Agama 3
Agama 3
Disusun oleh:
Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
Problematika Profesi Ilmuwan Muslim Dalam Tantangan Global.
Pada makalah ini kami akan membahas dan menjelaskan tentang kelemahan,
tantangan, hambatan, dan peluang profesi ilmuwan dalam pandang islam. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dalam makalah ini kami yakin banyak
sekali kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik saran yang mendukung
demi perbaikan makalah kami.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Pengertian Ilmuwan...............................................................................3
2.2 Tanggung jawab Ilmuwan....................................................................4
2.3 Kewajiban Ilmuwan terhadap Umat......................................................5
2.4 Kewajiban Ilmuwan terhadap Bangsa...................................................5
2.5 Kelemahan Profesi Ilmuwan dalam Pandangan Islam..........................6
2.6 Tantangan Profesi Ilmuwan dalam Pandangan Islam............................6
2.7 Hambatan Profesi Ilmuwan dalam Pandangan Islam............................8
2.8 Peluang Profesi Ilmuwan dalam Pandangan Islam..............................9
BAB III PENUTUP......................................................................................10
3. 1 Kesimpulan.........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Artinya : Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
Dari ayat ini, Allah SWT menciptakan manusia dengan segala potensinya
memiliki tugas untuk tunduk dan patuh terhadap hukum-hukum Allah SWT dan suatu
saat nanti pada saat yang ditentukan oleh Allah semua manusia akan diminta pertanggung
jawabannya sebagai bukti bahwa manusia sebagai pengemban amanah Allah SWT.
Dalam melakukan misinya, manusia diberi petunjuk bahwa dalam hidup ada dua jalan
yaitu, jalan baik dan jalan yang buruk. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Balad ayat
10:
Artinya : Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan ( kebaikan dan keburukan).
Proses menerima petunjuk ini adalah bagaimana manusia mengembangkan
kemampuan potensi akal ( ratio ) nya dalam memahami alam yang telah diciptakan dan
1
disediakan oleh Allah SWT sebagai saran dan sumber belajar, kemudian ketika ilmu
sudah dimiliki diharapkan manusia dapat berkarya (beramal) dengan ilmunya untuk terus
membina hubungan vertical dan horizontal.
Manusia yang mau mengembangkan potensi akalnya dapat memanfaatkan
pengetahuannya tersebut untuk pencerahan dirinya dan memiliki tanggung jawab moral
dan menyebarkan kepada sesama, mereka biasa disebut ilmuwan, cendikiawan atau
intelektual. Tentu untuk mengembangkan potensi akalnya membutuhkan perjuangan yang
tidak mudah. Ada beberapa problematika yang harus diselesaikan serta harus mengenali
tantangan, hambatan, dan peluang agar Ilmuan Muslim dapat bekerja secara maksimal
serta dapat memberi manfaat terhadap agama dan negara. Oleh karena itu melalui tulisan
ini penulis ingin mengambil judul Problematika Profesi Ilmuan Muslim dalam
Tantangan Global.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan tekad besar dalam mencari
atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih dari
semua itu ialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana
manusia dan kehidupan itu harus menjadi pilihan juga sekaligus
junjungan utama. Banyak yang mengartikan ilmuwan sama dengan
intelektual, namun pada dasarnya berbeda. Intelektual adalah pemikir-
pemikir yang memiliki kemampuan penganalisaan terhadap masalah
tertentu.
4
1. Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu, agar
ilmu tetap ada (tidak hilang),
2. Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih
hakekatnya, agar ilmu itu menjadi meningkat,
3. Bertanggung jawab dalam mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah,
4. Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang yang
mencarinya, agar ilmu itu menjadi bersih (terbayar zakatnya),
5. Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dan
mempublikasikannya agar manfaat ilmu itu semakin luas,
6. Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan
mewarisi dan memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus, lalu,
terutama, bahkan pertama sekali
7. Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah SWT
semata, agar ilmu itu diterima oleh Allah SWT.
Artinya: Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya
dan untuk menjadi cahaya yang menerangi
5
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang ilmuwan muslim
mempunyai tanggung jawab, dan ia akan dimintai pertanggung
jawaban atas ilmu yang dimilikinya. Rasulullah SAW bersabda:
:
:
: )
([2417]
6
keterikatan ilmuwan pada suatu kelompok tidak boleh bercampur
baur dengan aspek ontologis dan epistemologis ilmu yang harus
dipertahankan konsistensinya oleh para ilmuwan.
Hasil kajian ilmu harus digunakan untuk kemaslahatan manusia
dengan berdasarkan asas-asas antara lain: mementingkan kodrat
manusia, mementingkan martabat manusia, mementingkan
keseimbangan dan kelestarian alam, komunal, dan universal . Ilmu
pengetahuan berasas komunal artinya ilmu tersebut menjadi milik
bersama dan siapapun dapat memanfaatkannya. Asas universal
memiliki pengertian bahwa ilmu tidak mempunyai konotasi parokial
seperti ras, ideologi atau agama.
