Anda di halaman 1dari 33

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI KANKER TERPADU


(INKAT)

1
PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI KANKER TERPADU (INKAT)

Penulis Dokumen : Instalasi Kanker Terpadu

Tanggal : 4 Februari 2022

Jumlah halaman : 27 Halaman

2
Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan RSUD Bali Mandara, maka ditetapkan
Pedoman Pelayanan Instalasi Kanker Terpadu untuk dijadikan acuan kerja yang
selanjutnya dipantau, dilaporkan, dan dibuatkan upaya perbaikan untuk peningkatan
mutu secara berkelanjutan.

Disetujui oleh : Kepala Instalasi Kanker Terpadu


Wakil Direktur Pelayanan

dr. Ni Luh Wayan Sri Karyawati, DESS dr. Putu Gede Surya Wibawa, M.Biomed, Sp.PD

NIP. 19660521 199803 2 003 NIP. 19841119 201903 1 005

Ditetapkan oleh :
Plt. Direktur RSUD Bali Mandara
Provinsi Bali

dr. Ketut Suarjaya, MPPM


NIP. 19620115 198710 1 001

3
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan
karunianya Pedoman Pelayanan Instalasi Kanker Terpadu Tahun 2022 dapat
diselesaikan. Pedoman Pelayanan Instalasi Kanker Terpadu ini dibuat berdasarkan
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Nomor
B.37.188.4/1956/HHP/RSBM tentang Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Instalasi
Kanker Terpadu. Semoga Pedoman Pelayanan ini bisa dijadikan acuan dalam
pelayanan di Instalasi Kanker Terpadu.
Kami menyadari bahwa penyusunan pedoman ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu segala saran dan masukan sangat kami harapkan untuk perbaikan
Pedoman Pelayanan Instalasi Kanker Terpadu di masa mendatang.
Akhir Kata semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan kemurahan-Nya
dan berkah-Nya kepada kita.

Bali, 4 Februari 2022


Kepala Instalasi Kanker Terpadu

dr. Putu Gede Surya Wibawa, M.Biomed, Sp.PD


NIP. 19841119 201903 1 005

4
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1. Latar Belakang............................................................................................... 1
2. Tujuan Pedoman............................................................................................ 1
3. Ruang Lingkup Pelayanan............................................................................. 2
4. Batas Operasional ......................................................................................... 2
5. Landasan Hukum .......................................................................................... 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................................ 3
1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia................................................................. 3
2. Distribusi Ketenagaan ................................................................................... 5
3. Pengaturan Jaga ........................................................................................... 6
BAB III STANDAR FASILITAS...................................................................................... 7
1. Denah Ruang................................................................................................. 7
2. Standar Fasilitas............................................................................................ 9
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN........................................................................ 13
1. Alur Pelayanan Sub Instalasi Onkologi Radiasi ........................................... 13
2. Alur Pelayanan Sub Instalasi Kemoterapi .................................................... 14
3. Kunjungan Baru dan Kunjungan Lama ......................................................... 17
4. Pasien yang Mendapatkan Pelayanan di RSUD Bali Mandara .................... 17
BAB V LOGISTIK ......................................................................................................... 18
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ................................................................................ 19
1. Pengertian ..................................................................................................... 19
2. Tujuan............................................................................................................ 19
3. Tatalaksana Enam Sasaran Keselamatan Pasien........................................ 19
BAB VII KESELAMATAN KERJA................................................................................. 22
1. Pengertian ..................................................................................................... 22
2. Tujuan............................................................................................................ 22
3. Tatalaksana Keselamatan Kerja ................................................................... 23
4. Sasaran Keselamatan Kerja ......................................................................... 24
BAB VIII PEGENDALIAN MUTU ................................................................................. 25
BAB IX PENUTUP ....................................................................................................... 27

5
6
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Insidens kanker meningkat seiring dengan peningkatan angka harapan hidup
dan tingkat kesejahteraan hidup manusia. Sesuai data dari World Health
Organization (WHO) dan International Agency for Research on Cancer (IARC), saat
ini ditemukan kurang lebih 10 juta kasus baru kanker di dunia per tahun, dan
diperkirakan akan terus meningkat menjadi 15 juta kasus baru per tahun di tahun
2015, dimana dua pertiga kasus akan terjadi di negara berkembang, termasuk
Indonesia.
Pelayanan kanker terpadu merupakan pelayanan kesehatan yang kompleks
karena memerlukan peran multidisiplin, multivokasi, menggunakan peralatan yang
rumit dengan teknologi tinggi serta membutuhkan sumber radiasi berenergi sangat
tinggi (mencapai 20 MV), yang tidak berbau, berasa dan berwarna, akan tetapi
mempunyai dampak efek biologik jangka panjang yang menetap.
Selaras dengan upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
nasional, khususnya penatalaksanaan pada penderita kanker, maka pusat-pusat
pelayanan kanker mengutamakan pelayanan yang berkualitas tinggi, paripurna,
terintegrasi dengan disiplin ilmu lain, bertanggung jawab secara profesi dan
berlandaskan pada etika kedokteran, mengikuti perkembangan IPTEK sesuai
Evidence Based Medicine (EBM) dan Value Based Medicine (VBM) serta
memperhatikan efektivitas, efisiensi dan kesehatan/keselamatan kerja, termasuk
diantaranya perlindungan radiasi terhadap pasien, petugas dan lingkungan
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka di Instalasi Kanker Terpadu perlu
dibuatkan standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam
tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan
pasien Instalasi Kanker Terpadu RSUD Bali Mandara pada khususnya.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Instalasi Kanker
Terpadu dengan mutu tinggi, professional, serta mengutamakan keselamatan
pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Pelayanan kesehatan di Instalasi Kanker Terpadu dapat berjalan baik
berdasarkan SPO sehingga keselamatan pasien dapat dimaksimalkan.

