Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sebuah karya seni lukis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

cabang kesenian seni rupa, namun seiringnya perkembangan seri rupa dengan

cepat berubah wujudnya dari sebuah karya seni murni bergeser menjadi

bentuk seni terapan, bahkan diantara itu. Seni tersebut dapat disebut pula

dengan seni kontemporer atau seni kekinian. Pergeseran inilah yang

menjadikan seni lukis yang merukan salah satu seni murni yang mulai

dilupakan dan ditinggali peminatnya.

Peranan seniman lukis bukan lagi sebagai aktor utama dalam setiap

penjualan lukisan semenjak era tahun 1990-an. Para kolektor yang sering

memegang otoritas harga menjadi kacau oleh kolektor baru yang obral duit.

Persaingan menjadi semakin tajam, tolak ukur nilai kesenian terabaikan dan

terlewati begitu saja (Dharsono dalam HB. Sutopo, 1990:3). Banyak

bermunculan makelar-makelar yang tidak bertanggung jawab dengan sesuka

hati mereka memainkan pasar seni lukis, membuat penikmat lukis kini tidak

dapat lagi membedakan mana lukisan bernilai seni tinggi dan mana yang

berkualitas seni rendah.

Seni lukis lebih banyak dipelajari secara otodidak pada era dibawah

tahun 1950-an. Hingga kini masih jarang terlihat aktivitas melukis di sekolah
formal maupun informal, hal tersebut hanya terjadi dibeberapa tempat khusus

yaitu sanggar-sanggar lukis yang keberadaannya masih dapat terhitung dengan

jari. Karena dari faktor biaya kursus yang cukup mahal serta memakan banyak

biaya dalam proses pengerjaannya.

Banyak hal yang membuat masyarakat tidak banyak menaruh minat

pada bidang ini. Tidak ada kejelasan dalam hal pendapatan serta banyaknya

hambatan dalam menembus sebuah pasar lukisan, banyak orang tua yang

menginginkan anak-anaknya mendapatkan pekerjaan yang lebih pasti untuk

kelangsungan hidup keluarga mereka. Namun sesungguhnya dari hasil sebuah

karya seni lukis dapat menghasilkan jauh lebih bermanfaat jika dilakukan

secara sungguh seperti yang diucapkan oleh pelaku seni lukis tusuk sate,

Bapak Gatot Reksowardoyo. Pada majalah VisualArt edisi April 2010

memberitakan bahwa salah satu pelukis asal Indonesia, Ahmad Sadali mampu

menciptakan sebuah lukisan bertajuk Abstraksi Pintu Surga (1984) dan laku

terjual senilai USD $ 230.000 di sebuah acara lelang Masterpiece, Singapura.

Masih banyak yang beranggapan bahwa seni lukis merupakan sebuah

bidang pekerjaan bagi mereka adalah sebuah pekerjaan kepada orang-orang

terpilih saja atau hanya dapat dilakukan oleh orang yang berbakat. Namun

pada kenyataannya seni lukis dapat dipelajari secara teoritis dan sistematis,

langkah tersebut merupakan langkah awal dalam memulai mempraktekkan

dalam menciptakan sebuah karya seni lukis. Seni lukis merupakan sebuah

keterlibatan seniman dalam menuangkan setiap karya-karya seni.


Keterhambatan seni lukis dalam mengembangkan eksistensinya di Era

Kontemporer ini adalah sebuah bentuk yang yang kaku dan tidak dapat keluar

dari sisi-sisi kemurnian seni lukis itu sendiri, pengembangan teknik serta gaya

melukis sangatlah dibutuhkan agar eksistentensi seni lukis murni dapat

dipertahankan.

Hal yang paling terlihat secara fisik adalah tidak ditemukan buku

informasi mengenai seni lukis yang bermuatan lokal di toko-toko buku besar

maupun kecil, masih banyak ditemukan buku-buku seni lukis dari luar negeri.

Buku yang dijual bebas merupakan sebuah ilmu dan wawasan yang paling

mudah didapat oleh khalayak banyak.

Dari uraian di atas, penulis bermaksud membuat buku informasi seni

lukis yang berkaitan dengan sebuah teknik yang disebut dengan teknik lukis

tusuk sate. Buku ini tidak hanya sebagai buku bacaan semata akan tetapi dapat

menjadi media pembelajaran dari perkembangan hingga penguasaan teknis

dalam melukis dan dapat dijadikan sebuah khasanah baru bagi seniman-

seniman lukis muda Indonesia.

B. Identifikasi Masalah
Beberapa masalah utama yang melandasi penelitian ini adalah :
1. Bergesernya peminat seni lukis murni beralih ke seni lukis

kontemporer.
2. Sulitnya memilah seni lukis rendah dan seni lukis tinggi.
3. Kurangnya masyarakat luas menaruh minat pada seni lukis.
4. Kurangnya inovasi seni lukis murni dalam menghadapi Era

kontemporer.
5. Seni lukis jarang sekali ditemukan pada tingkat pendidikan formal

maupun informal.
6. Tidak tersedianya buku sebagai media informasi tentang seni lukis

murni Indonesia di toko-toko buku.

C. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi ruang lingkup penelitian dengan maksud untuk

menghindari penelitian yang terlalu luas, yaitu :


1. Minimnya inovasi seni lukis dari segi teknik hingga gaya lukis.
2. Tidak tersedianya buku informasi mengenai seni lukis murni Indonesia di

toko-toko buku.

D. Perumusan Masalah
Bagaimana perancangan sebuah buku informasi seni lukis teknik tusuk sate

sebagai khasanah baru kepada seniman muda Indonesia.

E. Tujuan penelitian
Untuk menghasilkan perancangan buku informasi teknik lukis tusuk sate

sebagai khasanah baru kepada seniman muda Indonesia.


F. Kegunaan penelitian
1. Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi ilmiah bagi peneliti di bidang seni dan desain untuk mengembangkan

disiplin keilmuan, sekaligus dapat memperkaya objek penelitian dalam

cakupan keilmuan desain komunikasi visual. Penelitian ini juga dapat

dijadikan referensi terkait pokok bahasan seni rupa, dalam hal ini adalah seni

lukis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesatuan ilmu seni,

khusunya seni rupa.


2. Praktis
Hasil dari penelitian dapat dijadikan referensi dalam menyusun

strategi perancangan buku informasi yang akan digunakan untuk

pembelajaran bertahap dalam dunia seni lukis sehingga dapat membuat

rekomendasi buku yang kreatif, inovatif dan mudah dimengerti bagi

penggunanya.

Anda mungkin juga menyukai