NO MERCURY AND CADMIUM ADDED!

Dadan Budiansyah 07301035

Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro;
E-Mail: dadan_budiansyah@rocketmail.com
Politeknik Negeri Bandung; E-Mail: polban.ac.id

Abstrak
Apakah anda pernah menghitung berapa banyak peralatan di rumah anda yang menggunakan batu baterai?
Jam dinding, jam tangan, berbagai mainan anak, remote perangkat elektronika dan lain sebagainya. Lalu , ketika
daya di dalam baterai habis dan anda tidak akan menggunakannya lagi, anda kemanakan batu baterai tersebut?
Dibuang begitu sajakah? Jika benar demikian maka, pertanyaan selanjutnya apakah itu aman bagi anda dan
lingkungan anda? Oleh karena itu, sepenggal tulisan dibawah ini akan member tahu kita apa yang terjadi pada
batu baterai yang anda buang tadi dan apa dampak yang ditimbulkan terhadap kita dan lingkungan sekitar kita
serta apa sebenarnya yang harus kita lakukan sekarang.
Kata kunci : Baterai.

1. SEJARAH SINGKAT BATERAI ilmu fisika. Hingga mendapat gelar professor pada
Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang 1791.
menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya Gelar professor yang Volta raih adalah berkat
dalam bentuk listrik (Wikipedia.com). terdapat tiga tesisnya yang menyatakan bahwa kaki kodok pada
bagian penting yang ada dalam sebuah baterai, teori Galvano merupakan konduktor listrik
yaitu : (elektrolit). Kemudian dia mengganti kertas
tersebut dengan sehelai kertas yang direndam di air
a. Batang karbon sebagai anoda garam dan dapat bertindak sebagai pendeteksi
b. Seng (Zn) sebagai katoda listrik layaknya kaki kodok.
c. Pasta sebagai elektrolit Akhirnya pada tahun 1800 Volta berhasil
menciptakan sebuah karya bernama tumpukan
volta, baterai listrik awal, yang menghasilkan arus
listrik stabil. Dengan menggunakan seng dan
tembaga sebagai batang elektroda dan air garam
sebagai elektrolit.

2. JENIS BATERAI
2.1 Baterai Primer

Gambar 1. Bermacam wujud Baterai Gambar 2. Baterai primer

Setiap batu baterai menyimpan energy dan
mengeluarkannya dalam bentuk listrik berarus DC
(Direct Current) sehinga terlihat pada bagian
baterai kutub positif dan negative.
Perkembangan batu baterai dimulai pada saat
Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Volta
(1745 - 1827) seorang fisikawan Italia. Ia
melanjutkan pekerjaan Liugi Galvani dan ingin
membuktikan bahwa teori Galvani tentang efek
kejutan kaki kodok adalah salah. Volta kemudian
belajar mengenai kimia gas hingga tahun 1777 dan
pada saat yang hampi bersamaan juga mempelajari
Baterai primer adalah baterai yang dapat
mengalirkan arus langsung setelah selesai
dibuat. Baterai ini hanya dapat digunakan
sekali saja dan tidak dapat diisi ulang.
Beberapa baterai misalnya baterai zinc-carbon,
baterai alkalin. Baterai primer lebih padat dari
pada baterai sekunder tapi tidak baik
digunakan untuk penggunaan high-drain
dengan beban dibawah 75 ohm.

