Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN I

METABOLISME ASAM LEMAK DALAM BIJI BERKECAMBAH

I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan nilai Rf komponen
trisical gliserol, diasil gliserol, dan pada minyak dalam biji berkecambah.

II. DASAR TEORI


Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung
potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu baru, misalnya embrio,
cadangan makanan, dan calon daun (calon akar). Sebutir biji mengandung satu
embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan
plumula (yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan makanan bagi embrio
tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein dan
beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, disebut testa.
Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan embrio
dan masuknya bakteri atau jamur ke dalam biji. Testa memiliki sebuah lubang
kecil, disebut mikropil. Di dekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan
kulit kotiledon. (Anonim, 2011)
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji.
Proses perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan
berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar.
(Anonim, 2011)
Perkecambahan dimulai dengan proses penyerapan air ke dalam sel-sel.
Proses ini merupakan proses fisika. Masuknya air pada biji menyebabkan enzim
aktif bekerja. Bekerjanya enzim merupakan proses kimia. Enzim amilase bekerja
memecah tepung menjadi maltose, selanjutnya maltose dihidrolisis oleh maltase
menjadi glukosa. Protein juga dipecah menjadi asam-asam amino. Senyawa
glukosa masuk ke proses metabolisme dan dipecah menjadi energi atau diubah
menjadi yang senyawa karbohidrat yang menyusun struktur tubuh. Asam-asam
amino dirangkaikan menjadi protein yang berfungsi untuk menyusun struktur sel
dan menyusun enzim-enzim baru. Asam-asam lemak terutama dipakai untuk
menyusun membrane sel.
Proses perkecambahan dipengaruhi oleh oksigen, suhu, dan cahaya. Oksigen
dipakai dalam proses oksidasi sel untuk menghasilkan energi. Perkecambahan
memerlukan suhu yang tepat untuk aktivasi enzim. Perkecambahan tidak dapat
berlangsung pada suhu yang tinggi, karena suhu yang tinggi dapat merusak enzim.
Pertumbuhan umumnya berlangsung baik dalam keadaan gelap. Perkecambahan
memerlukan hormone auksin dan hormone ini mudah mengalami kerusakan pada
intensitas cahay yang tinggi. Karena itu di tempat gelap kecambah tumbuh lebih
panjang daripada di tempat terang (Anonim, 2011).
Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai
panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat
peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan
glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen penting bagi
membran biologi.Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam
lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada
membran . Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak
disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak
bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat,
derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel. (Lehninger,
1982).
Triasilgliserol merupakan cadangan energi yang sangat besar karena dalam
bentuk tereduksi dan bentuk anhidrat. Oksidasi sempurna asam lemak
menghasilkan energi sebesar 9 kkal/g dibandingkan karbohidrat dan protein yang
menghasilkan energi sebesar 4 kkal/g. Ini disebabkan karena asam lemak jauh
lebih tereduksi (Lehninger, 1982).

III. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. Pipet tetes
2. Corong
3. Erlenmeyer 125 ml
4. Gelas kimia 2 buah
5. Spatula
6. Batang pengaduk
7. Pipa kapiler
8. Lumpang dan alu
9. Gelas ukur 20 & 50 ml
10. Neraca ohaus
11. Stopwatch
12. Chamber
13. Ayakan
14. Oven
15. Tissue
16. Kertas saring
17. Aluminium foil
18. Karet gelang
19. Wadah
20. Mistar
21. Kapas
22. Plat TLC

