Anda di halaman 1dari 18

Fungsi Sosial Keberadaan Banyumas Cycling Community (BCC)

Oleh:
Hamdani Yusuf dan Puji Lestari, M.Hum
e-mail: yusufh789@gmail.com

ABSTRAK
Tren sepeda tidak terkikis oleh zaman yang semakin pesat dalam mengembangkan teknologi
transportasi. Sepeda masih tetap eksis di kalangan masyarakat Indonesia dari berbagai latar
belakang status sosial. Bahkan sepeda sudah menjadi hobi bagi beberapa kalangan masyarakat di
berbagai wilayah Indonesia. Persamaan hobi ini mendorong keinginan masyarakat untuk
membuat suatu komunitas, seperti yang dilakukan oleh masyarakat Banyumas. Masyarakat
Banyumas yang memiliki hobi di bidang sepeda mendirikan komunitas sepeda yang bernama
Banyumas Cycling Community yang selanjutnya disingkat BCC. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui proses terbentuknya BCC, mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi
terbentuknya BCC, mengetahui kegiatan yang dilakukan BCC, dan mengetahui fungsi sosial dari
keberadaan BCC.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, diantaranya yaitu
menginterpretasikan bagaimana adanya fungsi sosial keberadaan Banyumas Cycling Community
(BCC). Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan purposivesampling. Informan
penelitian adalah masyarakat Banyumas yang menjadi anggota BCC serta masyarakat Banyumas
yang mengetahui adanya BCC. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Teknik pengumpulan data penelitian dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini
menunjukkan BCC mengalami proses dan tahapan terbentuknya yakni interaksi antar pendiri
BCC, kesepakatan antar pendiri BCC, dan pembentukan norma dalam BCC. Kemudian ada dua
faktor yang melatarbelakangi terbentuknya BCC yaitu faktor internal meliputi kesamaan hobi
terhadap dunia sepeda, solidaritas perasaan yang sama dalam berkelompok, serta faktor eksternal
meliputi banyaknya masyarakat yang bersepeda di kawasan Purwokerto secara individual,
pengaruh kampanye dan sosialisasi pengurangan polusi udara oleh media massa. Lalu terdapat
dua jenis kegiatan yang dimiliki BCC meliputi kegiatan rutin dan kegiatan insidental. BCC juga
memiliki fungsi sosial dari keberadaanya yaitu fungsi manifest (terlihat) dan fungsi laten
(tersembunyi). Fungsi manifest keberadaan BCC meliputi fungsi hubungan sosial, fungsi edukasi
atau pendidikan, fungsi persuasi, fungsi problem solving atau pemecahan masalah dan decision
making atau pembuatan keputusan, dan fungsi terapi. Sedangkan fungsi laten keberadaan BCC
meliputi fungsi stratifikasi sosial, fungsi pencarian unsur modal sosial, dan fungsi eksistensi diri.

Kata kunci: Sepeda, Banyumas Cycling Community (BCC), Fungsi Sosial

Jurnal Pendidikan Sosiologi/1


The Social Function of Banyumas Cycling Community (BCC) Existence
By:
Hamdani Yusuf and Puji Lestari, M.Hum
e-mail: yusufh789@gmail.com

ABSTRACT
The trend of bicycle is not eroded by the increasingly rapid era in the transportation technology
development. Bicycle still exists among Indonesian society from different social status
backgrounds. Even cycling has become a hobby for some people in various regions of Indonesia.
This same hobby encourages the people to establish a community, it is like the Banyumas people
do. The Banyumas society who has hobbies in the field of bicycle established a bicycle
community called Banyumas Cycling Community (BCC). This study aims to find out the process
of BCC formation, to find out the factor behind the BCC formation, to find out the activities
organized by BCC, and to find out the social function of BCC existence.This study used a
qualitative descriptive method, that is interpreting how social function of BCC existence is. The
selection of informants in this study was conducted by purpose sampling. The informants were
Banyumas society who are members of BCC and Banyumas society who knows the existence of
BCC. The types of the data in this study were primary and secondary. The techniques of the data
collection were observation, interview, and documentation. The technique of the data validity
was triangulation. The data analysis technique in this study used an interactive model analysis
technique by Mile and Huberman.The results of the study show that BCC experienced the
processes and the stages of community formation, i.e., the interaction among BC founders, the
agreement among BCC founders, and the establishment of BCC norms. Later, there are two
factors behind the formation of BCC, i.e., internal factors including the similarity of the hobby to
the world of bicycle and the solidarity of the same feeling in a group, and external factors
including the number of people cycling in Purwokerto individually, the campaign influence, and
the socialization of air pollution reduction by mass media. Afterwards, there are two types of
BCC activities including routine activities and incidental activities. BCC also has social
functions of its existence that are manifest function ( visible) and latent function (hidden). The
manifest function of BCC existence includes social relation function, educational function,
persuasion function, problem solving function, decision making function, and therapy function.
Whereas latent function of BCC existence includes social stratification function, search function
of social model elements, and the function of self-existence.
Keyword: Bicycle, Banyumas Cycling Community (BCC), a Social Function

