Anda di halaman 1dari 37

ASET TETAP

Aset tetap dan properti investasi merupakan komponen dari aset tidak lancar. Aset tetap merupakan
komponen aset yang paling besar nilainya di dalam Laporan Posisi Keuangan sebagian besar
perusahaan.

Aset Tetap dibagi menjadi:

1. Aset Tetap Berwujud


2. Aset Tetap Tidak Berwujud

ASET TETAP BERWUJUD


Aset Tetap Berwujud di dalam akuntansi didefinisikan sebagai setiap barang yang dimiliki atau
dikuasai oleh perusahaan, yang dipakai atau digunakan secara aktif dalam operasi normal, dan
mempunyai umur atau masa kegunaan yang relatif permanen.

Menurut PSAK aset tetap didefinisikan sebagai aset berwujud yang:

1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Keuangan, bahwa :

Aset tetap berwujud adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomi lebih dari satu tahun dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan bukan untuk dijual kembali. ( 2002 : 591 )

Sedangkan Aset tetap menurut Haryono Yusuf dalam bukunya Dasar-dasar Akuntansi, yaitu :

Aset tetap adalah Aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. ( 2001 : 153 )

Karakteristik Aset Tetap Berwujud

Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan

Mempunyai bentuk fisik

Memberikan manfaat di masa yang akan datang

Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan, atau dimiliki tidak
sebagai suatu investasi dan/atau untuk dijual kembali

Mempunyai masa manfaat relatif permanen (lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari
satu tahun)

Penggolongan Aset Tetap Berwujud

97
Aset tetap berwujud dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :

Aset tetap yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas.

Golongan ini tidak dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, karena manfaatnya tidak
akan berkurang didalam menjalankan fungsinya selama jangka waktu yang tidak terbatas.

Contoh : Tanah untuk bangunan, pabrik dan kantor, tanah untuk pertanian.

Aset tetap yang umur atau kegunaannya terbatas dan tidak dapat diganti dengan aset sejenis
apabila masa kegunaannya telah habis.

Contoh : Sumber alam seperti tambang, hutan.

Aset tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aset sejenis
apabila masa kegunaannya telah berakhir.

Karena manfaat yang diberikan didalam menjalankan fungsinya semakin berkurang atau
terbatas jangka waktunya, maka terhadap harga perolehan aset ini harus disusut selama masa
kegunaannya.

Contoh : Bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, mebel dan alat-alat kantor, kendaraan dan alat
transport.

A. PENGAKUAN

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika :

a. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan

b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

PENGUKURAN AWAL

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur
sebesar biaya perolehan.

BIAYA PEROLEHAN AWAL

Seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di masa mendatang.


Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat memiliki manfaat di masa mendatang.
Alat yang dipasang agar pabrik dapat berjalan sesuai dengan ketentuan pengolahan limbah
industri.

BIAYA SETELAH PEROLEHAN AWAL

Biaya pemeliharaan dan perbaikan , diakui beban di laporan laba rugi komprehensif periode
berjalan.
o Perawatan
o Suku cadang kecil
Penggantian aset akan menambah aset jika:

98
o Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari satu periode dan diukur
dengan andal)
o Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset
Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset jika:
o Memenuhi kriteria aset
o Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan pencatatanya

KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN

a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
ketika aset tersebut diperoleh, atau
karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk
menghasilkan persediaan.

Komponen harga perolehan Tanah dan Hak Atas Tanah

1. Harga yang disepakati dalam transaksi pembelian termasuk tanaman, prasarana, bangunan di
atasnya yang harus dibeli kemudian dimusnahkan.

2. Biaya konstruksi atau pembuatan tanah, bila lahan tanah diciptakan.

3. Biaya ganti rugi penghuni, biaya relokasi.

4. Biaya komisi perantara jual-beli tanah.

5. Biaya bunga pinjaman terkapitalisasi.

6. Biaya survei, pengukuran, pematokan-pemetaan ulang.

7. Biaya legal, seperti audit dokumen kepemilikan tanah.

8. Biaya untuk mendapatkan hak opsi untuk membeli tanah.

9. Biaya notaris dan/atau PPAT.

10. Biaya pematangan tanah

11. Pajak Bumi dan Bangunan yang menunggak dan menjadi tanggungan pihak pembeli.

12. Biaya pemeliharaan kondisi tanah dan penggantian biaya perbaikan dan pemeliharaan yang
dikeluarkan oleh pemerintah.

13. Biaya perpanjangan hak atas tanah.

Komponen harga perolehan Bangunan

99
Jika Bangunan diperoleh dari pembelian

1. Harga yang disepakati dalam transaksi pembelian bangunan

2. Biaya renovasi yang diperlukan untuk membuat bangunan menjadi siap pakai.

3. Biaya untuk mendapatkan IMB yang terkait dengan renovasi bangunan.

4. Pajak yang menunggak dan menjadi tanggungan pembeli.

Jika Bangunan dibangun sendiri

1. Biaya konstruksi bangunan termasuk biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya tidak
langsung lainnya.

2. Biaya penggalian tanah untuk persiapan kegiatan konstruksi

3. Biaya perencanaan, gambar, spesifikasi, dan pembuatan RAB pembangunan.

4. Biaya untuk mendapatkan IMB

5. Biaya arsitek

6. Biaya bunga pinjaman apabila kegiatan konstruksi harus diperpanjang.

Komponen harga perolehan Mesin, Ekuipmen, Kendaraan, Mebel dan Perlengkapan Kantor

1. Harga yang disepakati dalam transaksi pembelian

2. Biaya angkut atau pengiriman, asuransi, penyimpanan, dan biaya lain yang berhubungan
dengan perolehan.

3. Biaya pemasangan termasuk mempersiapkam tempat, perakitan dan instalasi.

4. Biaya percobaan dan testing sebelum aset dapat dioperasikan penuh

5. Biaya untuk merekondisi dalam hal ekuipmen dibeli dalam keadaan bekas pakai.

BIAYA DIATRIBUSIKAN LANGSUNG

Biaya diatribusikan langsung antara lain:

Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau akuisisi aset tetap.
Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
Biaya handling dan penyerahan awal;
Biaya perakitan dan instalasi
Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik (setelah dikurangi hasil penjualan
produk tersebut)
Komisi professional

PEROLEHAN ASET TETAP BERWUJUD

Aset tetap berwujud dapat diperoleh dengan beberapa cara antara lain :

100
1. PEMBELIAN TUNAI

Aset tetap berwujud dapat diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan
jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Termasuk harga faktur dan semua biaya yang
dikeluarkan agar aset tetap siap digunakan. Jika terdapat potongan tunai, maka potongan
tersebut mengurangi harga faktur.
Contoh: Perusahaan membeli mesin secara tunai dengan harga Rp 10.000.000 pada tanggal 21
April 2016.

2. PEMBELIAN SECARA LUMPSUM/GABUNGAN

Entitas dapat melakukan akuisisi aset tetap secara gabungan, dan membayar satu harga untuk
aset tetap gabungan tersebut. Dalam kasus seperti ini, maka biaya perolehan tersebut harus
dialokasikan ke masing-masing aset. Pengalokasian tersebut dilakukan berdasarkan proporsi
nilai wajar dari aset yang diperoleh.

Contoh :

PT. BAHAGIA membeli tanah, bangunan, dan mesin dengan total biaya Rp 1.600.000.000

Nilai wajar dari masing-masing aset adalah sebagai berikut :

Tanah Rp 700.000.000

Bangunan Rp 1.000.000.000

Mesin Rp 300.000.000

Total Rp 2.000.000.000

Total harga perolehan sebesar Rp 1.600.000.000 dialokasikan sebagai berikut :

Jurnal untuk mencatat pembeliaan tersebut :

101
3. PEMBELIAN KREDIT

Aset tetap yang diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program
pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari harus
dicatat berdasar current cash-equivalent price, dan bunga yang termasuk di dalam program
pembayaran tersebut harus diakui sebagai beban dalam periode yang tercantum di dalam
kontrak.

