Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
Mengetahui Pengertian penyakit Menular Seksual,Menemukan jenis-jenis Penyakit
Menular Seksual dan melakukan penanggulangan secara promotif dan preventif yang
berhubungan dengan Penyakit Menular Seksual ( PMS ) melalui metode keperawatan.
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas yaitu :
1) Menjelaskan pengertian Penyakit Menular Seksual
2) Memaparkan cara penularan Penyakit Menular Seksual
3) Memaparkan jenis-jenis Penyakit Menular Seksual
4) Menjelaskan pencegahan Penyakit Menular Seksual
BAB II
PEMBAHASAN
Ada banyak jenis PMS yang telah ditemukan. Dan diantaranya yang
paling sering ditemui dan berbahaya adalah :
1.Gonorea (GO)
Gonore (GO) adalah penyakit menular seksual (PMS), yang disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim,
rektum (usus bagian bawah), tenggorokan maupun bagian putih mata (Gonorhoaea
Conjugtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian.Ada masa tenggang (masa inkubasi) selama 2 -10 hari
setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Tanda-tanda
penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah.
Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di
dalam panggul sehingga menimbulkan nyeri panggul dan gangguan reproduksi.
Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus gonore di dunia setiap tahunnya,
meskipun di beberapa negara cenderung menurun, namun negara lainnya cenderung
meningkat. Penularan penyakit gonore (GO) yang lazimnya terjadi, adalah
dengan melakukan hubungan seks, ataupun dengan variasinya antara lain: oral-
seks (terjadinya faringitis GO), anal-seks (terjadinya proktitis GO) juga terjadinya
gonoblenorrhoea pada mata bayi yang baru lahir dari ibu-ibu yang menderita GO
ataupun terjadinya kolpitis GO pada bayi atau anak wanita karena orang tua atau
pengasuh yang merawat sehariharinya menderita GO adalah merupakan cara
penularan lain yang dapat terjadi karena hidup yang tidak higienis.
Ciri-ciri orang yang terkena gonore adalah: apabila pria, ia akan merasa panas
ketika buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air
seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa keluar.
Pada wanita gonore umumnya,60% kasus tidak menunjukkan gejala yakni tidak
menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali jika ia terjangkit penyakit keputihan
dengan gejala keluarnya semacam lendir atau cairan kuning kehijau-hijauan (semacam
nanah), dalam jumlah yang cukup banyak. Selain menimbulkan rasa panas dan
bernanah, gonore juga dapat menyebabkan merah dan bengkak pada ujung alat
kelamin kaum pria, juga di sekeliling vagina (liang senggama) kaum wanita yang
terinfeksi gonore. Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa
kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan
kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan
kebutaan.
Pengobatan: Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun tidak dapat menghilangkan
kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan jika tidak diobati,
penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit Radang Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan
kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada
pria. Gonore yang tidak diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat menyebabkan
kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfkesi pada
proses persalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi
tetesan mata untuk pengobatan gonore.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi
tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.
Penanganan
1) Pada masa kehamilan, berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV dosis awal,
lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7 hari. b) Ampisilin + Sulbaktan 2,25 gram
oral dosis tunggal. c) Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal. d) Seftriakson 500 mg IM
dosis tunggal.
2) Masa nifas, berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram dosis tunggal. b)
Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.
3) Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. b) Antibiotika
Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam klamtanat 50 mg/ kgBB
IM selama 7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis tunggal.
4) Lakukan konseling tentang metode barier dalam melakukan hubungan seksual.
5) Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6) Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan menyelesaikan
pengobatan hingga tuntas.
2.Herpes Genital
Herpes genital adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex
dengan masa tenggang 4 - 7 hari sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui
hubungan seks.
Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di
daerah anus. Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau
paha.Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah
orang terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu.
Adapun gejalanya sebagai berikut :
- Nyeri dan disuria
- Uretral dan vaginal discharge
- Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
- Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
- Nyeri pada rektum, tenesmus
- Bintil-bintil berair seperti anggur di sekitar kelamin.
- Pecah, lalu menyebabkan luka kering mengerak lalu hilang.
- Terulang lagi sampai seumur hidup.
Tanda :
- Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada
tingkat infeksi.
