Anda di halaman 1dari 14

Ada Apa dengan

Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


Penelitian Kualitatif
Dosen Pengampu : Drs. Sahat Saragih,
MSi
Surabaya
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

Laporan Hasil Wawancara

Hari/Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 18 September 2016

Waktu Pelaksanaan : 07.00 WIB

Tempat Pelaksanaan : Taman Bungkul Surabaya

Narasumber : 1. Bapak Setyo Adi (Ketua

Paguyuban Sepeda Djowo Asli

(Sedjoli))

2. Bapak Sutarman (Anggota Paguyuban

Sepeda Djowo Asli (Sedjoli))

Pewawancara : Etik Darul Muslikah

Tema wawancara : Seputar Komunitas Sepeda Djowo

Asli (Sedjoli)

Tujuan wawancara : Mengetahui seputar komunitas

sepeda onthel, Sepeda Djowo Asli

(Sedjoli).

Hasil Wawancara

Hari minggu adalah hari yang paling ditunggu-tunggu para

pekerja maupun para pelajar. Hari minggu banyak dimanfaatkan

oleh masyarakat untuk berolahraga, bersenang-senang bersama

keluarga dan sahabat, terutama di kota-kota besar khususnya

1
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

Surabaya. Bila mengingat Surabaya, salah satu tempat yang

paling populer adalah Taman Bungkul.

Awal mula nama taman bungkul memang tidak lepas dari

nama seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam

penyebaran agama Islam di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Beliau adalah Ki Ageng Supo yang kemudian mendapat gelar

Sunan Bungkul atau Mbah Bungkul yang makamnya terdapat di

belakang taman ini dan sekaligus menjadi tempat bagi para

peziarah. Sejak diresmikan pada 21 Maret 2007, perkembangan

Taman Bungkul semakin pesat. Salah satunya disebabkan

sarana-sarana penunjang, seperti skateboard track dan BMX

track, jogging track, plaza (panggung untuk live performance

berbagai jenis entertainment), zona akses Wi-Fi gratis, telepon

umum, area green park dengan kolam air mancur, taman

bermain anak-anak hingga pujasera. Taman Bungkul sudah

seperti jantung kota Surabaya. Taman ini sekarang menjadi

taman wisata bagi mereka yang ingin menikmati suasana hijau di

tengah kota. Beberapa acara juga sering di gelar ini taman ini

bagi kegiatan hiburan atau kebudayaan.

Salah satu hal yang menarik yang ada di Taman Bungkul

ialah keberadaan komunitas. Mulai dari Komunitas Pecinta

Binatang, Komunitas Pecinta Alam, Komunitas Pecinta Sepeda

dan banyak lainnya. Salah satu yang paling menrik ialah

2
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

Komunitas Pecinta Sepeda Onthel. Oleh sebab itu, pewawancara

tertarik untuk menggali data mengenai pecinta sepeda onthel

tersebut. Salah satu komunitas pecinta sepeda onthel yang ada

di Taman Bungkul ialah Komunitas Sedjoli (Sepeda Djowo Asli).

Pagi itu, sebenarnya banyak sekali sepeda berjajar di

pinggir Jalan Raya Darmo, tepat dipinggiran Taman Bungkul

Surabaya. Salah satu yang menarik untuk bahan penelitian ialah

komunitas Sedjoli. Tampak beberapa orang, yang semuanya

adalah bapak-bapak mengenakan pakaian daerah loreng-loreng

dan menggunakan blangkon, dan yang paling menarik ada salah

satu bapak mengenakan pakaian meneer. Melihat bapak

tersebut, kemudian peneliti tertarik untuk melakukan proses

wawancara. Akhirnya bapak tersebut bersedia untuk

diwawancarai. Beliau bernama Suratman. Beliau mulai

menceritakan awal mulanya mengikuti Komunitas Sedjoli ini.

