Makalah Phyllotaxis
Makalah Phyllotaxis
Disusun oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
TAHUN 2012
I. PENDAHULUAN
Dalam suatu tumbuhan daun biasanya terdapat pada
batang dan cabang-cabangnya. Ada pula daun-daun suatu
tumbuhan yang berjejal-jejal pada suatu bagian batang yaitu
pada pangkal batang atau pada ujung-ujungnya setiap tumbuhan
memiliki system percabangan yang berbeda-beda. Misalkan
pada pohon papaya, pohon sirkaya, dan bunga soka. Dari ketiga
jenis tumbuhan tersebut terlihat jelas perbedaan system
percabangan serta tata letak daun pada batang.
Dari perbedaan tata letak daun inilah maka, setiap
tumbuhan memiliki system phillotaxis yang berbeda. Dari
phillotaxis ini dapat ditentukan rumus daun serta diagram duduk
daun pada tumbuhan. Untuk tumbuhan yang sejenis (misal
semua pohon papaya) akan kita dapati tat letak daun yang
sama. Oleh dapat kita gunakan sebagai tanda pengenal suatu
tumbuhan.
Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini akan membahas
lebih lanjut mengenai phillotaxis pada tumbuhan.
Allah menciptakan segala Sesutu yang ada dibumi ini pasti
ada manfaatnya, termasuk dalam pembahasan ini yaitu
mengenai makalah phillotaxis. Karena itu janganlah kita
mengadakan perusakan.
IV. KESIMPULAN
Phyllotaxis atau tata letak daun adalah aturan tata letak daun pada
batang.
Pada batang dewasa, daun tampak tersusun dalam pola tertntu dan
berulang-ulang.
Tata letak daun pada batang, berlaku apabila:
1. Pada setiap buku-buku hanya terdapat satu daun saja.
2. Pada tiap-tiap buku-buku batang terdapat dua daun yang berhadap-
hadapan.
3. Pada setiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun.
Dalam tata letak daun pada setiap buku terdapat satu daun
dapat ditentukan :
1. Rumus daun atau Divergensi.
Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun pertama
tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati
selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan tadi akan
merupakan pecahan a/b.
2. sudut divergensi.
Pecahan a/b menunjukkan jarak sudut antara dua daun berturut-
turut, jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak sudut antara dua
daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600.
Bentuk roset pada tumbuhan:
a. roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun
berjejal-jejal diatas tanah, ch. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan
tapak liman (Elephantopus scaber L.).
b. roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada
ujung batang, ch. Pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan
bermacam macam palma lainnya.
Bila hanya satu helai daun pada setiap nodus (buku), maka
duduk daun dapat:
1). Monostika (Monostichous) bila seluruh daun tampak berada pada
satu sisi batang jika dilihat dari atas duduk daun seperti ini jarang
ditemukan.
2). Distika (distichous), yaitu daun tampak berada dalam dua deret
jika dilihat dari atas, biasanya sudut yang terbentuk diantara dua deret
daun tersebut 1800.
3). Tristika (tristichous), yaitu bila daun-daun berada dalam tiga deret
bila dilihat dari atas dengan sudut diantara deret satu dengan
berikutnya adalah 1200.
4). Spiral, yaitu bila dilihat dari atas daun-daun berada pada lebih
dari tiga deret, misalnya 5 atau 8 deret .
Bila terdapat dua helai daun pada setiap buku (nodus),
maka daun-daun akan duduk berlawanan atau berhadapan
(opposita). Kedua daun yang berada pada setiap buku satu sama lain
membentuk sudut 1800 . Contoh pada mengkudu (Morinda citrifolia L.),
soka (Ixora poludosa Kurz.), dll.
Bila terdapat tiga atau lebih daun muda pada setiap buku (nodus),
maka duduk daun .
Bila terdapat tiga atau lebih daun muda pada setiap buku (nodus),
maka duduk daun dikatakan berkarang (whorld/verticillata). Contoh
pada pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br.), alamanda (Allamanda
cathartica L.),oleander (Nerium oleander L.).
Bagan Tata Letak Daun dengan rumus 2/5
Deret Fibonacci ini menunjukkan rumus tata letak daun suatu tanaman, setiap
tanaman pasti mempunyai rumus daun yang berbeda sesuai dengan tata letak
daun yang terdapat dalam batang, karena itu deret Fibonacci ini dapat
digunakan sebagai tanda pengenal tumbuhan yang membedakan antara
tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya. Contoh untuk semua
tanaman yang sejenis misalnya pohon srikaya pasti akan memilki rumus daun
yang selamanya akan sama meskipun tumbuh pada lingkungan yang berbeda.
3) Rumus daun hanya dapat dihitung apabila dalam tiap buku batang hanya
terdapat satu daun. Untuk tanaman yang dalam tiap buku batang terdapat dua
helai daun atau bahkan lebih, tidak dapat ditentukan rumusan daunnya. Hal ini
dikarenakan susunan duduk daun yang terlalau rumit dan sulit menentukan
putaran daun yang saling tegak lurus.
V. DAFTAR PUSTAKA
http://itnaijrun.wordpress.com/2011/04/02/filotaksis/
http://www.sith.itb.ac.id/profile/pdf/iriawati/bahan-kuliah/bahan-
1/Struktur,%20Fungsi%20dan%20Perkembangan%20Daun.pdf
http://www.google.com/imgres?
q=filotaksis&um=1&hl=en&client=firefox-
a&sa=N&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1024&b
http://books.google.co.id/books?
id=yeyMoZiI4DkC&pg=PA7&lpg=PA7&dq=tata+letak+daun+pa
da+batang&source=bl&ots=jGWiDrbR_O&sig=zUTLvFkDbh6Kd0I
z_50gWdeofdo&hl=en&sa=X&ei=EUB5T7C4BMrHrQe-
4s21DQ&redir_esc=y#v=onepage&q=tata%20letak%20daun
%20pada%20batang&f=false