Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS SEMIOTIK DALAM FILM UANG PANAI=MAHA(R)L

ABSTRAK

Semiotika merupakan suatu studi ilmu atau metode analysis untuk mengkaji tanda dalam
suatu konteks skenario, gambar, teks, dan adegan di film menjadi sesuatu yang dapat dimaknai.
Sedangkan, kata semiotika itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti tanda
atau seme, yang berarti penafsir tanda. Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas
seni logika, retorika, dan etika, (Kurniawan, 2001: 49).

Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya mencari jalan di dunia, di
tengah-tengah manusia, dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes,
semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai
hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan
mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa obyek-obyek tidak hanya
membawa informasi, dalam hal ini obyek-obyek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga
mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Barthes, 1988 dalam Kurniawan, 2001: 53).

Karena film merupakan sarana penyampaian pesan yang dapat diterima dengan cepat,
disamping itu isi film pada umumya tidak berbeda jauh dengan kehidupan sehari-hari. Dalam hal
ini, agar pesan film dapat diterima oleh penontonnya dengan nyaman, penulis cerita sangat
berperan penting dia harus dapat membuat alur cerita yang dapat membawa pemirsa hanyut dan
menyelami isi ceritanya sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis dan pemirsanya.

Dalam pesan yang disampaikan oleh penulis cerita akan dihasilkan makna yang dapat
dipetik sehingga bermanfaat bagi pemirsanya. Karena secara tidak langsung setiap kegiatan yang
dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-harinya menyimpan sebuah makna. Dalam kajian
ilmu pengetahuan makna memiliki rantai tersendiri yang dilambangkan melalui tanda.
Sedangkan ilmu yang mengkaji tentang tanda itu sendiri adalah semiotika.

Film Uang Panai=Maha(r)l merupakan sebuah film komedi romantis yang disutradarai
oleh Halim Gani Safia dan Amirl Nuryan sebagai penulis skenario serta diproduksi sineas
Makassar Makkita Cinema Production. Film tersebut, menceritakan tentang uang mahar sebelum
menikah dari suku Bugis Makassar atau bisa disebut dengan Uang Panai yang saat ini menjadi
budaya tersendiri bagi suku bugis makassar yang harus dapat dipenuhi oleh seseorang. Dalam
film ini akan dikisahkan bagaimana perjuangan seorang laki-laki saat ingin meminang gadis
Bugis Makassar yang syaratnya harus menyanggupi sejumlah Uang Panai.

Kesimpulan yang didapat dari film Uang Panai adalah kegelisahan masyarakat yang ingin
melamar perempuan bugis Makassar. Sebagian orang yang terkendala atau kesulitan menikah
hanya karena gara-gara uang panai. Kemudian, Uang Panai tersebut bukan ajang menunjukkan
derajat sosial ataupun sekedar gengsi. Tetapi Uang Panai adalah bentuk penghargaan kepada
perempuan dan tanggung jawab bagi seorang pria agar sadar, sebelum menikah harus
mempersiapkan diri dengan baik.

Film berdasarkan kajian semiotik sangatlah penitng dan menarik, karena perkembangan
dan pertumbuhan film begitu pesat dan mampu menggerakkan khalayak sebagai penonton. Hasil
kajian akan dijadikan dasar penilaian apakah film tersebut layak ditonton atau sebaliknya. Suatu
film sebaiknya dinilai dari segi artistik bukan secara rasional saja, sebab jika hanya dinilai secara
rasional, sebuah film artistik boleh jadi tidak berharga karena tidak mempunyai maksud dan
makna tertentu.

Lewat makna pesan dalam film Uang Panai kita bisa mengetahui bahwa tradisi mahar
yang mahal dalam adat bugis telah melekat dalam kebudayaan mereka dan tentunya membuat
kita sadar bahwa yang sebenarnya mahal adalah tanggung jawab seorang pria kepada wanita,
bukan dilihat pada sisi materi atau kemampuan harta yang dimiliki seseorang serta janganlah
kebudayaan diukur karena materi saja. Sehingga tidak seperti membuat atau mempersulit
seseorang hanya karena persoalan jumlah materi yang dipunyai.

Anda mungkin juga menyukai