Berdasarkan hasil wawancara Bapak Sutarman, salah satu

anggota Sedjoli, beliau mengatakan bahwa awalnya jarang

melakukan olahraga dan setelah beberapa lama ternyata

mengalami penyakit hernia. Setelah berobat kesana kemari,

penyakitnya masih belum hilang. Akhirnya beliau memanfaatkan

sepeda onthel yang ada di rumah yang tidak terpakai untuk

sarana berolahraga. Beliau menyadari bahwa di usia yang

sekarang apabila tidak digunakan untuk berolahraga, maka

3
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

tulangnya bisa keropos. Sepeda onthel yang digunakan beliau

memiliki ukuran tanggung, sehingga bisa dijangkau karena tidak

terlalu tinggi.

Setelah beberapa saat melakukan wawancara dengan

Suratman, akhirnya ada seorang bapak-bapak menggunakan

pakaian adat dan blangkon menghampiri peneliti. Beliau adalah

Setyo Adi, yang merupakan ketua komunitas Sedjoli tersebut.

Beliau kemudian bercerita tentang banyak hal mengenai

Komunitas Sedjoli. Beliau sangat mencintai sepeda onthel. Saat

bercerita, beliau sangat bersemangat dan sangat antusias.

Bapak Setyo Adi mengenakan kaos hitam bertuliskan Komunitas

Sedjoli, luaran hitam, celana hitam dan dilengkapi dengan

blangkon. Beliau memang mengharuskan para anggotanya untuk

berpakaian nasional atau semacamnya saat ada perkumpulan

seperti saat Car Free Day, kecuali ketika ada senam. Selain itu,

nilai historis dari bersepeda onthel juga akan lebih terasa bila

dibarengi dengan pakaian daerah, pakaian nasional dan

semacamnya.

Komunitas tersebut biasa disebut Paguyuban Sepeda Kuno

SEDJOLI (Sepeda Djowo Asli) yang diketuai oleh Setyo Adi. Sedjoli

sendiri sejauh ini dihuni oleh lebih dari 100 anggota. Ada

kemungkinan angka tersebut terus bertambah. Sedjoli sendiri

sudah berjalan delapan tahun ini, tepatnya sejak 16 Maret 2008.

4
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

Anggotanya terdiri dari berbagai macam kalangan, mulai dari

tukang becak, petani, pedangang, tukang las, pegawai negeri

dan sebagainya. Ada banyak komunitas sepeda onthel yang ada

di Surabaya, akan tetapi Sedjoli yang masih sering mengikuti

kegiatan dan perlombaan. Sedjoli tergabung di KOSTI atau

Komunitas Sepeda Tua Indonesia. Sedjoli sendiri berpusat di

Kenjeran. Setyo Adi (narasumber) menjelaskan mengenai visi

dan misi dari komunitas SEDJOLI, yaitu visinya adalah

sekeluarga, sehati dan sesaudara. Misinya adalah menjalin

silaturahmi pecinta sepeda kuno se-Surabaya pada khususnya

dan se-Indonesia pada umumnya. Ada beberapa tujuan lain

diadakannya komunitas sepeda kuno yang ada di Surabaya

tersebut, yaitu sebagai sarana olahraga, melestarikan

kebudayaan, meningkatkan rasa nasionalisme dan mengingat

sejarah. Alasan kenapa mereka memilih menggunakan sepeda

kuno untuk berolahraga yaitu salah satunya karena sepeda kuno

berbeda dengan sepeda modern di jaman sekarang. Dibanding

sepeda modern, sepeda kuno lebih bisa digunakan untuk

bersantai, bersepeda pelan-pelan dan tidak ngebut. Pecinta

sepeda kuno ini sebagian besar berusia 35 tahun ke atas. Oleh

sebab itu, mereka tidak mengedepankan kecepatan, akan tetapi

kebersamaan, keindahan, guyup dan romantisme. Selain alasan

itu, bersepeda juga akan melatih kaki untuk sering gerak

5
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

mengayuh. Di usia lansia hal itu sangat bermanfaat bagi

kesehatan tulang.