1
2.2 Baterai Sekunder
Gambar 3. Baterai isi ulang Ni-Cd
Baterai sekunder merupakan jenis baterai
yang dapat diisi ulang. Dapat diisi ulang
dengan cara mengalirkan arus ke baterai dan
secara sendirinya akan membalik reaksi kimia
pada saat digunakan.
Awalnya baterai menggunakan bahan lead-
acid namun memiliki kekurangan salah
satunya dalam hal pengisian yang harus hati-
hati karena merupakan cairan dan
penempatannya harus pada daerah yang
memiliki ventilasi yang baik karena zat
hydrogen yang dikeluarkan akan berbahaya
jika tidak ditanganni dengan baik. Selain itu,
berat baterai ini yang tidak efisien
menjadikannya tidak mudah untuk di bawa
kemena-mana.
Saat ini, bahan tersebut telah ditinggalkan.
Kini, banyak baterai debuat dari bahan seperti
nicel-cadmium, nicel-zinc, nicel metal hybrid,
lithium-ion dan bahan lain yang memiliki
kualitas yang lebih baik, berharga mahal
tentunya.
3. LIMBAH BATERAI
Gambar 4. Baterai rusak
Seiring kemajuan jaman, industry melihat nilai
ekonomis dari penemuan ini dan memulai
mengembangkan kualitas dari baterai yang
2
dibuatnya. Sisi bahanpun tidak luput dari
perkembangan, berbagai bahan elektroda dan
elektrolit pun dicoba dan digunakan untuk
mendapatkan baterai yang arusnya stabil dan tahan
lama. Mulai dari penggunaan air garam, belerang,
air raksa, asam sulfat, seng, kadmium, nikel,
lithium, rubidium dan lain sebagainya. Setiap
bahan yang digunakan tentunya akan
mengahasilkan efek yang berbeda-beda. Selain arus
yang stabil dan keawetan, juga diperhatikan
dampak yang ditimbulkan dari proses pembuatan
atau akibat yang ditimbulkan setelah baterai
tersebut habis. Beberapa bahan baterai yang
dianggap memiliki akibat buruk terhadap manusia
dan lingkungan diantarannya adalah air raksa
(merkuri atau Hg) dan kadmium (Cd).
Sejenak mari kita lihat sekitar kita. Saat ini, begitu
banyak peralatan yang menggunakan baterai sebut
saja telpon genggam, mainan anak,
kamera,pemutar music, jam tangan atau dinding,
berbagai remote, lampu senter dan peralatan
lainnya. Baterai memang ekonomis dan
mempermudah kita untuk beraktifitas karena jika
sudah habis tinggal kita buang dan membeli yang
baru di toko terdekat (baterai primer).
Beberapa peralatan menggunakan baterai yang
dapat diisi ulang (baterai sekunder). Namun hal
tersebut tidak menjamin baterai akan selamanya
dapat diisi ulang. Karena lama kelamaan elektrolit
akan menjauh dari elektroda atai material akif
elektroda akan berjatuhan. Hal inilah yang
menyebabkan penurunan kapasitas baterai. Bahkan
untuk baterai yang masih baru. Kapasitas baterai
yang masih barupun akan terus menurun karena
setiap baterai melakukan pengosongan-sendiri. Dan
baterai isi ulang memiliki angka yang lebih besar
dari pada baterai primer.
Pada beberapa jenis baterai dapat kita temui
beberapa tulisan, seperti “no mercury added” atau
“no mercury and cadmium added”. Sebenarnya
apa maksud dari tulisan tersebut dan kenapa bahan
tersebut tertulis pada baterai? Berikut penjelasanya.
3.1 Air Raksa (Mercury)
3.2 Kadmium (Cadmium)
Gambar 5. Air raksa atau Merkuri
Air raksa atau mercury atau quicksilver atau
hydrargyrum dengan symbol Hg (dari
hydrargyruum, H dari Hydr berarti air atau
bersifat seperti air g dari argyros berarti
perak, berwarna perak) dan meiliki nomer
atom 80. Air raksa adalah salah satu logam
yang ada dalam keadaan cair pada kondisi
suhu dan tekanan standar. Dan memiliki titik