Jurnal Pendidikan Sosiologi/2


A. PENDAHULUAN dikendarai (safety bicycle) dengan
Transportasi sudah ada sejak memiliki rantai untuk menggerakan
zaman manusia lahir di muka bumi. roda belakang dan ukuran kedua
Keberadaan transportasi tidak lain rodanya sama.
adalah sebagai penunjang aktivitas Tren sepeda sebagai alat
manusia sehari-hari, dan sebagai sarana transportasi dan gaya hidup pada
mobilitas manusia di darat, laut, awalnya hanya ada di Inggris, Belanda,
maupun udara. Seperti halnya dengan Prancis, dan negara-negara Eropa
sepeda yang sudah lama menjadi alat lainnya yang notabene adalah negara
transportasi umum yang sangat cikal-bakalnya sepeda. Ekspansi
terkenal. Sejak ditemukannya sepeda negara-negara Eropa ke berbagai
dengan roda depan yang sangat besar belahan dunia (termasuk Indonesia)
(high wheel bicycle) dan roda belakang inilah yang turut menyebarkan tren
sangat kecil pertama kalinya oleh orang sepeda ke seluruh dunia. Sepeda
Inggris bernama James Starley pada kemudian menjadi alat transportasi
tahun 1885, sepeda menjadi alat yang terkenal di semua negara,
transportasi wajib karena mudah dan terutama negara-negara jajahan Eropa
praktis. yang pada waktu itu belum terlalu
Tren sepeda roda dua mendunia mengenal sepeda karena transportasi
setelah berdirinya pabrik sepeda mereka pada umumnya masih
pertama kali di Coventry, Inggris pada menggunakan kuda atau gerobak.
tahun 1885 (Komunitas Siklus, 2006: Salah satu negara jajahan yang
10). Pabrik yang didirikan James mempunyai tren cukup tinggi terhadap
Starley ini makin menemukan sepeda adalah Indonesia. Hal ini
momentum setelah tahun 1888 John dipengaruhi oleh penjajahan yang
Dunlop menemukan teknologi ban cukup lama oleh Inggris dan Belanda.
angin (pneumatic tire). Setelah Tercatat pada akhir abad 18, banyak
dipasang ban angin, laju sepedapun para bangsawan Indonesia yang telah
tidak lagi berguncang. James Starley mempunyai sepeda. Pada saat itu
dan John Kemp Starley berhasil sepeda adalah barang yang mahal dan
menciptakan sepeda yang aman hanya para bangsawan dan orang-orang

Jurnal Pendidikan Sosiologi/3


terpandang saja yang mampu Banyumas Cycling Community yang
membelinya. Barulah di awal abad 19 selanjutnya disingkat BCC.
yaitu masa penjajahan Belanda sebelum Keberadaan komunitas sepeda
perang dunia kedua, sepeda mulai bisa sendiri dinilai masyarakat dalam dua
dimiliki oleh orang-orang biasa karena bentuk, ada yang menilai sebagai hal
adanya ekspor besar-besaran oleh positif dan ada pula yang menilainya
Inggris dan Belanda. Hal ini kemudian sebagai hal negatif. Masyarakat yang
memicu adanya komunitas-komunitas menilai positif mengapresiasi bahwa
sepeda dan balap sepeda di kalangan komunitas sepeda memberikan dampak
pribumi. Balap sepedapun menjadi tren baik bagi para anggotanya karena
yang mumpuni di kalangan rakyat sering melakukan kegiatan gowes
Indonesia. Pada saat itu, Semarang dan bareng sebagai bentuk olahraga yang
Bandung menjadi pusat tren sepeda di menyehatkan tubuh dan dapat
Indonesia. menambah jaringan sosial. Sedangkan,
Hingga sampai saat ini tren masyarakat yang menilai komunitas
sepeda tidak terkikis oleh zaman yang sepeda secara negatif menilai
semakin pesat dalam mengembangkan komunitas sepeda biasanya berkumpul
teknologi transportasi. Sepeda masih bersama tanpa arah dan tujuan tertentu,
tetap eksis di kalangan masyarakat melakukan gowes atau touring
Indonesia dari berbagai latar belakang menggunakan sepeda yang membuang-
status sosial. Bahkan sepeda sudah buang waktu dan biaya.
menjadi hobi bagi beberapa kalangan B. KERANGKA TEORI
masyarakat di berbagai wilayah 1. Fungsi Sosial
Indonesia. Persamaan hobi ini Fungsi adalah suatu proses yang
mendorong keinginan masyarakat untuk di dalamnya terdapat beberapa
membuat suatu komunitas, seperti yang komponen-komponen yang saling
dilakukan oleh masyarakat Banyumas. mempengaruhi dan bertujuan untuk
Masyarakat Banyumas yang memiliki menghasilkan suatu tujuan tertentu.
hobi di bidang sepeda mendirikan Selain untuk melaksanakan tugas-tugas
komunitas sepeda yang bernama kehidupan dan memenuhi kebutuhan,
fungsi juga bertujuan untuk