Contoh :

PT.SINAR membeli mesin dengan harga Rp.100.000.000 secara kredit dengan jangka
waktu 4 bulan pada tanggal 2 maret 2015. Bunga 24% per tahun.

Jurnal yang dibuat :

Jurnal pada saat pembayaran angsuran:

102
4. PERTUKARAN DENGAN ASET SEJENIS

Dalam pertukaran aset tetap sejenis, aset tetap lama dicatat sebesar nilai bukunya, sedangkan
aset tetap baru dicatat sebesar harga perolehan dikurangi laba pertukaran. Dengan kata lain,
jika terdapat laba pertukaran maka laba tersebut tidak boleh diakui, tetapi harus dibebankan
pada harga perolehan aset tetap yang baru. Jika terdapat rugi pertukaran, perlakuannya seperti
pada pertukaran tidak sejenis.

Contoh :

PT NIRWANA menukar aset mesin seharga Rp.110.000.000 dengan mesin baru senilai
Rp.100.000.000 pada tanggal 2 maret 2016. mesin dibeli 3 januari 2012 tanpa nilai residu
dengan umur ekonomis 8 tahun. Nilai buku mesin lama sebesar Rp.78.000.000. dalam
pertukaran tersebut perusahaan menambah kas sebesar Rp.20.000.000.

Perhitungan :

Harga perolehan mesin Rp.100.000.000


Nilai buku mesin Rp. 78.000.000
Jumlah kas yang harus ditambah Rp. 22.000.000
Jumlah kas yang dibayarkan Rp. 20.000.000
Laba pertukaran asset tetap Rp. 2.000.000

Jurnal yang dibuat :

103
5. PERTUKARAN DENGAN ASET TIDAK SEJENIS
Jika perolehan dengan pertukaran dengan aset tetap lainnya, maka aset tetap yg lama dicatat
sebesar nilai bukunya (Harga perolehan Akumulasi Depresiasi),sedangkan aset tetap yg
baru dicatat sebesar harga perolehannya.
Contoh :
PT. Aneka menukar aset kendaraan seharga Rp. 110.000.000 dengan mesin senilai
Rp. 100.000.000 pada tanggal 2 Maret 2012. Kendaraan dibeli 3 Januari 2008 tanpa nilai
residu dengan umur ekonomis 8 tahun. Kendaraan nilai bukunya sebesar Rp.78.000.000.
dalam pertukaran tersebut perusahaan menambah kas sebesar Rp. 20.000.000.

Perhitungan :
Akumulasi depresiasi : Rp 110.000.000 Rp 78.000.000 = Rp 32.000.000
Harga peroehan mesin Rp.100.000.000
Nilai buku kendaraan Rp. 78.000.000
Jumlah kas yang harusnya ditambah Rp. 22.000.000
Jumlah kas yang dibayarkan Rp. 20.000.000
Laba pertukaran Rp. 2.000.000

Jurnalnya :

6. DIPEROLEH DARI SUMBANGAN/HADIAH


Dalam perolehan ini aset tetap dinilai sebesar harga pasarnya, dan apabila terdapat biaya-
biaya yang harus dikeluarkan maka biaya tersebut diperhitungkan sebagai penambah harga
pasar aset tetap tersebut.
Contoh :
PT TUNJUNG menerima hadiah berupa tanah senilai Rp60.000.000,00
Pencatatannya adalah:

104
Apabila dalam penerimaan hadiah tersebut, PT TUNJUNG mengeluarkan biaya sebesar
Rp5.000.000,00. Maka pencatatan penerimaan hadiah tersebut:

Apabila donasi yang diterima itu belum pasti akan menjadi milik perusahaan (karena
tergantung pada terlaksananya perjanjian) maka aset dan modal dicatat sebagai elemen yang
belum pasti (contingent). Apabila hak atas aset tersebut sudah diterima, maka
barulah contingent assets tersebut dicatat sebagai aset.

7. DIBUAT SENDIRI

Harga perolehannya dihitung sebesar biaya yang dikeluarkan untuk membuat sampai aset
tetap tersebut bisa digunakan.
Terdapat dua situasi dalam penentuan harga pokok aset tetap dengan membangun sendiri :
Aset tetap yang dibangun sendiri dengan dana yang berasal dari dalam perusahaan.
Aset tetap yang dibangun sendiri adalah bangunan yang timbul karena tidak ada harga
pembelian, ataupun harga kontrak pembangunan, maka perusahaan harus mengalokasikan
semua biaya yang dikeluarkan yang ditelusuri dari biaya (bahan, tenaga kerja, overhead)
yang berkaitan dengan pembangunan tersebut. Biaya overhead pabrik biasanya mencakup
listrik, asuransi, peralatan pabrik, pengawas pabrik.

8. DITUKAR DENGAN SURAT BERHARGA

ketentuan :

1. Harga perolehan aset tetap yang didapat melalui pertukaran dengan sekuritas diukur dengan
jumlah uang yang dapat diperoleh apabila sekuritas dijual secara tunai pada tanggal
terjadinya transaksi pertukaran.

2. Dalam hal harga jual atau harga pasar sekuritas tidak dapat ditentukan maka harga perolehan
aset tetap yang didapat harus diukur berdasar taksiran harga pasar aset tetap yang dilakukan
oleh pihak tertentu.

3. Dalam hal harga pasar baik untuk sekuritas yang diserahkan maupun aset tetap yang didapat
tidak dapat ditentukan, maka untuk keperluan pencatatannya harga perolehan aset tetap
ditentukan oleh pihak direksi perusahaan .

Contoh :

105
PT Anjani memberikan 1000 lembar saham dengan nilai nominal @ Rp 50.000 dengan mesin.
Jika diketahui harga pasar saham per lembar Rp 55.000

Maka pencatatannya :
Perhitungan:
Agio Saham (Rp 55.000 Rp 5.000) 1.000 lb = Rp 5.000.000

B. PENENTUAN HARGA PEROLEHAN ASET TETAP

Aset tetap harus dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan meliputi semua
pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aset, dan pengeluaran-pengeluaran lain
hingga aset tersebut siap digunakan.

Harga perolehan diukur dengan kas yang dibayarkan pada suatu transaksi secara tunai. Jika
harga perolehan sudah ditetapkan maka harga perolehan tersebut akan menjadi dasar untuk
akuntansi selama masa pemakaian yang bersangkutan. Akuntansi tidak mengakui harga pasar
atau harga pengganti.

1. PENGELUARAN MODAL SETELAH PEROLEHAN ASET TETAP

Dalam masa penggunaannya, aset tetap akan memerlukan biaya-biaya, baik biaya operasional
yang rutin sifatnya maupun biaya yang tidak bersifat rutin. Oleh karena itu, adanya kriteria
untuk membedakan antara pengeluaran modal (capital expenditures) di satu pihak, dengan
pengeluran pendapatan (revenue expenditures) di pihak yang lain mutlak diperlukan.

Pengeluaran modal adalah pengorbanan yang diharapkan akan memberikan manfaat lebih dari satu
tahun dimasa mendatang, dan oleh sebab itu harus dicatat sbg suatu aset dan depresiasi selama masa
manfaatnya.