beku −38.83 °C dan titik didih 356.73 °C,
selain itu, air raksa termasuk logam yang
memiliki rentang titik cair paling sempit. Saat
ini, merkuri telah mengotori atmosfir sebesar
0.01 – 0.02 µg/m3 pada udara terbuka dan
sekitar 0.0065–0.523 µg/m3 di dalam ruangan
sehingga memiliki rata-rata 0.069 µg/m3.
Pada batu baterai, air raksa adalah pilihan
kedua setelah karbon yang dapat digunakan
sebagai elektroda disebut calomel electrode.
Selain pada batu baterai air raksa juga
digunakan pada beberapa produk obat, lampu,
produk kecantikan wanita, dan penambangan
emas dan perak.
Pada tahun 1900-an industri menggunakan air
raksa sebagai batang katoda pada batu baterai
namun pada 1996 penggunaannya dihentikan
karena tidak bersahabat dengan lingkungan.
Bahaya air raksa di alam akan dapat dengan
mudah masuk ke tubuh kita melalui
pernapasan, ikan yang kita makan jika
mengandung air raksa, selain itu air raksa juga
akan dengan mudah bersenyawa dengan
unsure lain seperti klor atau membentuk
metalmerkuri.
Efek merkuri pada kesehatan terutama
berkaitan dengan sistem syaraf, yang sangat
sensitif pada semua bentuk merkuri.
Metilmerkuri dan uap merkuri logam lebih
berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang
lain, sebab merkuri dalam kedua bentuk
3
tersebut dapat lebih banyak mencapai otak.
Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang
berbentuk logam, garam, maupun
metilmerkuri dapat merusak secara permanen
otak, ginjal, maupun janin.
Gambar 6. Kadmium
Cadmium (Cd) adalah unsur kimia dengan
nomor atom 48. Berwarna kebiru-biruan dan
ada di dalam kelompok yang sama dengan
merkuri sehingga memiliki sifat yang hampir
sama dengan merkuri. Kadmium, merkuri dan
timbal ketiganya tergabung dalam tiga besar
logam berat paling berbahaya bagi kesehatan
manusia.
Kadmium terbentuk sebagai hasil samping
dari proses pengolahan. Sebanyak tiga per
empat dari jumlah produksi kadmium
digunakan pada produksi baterai, terutama
pada baterai sekunder. Salah satu contohnya,
baterai nikel-kadmium dengan tegangan DC
1.2 Volt. Sesuai dengan namanya, nikel
digunakan sebagai elektroda positif dan
cadmium sebagai elektroda negative dan
dipisahkan oleh elektrolit alkaline (potassium
hidroxide).
Di beberapa Negara di Eropa mulai
mengurangi penggunaan baterai Ni-Cd dan
menggantinya dengan baterai hibrida nikel-
metal yang memiliki kepadatan pengisian
ulang yang baik dan lebih ramah lingkungan.
Pada tahun 2004, penggunaan baterai ini telah
dilarang kecuali untuk baterai yang memiliki
kandungan kadmium kurang dari 0.002% dari
keseluruhan bahan yang digunakan.
Selain pada batu baterai, kadmium juga
digunakan pada perhiasan, cat, solar cell,
PVC, TV berwarna dan lain sebgainya.
Saat ini, masih ada beberapa produk baterai
yang menggunakan bahan cadmium ini,
alasannya karena pengguna tidak mengetahui
atau mengindahkan akibat dari penggunaan
cadmium pada baterai. Pihak pemerintah yang
masih memperbolehkan penjualan baterai Ni-
 Cd juga merupakan factor penting dari masih
banyaknya penjual yang menjual baterai ini.
Baik merkuri maupun kadmium memiliki
batas normal yakni sekitar konsumsi per
minggu yang ditoleransikan
bagi manusia adalah 400-500 μg per orang
atau 7 μg per kg berat badan.
Konsentrasi berlebih kadmium pada tubuh
manusia akan mengakibatkan berbagai
macam penyakit, seperti gangguan pada paru-
paru, emphysema dan renal turbular
