaitu proses perubahan air menjadi uap air dengan bantuan energi panas dari
sinar matahari
b. Transpirasi, yaitu proses penguapan air yang terjadi melalui tumbuhan

c. Kondensasi, yaitu proses perubahan uap air menjadi tetes-tetes air yang sangat kecil
(pengembunan)
d. Transportasi, yaitu proses pengangkutan awan/uap air oleh angin menuju ke daerah tertentu
yang akan kejatuhan hujan

e. Hujan, yaitu proses jatuhnya tetes-tetes air besar (tumpukan tetes-tetes air kecil hasil
kondensasi) sampai ke permukaan bumi

f. Infiltrasi, yaitu gerakan air hujan menembus permukaan tanah kemudian masuk ke dalam
tanah (Peresapan)
g. Perkolasi, yaitu proses penyaringan air melalui pori-pori halus tanah sehingga air dapat
meresap dalam tanah (Peresapan)

h. Aliran Air Dalam Tanah, yaitu air hujan yang meresap ke dalam tanah dan mengalir di atas
lapisan kedap air sampai muncul kembali di permukaan tanah sebagai mata air, atau
mengalir hingga ke laut.
i. Aliran Air Permukaan, yaitu air hujan yang tidak meresap ke dalam tanah melainkan
menggenang atau mengalir di permukaan tanah.
Skilus hidrologi

Siklus hidrologi merupakan suatu sistim yang tertutup, dalam arti bahwa pergerakan
air pada sistim tersebut selalu tetap berada di dalam sistimnya. Siklus hidrologi terdiri dari enam
sub sistim yaitu :

a. air di atmosfir

b. aliran permukaan

c. aliran bawah permukaan

d. aliran air tanah

e. aliran sungai/saluran terbuka

f. air di lautan dan air genangan

Air di lautan dan genangan (danau, rawa, waduk), oleh karena adanya radiasi matahari
maka air tersebut akan menguap ke dalam atmosfir. Uap air akan berubah menjadi hujan karena
proses pendinginan (kondensasi). Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan bumi akan
menjadi aliran permukaan. Aliran permukaan sebagian meresap ke dalam tanah menjadi aliran
bawah permukaan melalui proses infiltrasi dan perkolasi, selebihnya akan berkumpul di dalam
jaringan alur (sungai alam atau buatan) menjadi aliran sungai atau saluran terbuka dan mengalir
kembali ke laut. Sebagian air hujan yang tertahan oleh tumbuh-tumbuhan dan sebagian lagi
yang jatuh langsung ke dalam laut dan danau akan menguap kembali ke atmosfir. Sebagian dari
air bawah permukaan kembali ke atmosfir melalui proses penguapan dan transpirasi oleh
tanaman dan sebagian lagi menjadi aliran air tanah melalui proses perkolasi, dan mengalir ke
lautan.
Pengenalan Istilah-istilah Hidrologi

A. Presipitasi

Hujan (presipitasi) merupakan masukan utama dari daur hidrologi dalam DAS. Dampak
kegiatan pembangunan terhadap proses hidrologi sangat dipengaruhi intensitas, lama
berlangsungnya, dan lokasi hujan. Karena itu perencana dan pengelola DAS harus
memperhitungkan pola presipitasi dan sebaran geografinya.

B. Intersepsi

Hujan yang jatuh di atas tegakan pohon sebagian akan melekat pada tajuk daun maupun
batang, bagian ini disebut tampungan/simpanan intersepsi yang akhirnya segera menguap.
Besar kecilnya intersepsi dipengaruhi oleh sifat hujan (terutama intensitas hujan dan lama
hujan), kecepatan angin, jenis pohon (kerapatan tajuk dan bentuk tajuk). Simpanan intersepsi
pada hutan pinus di Italia utara sekitar 30% dari hujan (Allewijn, 1990). Intersepsi tidak
hanya terjadi pada tajuk daun bagian atas saja, intersepsi juga terjadi pada seresah di bawah
pohon. Intersepsi akan mengurangi hujan yang menjadi run off.

C. Throughfall, Crown drip, Steamflow

Hujan yang jatuh di atas hutan ada sebagian yang dapat jatuh langsung di lantai hutan melalui
sela-sela tajuk, bagian hujan ini disebut throughfall. Simpanan intersepsi ada batasnya,
kelebihannya akan segera tetes sebagai crown drip. Steamflow adalah aliran air hujan yang
lewat batang, besar kecilnya stemflow dipengaruhi oleh struktur batang dan kekasaran kulit
batang pohon.

D. Infiltrasi dan Perkolasi

Proses berlangsungnya air masuk ke permukaan tanah kita kenal dengan infiltrasi, sedang
perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui profil tanah karena tenaga gravitasi. Laju
infiltrasi dipengaruhi tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air
juga waktu.
E. Kelengasan Tanah

Kelengasan tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori-pori tanah. Kelengasan

tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi.
BAB III
KESIMPULAN

Hidrologi (Hydrology) diartikan sebagai Ilmu Air. Ilmu ini adalah menjelaskan tentang
terjadinya sirkulasi, pergerakan dan distribusi air baik di atmosfir maupun di bumi. Siklus
hidrologi adalah rangkaian suatu peristiwa yang dimulai dari air jatuh ke bumi hingga air
tersebut menguap ke udara dan kembali jatuh ke bumi. Siklus hidrologi ini digambarkan sebagai
suatu rangkaian yang rumit dari peredaran air dalam berbagai wujud (cair dan uap air) pada
permukaan, di bawah permukaan bumi dan di atmosfir, dimana hukum kekentalan massa
ditampilkan sebagai azas yang paling mendasar.

DAFTAR PUSTAKA
Hermawan Yandi. 1996. Hidrologi Untuk Insinyur. Jakarta: Erlangga

Sasongko Djoko. 1994. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga

Soetipto. 1986. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai