Anda di halaman 1dari 1

Beberapa bangunan komersil di Indonesia telah mengadopsi teknologi

baru sebagai pengganti mesin chiller. Teknologi ini bernama ICE BANK. Teknologi
Ice Bank sendiri merupakan format baru dalam thermal energy storage.
Teknologi ini akan menyeimbangkan bagaimana kebutuhan thermal energy pada
waktu siang dan malam. Reservoir thermal dapat dipertahankan pada suhu di
atas (panas) atau dibawah (dingin). Commercial building merupakan jenis
konsumen yang banyak mengaplikasikan teknologi ini. Dibeberapa negara yang
memiliki 4 musim, musim panas dikategorikan sebagai musim beban puncak
dimana konsumsi listrik terutama di siang hari akan meningkat secara signifikan
dibanding musim-musim yang lain.
Terdapat 3 tahapan utama dalam sistem ice bank. Tahap pertama disebut
dengan charge cycle (tahap pembekuan), tahap kedua dinamakan discharge
cycle (tahap pelelehan es) dan diakhiri dengan bypass cycle. Pada tahap charge,
chiller akan mendinginkan cairan (biasanya mengandung 25 % ethylene atau
propylen glycol) kemudian disirkulasikan ke heat excharger yang terletak
didalam tanki ICE bank. Cairan yang masuk ke heat exharger tersebut memiliki
temperature hingga -3.80oC sehingga mampu membekukan air yang berada
disekitar heat excharger. Karena dilakukan di malam hari, proses pembekuan ini
hanya menggunakan kapasitas chiller kurang dari 35%.
Ketika hari menjelang siang, Ice Bank akan memulai proses discharge. Dimulai
dengan mengalirnya cairan glycol bersuhu 11 oC dari chiller. Cara ini lebih efisien
mengingat chiller konvensional mengharuskan temperature cairan hingga 6.6 oC.
Cairan dengan 6.6oC sendiri merupakan standard requirement yang dibutuhkan
oleh coil sebelum ditiup oleh blower. Untuk mendapatkan cairan dengan suhu
6.6oC.
Sistem Ice Bank akan memadukan larutan gycol bersuhu 11 oC dari chiller dengan
simpanan cairan gycol dari dalam Ice Bank tank (bersuhu 1,10 C) melalui
modulation valve. Dari pencampuran ini akan dihasilkan cairan dengan
temperatur 6.6oC. Cairan campuran ini akan mengalir ke coil untuk kemudian
digunakan untuk mendinginkan udara. Cairan dari koil yang sudah mulai
menghangat akibat tiupan udara dari blower akan dialirkan kembali ke chiller
untuk didinginkan kembali hingga mencapai suhu 11 OC.
Ketika semua lelehan es padatan di ice bank telah habis, maka chiller akan
memulai siklus baru yang disebut dengan bypass cycle. Cara kerja sistem pada
bypass cycle mirip seperti chiller konvesional dimana chiller. Akan mendinginkan
cairan hingga bersuhu 6.6oC. Hanya saja, cairan ini tidak akan masuk ke tanki ice
bank melainkan langsung menuju koil. Penghematan didapat karena ketika
chiller memasuki bypass cycle, waktu telah memasuki sore hari sehingga
tahapan ini memiliki durasi yang tak terlalu lama. Selain lebih hemat, teknologi
pendingin Ice bank memiliki perawatan yang relative mirip dengan chiller
konvensional. Perawatan tersebut meliputi:
1. Pengecekan level cairan secara berkala
2. Penambahan biocide setidaknya 3 tahun sekali
3. Pengecekan parameter kelayakan cairan (kesehatan) secara berkala

Anda mungkin juga menyukai