1
b. Menciptakan pelayanan Instalasi Kanker Terpadu yang nyaman dan lingkungan
yang aman.
c. Pelayanan di Instalasi Kanker Terpadu dengan SDM yang professional, bekerja
sebagai tim dan mengutamakan keselamatan pasien.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pelayanan di Instalasi Kanker Terpadu RSUD Bali Mandara,
yaitu memberikan pelayanan kepada pasien yang memerlukan tindakan pelayanan
kanker meliputi konsultasi dokter spesialis, kemoterapi, dan onkologi radiasi.

D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan Instalasi Kanker Terpadu adalah merupakan pelayanan
spesialistik dan subspesialistik, terdiri dari pengobatan yang berdiri sendiri maupun
pengobatan kombinasi dengan modalitas lain, baik untuk pengobatan kanker
maupun non-kanker. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang erat dengan
disiplin ilmu lain yang bersama-sama menangani penyakit sejenis.
Pelayanan kanker dapat berupa radioterapi saja, kemoterapi saja, kombinasi
radioterapi dan kemoterapi, ataupun dapat dikombinasi dengan pengobatan lain,
baik berupa pengobatan bedah, atau bentuk pengobatan lainnya. Pelayanan kanker
merupakan suatu bentuk pelayanan yang membutuhkan kerja sama sangat erat
dengan bidang ilmu lain, seperti:
1. Patologi Anatomi.
2. Bidang ilmu lain yang bergerak di bidang onkologi.
3. Rehabilitasi medik.
4. Gizi Klinik.
5. Patologi Klinik.

E. LANDASAN HUKUM
1. UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. UU No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
5. UU No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
6. PP No 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional (SKN).
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit.

2
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 10 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit Khusus
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
11. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 3 Tahun 2013 Tentang
Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Radioterapi.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kualifikasi sumber daya manusia di Instalasi Kanker Terpadu adalah :
1. Dokter Spesialis Onkologi Radiasi
Tenaga medis yang memiliki kompetensi/sertifikasi dari Kolegium Onkologi
Radiasi Indonesia yang teregistrasi di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan Surat
Ijin Praktek sebagai Dokter Spesialis Onkologi Radiasi yang masih berlaku untuk
pelayanan di RSUD Bali Mandara.
2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medis
Tenaga medis yang memiliki kompetensi/sertifikasi dan Surat Ijin Praktek
sebagai Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medis
yang masih berlaku untuk pelayanan di RSUD Bali Mandara.
3. Fisikawan Medis
Seorang sarjana/magister fisika dengan kompetensi klinis/medik dan telah
mendapatkan pelatihan klinis khusus mengenai pemanfaatan radiasi dalam
radioterapi di rumah sakit.
4. Radioterapis/(Radiation Radiotherapy Technologist = RTT)
Seorang lulusan D-IV Radioterapi, atau lulusan D-III Radiodiagnostik yang
telah mendapat pendidikan dan pelatihan mengenai teknik radioterapi di
Departemen Onkologi Radiasi.
5. Dosimetris
Fisikawan Medis atau Radioterapis yang memiliki kompetensi dalam bidang
dosimetri klinis.
6. Perawat
Tenaga perawat minimal lulusan D-III keperawatan yang telah mendapat
pelatihan khusus dalam pelayanan radioterapi di Departemen Onkologi Radiasi dan
perawat yang telah memiliki pelatihan serta sertifikat keahlian di bidang Kemoterapi,
serta memiliki surat tugas dari Direktur RSUD Bali Mandara dan memiliki surat tanda
registrasi sebagai perawat.
7. Teknisi Elektromedis
Tenaga keteknisian non medis yang memiliki kompetensi dalam bidang
pemeliharaan dan perbaikan peralatan Radioterapi.
8. Teknisi Ruang Cetak (Mould Room)
Tenaga dengan kualifikasi sekurang-kurangnya lulusan SMA atau setara
yang telah mendapat pelatihan khusus dalam fungsi “Mould Room” oleh radioterapis
di Departemen Onkologi Radiasi.

4
9. Tenaga Farmasi
Tenaga farmasi yang bertugas dalam pelayanan di Instalasi Kanker Terpadu
adalah apoteker dan tenaga teknis farmasi yang telah mendapatkan pelatihan
handling kemoterapi dan mendapatkan surat tugas dari Direktur RSUD Bali
Mandara.
10. Petugas Administrasi
Tenaga non medis yang memiliki kompetensi untuk melakukan kegiatan
berupa pencatatan pasien baru, pendaftaran jadwal pasien, dan pembayaran dalam
suatu sistem register Departemen/Instalasi/Rumah Sakit.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Kepala Instalasi Kanker Terpadu dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
Kepala Sub Instalasi Onkologi Radiasi dan Kepala Sub Instalasi Kemoterapi.
Distribusi ketenagaan di Instalasi Kanker Terpadu adalah sebagai berikut:
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Keterangan
Pendidikan Formal SDM
1. Kepala Instalasi Kanker Dokter Spesialis 1 Bersertifikat
Terpadu
2. Kepala Sub Instalasi Dokter Spesialis 1 Bersertifikat
Onkologi Radiasi
3. Kepala Sub Instalasi Dokter Spesialis 1 Bersertifikat
Kemoterapi
4. Penanggung Jawab Perawat S1 Ners / 1 Bersertifikat
Layanan Onkologi Radiasi Radioterapis/
Fisikawan Medis

