BAB I
PENDAHULUAN
Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satu program pemerintah daerah Provinsi
NTT saat ini adalah menjadikan NTT sebagai provinsi Koperasi. Program ini
1
memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas menyangkut
yang dihasilkan tiap tahun, tetapi melalui otonomi dan kemandirian dalam
pinjam dari dan untuk anggota dan calon anggota koperasi yang
kinerja sangat penting bagi suatu lembaga usaha. Penilaian terhadap kinerja
Menengah.
Pada umumnya, penilaian terhadap kinerja keuangan didasarkan pada
kebutuhan anggota atas dana dan kompetisi kebutuhan dana di suatu wilayah
likuiditas tidak terpenuhi, koperasi akan meminjam dari luar dengan tingkat
luar.
Munawir (2012 : 31) menjelaskan bahwa perusahaan dikatakan
lebih besar dari hutang lancar dikatakan likuid, sedangkan perusahaan yang
(ilikuid).
Likuid atau tidaknya kondisi keuangan suatu koperasi diukur karena
yang menunjukan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu.
laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
5
Kondisi neraca dan laporan rugi/laba harus selalu diperhatikan agar dapat
diketahui kondisi koperasi apakah masih cukup likuid untuk beroperasi atau
Gelekat Nara yang berada di Kabupaten Flores Timur, Kota Larantuka. KPRI
jenis usaha simpan pinjam untuk melayani kebutuhan anggota yang ditunjang
oleh Penulis, informasi tentang aktiva lancar dan hutang lancar yang dimiliki
oleh KPRI Gelekat Nara Larantuka selama 5 tahun terahkir dapat dilihat pada
Tabel 1.1
Aktiva Lancar dan Hutang Lancar
KPRI Gelekat Nara Larantuka
Tahun 2010-2014
Dari tabel 1.1 diatas, terlihat bahwa jumlah aktiva lancar pada KPRI
Selanjutnya pada tahun 2012 aktiva lancar yang dimiliki KPRI Gelekat Nara
375.326.004,18 atau 4,12% dari tahun 2011. Kemudian pada tahun 2013
79,22% dari tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2014 aktiva lancar yang
tahun 2013, dimana pada tahun 2014 aktiva lancar yang dimiliki KPRI
lancar yang dimiliki KPRI Gelekat Nara Larantuka pada tahun 2011
hutang lancar yang dimiliki KPRI Gelekat Nara Larantuka adalah sebesar Rp
tahun 2010. Selanjutnya pada tahun 2012 hutang lancar yang dimiliki KPRI
tahun 2011. Kemudian pada tahun 2013 hutang lancar yang dimiliki KPRI
7
atau 155% dibanding tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2014 hutang lancar
current ratio, quick ratio, cash ratio, cash turn over, serta inventory to net
2010 - 2014.
8
datang.
2. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Likuiditas
keuangan dan hasil operasi dalam suatu perusahaan atau koperasi. Untuk
dan rasio profitabilitas. Akan tetapi dalam penelitian ini Penulis membatasi
akan datang.
yaitu :
1. Likuiditas Badan Usaha
Likuiditas badan usaha adalah kemampuan perusahaan
ditagih.
2. Likuiditas Perusahaan
11
lancar.
a. Aktiva Lancar
Menurut Edilius (2010 : 183) yang dimaksud dengan
setahun).
Sedangkan menurut Munawir (2012 : 14), aktiva lancar
adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan atau
operasi perusahaan.
2. Investasi jangka pendek adalah investasi yang sifatnya
dalam undang-undang.
4. Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain sebagai
dijual.
6. Piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus
neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancar. Penilaian
keadaan ilikuid.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat likuiditas
Cash ratio dihitung dengan membagi jumlah kas atau aktiva lain
utang lancar.