Jurnal Pendidikan Sosiologi/4


menghasilkan suatu tujuan tertentu. 2. Komunitas
(Fuadi, 2013). Dalam penelitian ini Komunitas merupakan suatu
fungsi yang dimaksud adalah fungsi lanjutan dari kelompok sosial. Ketika
sosial. Pengertian sosial sendiri kelompok sosial sudah memliki tujuan
mengacu pada kehidupan individu yang bersama yang jelas atas dasar kesamaan
hidup bersama di dalam masyarakat. yang dimiliki maka kelompok tersebut
Berdasarkan teori fungsional bisa dikatakan sebagai komunitas.
yang dikemukakan oleh Durkheim Kelompok sosial lahir dari hubungan
(Jones, 2009) bahwa kehidupan suatu yang terjadi di antara individu-individu
masyarakat memiliki struktur dan (manusia) yang dilandasi oleh
bekerja sebagai sistem. Saling bekerja kesamaan-kesamaan kepentingan
dengan memainkan fungsinya masing- bersama. Anwar dan Adang (2013: 219)
masing yang tentunya fungsi tersebut dalam bukunya menyatakan bahwa
bermanfaat dan memiliki nilai guna kelompok atau group adalah kumpulan
bagi masyarakat serta diperlukan oleh dari individu yang berinteraksi satu
struktur sosial secara keseluruhan, sama lain, pada umumnya hanya untuk
sehingga tercipta hasil akhir yang baik melakukan pekerjaan, untuk
dan terciptanya masyarakat yang sehat meningkatkan hubungan antarindividu,
apabila kebutuhan sistem sosial dapat atau bisa saja untuk keduanya.
terpenuhi. Secara sosiologis, komunitas
Sebaliknya, apabila dalam suatu dapat didefinisikan sebagai unit sosial
sistem terdapat bagian yang tidak atau politik dari organisasi sosial yang
menjalankan fungsinya atau disfungsi, memberi orang sebuah rasa memiliki.
maka yang terjadi adalah kerusakan Rasa memiliki dapat didasarkan pada
dalam sebuah sistem dan tidak tempat tinggal bersama di kota atau
terpenuhinya kebutuhan masyarakat wilayah tertentu, seperti Yogyakarta,
dalam suatu sistem tersebut. Begitu atau pada sebuah identitas bersama,
halnya dengan konteks fungsi sosial seperti pedagang kaki lima, penggemar
yang dimaksud dalam penelitian ini, sepeda, atau gay dan lesbian. Apapun
yaitu manfaat keberadaan BCC bagi kesamaan yang dimiliki para anggota,
para anggota komunitas BCC. komunitas memberi orang perasaan

Jurnal Pendidikan Sosiologi/5


yang mana mereka adalah bagian dari kebugaran otot. Selain itu, bersepeda
sesuatu yang lebih besar dari diri memiliki keindahan yakni dapat lebih
mereka sendiri (Schaefer, 2012: 207). memperkuat tubuh dan jiwa secara
Komunitas dapat besar atau kecil, simultan (Carmichael: 1996: 56).
homogen atau heterogen. Mereka 4. Teori Fungsionalisme Struktural
dipengaruhi langsung oleh perubahan (Talcott Parsons)
populasi dan oleh tren yang Asumsi dasar dari teori
berkembang dalam masyarakat. fungsionalisme struktural Talcott
3. Sepeda Parsons adalah perspektif di dalam
Komunitas Siklus (2006) sosiologi yang memandang masyarakat
menjelaskan sepeda adalah alat sebagai suatu sistem. Sistem ini terdiri
transportasi yang sederhana, tanpa dari bagian-bagian yang saling
mesin sehingga di Indonesia dikenal berhubungan satu sama lain dan bagian
sebagai kereta angin. Kemudian dari yang satu tidak dapat berfungsi tanpa
bangun inilah yang akhirnya dibuat adanya hubungan dengan bagian
sepeda motor. Sepeda adalah alat lainnya. Kemudian perubahan yang
angkut yang murah. Di kota maupun di terjadi pada satu bagian akan
desa, sepeda banyak digunakan. menyebabkan ketidakseimbangan dan
Popularitas sepeda memang tergeser pada gilirannya akan menciptakan
oleh alat transportasi bermotor seperti perubahan pada bagian lainnya.
sepeda motor dan mobil, tetapi sepeda Perkembangan fungsionalisme
masih tetap eksis. Hebatnya, meski didasarkan atas model perkembangan
usianya sudah tua, konsep melaju pada sistem organisasi dalam biologi, asumsi
sepeda yang menggunakan kayuhan dasar teori ini ialah semua elemen
kaki ternyata tetap disuka kalangan tua dalam sistem harus berfungsi atau
maupun muda.Bersepeda merupakan fungsional sehingga masyarakat bisa
salah satu olahraga yang menggunakan menjalankan fungsinya dengan baik.
proses penggunaan energi secara (Raho, 2007).
aerobik. Bersepeda juga merupakan Fungsi diartikan sebagai segala
cara yang baik untuk melatih kegiatan yang diarahkan kepada
pernafasan, kerja jantung, dan kebutuhan atau untuk memenuhi