Pengeluaran pendapatan adalah pengorbanan yang diperlukan untuk mempertahankan atau


menjaga kondisi agar aset dapat menjalankan fungsinya dalam tahun buku berjalan, dan oleh karena
itu diakui sbg beban dalam periode terjadinya.

Pengeluaran yang berhubungan dengan aset tetap setelah perolehannya dapat dibedakan ke dalam 4
kategori :

1. Penambahan (additions)
2. Penggantian dan perbaikan (replacements and betterments)
3. Pengaturan kembali dan relokasi (rearrangement and relocation)
4. Reparasi dan pemeliharaan (repair and maintenance)

1. PENAMBAHAN

106
Penambahan atau perluasan merupakan pengeluaran yang biasanya cukup besar jumlahnya,
yang per definisi merupakan pengeluaran modal, karena menaikkan atau menambah manfaat
potensial aset tetap.

2. PENGGANTIAN DAN PERBAIKAN

Penggantian menyangkut pembongkaran dari bagian atau komponen atau suku cadang
pengganti sejenis yang sama sekali baru. Reparasi biasanya diperlukan berhubung telah
terjadi kerusakan atas sebagaian atau keseluruhan aset, maka penggantian komponen yang
baru harus juga dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Misalnya, penggantian pondasi
mesin dengan pondasi mesin yang baru.
Contoh :
Perusahaan Otobis (PO) Subur memutuskan untuk mengganti mesin (motor) kendaraan bus
nya yang semula menggunakan motor bensin dengan motor diesel. Nilai perolehan kendaraan
(bus) sebesar Rp 90.000.000. Hasil mengidentifikasikan komponen kos kendaraan
menunjukkan bahwa kos untuk komponen motor Rp 25.000.000. Kendaraan didepresiasi dg
metode garis lurus, taksiran umur 10 tahun.
Sedang komponen motor taksiran umur 5 tahun. Penggantian motor bensin dengan motor
diesel dilakukan setelah kendaraan dioperasikan selama 4 tahun, dengan biaya sebesar Rp
30.000.000 per unit. Diperkirakan masa manfaat motor diesel akan sama dengan taksiran sisa
umur kendaraan atau 6 tahun.

Jurnal :

3. PENGATURAN KEMBALI DAN RELOKASI

Biaya penyusunan atau relokasi mesin-mesin pabrik, penyusunan kembali layout mesin &
alat pabrik sebagai akibat perubahan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi operasi di
masa yang akan datang yang material jumlah nya dan dapat didentifikasikan secara terpisah
dan biaya operasi harus dikapitalisasi.

Biaya-biaya semacam itu tidak ditambahkan pada niali perolehan aset tetap terkait, melainkan
dicatat dalam rekening tersendiri secara terpisah dari aset tetap terkait sebagai beban
tangguhan dan diamortisasi secara periodik sebagai beban dalam taksiran masa manfaatnya.

4. REPARASI DAN PEMELIHARAAN

107
Biaya reparasi dan pemeliharaan merupakan biaya atau pengeluaran yang tidak dapat
dihindarkan dalam masa penggunaan aset tetap, khususnya yang diapakai dalam kegiatan
produksi.
Perlakuan akuntansi terhadap reparasi dan pemeliharaan sebagai beban dalam periode terjadi
nya pengeluaran didasarkan pada suatu asumsi bahwa pengeluaran terjadi secara merata
sepanjang tahun, dan mencakup jumlah yang relatif kecil.

DEPRESIASI

Depresiasi atau penyusutan merupakan proses pengalokasian harga perolehan aset menjadi biaya
selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Biaya depresiasi dibebankan di laporan
laba rugi komprehensif pada periode terjadinya.

Latar belakang dilakukannya depresiasi adalah kemampuan suatu aset untuk menghasilkan
pendapatan dan jasa semakin menurun, baik secara fisik maupun fungsinya. Pengakuan atas
depresiasi aset tetap tidak berakibat adanya pengumpulan kas untuk mengganti aset lama dengan aset
yang baru.

Faktor yang mempengaruhi besarnya biaya depresiasi:

Harga Perolehan (cost)

Taksiran Nilai Residu

Taksiran nilai tunai aset pada akhir masa manfaat aset tersebut

Taksiran Umur Kegunaan (Masa Manfaat)

Taksiran umur aset tetap yang bersangkutan dapat dipergunakan dalam operasi perusahaan.

Metode Perhitungan Depresiasi

METODE-METODE DEPRESIASI

1. METODE GARIS LURUS


Pada metode ini, biaya depresiasi setiap tahun jumlahnya akan sama selama masa manfaat
aset.
Rumus :

2. METODE AKTIVITAS

METODE JUMLAH JAM JASA

108
Pada metode ini biaya depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Biaya depresiasi
periodik besarnya sangat tergantung pada jam jasa yang dipakai/digunakan.
Rumus :

METODE JUMLAH UNIT YANG DIHASILKAN


Pada metode ini biaya depresiasi dihitung dengan dasar satuan jumlah unit yang dihasilkan.
Besarnya biaya depresiasi tergantung pada jumlah unit yang dihasilkan.
Rumus :

3. METODE SALDO MENURUN


Pada metode saldo menurun, biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun, hal ini
terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku aset yang
semakin menurun tiap tahun.
Tarif depresiasi yang sering digunakan adalah tarif depresiasi garis lurus yang dikalikan dua
atau sering disebut dengan metode saldo menurun ganda.
METODE PROSENTASE DARI NILAI BUKU
Metode presen dari nilai buku biasanya disajikan dalam bentuk tabel dan
mengabaikan nilai residu.
Rumus :

Tarif Depresiasi = 1

n Nilai Sisa
Harga Perolehan
Ket : n = umur ekonomis
Biaya Depresiasi = Tarif Depresiasi x Nilai Buku Pada Awal Tahun

METODE SALDO MENURUN GANDA


Pada metode ini biaya depresiasi tiap tahun menurun. Dasar yang digunakan adalah
persentase depresiasi dari metode garis lurus.
Rumus :
Biaya Depresiasi = 2 x Tarif Depresiasi Metode GarisLurus atau
100
Biaya Depresiasi = umur ekonomis X2

METODE JUMLAH ANGKA TAHUN


Metode ini juga akan menghasilkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-
tahun awal dan semakin kecil pada tahun-tahun akhir (metode depresiasi yang
dipercepat).

109
Seperti pada metode garis lurus, metode ini juga mempertimbangkan nilai
residu.Metode ini disebut sebagai jumlah angka tahun karena depresiasinya
didasarkan pada suatu pecahan yang :
Pembilangnya = Tahun pemakaian aset yang masih tersisa sejak awal tahun ini
Penyebutnya = Jumlah tahun sejak tahun pertama hingga tahun pemakaian yang
terakhir.
Rumusnya :
Biaya Depresiasi/Th= Pecahan angka tahun x (Harga Perolehan Nilai Residu)
Atau jumlah angka tahun dapat dihitung sebagai berikut:

JumlahAngkaTahun = n ( n+12 )
Keterangan:
n = masa manfaat

Contoh Soal Perhitungan Biaya Depresiasi dengan Berbagai Metode :

Pada tanggal 3 Januari 2011 PT Berbagi membeli kendaraan dengan harga perolehan Rp 200.000.000.
Kendaraan tersebut diperkirakan memberi manfaat selama 5 tahun atau dengan jarak 160.000 Km,
dengan pemanfaatan per periode :

2011 60.000 Km

2012 20.000 Km

2013 40.000 Km

2014 30.000 Km

2015 10.000 Km

Nilai residu kendaraan pada akhir tahun kelima atau setelah mencapai 160.000 Km sebesar
Rp 20.000.000. (Tarif 25% dari nilai buku untuk metode prosentase dari nilai buku). Pengakuan biaya
depresiasi setiap tanggal 31 Desember pada saat penyusunan laporan keuangan.