Biasanya mereka mulai bersepeda sebelum matahari terbit,

mengitari kota surabaya. Setelah sampai Taman Bungkul mereka

beristirahat sejenak. Sepeda onthel yang mereka kendarai

diparkir berjajar dengan rapi. Sambil beristirahat, biasanya

mereka melakukan obrolan ringan, tertawa bersama, mengamati

sekitar dan menikmati suasana pagi yang ada di Taman Bungkul.

Bapak Setyo Adi mengatakan bahwa para pecinta Sedjoli ini

merasakan kesenangan ketika bisa berkumpul bersama, karena

kesempatan seperti ini hanya bisa didapat setidaknya satu

minggu sekali saat Car Free Day kecuali ada event. Setelah ini

mereka mulai sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Dalam komunitas sepeda onthel ini juga sering diadakan

lomba. Peserta yang tergabung dari berbagai daerah yang ada di

Indonesia. Sedjoli pernah memenangkan perlombaan sebagai

Juara 1 di Malang, Juara 1 di Sampang, Juara 1 di Blitar. Setyo Adi

menjelaskan bahwa mengadakan perlombaan sepeda onthel

memang sangat rumit. Mulai dari penilaian, yaitu kerapian

pakaian, kerapian berjalan, keindahan sepeda dan sebagainya.

Setyo Adi memiliki harapan besar kepada para pejabat maupun

pihak universitas-universitas termasuk mahasiswa untuk ikut

bergabung melestarikan kebudayaan sepeda kuno yang hampir

6
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

punah ini. Selain sabagai sarana olahraga dan silaturahmi,

dengan adanya komunitas sepeda onthel ini diharapkan dapat

melestarikan budaya. Sepeda onthel termasuk barang yang

langka, mengingat bahwa produksinya dari jaman dahulu. Pada

sepeda onthel, semakin lama tahun keluaran, harga sepeda

tersebut juga semakin mahal. Akan tetapi tergantung kondisi dan

jenis sepeda onthelnya.

Berdasarkan penuturan Setyo Adi, Sepeda onthel terbagi

dalam beberapa jenis. Pada jaman dahulu sepeda onthel bisa

digunakan sesuai dengan golongan atau status masyarakat.

Fongers digunakan oleh rakyat biasa. Merk NSU untuk polisi.

Hampers untuk para pedagang. Simplex untuk orang seni.

Gazelle untuk pejabat. Sepeda onthel akan semakin mahal dalam

kondisi yang original. Sepeda onthel tersebut juga memiliki harga

yang bervariatif. Mulai harga 1,5 juta sampai puluhan juta.

Sedangkan Merk Phoenix bisa didapat dengan harga lebih murah

karena termasuk sepeda keluaran baru. Sepeda kuno dianggap

lebih modern dibanding sepeda jaman sekarang. Menurut beliau,

salah satunya ialah karena bagian operan. Operan sepeda jaman

sekarang itu berada diluar, sedangkan sepeda kuno bisa tidak

terlihat atau tertutup.

7
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

Kumpulan Sepeda Onthel Komunitas Sedjoli

Beliau menyatakan bahwa universitas yang ada itu sifatnya

hanya hura-hura, karena pada jaman sekarang yang banyak

diadakan ialah Fun Bike. Dalam Fun Bike yang banyak

diharapkan ialah adanya doorprise, bukan pada sisi senang atau

kecintaannya terhadap sepeda itu sendiri. Hal tersebut berbeda

dengan sepeda onthel. Dalam sepeda onthel, diajarkan untuk

melestarikan budaya. Karena ketika diadakan lomba sepeda

onthel, pakaian yang digunakan juga pakaian tradisional. Selama

menjabat sebagai Ketua Komunitas Sedjoli, Setyo Adi melarang

8
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

anggotanya menggunakan kaos ketika ada kegiatan kecuali ada

senam. Selama menghadiri kegiatan ataupun pameran, anggota

Sedjoli wajib menggunakan pakaian nasional atau pakaian

daerah. Selain itu mengajarkan kepada anak muda untuk

mengerti romantika. Manfaat bersepeda onthel selain yang

disebutkan di atas juga bisa untuk menyembuhkan penyakit

stroke, karena gerakannya bisa pelan-pelan, tidak seperti sepeda

modern.