Jurnal Pendidikan Sosiologi/6


kebutuhan-kebutuhan dari sebuah manifes adalah konsekuensi objektif
sistem. Menurut Parsons (Maliki, 2012: yang membantu penyesuaian atau
108) terdapat fungsi-fungsi atau adaptasi dari sistem dan disadari oleh
kebutuhan-kebutuhan tertentu yang para partisipan dalam sistem tersebut.
dipenuhi oleh setiap sistem, yang hidup Sedangkan fungsi laten adalah
demi kelestariannya. Ada empat fungsi konsekuensi objektif yang tidak
penting yang mutlak dibutuhkan semua dimaksudkan atau tidak disadari oleh
sistem sosial, yaitu adaptation atau para partisipan dalam sebuah sistem.
adaptasi (A), goal attainment atau Secara sederhana, fungsi manifes
pencapaiann tujuan (G), integration adalah fungsi yang dikehendaki dan
atau integrasi (I), dan latent pattern disadari dari adanya suatu fenomena
maintenance/latency atau pemeliharaan sosial, sedangkan fungsi laten adalah
pola-pola yang sudah ada (L). Keempat fungsi yang tidak dikehendaki, tidak
fungsi tersebut sering disebut AGIL dan dimaksudkan dan tidak disadari dari
wajib dimiliki oleh setiap sistem agar adanya fenomena sosial yang ada dalam
tetap survive atau bertahan (Martono, masyarakat. (Ritzer, 2012).
2011). C. METODE PENELITIAN
5. Teori Funsioalisme Struktural (Robert Penelitian ini dilaksanakan di
K. Merton) Kabupaten Banyumas, khususnya kota
Dalam analisis struktural Purwokerto. Bentuk penelitian ini
fungsional Merton (Ritzer, 2012: 272) adalah penelitian deskriptif kualitatif.
memperkenalkan konsep fungsi Kata deskriptif merupakan metode
manifes (intendeed) dan fungsi laten penelitian yang bertujuan untuk
(unintendeed). Kedua istilah tersebut mendeskripsikan secara terperinci suatu
merupakan tambahan penting bagi fenomena sosial tertentu. Menurut
analisis fungsional. Merton (Poloma, Moleong (2005: 6) penelitian kualitatif
1994) menyatakan bahwa masalah adalah penelitian yang bermaksud
utama para ahli sosiologi adalah untuk memahami fenomena tentang apa
konsekuensi objektif, bukan motivasi. yang dialami oleh subjek penelitian
Konsekuensi demikian yakni berupa misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
konsekuensi manifes dan laten. Fungsi tindakan, dll., secara holistik, dan

Jurnal Pendidikan Sosiologi/7


dengan cara deskripsi dalam bentuk komunitas BCC. Wawancara dalam
kata-kata dan bahasa, pada suatu penelitian ini dilakukan pada anggota
konteks khusus yang alamiah dan komunitas BCC dan masyarakat
dengan memanfaatkan berbagai metode Kabupaten Banyumas yang mengetahui
alamiah. Penelitian ini mendeskripsikan adanya BCC. Dokumen yang
terdapatnya fungsi sosial keberadaan digunakan dalam penelitian adalah
Banyumas Cycling Community (BCC). peneliti mengambil beberapa gambar
Subjek Penelitian dalam penelitian ini atau foto serta dokumen lainnya yang
ialah anggota komunitas BCC dan digunakan untuk mendukung penelitian
masyarakat Kabupaten Banyumas yang ini.
mengetahui adanya BCC. Sumber data Penelitian ini menggunakan
yang digunakan dalam penelitian ini teknik purposive sampling. Purposive
adalah sumber data primer dan sumber sampling adalah teknik penentuan
data sekunder. Sumber data primer sampel dengan pertimbangan tertentu.
yaitu anggota komunitas BCC dan Sampel dalam penelitian ini berjumlah
masyarakat Kabupaten Banyumas yang 12 dengan rincian 8 informan dari
mengetahui adanya BCC. Kemudian anggota aktif BCC yang sudah
sumber data sekunder meliputi studi bergabung dengan BCC minimal 3
kepustakaan, dokumen komunitas BCC, tahun, serta 4 informan dari masyarakat
dokumentasi kegiatan BCC, media Kabupaten Banyumas yang mengetahui
cetak, artikel, internet, dan penelitian tentang BCC.
relevan yang telah dilakukan Penelitian ini menggunakan
sebelumnya. teknik validitas data berupa triangulasi
Penelitian ini menggunakan sumber. Triangulasi adalah teknik
beberapa teknik pengumpulan data pemeriksaan keabsahan data dengan
yaitu, pengamatan (observasi), memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
wawancara, dokumentasi, dan data itu untuk keperluan pengecekan
kepustakaan. Observasi dalam atau sebagai pembanding terhadap data
penelitian ini dilakukan dengan cara tersebut (Moleong, 2005). Teknik
ikut berkumpul dan melibatkan diri triangulasi dalam penelitian ini
dalam kegiatan yang dilakukan menggunakan teknik triangulasi dengan

Jurnal Pendidikan Sosiologi/8


sumber. Triangulasi dengan sumber berinteraksi antar sesama penggemar
berarti membandingkan dan mengecek atau pemilik hobi sepeda di kawasan
balik derajat kepercayaan suatu Kabupaten Banyumas. Perkumpulan
informasi yang diperoleh melalui waktu tersebut awalnya tidak disengaja karena
dan alat yang berbeda dalam penelitian pada saat mereka berkumpul tersebut,
kualitatif (Patton dalam Moleong, 2005: mereka sedang sama-sama beristirahat.
330). Penelitian ini menggunakan Dalam perkumpulan tersebut mereka
instrumen penelitian berupa pedoman biasanya membahas hal-hal yang
observasi, pedoman wawancara, dan berkaitan dengan sepeda. Seiring
alat perekam. Teknik analisis data yang berjalannya waktu, mereka berlima
akan digunakan peneliti adalah teknik memiliki pemikiran dan ide yang sama
analisis model interaktif Miles dan yaitu ingin menyatukan masyarakat di
Huberman yaitu analisis yang dilakukan sekitar Kabupaten Banyumas yang
secara terus menerus sampai data memiliki kegemaran atau hobi terhadap
menjadi jenuh. Proses analisis data sepeda ke dalam satu wadah.
ditempuh melalui 4 tahap kegiatan yang b. Kesepakatan antar pendiri BCC
terjadi secara bersama-sama yaitu Berawal dari interaksi, BCC
pengumpulan data, reduksi data, juga terbentuk melalui adanya
penyajian data, penarikan kesimpulan kesepakatan oleh para pendirinya.
atau verifikasi. Kesepakatan tersebut merupakan hasil
D. HASIL PENELITIAN yang didapatkan dari interaksi antar
1. Proses Terbentuknya Banyumas pendiri BCC.Setelah para pendiri sering
Cycling Community (BCC) berkumpul di lapangan Golf
Sebuah komunitas tidak semata- Wijayakusuma Purwokerto pada saat
mata adanya, akan tetapi mempunyai mereka melakukan gowes, berlanjut
proses dan tahapan terbentuknya. pada proses pembentukkan komunitas
Berikut proses terbentuknya komunitas sepeda kepada kesepakatan atau
sepeda BCC: konsensus para pendirinya. Interaksi
a. Interaksi antar pendiri BCC yang terjalin antar pendiri BCC
BCC terbentuk pada awalnya menghasilkan sebuah ide dan keinginan
melalui proses saling berkumpul atau bersama untuk membentuk suatu