- Limfadenopati inguinal
- Faringitis
- Cervisitis
a) Herpes genital primer
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual(termasuk
hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan
biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului
dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai influenza. Lesi
berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan cepat
membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis,
preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.
Penanganan
1) Lakukan pemeriksaan serologi (STS).
2) Atasi nyeri dan demam dengan parasetamol 3 x 500 mg.
3) Bersihkan lesi dengan larutan antiseptic dan kompres dengan air hangat.
4) Keringkan dan oleskan acyclovir 5% topikal setelah nyeri berkurang.
5) Berikan acyclovir tablet 200 mg tiap 4 jam.
6) Rawat inap bila terjadi demam tinggi, nyeri hebat, retensi urin, konvulsi, neurosis, reaksi
neurologik lokal, ketuban pecah dini maupun partus prematurus.
7) Berikan pengobatan pada pasangan berupa acyclovir oral selama 7 hari.
8) Bila terpaksa partus pervaginam, hindari transmisi ke bayi atau penolong.
3.Sifilis (Raja Singa)
Stadium dini menular ( dalam waktu 2 tahun sejak infeksi), terdiri dari SI, SII,
stadium rekuren dan stadium laten dini.
Stadium lanjut tak menular (setelah 2 tahun sejak infeksi), terdiri atas stadium
laten lanjut dan SIII.
Penanganan :
1) Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada persalinan.
2) Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada penggunaan instrumen.
3) Pemberian antibiotika, misal : Benzalin pensilin 4,8 juta unit IM setiap minggu dengan
4x pemberian; Dofsisiklin 200 mg oral dosis awal, dilanjutkan 2100 mg oral hingga 20
hari; Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
4) Sebelum pemberian terapi pada bayi dengan dugaan/ terbukti menderita sifilis
kongenital, maka dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis dan uji serologik tiap
bulan sampai negatif. Berikan antibiotik : Benzalin pensilin 200.000 IU/ kgBB per
minggu hingga 4x pemberian; Sefriakson 50 mg/ kg BB dosis tunggal (per hari 10 hari).
5) Lakukan konseling preventif, pengobatan tuntas dan asuhan mandiri.
6) Memastikan pengobatan lengkap dan kontrol terjadwal.
7) Pantau lesi kronik atau gejala neurologik yang menyertai.
4.Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa gejala ber-
langsung 7 - 21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki
dan perempuan.
Pada perempuan, gejalanya bisa berupa :
Keluarnya cairan dari alat kelamin atau sering disebut keputihan encer berwarna
kuning kecoklatan.
Rasa nyeri di rongga pinggul.
Pendarahan setelah hubungan seksual.
Sedangkan pada laki-laki, gejalanya bisa berupa :
Keluar cairan bening dari saluran kencing.
Rasa nyeri saat kencing.
Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan banyak cairan keluar dan
bercampur nanah.
Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi
sedang berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa
PMS dan menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual.
Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan
kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi
kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki akibatnya
adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang
saluran kencing. Pada bayi, 60% - 70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan
(pneumonia).
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan, jika tidak
diobati, sampai 30% akan mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) yang pada gilirannya dapat
menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati,
klamidia akan menyebabkan epididymitis, yaitu sebuah peradangan pada testis (tempat di mana sperma
disimpan), yang mungkin dapat menyebabkan kemandulan.Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih
tinggi untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut.
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada janin dan bayi baru lahir: lahir premature, pneumonia
pada bayi dan infeksi mata pada bayi baru lahir yang dapat terjadi karena penularan penyakit ini saat
proses persalinan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual secara vaginal maupun anal dengan orang
yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif. Kondom dapat mengurangi
tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko tertular penyakit ini.
Penanganan
1) Doksisiklin per oral 2x sehari selama 7 hari.
2) Asitromisin dengan pemberian dosis tunggal (kontraindikasi untuk ibu hamil, gunakan eritromisin,
amoksilin, azitromisin).
3) Lakukan follow-up pada penderita dengan :
a) Apakah obat yang diberikan sudah diminum sesuai anjuran.
b) Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati.
c) Jangan melakukan hubungan seks, bila pengobatan belum selesai.
d) Lakukan periksa ulang 3-4 bulan setelah selesai pengobatan.