5. Inventory to net working capital merupakan rasio yang digunakan
Koperasi Kredit Familia Kupang selama tahun 2011 2013. Data yang
Koperasi Kredit Familia Kupang selama tahun 2011 2013, total aktiva
menunjukan bahwa hutang lancarnya mampu dilunasi oleh aktiva lancar (kas,
dengan menggunakan indikator Current Ratio dan Quick Ratio. Hal ini
analisis Cash Ratio Koperasi Kredit Familia Kupang selama tahun 2011
16
2012 menunjukan bahwa aktiva lancar (kas dan bank) tidak mampu melunasi
dalam keadaan ilikuid, kondisi ini terjadi karena aktiva lancar (kas dan bank)
lebih kecil dari hutang lancar. Sementara tahun 2013 aktiva lancar (kas dan
bahwa koperasi tersebut dalam keadaan likuid, kondisi ini terjadi karena
aktiva lancar (kas dan bank) lebih besar dari hutang lancar sehingga mampu
lima indikator yakni : current ratio, quick ratio, cash ratio, cash turn over,
apakah koperasi tersebut likuid atau tidak jika dilihat dari kondisi keuangan
koperasi.
KPRI Gelekat Nara Larantuka merupakan koperasi serba usaha.
Dalam aktivitasnya, unit usaha simpan pinjam KPRI Gelekat Nara melayani
17
masyarakat, dan unit jasa hotel menyediakan jasa perhotelan bagi masyarakat
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh suatu koperasi disebut dengan
dan piutang.
Fred Weston dalam Kasmir ( 2010 : 129 ) menyebutkan bahwa rasio
lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar atau hutang jangka pendek.
ilikuid. Oleh sebab itu setiap perusahaan atau koperasi harus melakukan
analisis terhadap laporan keuangan (neraca dan laporan rugi/laba) yang telah
digunakan adalah analisis rasio likuiditas. Menurut Edilius (2010 : 197) untuk
current ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar,
quick ratio yaitu perbandingan antara kas, bank, efek, piutang dengan hutang
lancar, serta cash ratio yaitu perbandingan kas, bank dengan hutang lancar.
untuk mengukur kemampuan, maka rumus yang dipakai dalam penelitian ini
adalah current ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan utang
lancar, quick ratio yaitu perbandingan antara kas, bank, efek, piutang dengan
hutang lancar, serta cash ratio yaitu perbandingan kas, bank dengan hutang
lancar, cash turn over yaitu perbandingan antara penjualan bersih dengan
modal kerja bersih, serta inventory to net working capital yaitu perbandingan
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
lainnya. Menurut Raharjo dalam skripsi Kasse (2008 : 11) mengatakan angka
perusahaan dalam melunasi seluruh hutang lancar yang jatuh tempo. Bila
angka rasio tahun berikutnya lebih besar dari pada angka rasio tahun
lancarnya (likuid), sebaliknya bila angka rasio tahun berikutnya lebih kecil
BAB III
METODE PENELITIAN
Larantuka.
3.1.4 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas yang
meliputi : current ratio, quick ratio, cash ratio, cash turn over, serta
23
3.2 Operasional Variabel
3.2.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Likuiditas merupakan kemampuan KPRI Gelekat Nara
pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
tahun 2010-2014.
3. Cash ratio merupakan alat yang digunakan KPRI Gelekat Nara
2014.
5. Inventory to net working capital merupakan rasio yang digunakan
3.2.2 Indikator
ratio, cash ratio, cash turn over, serta inventory to net working capital
melalui teknik:
1. Dokumentasi; yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
Aktivalancar
x 100
Current Ratio = Utang Lancar
Interpretasi : Bila angka rasio tahun berikutnya > dari pada angka rasio
Interpretasi : Bila angka rasio tahun berikutnya > dari pada angka rasio
Kas+ Bank
x 100
Cash Ratio = Utang lanc a r
25
Interpretasi : Bila angka rasio tahun berikutnya > dari pada angka rasio
bank (ilikuid).
4. Menghitung cash turn over KPRI Gelekat Nara Larantuka dari tahun
Interpretasi : Bila angka rasio tahun berikutnya > dari pada angka rasio
Interpretasi : Bila angka rasio tahun berikutnya > dari pada angka rasio
kerja (ilikuid).
BAB IV
Lamaholot yang terdiri dari dua suku kata yakni : Gelekat yang
Flores Timur.
anggotanya dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan
Nara) yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa nginap hotel bagi
hotel.
28
Gambar 4.1
RAPAT
ANGGOTA
KEPALA TATA
USAHA
MANAGER
UMUM DATA
ELETRONIK
BAGIAN
AKUNTAN MARKETIN JURU KAMAR
SI G GUDANG
BAGIAN
DAPUR
SOPIR CLEANING
ANGGOTA SERVICE
SATPAM
30
1. Rapat Anggota
Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan pemegang
yang dihadapi.