Jurnal Pendidikan Sosiologi/9


komunitas sepeda di kawasan faktor eksternal yang berasal dari luar
Kabupaten Banyumas, hingga diri anggota sebagai berikut:
kemudian mereka bersepakat untuk a. Faktor Internal
berkumpul di rumah saudara SW pada 1) Kesamaan Hobi terhadap Dunia Sepeda
tangal 20 Maret 2009, dan di tempat Hobi menjadi salah satu faktor
itulah terbentuk komunitas sepeda yang melatarbelakangi terbentuknya
Banyumas Cycling Community atau suatu komunitas atau kelompok sosial.
disinkat BCC. Hobi merupakan suatu kebutuhan
c. Pembentukkan norma dalam BCC tersier dalam bentuk kesukaan terhadap
Setelah mengalami proses sesuatu. Hal ini berhubungan dengan
interaksi dan kesepakatan, BCC anggota BCC bahwa pada dasarnya
membentuk suatu aturan atau norma mereka menyukai dunia sepeda dan
untuk semua individu yang bergabung dalam komunitas ini mereka
dengan BCC. Aturan ini dibentuk dan menyalurkan hobinya.
disepakati oleh para pendiri BCC 1) Solidaritas Perasaan yang Sama dalam
dengan mengacu pada AD dan ART Berkelompok
yang sebelumnya sudah disusun. Suatu kelompok atau komunitas
Aturan atau norma ini berlaku untuk sosial terbentuk karena faktor
semua individu yang tergabung dalam solidaritas perasaan yang sama yaitu
BCC, dan untuk calon individu yang menjalin kebersamaan, pertemanan,
ingin bergabung dengan BCC juga serta persaudaraan antar anggotanya.
harus mengikuti aturan atau norma Hal ini sesuai dengan penjelasan
yang berlaku. Soekanto (2012) bahwa dalam sebuah
2. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi komunitas terdapat suatu perasaan di
Terbentuknya Banyumas Cycling antara para anggota di mana mereka
Community (BCC) saling memerlukan. Perasaan demikian
Berdasarkan hasil penelitian, faktor- dinamakan perasaan komuniti
faktor yang melatarbelakangi (community sentiment). Unsur-unsur
terbentuknya BCC dapat dibedakan perasaan komuniti (community
menjadi 2, yaitu faktor internal yang sentiment) antara lain: seperasaan,
berasal dari dalam diri anggota BCCdan

Jurnal Pendidikan Sosiologi/10


sepenanggungan, dan saling nama Banyumas Cycling Community
memerlukan. (BCC).
Komunitas sepeda BCC 2) Pengaruh Kampanye dan Sosialisasi
memiliki ketiga unsur perasaan Pengurangan Polusi Udara oleh Media
komunitas tersebut. Antaranggota Massa
dalam BCC mempunyai perasaan yang Media massa dengan kampanye
sama yaitu ingin membentuk dan sosialisasinya tentang strategi
suatupersaudaraan yang kuat diantara mengurangi kemacetan, menghemat
anggotanya. Kepentingan-kepentingan penggunaan bahan bakar minyak, serta
yang tercipta dalam hubungan mengurangi dan meminimalisasi
komunitas ini adalah bersama-sama terjadinya polusi udara di kota dengan
mewujudkan semangat berkelompok berbagai cara, salah satunya adalah
untuk mewujudkan tujuan berdirinya dengan bike to work dan bike to school
BCC. mampu mempengaruhi serta
b. Faktor Eksternal menginspirasi para pendiri BCC untuk
1) Banyaknya Masyarakat yang Bersepeda mendirikan komunitas sepeda di
di Kawasan Purwokerto secara Banyumas ini. Kemudian, pada salah
Individual satu tujuan berdirinyapun BCC ikut
Banyak goweser atau penyepeda serta mengkampanyekan penggunaan
yang melakukan gowes sendiri-sendiri sepeda untuk mengurangi jumlah polusi
menjadikan faktor yang udara di kota Purwokerto.
melatarbelakangi didirikannya 3. Bentuk-bentuk Kegiatan Banyumas
komunitas sepeda BCC. Melihat Cycling Community (BCC)
kondisi tersebut, para pendiri BCC Ada dua jenis kegiatan di dalam
memiliki ide yang sama untuk BCC, yaitu kegiatan rutin yang sifatnya
membentuk suatu wadah yang selalu dilakukan secara berkala, dan
menyatukan para pemilik hobi sepeda kegiatan insidental yang sifatnya
di wilayah kabupaten Banyumas, dilakukan tanpa ada perencanaan
hingga terbentuk suatu wadah bagi para sebelumnya. Berikut bentuk-bentuk
pemilik hobi sepeda ini yang diberi kegiatan dari BCC:

Jurnal Pendidikan Sosiologi/11


a. Kegiatan rutin 3) Juguran (Berkumpul) setiap Sebulan
1) Gobar (Gowes Bareng) Sekali
Kegiatan gobar atau gowes BCC melakukan kegiatan
bareng merupakan salah satu kegiatan berkumpul secara rutin setiap bulan
yang dilakukan oleh BCC setiap sekali atau yang disebut dengan
seminggu sekali yaitu setiap hari juguran. Juguran dilakukan di salah
minggu. Kegiatan ini dimulai sekitar satu rumah anggota BCC maupun di
pukul 07.30 WIB setiap minggunya. luar rumah anggota seperti di rumah
BCC melakukan gobar menyusuri makan atau cafe.Selain untuk
berbagai sudut wilayah di sekitar mempererat tali persaudaraan, juguran
Kabupaten Banyumas, bahkan hingga juga sebagai sarana untuk bertukar
ke Kabupaten lain yang masih dekat pikiran guna lebih memajukan BCC,
dengan Kabupaten Banyumas seperti bermusyawarah tentang berbagai
Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, rencana kegiatan yang akan dilakukan,
Brebes, dan Kebumen. dan sebagai forum untuk memberikan
2) Touring ke Luar Kota laporan bulanan bagi pengurus BCC.
Touring ke luar kota biasa 4) Perayaan Anniversary (Hari Jadi) BCC
dilakukan BCC setiap 1-2 bulan sekali. Perayaan anniversary atau hari
Kegiatan ini memakan waktu 2-3 hari jadi dilakukan setiap tahun dan
atau bahkan lebih, sehingga anggota biasanya dilakukan di rumah makan
BCC yang mengikuti kegiatan ini harus dengan berbagai rangkaian acara seperti
meluangkan waktunya 2-3 potong tumpeng, mengadakan games,
hari.Sebelum melakukan touring ke penobatan anggota “ter” misalnya
luar kota, seluruh anggota BCC anggota terdisiplin dan sebagainya,
mengadakan musyawarah untuk serta pelaporan tahunan dari pengurus
menentukan kota dan tempat tujuan di BCC.
kota tersebut. Setelah disepakati, b. Kegiatan Insidental
koordinator rute dibantu beberapa 1) Perwakilan BCC Touring ke Luar
anggota BCC melakukan survei ke kota Negeri
tujuan, sekaligus menentukan rute Ada beberapa program sepeda
touring yang akan ditempuh. tour ke luar negeri dari berbagai

Jurnal Pendidikan Sosiologi/12


lembaga seperti Kompas, dan lembaga bareng dengan komunitas sepeda lain.
lainnya. Program ini dibuka untuk Akan tetapi, hal ini tidak direncanakan
masyarakat umum dengan biaya yang sebelumnya, hanya ada pemberitahuan
ditentukan. Tidak jarang beberapa melalui jejaring sosial Facebook 2 atau
perwakilan BCC mengikuti program 3 hari sebelum pelaksanaan.
semacam ini. Beberapa negara yang 4) Melakukan Kerja Sama dalam Bentuk
pernah menjadi tujuan perwakilan BCC Kegiatan Persepedaan dengan Beberapa
touring ke luar negeri adalah Malaysia, Lembaga
Thailand, Filipina, dan Singapura. BCC terkadang melakukan
2) Menghadiri Hajatan yang Diadakan kerjasama dengan beberapa lembaga
Salah Satu Anggota BCC dan untuk melakukan kegiatan persepedaan
Menengok Anggota atau Keluarga yang dibuka untuk masyarakat umum.
Anggota BCC yang Sakit Dari awal berdiri sampai penelitian ini
Keeratan hubungan berakhir, BCC sudah melakukan kerja
persaudaraan antar anggota BCC ini lah sama dengan lembaga pers nasional
yang menjadikan sesama anggota seperti Kompas dan Radar Banyumas.
peduli tidak hanya dalam dunia sepeda, 5) Mengikuti Jambore Klub Sepeda
tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Di seluruh wilayah Indonesia,
Ketika ada salah satu anggota BCC selalu terdapat kegiatan jambore klub
yang sedang memiliki acara hajatan, sepeda. Terhitung hampir setiap 1
maka anggota yang lain datang sampai 2 bulan sekali terdapat kegiatan
menghadiri hajatan tersebut. Begitu jambore klub sepeda. BCC terkadang
halnya jika ada anggota maupun mengikuti jambore klub sepeda
keluarga anggota BCC yang sakit, maka tersebut. Hal ini tidak direncanakan,
anggota BCC yang lain menengoknya akan tetapi BCC mengikuti jambore
dan memberikan bantuan untuk klub sepeda yang ada dengan
meringankan beban. pertimbangan dan musyawarah secara
3) Melakukan Gowes Bareng dengan insidental, tergantung dari waktu
Komunitas Sepeda Lain diadakannya jambore tersebut.
Hampir setiap 1 sampai 2 bulan
sekali anggota BCC melakukan gowes