5 Penanggung Jawab Perawat S1/ Ners 1 Bersertifikat


Layanan Kemoterapi
6. Administrasi dan Perawat D3/ 1 Bersertifikat
Inventaris Sub Instalasi Radiografer
Onkologi Radiasi
7. Administrasi dan DIII Keperawatan 1 Bersertifikat
Inventaris Sub Instalasi
Kemoterapi
8. Perawat Pelaksana Sub Ners S1 4 Bersertifikat
Instalasi Onkologi Radiasi Keperawatan / D III
Keperawatan
9. Perawat Pelaksana Sub Ners S1 10 Bersertifikat
Instalasi Kemoterapi Keperawatan / D III
Keperawatan
10. Petugas Proteksi Radiasi Fisikawan Medis / 3 Bersertifikat
Dokter Spesialis
11. Fisikawan Medis S1 Fisika Medis 2 Bersertifikat
12. Radioterapis D IV Radiologi / D III 8 Bersertifikat
Radiologi

5
13. Teknisi Elektromedis D IV/D III 2 Bersertifikat
Elektromedis
14. Teknisi Ruang Cetak SMA/SMK / S1 1 Bersertifikat
15. Petugas Administrasi D III sederajat 4 Bersertifikat

C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jaga semua bertugas 1 (satu) shift setiap harinya, yaitu:
1. Hari Senin sampai Kamis : 07.30 – 15.30 WITA (8 jam)
2. Hari Jumat : 07.00 – 13.00 WITA (6 jam)

Total jam kerja seminggu adalah 38 jam. Pembagian Tenaga :


1. 1 Orang Kepala Instalasi Kanker Terpadu
2. 1 Orang Kepala Sub Instalasi Onkologi Radiasi
3. 1 Orang Kepala Sub Instalasi Kemoterapi
4. 1 Orang Penanggung Jawab Layanan Onkologi Radiasi
5. 1 Orang Penanggung Jawab Layanan Kemoterapi
6. 1 Orang Administrasi dan Inventaris Onkologi Radiasi
7. 1 Orang Administrasi dan Inventaris Kemoterapi
8. 4 Orang Perawat Pelaksana Sub Instalasi Onkologi Radiasi
9. 10 Orang Perawat Pelaksana Sub Instalasi Kemoterapi
10. 3 Orang Petugas Proteksi Radiasi
11. 2 Orang Fisikawan Medis
12. 8 Orang Radioterapis
13. 2 Orang Teknisi Elektromedis
14. 1 Orang Teknisi Ruang Cetak
15. 4 Orang Petugas Administrasi

Ketentuan Pendaftaran dan Layanan Instalasi Kanker Terpadu:


1. Loket pendaftaran layanan Instalasi Kanker Terpadu dibuka Pukul 07.30 WITA
2. Layanan pasien Instalasi Kanker Terpadu dimulai Pukul 08.30 WITA
3. Loket pendaftaran pasien Instalasi Kanker Terpadu ditutup :
a. Hari Senin sampai Kamis : 13.00 WITA
b. Hari Jumat : 11.00 WITA

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
1. Denah Sub Instalasi Onkologi Radiasi

7
2. Denah Sub Instalasi Kemoterapi
a. Ruang Poliklinik Onkologi

b. Ruang Kemoterapi

B. STANDAR FASILITAS
1. Fasilitas dan Sarana
Instalasi Kanker Terpadu RSUD Bali Mandara berlokasi di Gedung Pelayanan

8
Kanker Terpadu lantai basement dan lantai 1. Lantai basement terdiri dari
ruang bunker Linac 1, ruang bunker Linac 2, ruang operator Linac 1, ruang operator
Linac 2, ruang server, ruang fisikawan medis/TPS, ruang istirahat, ruang moulding,
ruang bunker Brakiterapi, ruang operator Brakiterapi, ruang persiapan, ruang pasang
aplikator, ruang lepas aplikator, ruang pemulihan, ruang CT Simulator, ruang
operator CT Simulator, nurse station, ruang administrasi/back office, ruang
konsultasi, dan ruang dosimetri. Lantai 1 terdiri dari 3 ruangan Poliklinik, 1 ruang
tindakan, 3 ruang Kemoterapi, 3 Nurse Station, 1 ruang Kepala Instalasi dan Ruang
Rapat, 1 Ruang Perawat, 1 Ruang Farmasi, 2 Ruang BSC, 1 Ruang Alat Linen dan
BMHP.
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di Instalasi Kanker Terpadu mengacu pada KMK RI
Nomor 1427/MENKES/SK/XII/2006 tentang Standar Pelayanan Radioterapi di
Rumah Sakit dan Panduan Penyelenggaraan Pelayanan Kanker di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, Komite Penanggulangan Kanker Nasional Indonesia.

Adapun keterangan pada masing-masing ruangan sebagai berikut :


1. Sub Instalasi Onkologi Radiasi

NAMA
NO. FUNGSI FASILITAS
RUANGAN
1. Ruang Bunker Sebagai ruang treatment Laser, kamera, door interlock,
Linac 1 radiasi eksternal pasien indikator tanda aman yang terlihat
kanker dari pintu masuk, warning light,
barometer, thermometer,
hygrometer, AC, dan dehumidifier
2. Ruang Bunker Sebagai ruang treatment Laser, kamera, door interlock,
Linac 2 radiasi eksternal pasien indikator tanda aman yang terlihat
kanker dari pintu masuk, warning light,
barometer, thermometer,
hygrometer, AC, dan dehumidifier
3. Ruang Operator Sebagai ruang kontrol alat Meja, kursi, komputer konsol,
Linac 1 Linac printer, interkom, dan AC
4. Ruang Operator Sebagai ruang kontrol alat Meja, kursi, komputer konsol,
Linac 2 Linac printer, interkom, dan AC
5. Ruang Server Sebagai ruang kendali Server dan AC
semua komputer di
Instalasi Kanker Terpadu
6. Ruang Sebagai ruang Meja, kursi, komputer, printer,
Fisikawan perencanaan pengobatan light box, dehumidifier, dan AC
Medis/TPS radioterapi
7. Ruang Istirahat Sebagai ruang istirahat Meja, kursi, komputer, printer,
pegawai loker, dan AC
8. Ruang Moulding Sebagai ruang pembuatan Pembuatan blok individual,
blok individual dan alat- kompensator, penyimpanan