7
dengan bom atom) telah membuktikan bahwa ilmu digunakan
untuk tujuan-tujuan yang destruktif.
3. Sikap Politis Formal Ilmuwan
Jika ilmuwan mempunyai rasa tanggung jawab moral dan sosial
yang formal, maka konsekuensinya ilmuwan harus mempunyai
sikap politik formal. Sebab sikap politik formal merupakan konsisten
dengan asas moral keilmuan serta merupakan
pengejawantahan/implementasi dari tanggung jawab sosial dalam
mengambil keputusan politis, dimana keputusan ini bersifat
mengikat (authorative). Demi pertanggungan jawaban ilmuwan
terhadap masa depan umat manusia, semua dampak negatif sains
dan teknologi terus ditangani secara bersama-sama, bukan saja
oleh masyarakat ilmuwan dunia, melainkan juga oleh pemerintah
semua negara, berlandaskan suatu pandangan bahwa manusia di
bumi ini mempunyai tugas untuk mengelolanya dengan sebaik-
baiknya. Maka dari itu manusia juga harus melakukan hal-hal
sebagai berikut :
8
2. Sebagai ilmuwan, dia akan berusaha memperluas wawasan teoritis
dan keterbukaannya kepada kemungkinan dan penemuan baru
dalam bidang keahliannya.
3. Sebagai teknikus, dia tetap menjaga keterampilannya memakai
instrument yang tersedia dalam disiplin yang dikuasainya. Dua
peran terakhir memungkinkan dia menjaga martabat ilmunya,
sedangkan peran pertama mengharuskannya untuk turut menjaga
martabat.
4. Hawa nafsu termasuk rintangan, karena ia cenderung mematikan
daya nalar manusia dalam melihat kebenaran. Karena itu Al Quran
mengutuk hawa nafsu sebagai sesuatu yang merintangi manusia
dalam menemukan kebenaran .
9
6. Jangan berkompromi tetapi usahakanlah menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dengan tuntas.
7. Perlunya Etika dan Ketaatan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Hal itu juga sejalan dengan asas moral menurut Jujun (1990 : 93),
yaitu
a. Kebenaran.
b. Kejujuran.
c. Tidak mempunyai kepentingan.
d. Menyandarkan diri pada kekuatan argumentasi dalam menilai
kebenaran.
a. Kebenaran ilmiah yang dihasilkan dari pemikiran dan pengamatan
seorang ilmuwan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
seluruh umat manusia. Hal itu berarti perlunya kode etik ilmuwan.
Mau tidak mau kode etik itu harus dikaitkan dengan sistem dosa.
Setiap kali seorang ilmuwan akan mengadakan penelitian, ia
harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di bumi ini.
Artinya ia harus sadar bahwa ilmu pengetahuan yang dimilikinya
hanya sebagian kecil saja dari Alilmi-nya Allah SWT dan bahwa ia
hanyalah pesuruh-Nya di muka bumi ini sesuai dengan Al Quran
surat Al Baqarah : 30-34.
10
Karena dalam memperoleh ilmu baru itu sebagai ilmuwan akan
mencari kebenaran ilmu yang dia cari dari mana saja dari Al Quran,
Hadist, Ijma, Qiyas jadinya peluangnya di bisa mendapatkan ilmu dari
mana saja serta bisa membuat ilmu baru yang berguna bagi
masyarakat yang luas.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Dari apa yang kita ketahui bersama di atas dapat kita simpulkan,
bahwa ilmuwan adalah seorang yang berkecimpung dalam beberapa bidang
keilmuwan. Sebagai mana kita lihat bersama dalam beberapa pengertian
ilmuwan, yang mana seorang ilmuwan itu tidak luput dari hal ilmiah. Karena
karya ilmiah ini merupakan salah satu pokok yang terpenting untuk
mempublikasikan karyanya dengan riset-riset tertentu. Di samping itu,
ilmuwan tidak hanya terpaku dalam hal sikap saja melainkan dalam
tanggung jawab. Karena tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia
sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk
menyalahgunakan ilmu.
Ilmuan jangan hanya terpaku pada pengetahuan yang dia terima tanpa
disaring terlebih dahulu. Ilmuan juga memiliki kewajiban dalam
mengembangkan ilmu-ilmu baru untuk kehidupan yang akan datang. Tetapi
11
untuk menjadi ilmuan harus mempunyai etika yang baik agar ilmu yang
diperoleh bisa dipakai oleh khalayak luas.
DAFTAR PUSTAKA
2. http://www.wazinbaihaqi.com/2010/05/eksistensi-ilmuwan-dalam-
masyarakat.html
3. https://arya0809.wordpress.com/2013/01/05/tanggung-jawab-
ilmuwan-terhadap-masa-depan-kehidupan-manusia/
4. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/tantangan-
dan-masa-depan-ilmuwan-dalam-zaman-global/
5. http://www.kompasiana.com/jokowinarto/tugas-dan-tanggung-
jawab-ilmuan_5500d5018133111918fa7e8b
6. http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/04/tanggung-jawab-
ilmuwan-muslim-dalam.html
12
13