B. BAHAN
1. Asam formiat
2. Petroleum eter
3. n-heksan
4. Kacang tanah

IV. PROSEDUR KERJA


Adapun prosedur kerja yang akan dilakukan pada percobaan ini yaitu
sebagai berikut :
1. Mengecambahkan biji kacang tanah dengan 4 variasi waktu, yaitu selama 0
jam ; 48 jam ; dan 96 jam ; 120 jam.
2. Mengeringkan dalam oven pada suhu 70C selama 24 jam, lalu
menghaluskan biji kacang tanah dengan menggunakan lumpang dan alu.
3. Menimbang kacang tanah yang telah dihaluskan sebanyak 10 gram,
kemudian memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
4. Melakukan ekstraksi dengan cara menambahkan pelarut pengekstrak n-
heksan : petroleum eter dengan perbandingan 1 : 1 sebanyak 20 ml,
kemudian mengocok campuran selama 30 menit.
5. Menyaring larutan dan kemudian menguapkan filtrat tersebut.
6. Menotolkan filtrat pada plat TLC kemudian mengelusi dengan
menggunakan eluen dengan campuran n-heksana : petroleum eter : asam
formiat = 40 : 20 : 1.
7. Menampakan noda pada plat TLC yang telah dielusi dengan menggunakan
penampak noda iodium kemudan ditandai dengan pensil.
8. Mengerik noda yang menunjukan noda triasilgliserol, diasilgliserol,
monoassilgliserol dan asam lemak bebas dan membuat ekstrak dengan
pengekstrak heksana untuk noda TAG dan asam lemak bebas, heksan : dietil
eter = 1 : 1 (v/v) untuk noda DAG dan pengeksrak dietil eter untuk MAG.
9. Menimbang gelas arloji kosong. Lalu memasukkan ketiga larutan ekstrak
diatas kedalam masing-masing gelas arloji dan kemudian menguapkan pada
suhu kamar.
10. Menimbang gelas arloji yang berisi ekstrak kemudian menentukan fraksi
komponen TAG, DAG, MAG dan FFA.

V. HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan adalah sebagai
berikut:
a) Kecambah 0 hari
No
Perlakuan Hasil Pengamatan
.
1. Berkecambah selama 0 hari 0 cm
2. Oven selama 24 jam Kering
3. Kacang dihaluskan dan ditimbang Halus, 10 gram
4. Ekstraksi dengan campuran pelarut n-
Campuran keruh
heksan dan petroleum eter (1:1)
5. sebanyak 20 ml. Filtrat dan residu
6. Pengocokkan selama 30 menit Warnanya keruh
7. Tidak terbentuk bercak
dan menyaring
8. Pemekatan filtrat Terbentuk bercak
Penotolan dan elusi sampel dengan berwarna kuning
9.
eluen-n-heksan (40:20:1) 6,6 cm
Penguapan dengan menggunakan 3,1 cm
10.
0,469
iodium
Jarak eluen
Jarak komponen
Menghitung nilai Rf

b) Kecambah 2 hari
No Pengamatan hari ke-
Perlakuan
. 1 2
1. Jumlah daun - -
2. Panjang - 0,5 cm
3. Warna - Putih

No
Perlakuan Hasil pengamatan
.
1. Berkecambah selama 2 hari 0,5 cm
2. Oven selama 24 jam Kering
3. Kacang dihaluskan dan ditimbang Halus, 10 gram
4. Ekstraksi dengan campuran pelarut
Campuran keruh
n-heksan dan petroleum eter (1:1)
5. sebanyak 20 ml Filtrat dan residu
Pengocokkan selama 30 menit - Berwarna putih keruh
6. dan menyaring - Berwarna kekuningan (+)
7. Pemekatan - Tidak terbentuk bercak
Penotolan dan elusi sampel dengan
8.
eluen n-heksan (40:20:1) Terbentuk bercak kuning
Penguapan dengan menggunakan
9.
iodium
5,8 cm
10. Jarak eluen
Jarak komponen 2,8 cm
Menghitung nilai Rf
0,482

c) Kecambah 4 hari
No Pengamatan hari ke-
Perlakuan
. 1 2 3 4
1. Jumlah daun - - - -
2. Panjang 0,5 cm 1,5 cm 2,5 cm 3,5 cm
3. Warna Putih Putih Coklat Coklat