9
alat fiksasi lainnya Styrofoam, tray, dan bahan-
bahan blok
9. Ruang Bunker Sebagai ruang treatment Bed side shielding, emergency
Brakiterapi radiasi internal pasien source container, door interlock
kanker
10. Ruang Operator Sebagai ruang kontrol alat Meja, kursi, komputer konsol,
Brakiterapi Brakiterapi printer, interkom, light box, dan
AC
11. Ruang Sebagai ruang ganti dan Meja, kursi, komputer konsol,
Persiapan penyimpanan barang printer, interkom, dan AC
pasien
12. Ruang Pasang Sebagai ruang Meja pemeriksaan/meja aplikasi,
Aplikator pemasangan aplikator lampu pemeriksaan (lampu
untuk pasien Brakiterapi operasi/head lamp), fasilitas
anestesi dan recovery, cabinet
untuk aplikator dan kateter, C-
Arm, light box, lampu ultraviolet,
dan AC
13. Ruang Lepas Sebagai ruang pelepasan Meja pemeriksaan/meja aplikasi,
Aplikator aplikator untuk pasien lampu pemeriksaan (lampu
Brakiterapi operasi/head lamp), fasilitas
anestesi dan recovery, cabinet
untuk aplikator dan kateter, light
box, lampu ultraviolet, dan AC
14. Ruang Sebagai ruang pemulihan Bed pasien dan panel
Pemulihan dan observasi pasien
pasca Brakiterapi
15. Ruang CT Sebagai ruang Sinar laser, viewing box, warning
Simulator pengambilan citra pasien light, air conditioner, light box,
kanker untuk perencanaan dehumidifier, dan interkom
pengobatan
16. Ruang Operator Sebagai ruang kontrol alat Meja, kursi, komputer konsol,
CT Simulator CT Simulator printer, interkom, dan AC
17. Nurse Station Ruang assessment pasien Meja, kursi, komputer, printer, alat
kanker vital sign, dan ATK
18. Ruang Ruang penyimpanan Rak, lemari alat, dan AC
Administrasi/ peralatan-peralatan
Back Office keperawatan dan rekam
medis pasien
19. Ruang Ruang konsultasi pasien Meja, kursi, dan AC
Konsultasi kanker pasca radiasi
20. Ruang Ruang penyimpanan alat- Rak, lemari, dan AC
Dosimetri alat ukur kontrol kualitas

2. Sub Instalasi Kemoterapi


BESARAN
NAMA
NO FUNGSI RUANG/ FASILITAS
RUANGAN
LUAS
1. Ruang Ruangan untuk 18X12 m2 Bed, panel,nurse station,wastafel, 2
Kemoterapi 1 memberikan toilet pasien, AC, tempat sampah,
shower, TE, eye wash, televisi,

10
pelayanan exhaust fan (negative pressure),
kemoterapi defibrillator, monitor pasien

ODC dengan
kapasitas 12
BED
2. Ruang Ruangan untuk 6x6 m2 Bed, panel, wastafel, toilet
kemoterapi 2 memberikan pasien, AC, tempat sampah,
pelayanan televisi, exhaust (negative
kemoterapi pressure)
ODC dengan
kapasitas 2
BED
3. Ruang Ruangan untuk 3x6 m2 Bed, panel, wastafel, toilet
kemoterapi 3 memberikan pasien, AC, tempat sampah,
pelayanan televisi, exhaust (negative
kemoterapi pressure)
ODC dengan
kapasitas 1
BED
4. Nurse station (di Tempat yang - Meja nurse station, komputer, ATK,
dalam ruangan dipergunakan printer, kursi, rak/lemari dokumen,
kemoterapi) troli, alat TTV, HT
untuk
melakukan
aktifitas terkait
administrasi
dan
kelengkapan
RM pasien.

5. Nurse station Tempat yang - Meja nurse station, komputer,


luar dipergunakan atk, printer, kursi, rak/lemari
untuk dokumen
melakukan
aktifitas terkait
registrasi
pasien ODC,
administrasi
dan
kelengkapan
RM pasien.

6. Ruang alat Ruang yang 4x3 m2 lemari alat 5 unit,thermometer


dipergunakan ruangan, AC
untuk
meletakkan
alat,linen dan
BMHP
7. Spoelhoek Ruang utilitas 2x2 m2 Spoel hoek slop,rak
kotor urinal,urinal,pispot,troli linen
kotor
8. Ruang Ruang yang Lemari,bed periksa, alkes,set

11
tindakan difungsikan 4x5 m2 luka,tempat sampah
untuk melayani infeksius,tempat sampah non
tindakan infeksius,lampu periksa,troly
keperawatan tindakan.
atau medis
9. Poliklinik 1 Ruang yang 4x5 m2 Meja,kursi,bed
difungsikan periksa,computer,tempat
untuk ruang sampah infeksius dan non
periksa 1 infeksius

10. Poliklinik 2 Ruang yang 4x5 m2 Meja,kursi,bed


difungsikan periksa,computer,tempat
untuk ruang sampah infeksius dan non
periksa 1 infeksius

11. Poliklinik 3 Ruang yang 4x5 m2 Meja, kursi, bed periksa,


difungsikan komputer, tempat sampah
untuk ruang infeksius dan non infeksius
periksa 1
12 Nurse station Tempat yang - Meja, kursi, komputer, alat vital
Poliklinik dipergunakan sign, ATK
Onkologi untuk
melakukan
assesemen
awal

12
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Alur Pelayanan di Sub Instalasi Onkologi Radiasi

13
B. Alur Pelayanan di Sub Instalasi Kemoterapi

PASIEN DATANG

PENDAFTARAN

Pasien melakukan registrasi

MENUJU NS. STATION


POLIKLINIK ONKOLOGI

 Perawat melakukan pemeriksaan awal dan vital sign pasien


 Perawat mengarahkan pasien ke poli yang sesuai :
Poli 1 : Ginekologi
Poli 2 : Kepala Leher dan Hematologi
Poli 3 : Payudara, Prostat dan Anak dan lain-lain

POLIKLINIK ONKOLOGI
DPJP melakukan asessmen pasien
Pasien memerlukan pemeriksaan penunjang lab dan atau
radiologi (pasien menuju lab dan radiologi untuk dilakukan
pemeriksaaan), hasil penunjang keluar, pasien kembali ke
poliklinik onkologi
DPJP memutuskan terapi pasien

RAWAT INAP PULANG RADIOTERAPI KEMOTERAPI

 Pasien menuju nurse


Pasien menuju Pasien menuju kasir station Sub
admission yang yang terletak di lobby InstalasiOnkologi SERI PERTAMA ATAU
terletak di lobby gedung kanker untuk Radiasi PROSEDUR > 6 JAM
gedung kanker menyelesaikan  Alur dilanjutkan pada
Petugas admission administrasi Sub Instalasi DIPERLUKAN RAWAT
mencarikan kamar Pasien menuju farmasi Onkologi Radiasi INAP
yang sesuai dengan jika ada obat pulang  Perawat mengecek
jaminan pasien Pasien pulang melalui permintaan MRS
Pasien diantar menuju pintu lobby  Perawat mengecek
ruang rawat inap ketersediaan obat sesuai
protokol kemoterapi ke
farmasi
 Pasien menuju admission
di lobby gedung kanker
untuk amprah kamar

SERI BERIKUTNYA
DAN PROSEDUR < 6
JAM
 Perawat memastikan
protokol kemoterapi
sudah ditulis dengan
lengkap (koordinasi
KHOM)
 Perawat poliklinik
memeriksa ketersediaan
obat ke farmasi
 Pasien menuju nurse
station Sub Instalasi
Kemoterapi
menyerahkan pengantar
14 kemoterapi
 Pasien PULANG
PASIEN DATANG

DARI POLIKLINIK ONKOLOGI


MEMBAWA PENGANTAR
KEMOTERAPI

DPJP sudah membuat protokol kemoterapi, alkes dan


obat lain di Poliklinik Onkologi (Kemoterapi dapat
dilakukan pada H + 1 sampai H + 7 setelah pasien
dilakukan pemeriksaan di poliklinik)
Perawat kemoterapi mencatat dan menentukan jadwal
kemoterapi pasien
Perawat kemoterapi memberitahukan pada pasien
jadwal kemoterapi pasien

PASIEN PULANG SELESAI

Pasien menuju kasir yang


terletak di lobby gedung
kanker untuk
menyelesaikan administrasi
Pasien menuju farmasi jika
ada obat pulang
Pasien pulang melalui pintu
lobby

PERAWAT POLIKLINIK ONKOLOGI


diakhir shift
Membawa kelengkapan berkas
kemoterapi pasien ke Unit Kemoterapi

PERAWAT UNIT KEMOTERAPI


H - 1 pasien dilakukan kemoterapi
Memeriksa kelengkapan berkas pasien
Mengecek kelengkapan protokol kemoterapi
Konfirmasi ke DPJP regimen dan dosis obat
Konfirmasi ketersediaan obat ke Farmasi
Mengatur penempatan pasien kemoterapi
Mengirim KIO kemoterapi ke Farmasi
Mengonfirmasi Rekam Medis untuk menyiapkan
RM pasien

15
PASIEN DATANG

PENDAFTARAN

Pasien melakukan registrasi

MENUJU NS. STATION


KEMOTERAPI

Perawat melakukan memeriksa nama pasien dan pengantar yang dibawa


Perawat Ns. Station mengarahkan pasien ke dalam Ruang Kemoterapi

MENUJU KE DALAM
RUANG KEMOTERAPI

TAHAP PRE KEMOTERAPI


Perawat mengarahkan pasien sesuai bed yang sudah ditetapkan sebelumnya
Perawat melakukan identifikasi pasien dan memasangkan gelang identitas yang sesuai
Perawat menghubungi DPJP untuk visite
Perawat menghubungi farmasi untuk konfirmasi pencampuran obat
Dokter memeriksa kondisi pasien, perawat melakukan asesmen dan pemeriksaan vital sign
Perawat memasang infus

PEMBERIAN OBAT
KEMOTERAPI

TAHAP INTRA KEMOTERAPI


Perawat memakai APD yang sesuai untuk kemoterapi
Perawat melakukan prosedur time out
Perawat melakukan tindakan kemoterapi
Perawat mengobservasi pasien

OBAT KEMOTERAPI
SELESAI DIBERIKAN

TAHAP POST KEMOTERAPI


Dilakukan hidrasi dengan cairan dan volume yang sesuai dengan protokol kemoterapi
Observasi minimal 1 jam post kemoterapi
Dokumentasikan pelaksanaan kemoterapi dalam Rekam Medis Pasien
Infus pasien dicabut dan pertahankan closed system
Seluruh sisa/buangan kemoterapi harus dipisah ditangani sebagai bahan berbahaya
kemudian dimasukkan dalam tas plastik warna ungu

PERSIAPAN PASIEN PULANG

Petugas billing menginput tindakan kemoterapi


Petugas billing menyelesaikan kelengkapan administrasi pulang pasien
Perawat memberikan edukasi dan mempersiapkan pemulangan pasien serta menginfokan jadwal
pasien kontrol kembali ke Poliklinik Onkologi

PASIEN PULANG
Pasien menuju farmasi jika ada obat pulang
Pasien pulang melalui pintu lobby

16
C. Kunjungan Baru dan Kunjungan Lama
Penerimaan pasien adalah kegiatan pada tempat pendaftaran layanan kanker
terpadu yang mempunyai fungsi untuk melayani pendaftaran pasien rawat jalan yang
baru pertama berobat atau sudah pernah berobat di RSUD Bali Mandara yang meliputi:
1. Kunjungan baru yaitu pasien yang pertama kali datang ke pelayanan rawat jalan dan
belum pernah berobat ke RSUD Bali Mandara.
2. Kunjungan lama yaitu kunjungan berikutnya dari suatu kunjungan baru.
3. Pengunjung baru adalah pengunjung yang baru pertama kali datang ke RSUD Bali
Mandara dan melakukan kunjungan di unit-unit Instalasi Kanker Terpadu sebagai suatu
kunjungan baru dengan kasus baru dan setiap pengunjung baru diberikan nomor
rekam medis yang diberikan satu kali yang berlaku seumur hidup.
4. Pengunjung lama adalah pengunjung yang datang untuk kedua dan seterusnya ke unit
yang sama atau berbeda sebagai kunjungan lama atau kunjungan baru dengan kasus
lama dan kasus baru dan tidak mendapat nomor rekam medis lagi.
5. Pasien layanan kanker terpadu adalah pasien yang mendapatkan pelayanan medis di
Instalasi Kanker Terpadu RSUD Bali Mandara.

D. Pasien yang Mendapatkan Pelayanan di RSUD Bali Mandara Meliputi:


1. Pasien umum adalah pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis di Instalasi
Kanker Terpadu dengan membayar sendiri.
2. Pasien IKS (Ikatan Kerja Sama) yang mendapat pelayanan kesehatan medis di
Instalasi Kanker Terpadu dengan menunjukkan kartu dari perusahaan dan semua
pembayaran ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan sesuai dengan haknya.
3. Pasien BPJS Kesehatan adalah pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis di
Instalasi Kanker Terpadu dengan membawa surat rujukan puskesmas,
dokter/perawat/bidan praktek swasta yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan,
klinik swasta/rumah sakit swasta yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, rumah
sakit tipe C/D dan semua pembayaran ditanggung oleh BPJS Kesehatan sesuai
dengan haknya.

17
 BAB V
 LOGISTIK

A. LOGISTIK
Untuk kebutuhan logistik yang diperlukan di Instalasi Kanker Terpadu
diantaranya:
1. Alat Tulis Kantor
a. Bolpoint hitam
b. Buku ekspedisi
c. Buku folio
d. Buku tulis
e. Clip
f. Isi cutter
g. Isi staples
h. Isolasi
i. Kertas
j. Lem kertas
k. Penggaris
l. Pensil
m. Spidol board mark
n. Stabillo
o. Perforator

2. Alat Kesehatan
a. Troli Tindakan
b. Flashlight (Lampu Senter)
c. Gunting Kasa
d. Trolley Emergency
e. Tiang infus Kaki 5
f. Meteran
g. Document Trolley
h. Lemari Instrument
i. Lemari Linen
j. Lemari BMHP
k. Kupet + Tutup
l. Trolley Linen Bersih
m. Trolley Linen Kotor
n. Monitor Transport
o. Timbangan BB dan TB

18
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi, dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan, dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan resiko (Depkes, 2008).

B. TUJUAN
Tujuan dilakukannya kegiatan Patient Safety di rumah sakit adalah untuk :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas Rumah sakit termasuk di Instalasi Kanker Terpadu
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Rumah Sakit yang mencakup Instalasi
Kanker Terpadu
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.

C. TATALAKSANA ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN


1. Melakukan Identifikasi Pasien Secara Tepat.
Identifikasi pasien ini dilakukan baik di pelayanan Sub Instalasi Onkologi radiasi
maupun sub instalasi kemoterapi. Pasien di identifikasi dengan 3 identitas: Nama,
Tanggal Lahir dan No. RM. Pelaksanaan identifikasi pasien yaitu saat:
a. Memberikan obat
b. Memberikan darah dan produk darah
c. Mengambil sampel darah
d. Mengambil sampel lainnya untuk pemeriksaan
e. Melakukan tindakan dan prosedur
Warna gelang identitas pasien yaitu:
a. Biru : Pasien laki - laki
b. Pink : Pasien perempuan
c. Merah : Pasien dengan alergi tertentu
d. Kuning : Pasien resiko jatuh

19
2. Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
Melakukan komunikasi yang efektif, dilakukan di dalam memberikan pelayanan
kepada pasien. Termasuk di dalam memberikan pelayanan di Instalasi Kanker Terpadu
(Inkat) yang meliputi pelayanan Sub Instalasi Onkologi radiasi dan Sub Instalasi
Kemoterapi. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Melakukan “Tulis Baca Kembali dan Konfirmasi”
pada saat menerima order lisan atau menerima instruksi lewat telephone dan pasang
cap “TBAK” sebagai pengingat dokter harus tanda tangan. Teknik yang dipergunakan
adalah tehnik SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation)
dipergunakan saat:
a. Melaporkan kondisi pasien
b. Serah terirna pasien ke ruang rawat lain

3. Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat yang Membutuhkan Perhatian (High


Alert)
Memperhatikan keamaan penggunaan obat-obatan di Instalasi Kanker Terpadu,
sangat penting dilakukan. Obat yang perlu diwaspadai NORUM (Nama Obat Rupa
Ucapan Mirip) atau LASA (Look Alike sound Alike).Apabila obat yang diberikan
NORUM atau LASA maka tulis bagian yang berbeda dengan huruf KAPITAL dan
jangan meletakkan obat dengan kemasan mirip pada tempat yang berdekatan.
Terapkan Double Check dan Counter Sign setiap distribusi dan pemberian obat.
Perhatikan agar obat High Alert berada di tempat yang aman.
Penggunaan obat kemo yang digunakan di Sub Instalasi Kemoterapi perlu
perhatian khusus dan harus sesuai dengan prinsip pemberian obat yang benar. Begitu
pula dengan penggunaan bahan kontras yang bertanda high alert di Sub Instalasi
Onkologi Radiasi pada pemeriksaan CT Scan Simulator harus diperhatikan dan
disesuaikan sesuai dengan instruksi dari dokter. Penggunaan bahan kontras juga harus
sesuai dengan berat badan pasien, serta harus mengetahui hasil laboratorium terlebih
dahulu ( ureum dan kreatinin ) sebelum dilakukan pemeriksaan. Pemberian kontras di
Sub Instalasi Onkologi radiasi juga harus berdasarkan prinsip pemberian obat.
Adapun prinsip pemberian obat 8 Benar, yaitu:
a. Benar Instruksi Medikasi
b. Benar Pasien
c. Benar Obat
d. Benar Masa Berlaku Obat
e. Benar Dosis
f. Benar Waktu
g. Benar Cara
h. Benar Dokumentasi
20
4. Mengurangi Risiko Salah Lokasi, Salah Pasien, dan Tindakan Operasi
5. Penandaan lokasi operasi (Surgical Site Marking) dilakukan:
a. Pada semua kasus,
b. Dilakukan oleh operator,
c. Pasien harus dilibatkan (Informed Consent),
d. Dilaksanakan pada saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan mudah
dikenali,tidakluntur kena air menggunakan tanda rumput “V’’ digunakan secara
konsisten.

6. Mengurangi Resiko Infeksi


Rumah sakit Bali Mandara menjalankan program Hand Hygiene 5 Moment yang
efektif dengan pedoman WHO. Mencuci tangan efektif (enam langkah menurut WHO)
diIakukan bila sudah 5 kali mencuci dengan hand rub dan atau terkena cairan tubuh.

7. Mengurangi Resiko Pasien Cedera Karena Jatuh


Pengkajian risiko jatuh pada pasien menggunakan skala Humpty Dumpty untuk
anak-anak dan dewasa menggunakan skala Morse. Pengkajian resiko jatuh dilakukan
pada asesmen awal pasien di poliklinik sebelum pasien di sinar.

Sasaran keselamatan pasien di sub instalasi onkologi radiasi menurut


International Atomic Energy Agency (IAEA) yaitu AHARA (As High radiation dose As
possible Reasonably Achievable). Prinsip AHARA yang artinya memberikan dosis
radiasi maksimal ke target dan dosis radisi minimal ke organ sekitar.Keselamatan
pasien berpedoman pada Program proteksi Radiasi dan Program Keselamatan Sumber
Radioaktif yang secara rutin dilakukan pengawasan dan inspeksi dari Badan Pengawas
Tenaga Nuklir (BAPETEN) serta Quality Assurance/Quality Control peralatan
radioterapi oleh badan tenaga Nuklir Nasional (BATAN) .

21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan & kedokteran beserta prakteknya
yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif
dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-
penyakit umum.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Program K3RS di RSUD Bali Mandara adalah untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas pekerja rumah sakit dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya, dengan jalan mencegah timbulnya dan mengurangi masalah
kesehatan kerja serta faktor-faktor risiko yang dapat terjadi pada masyarakat pekerja di
rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Terbentuk dan terbinanya unit organisasi pembina dan pelaksana kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit melalui kerja sama lintas program dan lintas
instalasi/unit.
b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kerja paripurna untuk masyarakat
pekerja di rumah sakit.
c. Terpenuhinya syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja di berbagai
jenispekerjaan di rumah sakit.
d. Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja rumah sakit dalam menolongdiri
sendiri dan ancaman gangguan dan risiko kesehatan dan keselamatan kerja.
e. Meningkatnya profesionalisme di bidang kesehatan dan keselamatan kerjabagi para
pembina, pelaksana, penggerak dan pendukung program K-3 dirumah sakit.
f. Terlaksananya sistem informasi kesehatan dan keselamatan kerja serta jaringan
pelayanannya di rumah sakit.

C. TATALAKSANA KESELAMATAN KERJA


1. Melakukan indentifikasi area yang berisiko keamanan dan keselamatannya.
2. Melakukan monitoring area yang berisiko terjadinya masalah keselamatan dan
keamanan.