3.Badan Pengurus
Badan pengurus bertanggung jawab langsung kepada
koperasi.
d. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas.
e. Memimpin para staf untuk mengelola usaha koperasi.
4.Badan pengawas
31
pengelolaan koperasi.
b. Membuat laporan secara tertulis tentang hasil pengawasannya dan
bertugas :
a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan rencana
pengurus.
32
pengurus.
6. Kepala Tata Usaha (KTU)
Mempunyai Tugas :
a. Membuat konsep surat undangan rapat, surat pengantar laporan
Mempunyai tugas :
33
bonus-bonus lainnya.
14. Unit Hotel
34
2014
keuangan yang ada, misalnya neraca dan laporan rugi/laba. Berikut ini
NERACA
SELAMA
TAHUN
2010 - 2014
35
731.144.793,32.
1.108.766.576,41.
Rp 10.147.204.943,34
RUGI / LABA
2010 - 2014
biaya usaha, biaya organisasi dan umum, serta laba. Penjualan pada
9.404.434.223,00
tahun 2010 keseluruhan total biaya usaha dan biaya organisasi &
Rp 179.419.005,00.
dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) yang segera jatuh tempo
rasio yang digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan interpretasi, yaitu :
a. Current Ratio (CR)
Current Ratio merupakan perbandingan antara jumlah aktiva
lancar dengan hutang lancar. Tujuan dari Current Ratio adalah untuk
Tabel. 4.3
41
9.119.715.209,81
2011 x 100% 194 % Ilikuid
4.687.954.146,57
9.495.041.213,99
2012 x 100% 212 % Likuid
4.468.272.060,77
17.017.600.998,20
2013 x 100% 149 % Ilikuid
11.391.513.815,24
16.986.349.471,24
2014 x 100% 167 % Likuid
10.147.204.943,34
Sumber : KPRI Gelekat Nara Larantuka, diolah Penulis
Dilihat dari standar rasio yang digunakan dalam perhitungan,
maka dapat dikatakan bahwa tingkat likuditas pada KPRI Gelekat Nara
Larantuka pada tahun 2012, dan tahun 2014 tergolong dalam keadaan
likuid karena hasil perhitungan current ratio setiap tahunnya lebih besar
dari pada tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2011 dan 2013, KPRI
perhitungan current ratio setiap tahunnya lebih kecil dari pada tahun
sebelumnya.
Kemudian, berdasarkan tinggi rendahnya pencapaian angka
current ratio setiap tahunnya, dapat diketahui bahwa pada tahun 2010
yang menjadi tahun dasar dalam penelitian ini, current ratio KPRI
42
Gelekat Nara Larantuka adalah 217 % berarti setiap Rp.1,- utang lancar
dijamin oleh aktiva lancar yang dimiliki KPRI Gelekat Nara Larantuka
sebesar Rp.2,17.-
Tahun 2011, current ratio KPRI Gelekat Nara Larantuka adalah
194% berarti setiap utang lancar sebesar Rp.1,- dijamin oleh aktiva lancar
212% berarti setiap utang lancar sebesar Rp.1,- dijamin oleh aktiva lancar
149% berarti setiap utang lancar sebesar Rp.1,- dijamin oleh aktiva lancar
dibandingkan tahun 2012, sehingga pada tahun 2013 KPRI Gelekat Nara
Larantuka adalah 167% berarti setiap utang lancar sebesar Rp.1,- dijamin
semua utang jangka pendeknya, sehingga pada tahun 2014 KPRI Gelekat
persediaan dengan utang lancar. Tujuan dari rasio ini adalah untuk
8.388.570.416,49
2011 x 100% Ilikuid
178 %
4.687.954.146,57
8.386.274.637,58
2012 x 100% Likuid
187 %
4.468.272.060,77
15.366.302.237,79
2013 x 100% 134 % Ilikuid
11.391.513.815,24
44
15.475.183.545,83
2014 x 100% Likuid
152 %
10.147.204.943,34
Rasio ini lebih tajam dari pada Current ratio karena hanya
diuangkan) dengan utang lancar. Jika Current rationya besar tapi Quick
persediaan.