Jurnal Pendidikan Sosiologi/13


6) Kegiatan Sosial Fungsi hubungan sosial terlihat
Ada beberapa kegiatan sosial jelas dalam keberadaan BCC melalui
yang dilakukan BCC, hanya saja berbagai kegiatannya. Kegiatan-
kegiatan sosial ini tidak direncanakan kegiatan BCC, baik kegiatan rutin
sebelumnya. BCC melakukan kegiatan maupun insidental inilah yang menjadi
sosial setelah melihat apa yang terjadi wadah anggota BCC berkumpul dan
di masyarakat. Kegiatan sosial yang bersosialisasi satu dengan yang lain.
pernah dilakukan oleh BCC diantaranya Fungsi hubungan sosial ini yang juga
memberikan bantuan kepada Tasripin menjadikan salah satu faktor BCC
yaitu seorang anak yang menghidupi mampu survive dari pertama kali
beberapa adiknya dan ditinggal pergi didirikan yakni tahun 2009 hingga
oleh kedua orang tuanya, melakukan sekarang. Jadi, selain bermanfaat atau
penanaman pohon atau reboisasi di bernilai guna bagi para anggotanya,
kawasan Kebun Raya Baturaden, fungsi ini juga memberikan manfaat
berbagi ilmu kepada masyarakat kepada kelangsungan BCC sendiri.
tentang sepeda dan manfaatnya bagi 2) Fungsi Edukasi atau Pendidikan
tubuh manusia melalui siaran radio di BCC sebagai salah satu
salah satu stasiun radio swasta di komunitas sepeda yang berada di
Purwokerto, dan memberikan bantuan wilayah kabupaten Banyumas. Anggota
kepada para korban banjir di Kabupaten di dalam BCC, selalu berbagi
Banjarnegara. pengetahuan dan informasi tentang
4. Fungsi Sosial Keberadaan Banyumas bidang sepeda dan bidang lainnya satu
Cycling Community (BCC) sama lain. Tidak hanya itu, para
BCC sebagai suatu sistem anggota juga belajar bagaimana
memiliki dua fungsi yaitu fungsi menentukan jenis sepeda dan onderdil
manifes (fungsi yang nampak atau yang ideal digunakan untuk mereka
terlihat jelas) dan leten (fungsi yang masing-masing yang memiliki postur
tersembunyi) bagi anggotanya yang tubuhnya berbeda-beda.
merupakan bagian dari struktur. 3) Fungsi Persuasi
a. Fungsi Manifes BCC memiliki fungsi persuasi
1) Fungsi Hubungan Sosial terhadap anggota kelompoknya juga

Jurnal Pendidikan Sosiologi/14


terhadap masyarakat. Ajakan ini BCC sebagai komunitas wadah
bersifat positif. Bentuk ajakan tersebut bagi para penggemar sepeda di wilayah
sesuai dengan tujuan dari berdirinya kabupaten Banyumas memiliki fungsi
BCC yaitu mengkampanyekan sepeda terapi. Fungsi terapi yang dimaksud
sebagai alat transportasi yang memiliki adalah terapi fisik dan psikoterapi
banyak sisi positifnya bagi kehidupan, (terapi kejiwaan). Dalam kehidupan
seperti sebagai media berolahraga, sehari-hari, setiap individu memiliki
meminimalisasi tingkat polusi udara psikoterapi sendiri-sendiri yakni dengan
dan mengurangi penggunaan bahan melakukan kegiatan yang menerutnya
bakar minyak (BBM). Selain itu, BCC menggembirakan atau dengan
juga mengajak anggotanya dan melakukan kegiatan sesuai hobi yang
masyarakat untuk berkendara dengan dimiliki masing-masing. Psikoterapi ini
aman atau safety riding dengan tujuan dilakukan salah satunya untuk
untuk meminimalisasi dampak buruk mengurangi stress. Melakukan aktivitas
dari suatu kecelakaan lalu lintas. yang menggembirakanakan membantu
4) Fungsi Problem Solving atau individu terhindar dari perasaan stress.
Pemecahan Masalah dan Decision b. Fungsi Laten
Making atau Pembuatan Keputusan 1) Fungsi Stratifikasi Sosial
BCC sebagai komunitas juga Pada komunitas sepeda BCC
tidak luput dari kendala maupun sendiri terdapat suatu stratifikasi sosial
masalah yang menyertainya. Akan di dalamnya, akan tetapi hal ini tidak
tetapi, berbagai kendala dan masalah ini terlihat secara tampak. Meskipun
dapat teratasi. Salah satu fungsi stratifikasi sosial di dalam BCC tidak
problem solving dan decision making terlalu berpengaruh dengan keutuhan
yang dimiliki BCC adalah saat terjadi BCC, tetap saja hal tersebut menjadi
perbedaan pendapat anggota mengenai salah satu fungsi laten yang ada di
rute yang dilalui untuk menuju destinasi dalam suatu sistem komunitas ini. Dari
tujuan saat melakukan kegiatan gobar hasil observasi yang peneliti lakukan,
(gowes bareng) setiap hari minggu. salah satu hal yang dianggap bernilai
5) Fungsi Terapi dan menjadi alat ukur stratifikasi sosial