22
3. Pemasangan tanda pengenal untuk semua staf dan siswa/mahasiswa, menjaga
keamanan dan keselamatan pekerja dan staf rumah sakit selama proses pembangunan
berlangsung.
4. Melakukan monitoring kepatuhan seluruh staf terhadap program keamanandan
keselamatan rumah sakit.
5. Memberikan informasi kepada petugas IPSRS terkait resiko keamanan dan
keselamatan yang mungkin terjadi baik karena faktor lingkungan, faktor fasilitas
maupun pengunjung rumah sakit di Instalasi Kanker Terpadu
6. Menerima petugas IPSRS untuk melakukan observasi dan wawancara di Instalasi
Kanker Terpadu untuk mengidentifikasi area dan fasilitas beresiko. Petugas IPSRS dan
petugas bagian rumah tangga melakukan observasi menggunakan checklist dan
melakukan wawancara kepada petugas di Instalasi Kanker Terpadu untuk
mengumpulkan informasi terkait risiko keamanan dan keselamatan yang mungkin
terjadi baik karena faktor lingkungan, faktor fasilitas, maupun pengunjung rumah sakit.
7. Mengikuti sosialisasi program keselamatan dan keamanan kerja. Untuk menciptakan
kesadaran dan pemahaman dalam mendukung pelaksanaan program manajemen
keselamatan dan keamanan
8. Mendukung petugas IPSRS melakukan monitoring kepatuhan seluruh staf Instalasi
Kanker Terpadu terhadap program keamanan dan keselamatan rumah sakit.
Kepatuhan dimonitoring dengan melakukan inspeksi mendadak ke masing-masing unit
kerja secara berkala untuk menguji pemahaman terkait pelaksanaan program
keamanan dan keselamatan rumah sakit dan edukasi staf terkait dengan keselamatan
dan keamanan staf.
9. Membuat laporan insiden/cedera akibat fasilitas yang tidak memberikan keamanan dan
keselamatan di blanko yang telah disediakan dan dilaporkan ke Komite Mutu.

D. SASARAN KESELAMATAN KERJA


Sasaran audience program adalah seluruh staf Instalasi Kanker Terpadu RSUD
Bali Mandara. Sasaran masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :

No. Kegiatan Sasaran

1. Identifikasi area yang berisiko keamanan 100 %


dan keselamatannya
2. Monitoring area yang berisiko keamanan dan 100 %
keselamatannya
3. Pemasangan tanda pengenal untuk semua 100 %
staf, pengunjung, dan rekanan
4. Edukasi staf terkait dengan keselamatan dan 2 orang staf dalam 1 unit kerja
keamanan teredukasi seluruhnya dalam
23
kurun waktu 1 tahun
5. Pencatatan dan pelaporan insiden/ cedera 100 %
akibat fasilitas yang tidak memberikan
keamanan dan keselamatan

24
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Standar Pengendalian Mutu Instalasi Kanker Terpadu


Mutu layanan harus memiliki standar mutu yang jelas. Dengan demikian
pengguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan yang tidak baik melalui
indikator dan standarnya. Indikator mutu yang digunakan di RSUD Bali Mandara adalah
sesuai dengan Keputuasan Menteri Kesehatan RI Nomor. 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dan beberapa indikator mutu
ditambahkan mengkhusus untuk Instalasi Kanker Terpadu.
Dalam pelaksanaan pemantauan indikator mutu dilaksanakan oleh masing-
masing Kepala Sub Unit di Instalasi Kanker Terpadu setiap bulan dan dipertanggung
jawabkan oleh Kepala Instalasi Kanker Terpadu menggunakan format tersendiri dan
dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan kepada Komite Mutu dan Wadir Pelayanan.

Bulan :
Pelayanan Instalasi Kanker Terpadu
Tahun :
No Numerator (N) &
Judul Indikator Hasil Capaian Standar
Denominator (D)
1. Waktu Tunggu di N Jumlah pasien rawat jalan 100%
Poliklinik dengan waktu tunggu ≤ 60
Onkologi menit yang dicatat
Instalasi Kanker D Jumlah seluruh pasien
Terpadu rawat jalan yang dicatat
2. Kepuasan N Jumlah kumulatif penilaian ≥ 80%
Pelanggan Pada kepuasan pasien rawat
Instalasi Kanker jalan yang disurvei (dalam
Terpadu persen)
D Jumlah seluruh pasien
rawat jalan yang disurvei
3 Angka Kejadian N Jumlah pasien yang < 5%
Ekstravasasi mengalami Ekstravasasi
Akibat D Jumlah pasien yang
Pemberian mendapatkan Kemoterapi
Kemoterapi dalam sebulan
4 Tidak Adanya N Jumlah pasien kemoterapi 100 %
Kesalahan dalam sebulan dikurangi
Pemberian Obat jumlah pasien yang
Kemoterapi mengalami kesalahan
pemberian obat kemoterapi.
D Jumlah pasien yang
mendapatkan Kemoterapi
dalam sebulan
5 Waktu tunggu N Jumlah waktu tunggu 100%
pasien dari pasien dari selesai CT
selesai CT Simulator sampai
25
Simulator sampai penyinaran yang kurang
penyinaran dari 14 hari
D Jumlah pasien yang
dilakukan penyinaran dalam
bulan tersebut
6 QA/QC harian N Jumlah dilakukan QA/QC 100%
alat LINAC harian alat LINAC sebelum
sebelum penyinaran
penyinaran D Jumlah hari penyinaran
dalam bulan tersebut
7 QA/QC bulanan N Jumlah dilakukan QA/QC 100%
alat LINAC bulanan alat LINAC
D Jumlah dilakukan QA/QC
alat LINAC dalam bulan
tersebut
8. Down Time Alat N Jumlah down time alat >95%
LINAC LINAC tidak lebih dari 1 hari
D Jumlah down time alat
LINAC dalam bulan tersebut

26
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Instalasi Kanker Terpadu Rumah Sakit Umum Daerah Bali
Mandara diharapkan mempunyai peranan penting sebagai pedoman untuk pelaksanaan
kegiatan pelayanan di Instalasi Kanker Terpadu sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan.
Penyusunan Pedoman Pelayanan Instalasi Kanker Terpadu ini adalah langkah
awal ke suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari
berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa
pedoman pelayanan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami menerima saran dan
kritik guna menyempurnakan pedoman ini.
Akhir kata, semoga Pedoman Pelayanan Instalasi Kanker Terpadu ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan pemberi pelayanan.

27

Anda mungkin juga menyukai