Quick ratio KPRI Gelekat Nara Larantuka tahun 2010 yang
menjadi tahun dasar dalam penelitian ini adalah 210% yang berarti
aktiva lancar (selain persediaan). Semakin besar rasio ini semakin liquid
utang lancar.
Quick ratio KPRI Gelekat Nara Larantuka tahun 2011 adalah
178% yang berarti koperasi mampu menjamin setiap Rp.1,- utang lancar
dengan Rp.1,78.- aktiva lancar (selain persediaan), akan tetapi nilai quick
ratio pada tahun 2011 mengalami penurunan dari tahun 2010. Keadaan
pada tahun 2011 KPRI Gelekat Nara Larantuka tergolong ilikuid karena
hasil perhitungan quick ratio lebih kecil dari pada tahun 2010.
45
187% yang berarti koperasi mampu menjamin setiap Rp.1,- utang lancar
pada tahun 2012 KPRI Gelekat Nara Larantuka tergolong likuid karena
hasil perhitungan quick ratio lebih besar dari pada tahun 2011.
Selanjutnya, Quick ratio KPRI Gelekat Nara Larantuka tahun
tergolong ilikuid karena hasil perhitungan quick ratio lebih kecil dari
adalah 152% yang berarti koperasi mampu menjamin setiap Rp.1,- utang
pada tahun 2014 KPRI Gelekat Nara Larantuka tergolong likuid karena
hasil perhitungan quick ratio lebih besar dari pada tahun 2013.
c. Cash Ratio
46
liquid dengan utang lancar. Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur
Tabel. 4.5
Perhitungan cash ratio
Tahun 2010, 2011, 2012, 2013,2014
367.825.045,86
2010 x 100% 9,62 % -
3.820.859.016,99
190.842.091,49
2011 x 100% 4,99 % Ilikuid
4.687.954.146,57
592.495.984,58
2012 x 100% 13,26 % Likuid
4.468.272.060,77
5.759.965.755,79
2013 x 100% 50,56 % Likuid
11.391.513.815,24
1.172.885.068,83
2014 x 100% 11,55 % Ilikuid
10.147.204.943,34
dasar dalam penelitian ini, cash ratio KPRI Gelekat Nara Larantuka
adalah 9,62% yang berarti bahwa utang lancar Rp,1.- dapat dijamin oleh
Rp.1,- dapat dijamin oleh kas dan bank Rp.0,04,- Keadaan ini
meningkat menjadi 13,22% yang berarti bahwa utang lancar Rp.1,- dapat
dijamin oleh kas dan bank Rp.0,13,- Keadaan ini menunjukkan semakin
utang jangka pendeknya, sehingga pada tahun 2012 KPRI Gelekat Nara
Larantuka tergolong likuid karena hasil perhitungan cash ratio lebih besar
berarti bahwa utang lancar Rp.1,- dapat dijamin oleh kas dan bank
sehingga pada tahun 2013 KPRI Gelekat Nara Larantuka tergolong likuid
karena hasil perhitungan cash ratio lebih besar dari pada tahun 2012.
Sedangkan pada Tahun 2014, cash ratio menurun menjadi 11,55%
yang berarti bahwa utang lancar Rp.1,- dapat dijamin oleh kas dan bank
dengan menggunakan kas, sehingga pada tahun 2014 KPRI Gelekat Nara
modal kerja bersih. Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancar
terhadap utang lancar. Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur
5.789.794.313,00
2011 x 100% 130 % Likuid
4.431.761.063,24
9.046.445.570,00
49
7.350.286.154,00
2013 x 100% 130 % Ilikuid
5.626.087.182,96
9.404.434.223,00
2014 x 100% 137 % Likuid
6.839.144.527,90
Sumber : KPRI Gelekat Nara Larantuka, diolah penulis.
Hasil perhitungan cash turn over pada KPRI Gelekat Nara
Larantuka tahun 2010 yang menjadi tahun dasar dalam penelitian ini
adalah 69%. Artinya setiap Rp 0,69,- modal kerja dari penjualan netto
1,30,- modal kerja dari penjualan netto dapat membayar tagihan dan
pada tahun 2011 KPRI Gelekat Nara Larantuka tergolong likuid karena
hasil perhitungan cash turn over lebih besar dari pada tahun 2010.