Hitung biaya depresiasi setiap tahunnya!

METODE GARIS LURUS

PT Berbagi
Tabel Depresiasi Aset Tetap
Metode Garis Lurus
Kendaraan

110
PT Berbagi
Jurnal Umum
2011-2015

METODE UNIT AKTIVITAS - Jumlah Jam Jasa

Rp200.000 .000Rp 20.000 .000


Depresiasi/Km= = Rp 1.125
160 Km

PT Berbagi
Tabel Depresiasi Aset Tetap
Metode Aktivitas (Jumlah Jam Jasa)
Kendaraan

111
PT Berbagi
Jurnal Umum
2011-2015

METODE SALDO MENURUN prosentase dari nilai buku

PT Berbagi
Tabel Depresiasi Aset Tetap
Prosentase Nilai Buku
Kendaraan

112
PT Berbagi
Jurnal Umum
2011-2015

METODE SALDO MENURUN GANDA

113
Rp200.000 .000Rp 20.000 .000




Rp 36.000.000
Tarif : 2 x

PT Berbagi
Tabel Depresiasi Aset Tetap
Metode Saldo Menurun Ganda
Kendaraan

PT Berbagi
Jurnal Umum
2011-2015

METODE JUMLAH ANGKA TAHUN

Penyebut : (1+2+3+4+5) = 15

Harga Perolehan Nilai Residu = Rp 200.000.000 Rp 20.000.000

114
= Rp 180.000.000

PT Berbagi
Tabel Depresiasi Aset Tetap
Metode Jumlah Angka Tahun
Kendaraan

PT Berbagi
Jurnal Umum
2011-2015

ASET SUMBER ALAM

Sebagian dari aset tetap perusahaan dibidang ekstratif adalah berupa sumber alam atau wasting assets.
Sumber alam seperti batubara, besi, timah, minyak, gas, logam mulia, tembaga, belerang, kayu secara
fisik akan semakin berkurang melalui kejadian eksploitasi dan penjualan oleh perusahaan.

DEPLESI

Deplesi merupakan istilah lain dari penyusutan atau amortisasi. Deplesi digunakan khusus untuk
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Metode Perhitungan Deplesi :

115
3 hal yang harus diperhatikan

Harga perolehan aset


Taksiran nilai sisa apabila sumber alam selesai dieksploitasi
Taksiran hasil secara ekonomis yang dapat dieksploitasi

Faktor yang mempengaruhi perhitungan deplesi:

Biaya Eksplorasi

Biaya eksplorasi atau pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan untuk menentukan lokasi
deposit sumber alam atau cadangan mineral yang secara ekonomis dapat dieksploitasi seringkali
tak terhindarkan. Tidak setiap kegiatan eksplorasi berhasil menemukan cadangan mineral atau
deposit sumber alam yang secara ekonomis dapat dieksploitasi, ada kalanya kegiatan eksplorasi
gagal menemukan deposit sumber alam atau cadangan mineral yang secara ekonomis dapat
dieksploitasi.

Biaya Pengembangan

Biaya pengembangan adalah pengeluaran atau pengorbanan yang terjadi untuk menyediakan sarana
dan prasarana yang diperlukan untuk mengeksploitasi sumber alam. Biaya pengembangan dalam
bentuk sarana dan prasarana yang mempunyai bentuk phisik dicatat sebagai aset tetap tersendiri
secara terpisah dari aset sumber alam, dan didepresiasi berdasar taksiran masa manfaatnya sesuai
dengan kebijakan depresiasi yang diterapkan. Dalam hal masa manfaat dari masing-masing aset
tersebut terbatas hanya pada lokasi proyek pengembangan sumber alam tertentu atau tidak bisa
dipindahkan ke lokasi pengembangan yang lain, maka aset tetap harus didepresiasi selama masa
manfaat proyek berdasar metode yang sama dengan metode deplesi yang digunakan untuk Aset
Sumber Alam terkait.

Biaya Restorasi

Biaya restorasi adalah biaya atau pengeluaran yang diperlukan untuk merestorasi tanah, dan
diperlukan sebagai pengurang terhadap jumlah uang yang diharapkan dari hasil penjualan tanah atau
taksiran nilai residu aset sumber alam sehingga menambah bagian dari kos atau nilai perolehan yang
harus dipakai sebagai basis perhitungan deplesi.

Contoh:

PT. Tambang Universal memperoleh sebidang tanah yang mengandung deposit mineral
dengan cost Rp 5.500.000.000,-. Nilai residu tanah setelah deposit mineral habis dieksploitasi
diperkirakan sebesar Rp 250.000.000,-. Sedang deposit mineral yang secara ekonimis dapat di
eksploitasi di taksir sebesar 1.000.000 ton.

Tarif deplesi per ton dan beban deplesi yang harus diakui apabila dalam tahun pertama dapat
dieksploitasi sebanyak 25.000 ton mineral dihitung sebagai berikut:

116
Jurnal :

Penyajian dalam Laporan Posisi Keuangan

PENGHENTIAN DAN PELEPASAN ASET TETAP

Pada saatnya nanti aset tetap akan atau harus dihentikan dari pemakaiannya. Terdapat beberapa situasi
atau keadaan dan alasan yg membuat perusahaan menghentikan aset tetapnya antara lain :

1. Dijual

2. Penghapusan / abandon

3. Ditukar dengan aset lain

4. Berakhir masa manfaatnya sehingga perlu diganti dengan aset yang baru

5. Kerusakan sebagai akibat terkena musibah atau bencana alam

1. PENJUALAN ASET TETAP

Apabila suatu aset tetap belum habis masa manfaatnya, kemudian dijual, maka harga
perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut harus dikeluarkan dari catatan pembukuan.
Selisih antara hasil penjualan dan harga buku aset tetap yang dijual dicatat sebagai laba atau
rugi penjualan aset tetap.
Contoh:
Sebuah kendaraan yg dibeli pada tanggal 1 Maret 2010 dengan harga Rp.50.000.000. Dijual
kembali pada tanggal 1 November 2014 dengan harga Rp.6.950.000. Kendaraan ditaksir umur
ekonomisnya selama 5 tahun dengan nilai residu pada masa akhir pemakaiannya sebesar
Rp.2.000.000. Kendaraan didepresiasi menurut metode garis lurus.

Mencatat depresiasi kendaraan untuk masa 10 bulan dalam tahun buku 2014

117
Perhitungan :
Biaya Depresiasi = 10/12 x 1/5 x Rp.48.000.000 = Rp.8.000.000

Mencatat penjualan dan menghapuskan nilai buku kendaraan

Perhitungan :
Akumulasi Depesiasi 1 Maret 2010 1 November 2014 :
56/60 X Rp.48.000.000 = Rp.44.800.000
Harga Jual Rp. 6.950.000
Harga Perolehan Kendaraan Rp. 50.000.000
Akumulasi Deresiasi Kendaraan (Rp. 44.800.000)
Nilai Buku (Rp. 5.200.000)
Laba Penjualan Aset Tetap Rp. 1.750.000

2. PENGHAPUSAN

Kadang-kadang aset tetap dihentikan dari pemakaiannya dengan cara dibuang atau dilepas
begitu saja dan dihapuskan dari catatan pembukuannya. Prosedur akuntansinya sama seperti
penghentian aset tetap dengan cara dijual, kecuali dalam transaksi ini tidak ada kas yg
diterima perusahaan, bahkan bisa jadi harus dikeluarkan sejumlah uang untuk memindahkan
aset. Jika aset tetap dihentikan dengan dibuang sedang nilai buku aset belum habis disusut
maka adanya kerugian sebesar nilai buku aset ditambah biaya-biaya yg harus diakui.
Contoh:
Sebuah kendaraan yg dibeli pada tanggal 1 Maret 2010 dengan harga Rp.50.000.000
dihentikan dari pemakaiannya, tidak dijual, dan nilai buku pada tanggal 1 November 2014
sebesar Rp.5.200.000 dihapuskan. Kendaraan ditaksir umur ekonomisnya selama 5 tahun.
Kendaraan didepresiasi menurut metode garis lurus.