5.Trikomoniasis Vaginalis
Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh infeksi protozoa parasitTricho
monas vaginalis. Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual
dan sering menyerang saluran kencing bagian bawah pada wanita. Masa tunas
Trichomonas vaginalis sulit untuk dipastikan, tetapi diperkirakan berkisar antara 3
sampai 28 hari.
Pada wanita sering tidak menunjukkan keluhan maupun gejala sama sekali. Bila
ada keluhan biasanya berupa lendir vagina yang banyak dan berbau. Lendir vagina
yang klasik berwarna kehijauan dan berbusa, biasanya hanya ditemukan pada 10 -
30% penderita. Lendir vagina sering menimbulkan rasa gatal dan perih pada vulva serta
kulit sekitarnya. Keluhan lain yang mungkin terjadi adalah pendarahan setelah
melakukan hubungan kelamin dan perdarahan diantara menstruasi. Pada pemeriksaan
penderita dengan gejala vaginitis akut, tampak edema dan eritema pada labium yang
terasa nyeri, sedangkan pada vulva dan paha bagian atas kadang-kadang ditemukan
abses-abses kecil dan maserasi yang disebabkan oleh fermen proteolitik dalam tubuh.
Gejala dan tanda-tandanya adalah:
Keluar cairan vagina berwarna encer dan baunya busuk.
Vulva agak bengkak, gatal, dan tidak nyaman.
Nyeri saat kencing.
Pengobatan: Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.Konsekuensi
yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Radang pada alat kelamin pada perempuan yang
terinfeksi trikomoniasis mungkin juga akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi HIV jika terpapar dengan
virus tersebut.Adanya trikomoniasis pada perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan risiko
penularan HIV pada pasangan seksualnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Trikomoniasis pada perempuan hamil
dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal dengan orang yang terinfeksi
adalah satu-satu cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan trikomoniasis melalui
hubungan seksual. Kondon dan berbagai metode penghalang sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi
tidak menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari untuk saling pinjam
meminjam handuk atau pakaian dengan orang lain untuk mencegah penularan non-seksual dari penyakit
ini.
6.Kandidiadis Vagina
7.Kutil Kelamin
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara tuntas menyembuhkan
kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap menghilangkan kutilnya saja.
8.HIV/AIDS
Sepuluh faktor resiko teratas yang berpengaruh pada peluang Anda terkena PMS :
Seks tanpa pelindung
Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik untuk
menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan PMS. Selain
selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik terhadap PMS. Biasakanlah
memakai kondom.
Berganti-ganti pasangan
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak pasangan seksual Anda,
kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti pasangan
cenderung memilih pasangan yang suka berganti pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-
pasangannya pasangan Anda.
Mulai aktif secara seksual pada usia dini
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih tua. Ada
beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS karena tubuh mereka
lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi. Kaum muda juga
tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.
Pengggunaan alkohol
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa minum alkohol bisa
jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat
seseorang sukar memakai kondom dengan benar maupun sulit meminta pasangannya menggunakan
kondom.
Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh obat lebih besar
kemungkinannya melakukan perilaku seksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang juga
memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan perilaku seksual yang dalam keadaan sadar
tidak akan dilakukan. Penggunaan obat dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko
penularan penyakit lewat darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.
Seks untuk uang/obat
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga sulit baginya
untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki
resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun penjual sama-sama dirugikan.
Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi, ketika berhubungan
seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.
Monogami serial
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi kalau diakumulasi
jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya (yang juga banyak terjadi di
masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya, sebab orang
yang mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif
sehingga akan tergoda untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya
monogami memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada monogami jangka panjang yang kedua
pasangan sudah dites kesehatan reproduksi.
Sudah terkena suatu PMS
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering), Anda lebih rentan
terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapatmenjadi jalan masuk
patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi sekali, bisa jadi ada faktor tertentu
dalam gaya hidup Anda yang beresiko.
Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi
Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga mereka memilih pil KB sebagai alat
kontrasepsi utama. Karena sudah merasa terhindar dari kehamilan, mereka enggan memakai kondom.
Ini bisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh pasangannya berpenyakit (sehingga perlu disuruh pakai
kondom) atau memang tidak suka pakai kondom dan menjadikan pil KB sebagai alasan. Yang jelas,
perlindungan ganda (pil KB dan kondom) adalah pilihan terbaikmeski tidak semua orang
melakukannya.