Hasil perhitungan cash turn over pada KPRI Gelekat Nara
Rp 1,79,- modal kerja dari penjualan netto dapat membayar tagihan dan
pada tahun 2012 KPRI Gelekat Nara Larantuka tergolong likuid karena
hasil perhitungan cash turn over lebih besar dari pada tahun 2011.
Sedangkan hasil perhitungan cash turn over pada KPRI Gelekat
tergolong ilikuid karena hasil perhitungan cash turn over lebih kecil dari
tergolong likuid karena hasil perhitungan cash turn over lebih besar dari
persediaan dengan modal kerja bersih. Tujuan dari rasio ini adalah untuk
Tabel. 4.7
Perhitungan inventory to net working capital
Tahun 2010, 2011, 2012, 2013,2014
250.492.630,16
2010 x 100% 5,58 % -
4.486.690.181,03
731.144.793,32
2011 x 100% 16,49 % Likuid
4.431.761.063,24
1.108.766.576,41
2012 x 100% 22,05 % Likuid
5.026.769.153,22
1.651.298.760,41
2013 x 100% 29,35 % Likuid
5.626.087.182,96
1.511.165.925,41
2014 x 100% 22,09 % Ilikuid
6.839.144.527,90
Sumber : KPRI Gelekat Nara Larantuka, diolah Penulis.
Gelekat Nara Larantuka tahun 2010 yang menjadi tahun dasar dalam
persediaan dengan modal kerja koperasi, sehingga pada tahun 2011 KPRI
Inventory to net working capital lebih besar dari pada tahun 2010.
Sedangkan perhitungan Inventory to net working capital pada
sehingga pada tahun 2012 KPRI Gelekat Nara Larantuka tergolong likuid
Larantuka tahun 2013 juga kembali meningkat dari tahun 2012 menjadi
sehingga pada tahun 2013 KPRI Gelekat Nara Larantuka tergolong likuid
pada tahun 2014 KPRI Gelekat Nara Larantuka tergolong ilikuid karena
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
149% - 217%, yang mana tahun 2010 menjadi tahun dasar penelitian.
Perhitungan nilai Current ratio pada tahun 2011 dan 2013 tergolong
ilikuid, sedangkan hasil perhitungan current ratio pada tahun 2012 dan
210%, yang mana berdasarkan perhitungan Quick Ratio pada tahun 2011
dan 2013 tergolong ilikuid, sedangkan hasil perhitungan current ratio pada
mana berdasarkan perhitungan cash Ratio pada tahun 2011 dan 2014
tergolong ilikuid, sedangkan hasil perhitungan cash ratio pada tahun 2012
kondisi ilikuid.
59
54
perhitungan nilai Inventory to net working capital pada tahun 2010 KPRI
working capital selama tahun 2011 2014 tergolong dalam keadaan likuid
penulis berikan bagi Manajemen KPRI Gelekat Nara Larantuka agar perlu
meningkatkan :
a. Current Ratio
Diharapkan agar manajemen koperasi perlu meningkatkan aktiva
harus dipenuhi.
b. Quick Ratio
Meningkatkan aktiva lancar selain persediaan serta menekan
persediaan.
c. Cash Ratio
Meningkatkan kas dan bank dan menekan hutang sekecil mungkin
mengelola persediaan.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi dan Halim. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen. YKPN. 2012
Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
BIODATA 62
PENULIS
1. IDENTITAS DIRI
Nama lengkap : Yohanes Paulus Dop Begu
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Lahir : 19 Oktober 1989
Agama : Kristen Katolik
Alamat : Jl. Bajawa, RT 043/RW 013
Kec.Oebobo, Kel.Fatululi, Kota Kupang
2. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1995 - 2004 : SDK Leworere
Tahun 2004 - 2007 : SLTP Nyiur Melambai Tanah Boleng
Tahun 2007 - 2010 : SMAK St. Darius Larantuka
Tahun 2012 - Sekarang : STIE OEmathonis Kupang
3. IDENTITAS ORANG TUA
Ayah : Linus Lae Gerokon (Alm)
Ibu : Susana Sura Sabon
63