No
Perlakuan Hasil pengamatan
.
1. Berkecambah selama 4 hari 3,5 cm
2. Oven selama 24 jam Kering
3. Kacang dihaluskan dan ditimbang Halus, 3,5 gram
4. Ekstraksi dengan campuran pelarut
Kuning kekeruhan
n-heksan dan petroleum eter (1:1)
5. sebanyak 20 ml Filtrat dan residu
Pengocokkan selama 30 menit Berwarna kuning (++)
6.
7. dan menyaring
Pemekatan Tidak terbentuk bercak
8. Penotolan dan elusi sampel dengan
Ada bercak kuning
9. eluen n-heksan (40:20:1)
Penguapan dengan menggunakan
1,8 cm
10.
iodium
7,1 cm
Jarak eluen
Jarak komponen 0,253
Menghitung nilai Rf

d) Kecambah 5 hari
No Pengamatan hari ke-
Perlakuan
. 1 2 3 4 5
1. Jumlah daun - - - - 4
2. Panjang - 0,3 cm 1,8 cm 2,5 cm 4,8 cm
3. Warna - Putih Putih Putih Putih
kecoklata kecoklata
n n

No
Perlakuan Hasil pengamatan
.
1. Berkecambah selama 5 hari 4,8 cm
2. Oven selama 24 jam Kering
3. Kacang dihaluskan dan ditimbang Halus, 10 gram
4. Ekstraksi dengan campuran pelarut
Putih kecoklatan
n-heksan dan petroleum eter (1:1)
5. sebanyak 20 ml Filtrat dan residu
Pengocokkan selama 30 menit Berwarna putih
6. dan menyaring kekuningan (++)
7.
Putih kekuningan
Pemekatan
8. Penotolan dan elusi sampel dengan Terbentuk bercak
9. eluen n-heksan (40:20:1) Terbentuk bercak kuning
Penguapan dengan menggunakan
10.
iodium
1,8 cm
Jarak eluen
Jarak komponen 4,8 cm
Menghitung nilai Rf
0,375

VI. PERHITUNGAN

a) Kecambah untuk 0 jam


Dik : Jarak komponen = 3,1 cm
Jarak eluen = 6,6 cm
Dit : Rf.....?
Penye :
Jarak komponen
Rf
Jarak eluen
3,5 cm

6, 6 cm
0, 469

b) Kecambah untuk 48 jam


Dik : Jarak komponen = 2,8 cm
Jarak eluen = 5,8 cm
Dit : Rf.....?
Penye :
Jarak komponen
Rf
Jarak eluen
2,8 cm

5,8 cm
0, 482
c) Kecambah untuk 96 jam
Dik : Jarak komponen = 1,8 cm
Jarak eluen = 7,1 cm
Dit : Rf.....?
Penye :
Jarak komponen
Rf
Jarak eluen
1,8 cm

7,1 cm
0, 253

d) Kecambah untuk 120 jam


Dik : Jarak komponen = 1,8 cm
Jarak eluen = 4,8 cm
Dit : Rf.....?
Penye :
Jarak komponen
Rf
Jarak eluen
1,8 cm