Aset tetap dihentikan dari pemakaiannya tetapi tidak dihapuskan karena masih menunggu
untuk dijual di kemudian hari, tetap harus disajikan di dalam laporan posisi keuangan secara
terpisah dari kelompok aset tetap (yang masih dipakai dalam kegiatan normal) sebesar nilai

118
residu atau nilai bukunya. Dalam hal ini laba-rugi penghentian aset tetap dari pemakaian nya
ditunda atau ditangguhkan sampai dengan kelak pada saat aset dijual.
Contoh :
Jika pada contoh 2.1, dihentikan dari pemakaiannya tetapi tidak dihapuskan karena
masih menunggu untuk dijual dikemudian hari , maka pencatatan pada tanggal 1 November
2014 sebagai berikut:

3. PERTUKARAN DENGAN ASET TETAP LAIN

Aset tetap yang ditukar dengan aset tetap lain secara otomatis dihentikan dari pemakaiannya.
Pertukaran dengan aset tetap tidak sejenis
Jika penghentian dengan pertukaran dengan aset tetap lainnya, maka aset tetap yg lama
dicatat sebesar nilai bukunya (Harga perolehan Akumulasi Depresiasi),sedangkan aset tetap
yg baru dicatat sebesar harga perolehannya.
Contoh:
PT. Abadi menukar kendaraan seharga Rp.110.000.000 dengan mesin senilai Rp.100.000.000
pada tanggal 2 Maret 2015. Kendaraan dibeli tanggal 3 Januari 2015 tanpa nilai residu dengan
nilai ekonomis 8 tahun. Nilai buku kendaraan sebesar Rp. 78.000.000 dan dalam pertukaran
tersebut, perusahaan menambah kas sebesar Rp.20.000.000.

Perhitungan :
Harga perolehan mesin Rp.100.000.000
Nilai buku kendaraan (Rp. 78.000.000)
Kas yang harus dibayar Rp. 22.000.000
Kas yang dibayar (Rp. 20.000.000)
Laba pertukaran aset tetap Rp. 2.000.000

Harga perolehan kendaraan Rp.110.000.000


Nilai buku kendaraan (Rp. 78.000.000)
Akumulasi depresiasi kendaraan Rp. 32.000.000

Pertukaran dengan aset tetap sejenis


Dalam pertukaran ini, aset tetap lama dicatat sebesar nilai bukunya sedangkan aset tetap yg
baru dicatat sebesar harga perolehan dikurangi laba pertukaran aset tetap. Dengan kata lain
jika terdapat laba pertukaran, maka laba tersebut tidak boleh diakui tetapi dibebankan pada
harga perolehan aset yg baru. Jika terdapat rugi pertukaran, maka perlakuannya sama dengan
pertukaran tidak sejenis.
Contoh:

119
PT. Abadi menukar mesin seharga Rp.110.000.000 dengan mesin yg baru senilai
Rp.100.000.000 pada tanggal 2 Maret 2015. Mesin lama dibeli tanggal 3 Januari 2015 tanpa
nilai residu dengan nilai ekonomis 8 tahun. Nilai buku mesin lama sebesar Rp. 78.000.000
dan dalam pertukaran tersebut, perusahaan menambah kas sebesar Rp.20.000.000.

Perhitungan :
Harga perolehan mesin Rp.100.000.000
Nilai buku kendaraan (Rp. 78.000.000)
Kas yang harus dibayar Rp. 22.000.000
Kas yang dibayar (Rp. 20.000.000)
Laba pertukaran aset tetap Rp. 2.000.000

Harga perolehan kendaraan Rp.110.000.000


Nilai buku kendaraan (Rp. 78.000.000)
Akumulasi depresiasi kendaraan Rp. 32.000.000

4. INVOLUNTARY CONVERSION

Keadaan atau kondisi yang membuat aset tetap terpaksa dihentikan dari pemakaiannya seperti
pencurian, musibah atau kecelakaan, bencana alam. Prosedur akuntansi penghentian aset tetap
karena involuntary conversion sama seperti penghentian aset tetap karena penghapusan.
Kerugian penghentian harus diakui.

PENYAJIAN ASET TETAP BERWUJUD DALAM LAPORAN POSISI KEUANGAN

ASET LIABILITAS DAN EKUITAS

120
Aset Lancar
Kas............................................Rpxxx
Aset Tidak Lancar
Tanah...Rpxxx
Gedung...Rpxxx
Akm. Dep. Gedung...(Rpxxx)
...Rpxxx

REVALUASI ASET TETAP

Revaluasi adalah penilaian kembali Aset Tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya kenaikan nilai
Aset Tetap tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai Aset Tetap dalam laporan keuangan
perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai Aset Tetap dalam laporan
keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar.

Akibat dari penilaian kembali Aset Tetap Terhadap Harga Perolehan Aset Tetap yaitu dapat
mengakibatkan kenaikan atau penurunan harga perolehan.

PERUBAHAN HARGA PEROLEHAN

Perubahan harga perolehan suatu aset selama umur pemakaian disebabkan terjadi pengeluaran-
pengeluaran yang kapitalisasi ke rekening aset tersebut, seperti reparasi berat, penggantian sebagai
aset dengan tujuan untuk memperbesar fungsi aset, karena terjadinya perubahan harga perolehan
tersebut tentunya akan mempengaruhi perhitungan depresiasi aset tersebut.

Contoh:

PT. OAZA membeli mesin dengan harga Rp25.000.000 ditaksir umurnya 10 tahun, dan setelah di
gunakan selama 6 tahun dikelurakan biaya perbaikan sebesar Rp2.000.000, perbaikan ini tidak
menambah umur ekonomis mesin, berapa Harga Perolehan dan Depresiasi mesin tersebut setelah
perbaikan?

Jurnal yang di catat atas perbaikan mesin:

Perhitungan:

HP Pertama Rp25.000.000 : 10 =Rp2.500.000

Perbaikan Rp 2.000.000 : 4 =RP 500.000 +

121
Depresiasi setelah perbaikan =Rp3.000.000

Jurnal penyesuian setelah adanya perbaikan:

Bila dari contoh PT.OAZA perbaikan mesin dengan harga Rp2.000.000 menyebabkan penambahan
umur mesin dengan waktu 4 tahun. Dengan demikian depresiasi sesudah adanya perbaikan mesin
sebagai berikut:

Biaya perbaikan Rp2.000.000 dapat menambah umur 4 tahun di atas dicatat dengan jurnal sebagai
berikut:

Perhitungan:

Harga perolehan Rp25.000.000

Akm. Depresiasi:6/10xRp25.000.000= Rp15.000.000

Perbaikan Mesin: (Rp 2.000.000)

(Rp13.000.000)

Nilai Buku (Sisa Umur (10 - 6) + 4 = 8 tahun) Rp12.000.000

Depresiasi tiap tahun= Rp12.000.000 / 8 tahun

=Rp1.500.000

Jurnal pencatatan biaya depresiasi setalah adanya perbaikan dengan menambah masa manfaat 4 tahun:

Terkadang bagian dari mesin harus diganti dengan bagian yang baru. Penggantian tersebut harus
dihitung dalam perhitungan depresiasi sesudah penggantian.

