GO ONLINE | 04 Jul
Wahai Angsa. Konon kau adalah hewan bijaksana di bumi ini. Nah,
katakan padaku agama apa yang paling benar dan terbaik untuk memuja
Tuhan?
Manu, setelah sekian ribu tahun agama-agama diturunkan di bumi ini untuk
membuat kehidupan kalian damai, bagaimana mungkin bahkan hingga hari
ini kalian masih bertanya tentang agama mana yang paling benar dan terbaik?
Bahkan kalian bertengkar sampai berperang demi agama. Tidakkah masa
selama ribuan tahun itu telah mencerahkan generasi-generasi kalian hingga
sadar bahwa agama diciptakan untuk mendamaikan kalian?
Manu, dengan sabut inilah buahku menjadi ringan saat jatuh ke samudra.
Kelak benihku ini bisa hanyut dibawa aliran samudra ke pantai harapan untuk
bertumbuh. Begitu pun jika kau punya benih harapan, Manu. Kau mesti
melepasnya dengan ringan ke ruang semesta, agar keikhlasanmu itu
memudahkan semesta membawanya menuju tempat untuk bertumbuh menjadi
kenyataan.
Andaikan taman ini hanya terisi bunga indah, rusa, kijang dan hewan-
hewan jinak lain, tanpa kehadiran kalian wahai singa, serigala dan
sejenismu, betapa damai taman ini.
Wah, sepertinya kau telah gagal sebagai induk kupu-kupu. Bagaimana bisa
kupu-kupu seindahmu melahirkan ulat menggelikan ini?
Manu, bagiku tak ada kegagalan sekalipun aku melahirkan ulat di awal
proses metamorfosa anak-anakku. Bukankah kelak mereka pun menjadi kupu-
kupu seindah diriku? Hanya kebijaksanaan yang akan membuatmu bisa
melihat apa yang kau kira kegagalan, sebagai tangga-tangga menuju
keberhasilan
Seekor angsa putih tampak kotor berlumur noda saat mencari makan di
genangan lumpur. Lalu ia kembali bersih setelah berenang di telaga yang
jernih. Sesaat ia bersuara seperti berpesan:
Manu, tentu sulit bagimu untuk selalu bersih dalam pikiran saat menjalani
hidup di dunia ini. Kemarahan, benci, iri dan lainnya kerap mengotori
batinmu. Tapi kenyataan hidup itu bukanlah hambatan bagimu untuk kembali
menjadi pribadi yang bersih dan suci sebagaimana sejatinya jiwamu.
Kenapa kau mesti melakukan itu, Merak?, Tanya Manu pada seekor
Merak jantan yang sedang mengembangkan bulu-bulu indah ekornya yang
menarik perhatian si Merak betina.
Manu, kita tidak bisa membuat orang lain tertarik pada kita, sebelum kita
membuat diri kita menarik bagi orang lain. Begitulah dalam hidupmu, orang
akan baik padamu jika kau lebih dulu melakukan kebaikan bagi orang lain.
Seekor macan tutul menyergap dan memangsa seekor induk kera babon.
Lalu dia kembali menghampiri sarang si babon dan menggigit bayi babon
tadi. Astaga! Jangan! Tapi, ups, ternyata dia menggigit tidak untuk
memangsa bayi babon itu, melainkan dia bawa ke sarangnya diatas pohon
untuk dia elus dan jaga seperti menjaga bayinya.
Lihatlah, bahkan hewan yang buas ini ternyata punya Jiwa penyayang dalam
dirinya. Tak terbayang penyayangnya Jiwa manusia, seperti juga Jiwa Anda.
Hebat. Bagaimana kakimu bisa menahan tubuh yang seberat itu, wahai
gajah?
Manu, alam sudah tahu bagaimana menciptakan kaki yang mampu menahan
beban seberat tubuhku. Dan untuk manusia sepertimu yang dipenuhi beban
hidup, tidakkah kau sadar bahwa kecerdasan pikiranmu itulah yang diciptakan
alam untuk menahan beban hidupmu seberat apapun. Kau hanya perlu
percaya pada pikiranmu dan melatihnya seperti aku melatih kakiku.
Wah, betapa hebat dan mulianya pekerjaan dan posisimu. Tapi siapakah
sebenarnya dirimu?
Apa yang bisa kutiru darimu, wahai kobra. Raja ular yang membunuh
mangsa dengan bisa pada taringmu sebelum kau menelannya.
Manu, jika aku mampu membunuh mangsa dengan bisaku, kau pun mampu
membunuh rasa takut, rasa khawatir atau rasa cemas yang menghantuimu,
dengan kata-katamu yang berbisa. Katakanlah, AKU BISA, setiap kali rasa-
rasa itu mendatangi dan melumpuhkan keberanianmu. Dengan cara itu kau
akan dapat bangkit kembali.
Ayah, kenapa tulisan dengan pulpen ini berwarna hitam sedangkan dengan
yang lain bisa berwarna merah, biru atau hijau?
Nak, itu karena warna tulisan ditentukan oleh tinta yang mengisi pulpen
tersebut. Seperti juga dirimu manusia, warna apa yang dia torehkan di
kehidupannya tergantung dari warna-warni isi pikirannya. Dan warna itu pula
yang akan di abaca sebagai jejak kehidupannya. Namun jika kau memilih
mewarnai kehidupanmu dengan warna dari Jiwa, maka hidupmu akan
berwarna putih, suci, dipenuhi cinta kasih dan menerima segala warna
kehidupan ini dengan rasa yang sama.