Beliau sempat menyampaikan harapannya kepada pihak

universitas khususnya yang ada di Surabaya untuk

mempertimbangkan usulannya. Dalam kegiatan yang diadakan

pun, beliau mengharapkan adanya penilaian yang detail bagi

peserta sepeda onthel sesuai kriteria masing-masing. Misal juara

1 tentang Kerapian Berjalan, Kerapian Sepeda, Kerapian Pakaian,

Peserta Termuda, Peserta Tertua dan Peserta Dari Jauh. Semua

kriteria-kriteria tersebut harus menjadi pertimbangan bagi

panitia, kalau misal mengadakan lomba sepeda onthel. Jadi, tidak

cukup hanya dengan doorprise. Karena mengumpulkan orang

dengan iming-iming doorprise itu hal yang mudah. Semua orang

menyukai hadiah. Tetapi kalau dengan kriteria tersebut hanya

orang-orang yang benar-benar menyukai yang akan mengikuti

atau berpartisipasi.

9
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

Proses

Wawancara dengan Bapak Setyo Adi

Proses

wawancara dengan Bapak Suratman

Setelah proses wawancara selesai, beliau menjelaskan

bahwa pukul sembilan (9) pagi, segala kegiatan komunitas harus

10
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

segera dibubarkan demi ketertiban lalu lintas yang berada di

seputaran Taman Bungkul. Sebelum menyelesaikan wawancara

dan meninggalkan tempat, peneliti meminta untuk

mengabadikan momen tersebut. Beliau juga sangat menyambut

dengan hangat apabila ada mahasiswa yang akan melakukan

penelitian mengenai Komunitas Sepeda Onthel khususnya Sedjoli

ini. Karena dengan penelitian tersebut bisa menjadi salah satu

cara atau sarana untuk mempopulerkan sepeda onthel kepada

generasi muda. Bagi beliau tidak perlu malu untuk menggunakan

sepeda onthel, justru sepeda onthel adalah barang yang sudah

langka, banyak nilai historisnya, dan patut untuk dilestarikan.

Dari hasil wawancara yang telah disebutkan di atas, dapat

dikatakan bahwa keberadaan sepeda onthel masih sangat eksis

sampai jaman sekarang. Salah satu hal yang mendasari ialah

karena cinta atau hobi. Dari kecintaannya terhadap sepeda

onthel tersebut dapat berkembang menjadi suatu kegiatan

bermakna. Dapat mendatangkan kesehatan, kebugaran, sarana

silaturahmi, dan untuk menikmati masa tua para anggotanya

yang sudah lansia. Fungsi sepeda onthel pun juga sudah sedikit

tergeser, yang awalnya untuk sarana transportasi, karena

perkembangan jaman menjadi sarana hobi, sarana olahraga dan

trend masa kini.

11
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

TERIMA KASIH

Open Coding

Fenomena : Eksistensi Komunitas Sepeda Ontel Sedjoli/


(Sepeda Djowo Asli) Surabaya

Kategori Properti Dimensi


Usia Sejak kapan Lama-baru
dibentuk
Anggota Jumlah Banyak-sedikit
Status ekonomi Atas-bawah
Kegiatan Frekuensi Banyak-sedikit
Intensitas Sering-jarang
Prestasi Frekuensi Banyak-sedikit
Intensitas Sering-jarang
Sepeda Onthel Jenisnya Banyak-sedikit
Harga Mahal-murah

12
Ada Apa dengan Sedjoli ????
Komunitas Sepeda Onthel
Surabaya

Tujuan Motifnya Baik-tidak baik

13

Anda mungkin juga menyukai