Contoh:

PT.OKE membeli mesin dengan harga Rp300.000 umur ekonomis 5tahun. Sudah dipakai selama 3
tahun, suku cadang yang ditaksir merupakan 10% dari harga perolehan rusak dan diganti. Harga beli

122
suku cadang baru Rp60.000 dan akan dipakai sampai suku cadang tersebut habis umurnya. Sedangkan
suku cadang yang baru laku terjual Rp3.000.

Jurnal pembelian suku cadang baru:

Perhitungan :

Harga Perolehan suku cadang (taksiran)


10%xRp300.000 Rp30.000
Depresiasi 3/5xRp30.000 (Rp18.000)
Nilai Buku Rp12.000
Harga Jual mesin lama (Rp 3.000)
Rugi Rp 9.000

Jurnal dari kejadian tersebut:

Perhitungan:

Perhitungan Depresiasi setelah penggantian suku cadang:

Harga Perolehan Pertama (Rp300.000 - Rp30.000) / 5 =Rp54.000

Suku Cadang Baru (Rp60.000 / 2) =Rp30.000

Depresiasi tahunan =Rp84.000

Jurnal untuk mencatat biaya depresiasi setelah adanya penggantian :

Perubahan Taksiran Umur atau Masa Manfaat

Apabila dalam penaksiran umur ekonomis mengalami kesalahan maka akan berpengaruh juga
terhadap penentuan depresiasi per tahun. Apabila di ketahui bahwa taksiran umur aset dibuat dengan
tidak benar maka tindakan perbaikan/koreksi dapat di lakukan dengan salah satu metode dibawah ini :

1. Nilai buku aset pada saat di ketahui kesalahan tidak diubah, maka perubahan dilakukan
terhadap perhitungan depresiasi untuk sisa umur aset.

123
Contoh:

PT.SUKSES memiliki mesin dengan Harga Perolehan Rp5.000.000 dengan umur ekonomis 5
tahun. Sudah dipakai selama 2 tahun, ditaksir mesin masih dapat digunakan selama 4 tahun.
Karena terjadi perubahan umur mesin, maka mengakibatkan terjadinnya perubahan dalam
beban depresiasi pada tahun berikutnya.

Beban Depresiasi sebelum perubahan umur ( untuk tahun pertama sampai tahun ke dua) :
Rp5.000.000 / 5 tahun = Rp1.000.000 per tahun

Sedangkan Depresiasi setelah terjadi perubahan umur untuk tahun ke-3 dan seterusnya dihitung
sebagai berikut:

Harga perolehan mesin Rp5.000.000

Akm. depresiasi mesin (2 tahun)

2 x Rp1.000.000 (Rp2.000.000)

Nilai Buku mesin awal tahun ke-3 Rp3.000.000

Depresiasi untuk tahun ke-3 dan berikutnya: Rp3.000.000 / 4 = Rp750.000 per tahun

2. Nilai Buku Aset diubah pada saat di ketahui kesalahan sehingga menunjukkan jumlah
depresiasi sesuai dengan umur aset.

Contoh:

PT.SUKSES memiliki mesin dengan Harga Perolehan Rp5.000.000 dengan umur ekonomis 4
tahun. Sudah dipakai selama 2 tahun, ditaksir mesin masih dapat digunakan selama 3 tahun.

Nilai buku mesin sebelum koreksi:

Harga perolehan mesin Rp5.000.000

Akm.Dep.mesin (2/4 x Rp5.000.000) (Rp2.500.000)

Nilai buku mesin Rp2.500.000

124
Nilai buku mesin pada akhir tahun kedua setelah adanya taksiran umur baru:

Harga perolehan mesin Rp5.000.000

Akm.Dep.Mesin 2 / 5 x Rp5.000.000 (Rp2.000.000)

Nilai buku mesin Rp3.000.000

Nilai buku sebelum koreksi menunjukan hasil lebih rendah Rp500.000 dibanding nilai buku baru
sehingga nilai buku mesin harus dinaikan menjadi Rp3.000.000.Jurnal untuk nilai buku sebagai
berikut:

ASET TETAP TAK BERWUJUD

Dalam arti luas aset tetap tak berwujud meliputi semua aset yang tidak mempunyai bentuk fisik.
Menurut PSAK 19 (Revisi 2010) Aset tetap tak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat
diidentifikasi tanpa wujud fisik. Aset tetap tidak berwujud mencerminkan hak-hak istimewa atau
posisi yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.. Aset tetap tak berwujud
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan merupakan subyek untuk diamortisasi ke dalam
beberapa periode akuntansi.

KARAKTERISTIK

Untuk dapat diklasifikasikan ke dalam aset tetap tak berwujud, suatu aset harus mempunyai
karakteristik sebagai berikut :

1. Didapat atau dibeli dari pihak lain atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan
2. Memberikan hak-hak istimewa kepada perusahaan sebagai pemilik
3. Memberikan manfaat dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
4. Mempunyai masa kegunaan relatif permanaen atau lebih dari satu periode akuntansi

Sesuai dengan karakteristiknya, aset tetap tak berwujud dapat dikelompokkan ke dalam berbagai
kategori sebagai berikut :

1. Berdasarkan dapat atau tidaknya aset itu diidentifikasikan secara spesifik dengan hak, jenis,
atau aktivitas tertentu. Aset yang mempunyai identifikasi khusus seperti Hak Paten dan Hak
Cipta. Aset yang tidak dapat diidentifikasi secara spesifik seperti goodwill.
2. Berdasarkan cara perolehannya. Dapat diperoleh dari pembelian misalnya Hak Paten, Hak
Cipta. Ada yang dikembangkan melalui kegiatan riset di dalam perusahaan sendiri misalnya
resep-resep rahasia.
3. Berdasarkan masa manfaat. Terbatas masa kegunaannya baik menurut undang-undang,
kontrak, atau pertimbangan-pertimbangan ekonomis seperti Hak Paten. Tidak terbatas masa
kegunaannya seperti goodwill.

125
4. Berdasarkan dapat atau tidaknya aset itu dipisahkan dari ekstensi perusahaan. Dapat
dipisahkan dan dijual tersendiri seperti Hak Cipta, dan yang tidak dapat dipisahkan dari
ekstensi perusahaan seperti goodwill.

PEROLEHAN

Aset tetap tak berwujud dicatat sebesar kos atau nilai perolehannya, yang dapat didefinisikan sebagai
jumlah pengorbanan (aset yang diserahkan dan kewajiban yang timbul dalam transaksi) yang
diperlukan untuk mendapatkan aset terkait. Terdapat beberapa kemungkinan cara perolehan aset tak
berwujud yaitu :

1. Perolehan terpisah

Pengukuran biaya perolehannya terdiri atas :

1) Harga pembelian, termasuk bea impor dan pajak yanng tidak dapat dikembalikan,
dikurangi diskon dan rabat.
2) Biaya yang secara langsung dapat diatribusikan yang terjadi dalam menyiapkan aset
tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai tujuan penggunaannya.

2. Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis

Biaya perolehannya adalah nilai wajar nya pada tanggal akuisisi.

Aset tak berwujud yang timbul dari kombinas bisnis harus diakui terpisah dari goodwill.
Kecuali jika baiaya perolehan aset tak berwujud yang diakuisisi sebagai bagian dari
kombinasi bisnis tidak dapat diukur secara andal maka aset tersebut tidak diakui secara
terpisah tetapi dimasukkan sebagai goodwill.