4,8 cm
0,375
VII. PEMBAHASAN
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji.
Proses perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan
berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar
(Anonim, 2011).
Triasilgliserol merupakan cadangan energi yang sangat besar karena dalam
bentuk tereduksi dan bentuk anhidrat. Oksidasi sempurna asam lemak
menghasilkan energi sebesar 9 kkal/g dibandingkan karbohidrat dan protein yang
menghasilkan energi sebesar 4 kkal/g. Ini disebabkan karena asam lemak jauh
lebih tereduksi (Lehninger, 1982).
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan nilai Rf
komponen trisical gliserol, diasil gliserol, dan pada minyak dalam biji
berkecambah.
Pada percobaan ini, kita menggunakan kecambah kacang tanah dengan
lama penyimpanan berturut-turut adalah 0 jam, 48 jam, 96 jam, dan 120 jam.
Kemudian mengeringkan sampel dalam oven pada suhu 70C selama 24 jam. Hal
ini dilakukan, agar untuk mempermudah proses penggerusan.
Perlakukan yang pertama yaitu menggerus masing-masing sampel dengan
tujuan untuk menghaluskan sampel agar mudah diekstrak. Setelah itu, menimbang
sampel sebanyak 10 gram untuk kecambah 5 hari, 2 hari dan 0 hari, dan 3,5 gram
untuk kecambah 4 hari. Kemudian ditambahkan dengan pelarut heksana dan dieter
dengan perbandingan 1;1 sebanyak 20 ml. Digunakan pelarut heksana dan dietil
eter karena asam lemak hanya dapat larut dalam pelarut yang bersifat non-polar.
Hal ini disebabkan karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur
karbon(-CH2-CH2-CH2-) maka lemak mempunyai sifat hydrophob, sehingga
lemak sulit untuk larut di dalam air (Boyer, 1993).
Selanjutnya masing-masing sampel dikocok selama 30 menit. Adapun
fungsi dilakukan pengocokan adalah untuk menghomogenkan antara serbuk
kecambah kacang tanah dengan pelarut heksana dan dietil eter. Perlakuan
selanjutnya yaitu, menyaring ekstrak, dengan tujuan untuk memisahkan zat lain
dengan gliserida yang terlarutkan, kemudian melakukan penguapan terhadap
masing-masing filtrat, dengan tujuan agar diperoleh lemak yang bebas dari
pelarut.
Selanjutnya yaitu menotolkan filtrat pada plat TLC kemudian mengelusi
dengan menggunakan eluen dengan campuran heksana : dietil eter : asam formiat
= 40 : 20 : 1. Setelah menampakan noda pada plat TLC yang telah dielusi dengan
menggunakan penampak noda, pada percobaan ini, kita menggunakan larutan
penampak noda berupa iodium, kemudan ditandai dengan pensil. Adapun bercak
yang nampak yaitu bagian bawah adalah Triasilgliserol (TAG), bagian tengah
adalah Diasilgliserol (DAG) dan bagian atas adalah Monoasilgliserol (MAG).
Tetapi untuk sampel dengan lama penyimpanan 0 jam, tidak terbentuk bercak.
Selanjutnya, mengerik bercak yang nampak, dimana noda yang nampak
menunjukkan triasilgliserol, diasilgliserol, monoassilgliserol dan asam lemak
bebas dan membuat ekstrak dengan pengekstrak heksana untuk noda TAG dan
asam lemak bebas, heksan : dietil eter = 1 : 1 (v/v) untuk noda DAG dan
pengeksrak dietil eter untuk MAG.
Setelah itu, mengukur jarak komponen dan jarak eluen yang terlihat pada
sampel. Kemudian menghitung nilai Rf pada masing-masing sampel. Nilai Rf
merupakan nilai yang digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar
sampel. Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase
diam sehingga nilai Rf sering juga disebut faktor retensi. Nilai Rf untuk sampel
kecambah 0 hari, 2 hari, 4 hari dan 5 hari yang diduga memiliki komponen TAG
secara berturut-turut yaitu 0,469, 0,482, 0,253, dan 0,375.
Produk-produk antara dalam yang membentuk MAD, DAG, TAG dapat
dideteksi menggunakan komatografi lapis tipis sehingga metabolisme asam lemak
dalam biji berkecembah akan dapat dideteksi melalui identifikasi produk antara
hidrolisis minyak dan perubahan asam lemak bebas selama proses
perkecambahan.

VIII. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Nilai Rf untuk kecambah 0 hari diduga memiliki komponen TAG 0,469
2. Nilai Rf untuk kecambah 2 hari diduga memiliki komponen TAG 0,482
3. Nilai Rf untuk kecambah 4 hari diduga memiliki komponen TAG 0,253
4. Nilai Rf untuk kecambah 5 hari diduga memiliki komponen TAG 0,375

IX. DAFTAR PUSTAKA


Anonim, (2011). Perkecambahan biji. [Online]: Terseida:
http://dwikahenny24.wordpress.com. Diunduh tanggal 24 Maret 2017.

Anonim, (2011). Perkecambahan. [Online]: Tersedia:


http://id.answers.yahoo.com. Diunduh tanggal 24 Maret 2017.

Boyer, Rodney F. (1993). Modern Experimental Biochemistry. Edisi kedua.


California: The Benjamin/Cummings Publishing Company. Inc.

Lehninger AL. (1982). Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Maggy Thenawijaya,


penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.

Anda mungkin juga menyukai