Jurnal Pendidikan Sosiologi/15


dalam BCC adalah kepemilikan sepeda berani mengambil keputusan yang
serta kemampuan ekonomi. menentukan keberadaannya.
2) Fungsi Pencarian Unsur Modal Sosial E. PENUTUP
Secara laten BCC memberikan 1. Simpulan
kesempatan dan media kepada beberapa Keberadaan komunitas sepeda
anggota yang memiliki latar belakang Banyumas Cycling Community (BCC)
pekerjaan menjadi pengusaha untuk juga merupakan sebuah sistem sosial
mencari salah satu unsur modal sosial. yang memiliki struktur di dalamnya.
Unsur modal sosial yang dapat dicari Struktur dalam BCC adalah para
anggota dalam BCC adalah network anggota yang tergabung di dalamnya.
atau jaringan. Para anggota BCC Para anggota BCC saling bekerja
khususnya yang memiliki usaha selain memainkan fungsinya masing-masing
mencari teman dan saudara dengan hingga fungsi ini pada akhirnya
orang-orang yang sama-sama memiliki bermanfaat dan memiliki nilai guna dan
hobi terhadap sepeda, BCC juga diperlukan oleh para anggota, sehingga
menjadi media mereka untuk mencari tujuan dari berdirinya BCC dapat
unsur modal sosial yakni network atau tercapai.
jaringan dengan tujuan untuk keperluan Berbicara fungsi sosial di dalam
marketting usaha yang mereka masyarakat atau komunitas, terdapat
jalankan. dua jenis fungsi yang dimilikinya yaitu
3) Fungsi Eksistensi Diri fungsi manifes dan fungsi laten. Fungsi
BCC memiliki fungsi menjadi manifes adalah fungsi yang diharapkan
media para anggotanya untuk dan terlihat jelas, sedangkan fungsi
menunjukkan eksistensi diri dan laten adalah fungsi yang tidak
hobinya kepada masyarakat. Melalui dikehendaki atau tersembunyi dari
berbagai kegiatan rutin dan insidental sebuah tindakan atau tatanan sosial.
yang dilakukan, anggota BCC Berdasarkan hasil penelitian mengenai
menunjukkan kepada masyarakat fungsi sosial keberadaan Banyumas
bahwa mereka itu ada. anggota BCC Cycling Community (BCC), peneliti
bereksistensi yang berarti mereka dapat menarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:

Jurnal Pendidikan Sosiologi/16


a. Fungsi manifes keberadaan BCC enak karena hal ini menjadi beban bagi
meliputi fungsi hubungan sosial, fungsi mereka.
edukasi atau pendidikan, fungsi c. BCC sebaiknya meningkatkan berbagai
persuasi, fungsi problem solving atau kegiatan sosial yang dilakukan untuk
pemecahan masalah dan decision masyarakat wilayah kabupaten
making atau pembuatan keputusan, Banyumas. Kegiatan sosial ini dapat
serta fungsi terapi. berbentuk event tentang sepeda agar
b. Fungsi laten keberadaan BCC meliputi masyarakat Banyumas tertarik dengan
fungsi stratifikasi sosial, fungsi salah satu alat transportasi ini,
pencarian unsur modal sosial, dan kemudian dapat pula berbentuk
fungsi eksistensi diri. kegiatan yang membantu masyarakat
2. Saran Banyumas dalam bidang ekonomi, dan
Peneliti merekomendasikan pendidikan.
beberapa saran baik untuk kemajuan
DAFTAR PUSTAKA
BCC antara lain:
a. Seluruh anggota BCC selayaknya selalu Anwar, Yasmil dan Adang. 2013.
Sosiologi untuk Universitas.
menjaga persatuan dan keutuhan Bandung: Refika Aditama.
komunitas ini dengan cara merangkul Charmichael, Christ. 1996. Bugar
semua anggota dari berbagai tingkat dengan Bersepeda. Jakarta:
Rineka Cipta.
stratifikasi sosial yang ada untuk aktif
Fuadi, Agus Nur. 2013. Fungsi Sosial
ikut berpartisipasi dalam berbagai
Keberadaan Unnes Vespa Owners
kegiatan yang dilakukan BCC. (UVO) Semarang. Skripsi S1.
Pendidikan Sosiologi dan
b. Sebaiknya anggota BCC
Antropologi, FIS, Universitas
menghilangkan tradisi membayari Negeri Semarang.
seluruh anggota makan ketika berwisata Jones, Pip. 2009. Pengantar Teori-
Teori Sosial dari Teori
kuliner setelah melakukan kegiatan
Fungsionalisme hingga Post-
gowes bareng setiap hari minggu modernisme. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
dengan tujuan agar anggota yang
memiliki kemampuan ekonomi Komunitas Siklus. 2006. Memperbaiki
Sepeda. Bogor: Balebat Dedikasi
menengah ke bawah tidak merasa tidak Prima.

Jurnal Pendidikan Sosiologi/17


Maliki, Zainuddin. 2012. Rekonstruksi
Teori Sosial Modern. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Martono, Nanang. 2011. Sosiologi
Perubahan Sosial. Jakarta:
Rajawali Pers.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodelogi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Poloma, Margaret M. 1994. Sosiologi
Kontemporer. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi
Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi:
Dari Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Terakhir
Postmodern. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Schaefer, Richard T. 2012. Sosiologi.
Jakarta: Salemba Humanika.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta:
Rajawali Pers.

Jurnal Pendidikan Sosiologi/18

Anda mungkin juga menyukai