3. Akuisisi dengan hibah pemerintah

Entitas yang memperoleh aset tak berwujud dengan hibah pemerintah mempunai pilihan
untuk pengakuan aset tak berwujud tersebut yaitu :

1) Mengakui sebesar nilai wajar


2) Mengakui aset tak berwujud dan hibah dengan nominal ditambah dengan segala
pengeluaran yang berhubungan secra langsung untuk menyiapkan aset tersebut agar dapat
digunakan sesuai dengan maksut penggunaannya

4. Pertukaran aset

Biaya perolehan dari aset tak berwujud yang diperoleh dari pertukaran adalah diukur pada
nilai wajar, kecuali

1) Transaksi pertukaran tersebut kurang memiliki subtansi komersial


2) Nilai wajar aset baik yang diterima maupun yang dilepaskan tidak dapat diukur dengan
andal

5. Aset tak berwujud yang dihasilakn secara internal (goodwill dan aset tak berwujud lainnya)

126
Dalam menentukan apakah aset tidak berwujud yang dihasilkan internal memenuhi syarat
untuk diakui, entitas menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua tahap:

1) Tahap Riset, dan


2) Tahap Pengembangan

Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh
pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru. Aset tidak berwujud
yang timbul dari Riset tidak boleh diakui. Pengeluaran riset diakui sebagai beban pada saat
terjadinya.

Pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana
atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang sifatnya baru
atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau
pemakaian. Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan pengembangan, diakui jika, dan
hanya jika,terpenuhi semua hal ini:

Kelayakan teknis penyelesaian


Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
Kemampuan menggunakan atau menjual
Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa depan
Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lainnya untuk menyelesaikan
dan, menggunakan atau menjualnya
Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset tersebut

AMORTISASI

Amortisasi adalah penurunan nilai atau penyusutan dari sebuah aset yang mempunyai umur ekonomis
yang lama. Selama umurnya harga perolehan aset tidak berwujud harus diamortisasi, PSAK No.19
menyatakan bahwa jumlah yang dapat diamortisasikan dari aset tidak berwujud harus dialokasikan
secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Pada umumnya masa manfaat
suatu aset tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aset siap digunakan. Amortisasi
harus mulai dihitung saat aset siap digunakan.

Amortisasi aset tak berwujud, seperti halnya penyusutan pada aset tetap, dialokasikan harga
perolehannya menjadi biaya (beban usaha). Pencatatan maupun penghitungan amortisasi sama
caranya dengan penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap. Kecuali trade mark (merk
dagang) yang dikelompokan kedalam Beban Pokok Penjualan, mayoritas amortisasi merupakan biaya
usaha.

Metode amortisasi yang sebaiknya digunakan yaitu metode garis lurus , kecuali apabila secara
spesifik perusahaan dapat menunjukkan bahwa metode lain lebih tepat.

Contoh:

PT OLX menggunakan tahun kalender sebagai tahun bukunya. Perusahaan membeli hak
paten secara tunai dari perusahaan lain dengan harga Rp.100.000.000 dalam tahun 2012. Menurut
prediksi yang dibuat oleh manajemen, hak paten akan bermanfaat selama 10 tahun dan kehilangan
nilai ekonomisnya pada akhir tahun ke 10 tersebut. Perusahaan menggunakan metode garis lurus

127
sebagai dasar perhitungan amortisasi aset tak berwujud dengan masa amortisasi satu tahun penuh
untuk tahun pertama.

Ayat-ayat yang berhubungan dengan hak paten tersebut dalam tahun buku 2012, akan meliputi ayat
jurnal transaksi pembelian hak paten dan amortisasinya sebagai berikut :

Perhitungan:

(Rp.100.000.000/10) x 1) = Rp10.000.000

Contoh 2: biaya untuk mempertahankan,memperbaiki,atau memulihkan aset tetap tidak berwujud

Dari kasus contoh 1 , diumpamakan dalam tahun 2014 perusahaan membayar fee kepada
penasihat hukum perusahaan (biaya legal) sebesar Rp.20.000.000 yg telah sukses memenangkan
perkara di pengadilan dari tuntutan ganti rugi pemalsuan dan pembajakan hak paten oleh perusahaan
pesaing.

Ayat jurnal untuk mencatat biaya legal sebesar Rp.20.000.000 dan amortisasi hak paten dalam
tahun 2014 adalah

Tgl Keterangan Debit Kredit


Hak Paten Rp.20.000.0
00
Kas Rp.20.000.0
00
Amortisasi Hak Paten Rp12.500.0
00
Hak Paten Rp.12.500.0
00
([(Rp.80.000.000 +
Rp.20.000.000)/8]x1=Rp.12.500.000)

PEMBERHENTIAN

Pemberhentian Aset tetap tak berwujud terjadi apabila :

a) Aset yang bersangkutan dijual.


b) Aset yang bersangkutan ditukar dengan aset lain.
c) Karena sebab lain sehingga aset tersebut harus dihapuskan.

Perlakuan akuntansi pemberhentian aset tetap tak berwujud sama dengan perlakuan akuntansi
pemberhentian aset tetap berwujud.

128
PENILAIAN

Aset tidak berwujud pada awal perolehannya harus diakui sebesar harga perolehannya, untuk periode
berikutnya aset tidak berwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Penentuan harga perolehan aset
tidak berwujud bergantung pada cara perolehannya.

Aset tidak berwujud yang diperoleh melalui pembelian atau transaksi kas lainya maka harga
perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan dan atau yang akan dibayarkan. Bila aset
tidak berwujud diperoleh melalui proses pertukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya
adalah sebesar taksiran harga pasar dari aset yang digunakan sebagai penukar.

Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27 (revisi 2009) biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari:

a) Harga beli, termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat: dan
b) Segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset
tersebut sehingga siap untuk digunakan.

Selama umurnya, harga perolehan aset tidak berwujud harus dilakukan amortisasi. Dalam PSAK 19
(revisi 2009) dinyatakan bahwa:

a) Jumlah yang dapat diamortisasikan dari aset tidak berwujud harus dialokasikan secara
sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.
b) Masa manfaat aset tidak berwujud dapat ditentukan oleh suatu entitas, yaitu manfaat
terbatas ataupun masa manfaat yang tidak terbatas.
c) Amortisasi mulai dihitung saat aset tidak berwujud siap digunakan.

HAK PATEN

Paten adalah suatu dokumen atau sertifikat yang diterbitkan oleh Direktorat Hak Paten yang
memberikan kepada pemegang atau pemilik hak untuk membuat atau memproduksi, menggunakan,
atau memasarkan suatu barang yang menjadi subyek dari paten tersebut. Masa berlakunya hak paten
adalah 17 tahun. Suatu hak paten tidak bisa diperbaharui atau diperpanjamg. Akan tetapi, biasanya
hak paten dapat secara efektif diperpanjang masa berlakunya dengan cara mengajukan hak paten yang
baru atas variasi hak paten yang lama.

Hak paten yang didapat dari pihak lain harus dicatat berdasar jumlah yang harus dibayar atau harga
pasar aset yang dibeli, kecuali harga pasar aset yang didapat atau hak paten dianggap dapat ditentukan
secara lebih obyektif. Harga perolehan hak paten yang diperoleh dari kegiatan riset dan
pengembangan didalam perusahaan meliputi biaya legal dan biaya registrasi, termasuk biaya
pembuatan.

Harga perolehan hak paten diamortisasi berdasar umur atau masa manfaat yang terpendek antara masa
manfaat legal dan taksiran masa manfaat ekonomisnya.