disease yang kronis selain itu konsentrsi
tertentu juga kemungkinan akan terakumulasi
di hati dan ginjal.
4. PENANGGULANGAN
Gambar 7. Aksi pengumpulan baterai bekas
Masalah mendasar yang harus kita cermati dalam
hal ini adalah bagaimana agar lingkungan sekitar
kita tidak tercemar oleh limbah baterai. Sebab dari
timbulnya permasalahan ini adalah karena masih
banyak orang yang membuang baterai
sembarangan. Baterai bekas yang dibuang
sembarangan akan mencemari tanah, air tanah,
sungai danau, dan sumber air bersih lainnya. Air
yang sudah tercemar logam berat sangat berbahaya
bagi kesehatan kita seperti dijelaskan di awal.
Ada beberapa penyelesaian yang dapat kita
lakukan, misalnya ;
1. Hemat penggunaan baterai. Kita perlu
mengingat-ingat terlebih dahulu sebelum
membeli baterai apakah persedian baterai
4
memang benar-benar habis atau masih
ada.
2. Simpan dengan rapi dan terpisah. Jika
kita membeli baterai baru namun belum
akan dipakai , simpanlah baterai tersebut
di tempat tersendiri, terpisah dengan
makanan, sabun atau barang lain yang
memungkinkan terjadinya kontaminasi
dengan baterai terutama yang
mengandung bahan kimia. Jangan sampai
tercecer dan suatu waktu kita temukan
dalam keadaan rusak.
3. Belilah baterai yang lebih ramah
lingkungan. Pada Beberapa baterai
biasanya tertulis “No Mercury added”
atau “No Mercury and cadmium added”.
Pilihlah baterai yang bertuliskan
pemberitahuan seperti itu. Selain itu,
usahakan membeli baterai yang diproduksi
oleh perusahaan yang jelas.
4. Gunakanlah baterai isi ulang. Agar
penggunaan baterai jadi lebih hemat ada
baiknya menggunakan baterai isi ulang.
Jadi, jika energy baterai habis dapat diisi
ulang, tidak dibuang. Namun memang
dengan harga yang sedikit mahal.
5. Gunakan pada perangkat lain.
Kebanyakan peralatan yang kita gunakan
membutuhkan tegangan kerja satu baterai
sekitar 1.5 Volt dan tidak akan bekerja
jika kurang dari tegangan tersebut. Meski
demikian, tegangan baterai belum
sepenuhnya habis (nol), biasanya masih
tersisa kurang dari 1 volt. Tegangan
tersebut dapat kita gunakan sebagai
sumber energy untuk menyalakan
beberapa LED sebagai senter.
6. Jangan buang sembarangan. Jika baterai
sudah benar-benar tidak dapat digunakan
lagi atau baterai isi ulang telah rusak
(drop) jangan sesekali membuangnya
sembarangan. Di sekitar kita banyak para
pemulung yang sering mengumpulkan
baterai bekas untuk selanjutnya. Jadi, dari
pada dibuang sembarangan ada baiknya
dikumpulkan dan diberikan kepada
pemulung untuk selanjutnya dibawa ke
TPA dan diberikan kepada pihak penyedia
jasa pengelolaan sampah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) yang sudah
memenuhi standar manajemen limbah
 yaitu WMA (Waste Management
Indonesia).
Dari beberapa cara di atas mungkin salah satu
atau bahkan semuanya dapat kita aplikasikan.
Sehingga, penggunaan baterai jadi lebih hemat
dan maksimal.

5. KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan
hal penting dari penggunaan baterai, yakni
penggunaan baterai seharusnya bisa lebih
bijaksana jika kita selaku konsumen
memperhatikan kondisi lingkungan sekitar
kita, dengan tidak membuang baterai bekas
disembarang tempat karena akan berbahaya
bagi diri kita maupun lingkungan sekitar kita
terutama dalam jumlah besar.

Daftar pustaka
[1]www.wikipedia.com (07 Juni 2010).
[2]www.facebook.com/sigitpurnamajustfine/event/
(07 Juni 2010).
[3]www.ABCbateries.com (07 Juni 2010).