4. Terjadi penurunan angka penderita anemia dari tahun 1992-2001, yaitu 63,5% pada
tahun 1992, 50,9% pada tahun 1995, dan menjadi 40,1% pada tahun 2001 (SKRT
1992,1995,dan 2001).5. Determinan kejadian anemia defisiensi zat besi adalah umur
ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Pendarahan akut, pendidikan rendah, pekerja berat,
konsumsi tablet tambah darah < 90 butir, makan < 3 kali dan kurang mengandung zat
besi. B. Saran
1. Diperlukan upaya yang lebih baik lagi oleh pemerintah dalam hal menekan
angka penderita anemia defisiensi zat besi di Indonesia.
2. Perlu adanya penyuluhan yang lebih responsible tentang pentingnya suplemen
zat besi dan bahaya anemia bagi ibu hamil.
3. Perlu adanya pendistribusian tablet besi yang lebih merata di seluruh pelosok
tanah air.
3. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC.
Saat kehamilan zat besi dibutuhkan lebih banyak dari pada saat
tidak hamil. Pada kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah
janin dan plasenta, kebutuhan zat besi pada setiap trimester kehamilan
berbeda-beda. Pada trimester pertama kebutuhan besi lebih rendah dari
masa sebelum hamil, ini disebabkan karena wanita tidak mengalami
menstruasi dan janin didalam kandungan belum membutuhkan zat besi,
menjelang trimester kedua kebutuhan zat besi muali meningkat karena
pada saat ini terjadi penambahan sel-sel darah merah yang akan terus
berlanjut pada trimester ketiga.
Pada trimester kedua dan ketiga wanita hamil memerlukan zat besi
dalam jumlah banyak yang tidak bisa di dapat hanya dari makanan saja,
walaupun makanan yang dikonsumsi sudah banyak zat besi, oleh karena
itu pada kehamilan trimester kedua dan ketiga wanita hamil harus
mendapatkan tambahan zat besi berupa suplemen zat besi.
1) Oral
2) Parentaral
a) Tiram
b) Kedelai
c) Hati sapi
e) Buncis
f) Bayam
h) Faktor makanan
Pada umumnya asam folik tidak diberikan secara rutin, kecuali di daerah-
daerah dengan frekwensi anemia megaloblastik yang tinggi. Apabila
pengobatan anemia dengan besi saja tidak berhasil maka besi harus
ditambah dengan asam folik, adapun teraphy yang dapat diberikan
adalah :
5. Anemia Lainnya
Seorang wanita menderita anemia, misalnya berbagai jenis anemia
hemolitik herediter/yang diperoleh seperti anemia karena malaria, cacing
tambah, penyakit ginjal menahun, penyakit hati tuberculosis, sirilis, tumor
ganas dapat menjadi anemia. Dalam hal ini anemiannya menjadi lebih berat
dan mempunyai pengaruh tidak baik terhadap ibu dalam masa kehamilan,
persalinan, nifas serta bagi anak dalam kandungan.
1) Tidak anemia : 11 gr %
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
1) Konjungtiva pucat
2) Muka pucat
c. Pemeriksaan Penunjang
Hb : < 11 gr %
F. Komplikasi
1) Missed abortus
2) Kelainan kongenital
3) Abortus/keguguran
b. Trimester II
1) Partus prematurus
2) Perdarahan anterpartum
6) IQ rendah
7) Dekompensasiokordis-kematian ibu
c. Saat persalinan