Amortisasi hak paten dicatat sebagai berikut :

Tg Keterangan REF Debit Kredit


l

129
Amortisasi Paten Rp XXX

Paten Rp XXX

Contoh :

PT.JAYA RAYA membeli hak paten dengan harga perolehan Rp. 60.000.000. Masa manfaat
hak tersebut diperkirakan adalah 8 tahun.

Jurnal saat penerimaan Hak Paten

Perhitungan:

Amortisasi (Rp. 60.000.000 : 8) =Rp7.500.000 per tahun

Jurnal penyesuaian amortisasi periodik hak paten :

HAK CIPTA

Hak cipta memberikan hak yang eksklusif kepada pemilik atau pemegangnya untuk
mempublikasikan, memproduksi, dan menjual karya cipta berupa tulisan, lukisan, lagu, aransemen
musik, dan karya seni lainnya. Hak cipta adalah hak eksklusif yang membuat pemegang atau
pemiliknya untuk dapat menggunakan hasil karyanya dan menghalangi penggunannya dari pihak lain.
Hak cipta diberikan sepanjang umur penciptanya ditambah 50 tahun.

Harga perolehan hak cipta yang dibeli atau diperoleh dari pihak lain meliputi harga beli dan biaya-
biaya terkait dengan pembeliaannya. Harga perolehan hak cipta yang dikembangkan sendiri oleh
perusahaan meliputi biaya legal dan biaya-biaya registrasi.

FRANCHISE

Franchise adalah suatu kontrak atau perjanjian yang memberikan hak kepada pemegang kontrak untuk
melakukan fungsi-fungsi tertentu, menjual produk atau menyediakan jasa, menggunakan cap & merek
dagang tertentu, atau melakukan hal-hal tertentu yang disepakati ditetapkan di dalam kontrak atau
disepakati di dalam perjanjian. Beberapa perusahaan beroperasi berdasarkan kontrak dengan instansi
pemerintah untuk menggunakan fasilitas publik atau menyediakan jasa/pelayanan tertentu kepada
publik.

130
HAK MERK DAGANG

Pengakuan tanda simbol, model dan cap sebagai suatu identifikasi atas produk sehingga mudah
dikenal oleh pembeli.

Harga perolehan merk dagang dapat ditentukan dengan cara :

Dihitung dari harga beli dan semua biaya pembelian jika merk dagang diperoleh dengan cara
pembelian

Dihitung dari semua biaya untuk merencanakan dan mendaftarkan jika merk dagang dibuat
sendiri

GOODWILL

Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba diatas laba normal. Kemampuan
menghasilkan laba diatas laba normal tersebut timbul dari keunggulan kinerjanya didalam
mengoperasikan aset-aset berwujud dan aset-aset tak berwujud yang dimiliki atau dikuasai oleh
perusahaan dan dapat diidentifikasi secara spesifik.

Goodwill yang boleh dicatat hanyalah apabila perusahaan membeli kekayaan bersih dari perusahaan
lain yang sudah berjalan, dengan pembayaran di atas harga pasar dari seluruh aset yang secara
spesifik dapat diidentifikasikan dikurangi dengan seluruh hutang-hutangnya. Sehingga dengan
demikian, maka harga perolehan goodwill adalah sebesar selisih lebih dari harga yang dibayar untuk
perusahaan secara keseluruhan di atas harga pasar kekayaan bersih yang dapat diidentifikasikan, di
dalam transaksi pembelian atau penggabungan badan usaha.

LEASEHOLD

Leasehold atau hak sewa adalah suatu kontrak atau perjanjian dimana pihak pemilik properti
memberikan hak kepada pihak penyewa untuk menggunakan properti dalam jangka waktu dan dengan
pembayaran tertentu.

BIAYA PENDIRIAN

Biaya yang terjadi dalam proses pendirian perusahaan seperti biaya notaris, izin, pajak, biaya cetak
saham dan formulir, dan lain-lain. Biaya-biaya yang berubungan dengan pendirian perusahaan
dikapitalisasikan dalam rekening biaya pendirian.

BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Biaya yang dikeluarkan didalam melakukan penelitian atau percobaan ataupun untuk memperbaiki,
mengembangkan produksi maupun produknya.Tergantung pada sifat dan jenis usaha perusahaan,
biaya riset dan pengembangan bisa jadi merupakan aspek penting bahkan dapat dikatakan sebagai
salah satu faktor yang menentukan kontinyuitas usaha dari suatu perusahaan. Biaya riset dan
pengembangan sebagai suatu modal yang dikapitalisasi sebagai suatu aset tidak berwujud dan
diamortisasi dalam beberapa tahun. Banyak pengeluaran atau biaya yang sebelumnya diidentifikasi
sebagai biaya riset dan pengembangan merupakan bagian kos atau nilai perolehan aset tetap berwujud
dan aset tidak berwujud yang lain. Sebagai konsekuensinya, pengeluaran-pengeluaran yang

131
diidentifikasi sebagai biaya riset dan pengembangan kemudian harus diperlakukan sebagai
pengeluaran atau beban periodik dalam terjadinya transaksi.

Berbagai aktivitas yang biasanya akan menyebabkan terjadinya biaya riset dan pengembangan, antara
lain adalah :

1. Riset laboratorium dengan tujuan untuk menemukan pengetahuan baru

2. Mencari metode aplikasi temuan hasil riset atau pengetahuan lainnya

3. Formula dan desain konseptual dari berbagai alternatif produk atau proses

4. Desain, konstruksi, dan pengujian dalam praproduksi prototipe dan model

5. Desain, konstruksi, dan pengoperasian pilot proyek yang tidak ekonomis untuk memproduksi
secara komersial.

BIAYA TAHAP AWAL OPERASI PERUSAHAAN

Suatu perusahaan dikatakan berada pada tahap awal operasi apabila :

1. Sebagai suatu organisasi, perusahaan masih dalam upaya untuk mecari kegiatan bisnis atau
usaha pokonya dan belum mulai beroperasi sesuai dengan usaha pokok yang sudah
direncanakan.

2. Sebagai suatu organisasi, perusahaan sudah mulai beroperasi sesuai dengan usaha pokok yang
sudah direncanakan namun belum memperoleh pendapatan yang signifikan dari operasinya.

Sama halnya dengan perusahaan yang sudah beroperasi atau berproduksi komersial, laporan keuangan
yang diterbitkan oleh perusahaan yang masih pada tahap-tahap awal operasinya harus juga meliputi :
laporan laba-rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, dan laporan arus
kas.

BEBAN YANG DITANGGUHKAN

Di dalam akuntansi, Beban yang Ditangguhkan merupakan istilah dengan makna luas yang digunakan
untuk mengidentifikasi sejumlah item atau elemen neraca yang bersaldo debit, yang tidak tepat atau
tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai salah satu aset yang terdapat di dalam
neraca perusahaan. Biaya yang ditangguhkan pembebanannya termasuk dalam kelompok aset tidak
berwujud di dalam neraca suatu perusahaan.

PENYAJIAN DALAM LAPORAN POSISI KEUANGAN

132
Aset tidak berwujud dalam laporan posisi keuangan tidak perlu dinyatakan seharga perolehannya,
tetapi dinyatakan sebesar nilai manfaat yang tersisa. Apabila taksiran nilai manfaat yang tersisa
ternyata lebih rendah daripada harga bukunya, selisih yang timbul dicatat sebagai rugi penurunan nilai
aset tidak berwujud.

ASET LIABILITAS +
EKUITAS

Aset Lancar

Aset Tidak Lancar....Rp 61.295

Goodwill

(Setelah Dikurangi Akm. Amortisasi Rp 22.029)

Aset Tidak Berwujud...Rp 61.295

133

Anda mungkin juga menyukai