Anda di halaman 1dari 9

Analisis Kinerja ... Dedek S., Atik M., Lucia R.K.W.

Analisis Kinerja Penanggung Jawab Program Tb Puskesmas Dalam Penemuan Kasus


Baru Tb Bta Positif Di Puskesmas Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung

Dedek Sutinbuk*, Atik Mawarni**, Lucia Ratna Kartika W.***

*STIKES Abdi Nusa Pangkalpinang Bangka Belitung, **Staf Pengajar Bagian Biostatistik FKM UNDIP,
***Staf Pengajar bagian AKK FKM UNDIP

ABSTRAK
Pencapaian target penemuan kasus baru TB BTA positif di Kabupaten Bangka Tengah tahun 2009-
2011 menunjukkan angka dibawah 70%. Peran penanggungjawab program TB sangat penting dalam
pencapaian target. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana kinerja penanggung jawab
program TB dalam penemuan kasus baru TB BTA positif. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Informan penelitian adalah 4 orang
penanggung jawab program TB dari Puskesmas terpilih. Data dikumpulkan dengan wawancara
mendalam dan dianalisis menggunakan metode analisis isi (content analysis ). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja penanggung jawab program TB dalam penemuan kasus baru belum baik
karena sebagian besar hanya melakukan penyuluhan di Posyandu, menjaring suspek dari pasien yang
berkunjung di Puskesmas, persepsi kurang puas terhadap imbalan yang diterima dan persepsi
terhadap beban kerja yang dirasakan cukup berat.
Kata Kunci : Penemuan Kasus Baru TB, Penanggungjawab program TB, Kinerja

ABSTRACT
Analysis On The Work Performance Of Primary Health Care Centers Tuberculosis
Programmers In New Case Finding Of Positive Smears At Bangka Tengah District, Bangka
Belitung Province, The achievement in new case finding of smear positive TB for three years 2009-
2011, showed under 70%. The role of persons that responsible for the programme is very important
for target achievements. The purpose of this study is to explain the performance of persons who
responsible for the programme. This study was a qualitative descriptive with cross sectional
approach. The informant of this research was 4 persons who responsible for TB programs from the
selected health centers. The data was collected by indeph interview and processed by content analysis
method. The results showed that the performance of that persons have not been good, because it
almost done in the posyandu, capture suspect waiting at the health center, the perception of the work
benefits was less satisfaction, perception of workload was still felt quite heavy.
Key words : Finding new cases of TB , TB programmers, the performance.

PENDAHULUAN sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi


Situasi TB di dunia semakin memburuk, oleh Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun
jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru
tidak berhasil disembuhkan, terutama pada dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh
Negara yang dikelompokkan dalam 22 dunia, diperkirakan 95% kasus TB dan 98%
negara dengan masalah TB besar (high kematian akibat TB di dunia, terjadi pada
burden countries). Menyikapi hal tersebut, negara-negara berkembang.1
pada tahun 1993, WHO mencanangkan TB Di Indonesia, TB merupakan masalah
sebagai kedaruratan dunia (global utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien
emergency) dan diperkirakan sekitar TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak
142
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol.11/No.2, Oktober 2012

di dunia setelah India dan Cina dengan hanya memantau lewat laporan saja tidak
jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pernah bertanya langsung ke petugas sejauh
pasien TB di dunia. Diperkirakan pada tahun mana tugas yang telah mereka jalankan,
2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru imbalan yang diberikan tidak sesuai dengan
dan kematian 101.000 orang. Insidensi kasus tanggung jawab pekerjaan sebagai petugas
TB BTA positif sekitar 110 per 100.000 program TB, Semua penanggung jawab
penduduk.1 program mengatakan mempunyai tugas
Target program penanggulangan TB rangkap selain sebagai petugas program TB,
adalah tercapainya penemuan pasien baru TB ada satu Puskesmas untuk penanggung jawab
BTA positif paling sedikit 70% dari program merangkap sebagai petugas
perkiraan dan menyembuhkan 85% dari laboratorium, Satu orang penanggung jawab
semua pasien tersebut serta program mengatakan setelah di ketahui ada
mempertahankannya. Target ini diharapkan suspek TB di wilayah kerjanya mereka tidak
dapat menurunkan tingkat prevalensi dan mendatangi/menjemput bola pasien tsb hanya
kematian akibat TB hingga separuhnya pada menunggu pasien datang sendiri ke
tahun 2010 dibanding tahun 1990, dan puskesmas, Kerja sama antara lintas sektor
mencapai tujuan millennium development kurang maksimal sebagai contoh kepala desa
goals (MDGs) pada tahun 2015.1 tidak pernah mengundang penanggung jawab
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung program ketika ada kegiatan di desa dan
terdiri dari 1 kota dan 6 kabupaten, kerjasama dengan kader di masing-masing
berdasarkan data sekunder yang diperoleh desa belum maksimal dengan bukti kader
dari bidang Penanggulangan Penyakit dan kadang-kadang tidak memberikan informasi
Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan apabila ada suspek TB paru.
Provinsi untuk penemuan kasus baru TB Kinerja adalah penampilan hasil karya
BTA positif di Provinsi Kepulauan Bangka personal, baik kuantitas maupun kualitas
Belitung hampir semua Kabupaten belum dalam suatu organisasi, kinerja dapat
pernah mencapai target hanya Kota merupakan penampilan individu maupun
Pangkalpinang saja yang sudah mencapai kelompok kerja personil. Penampilan hasil
target, tetapi wilayah Kabupaten Bangka karya tidak terbatas pada personil yang
Tengah dalam pencapaian target selalu memangku jabatan fungsional maupun
berada di urutan paling rendah. struktural, tetapi juga pada keseluruhan
Pencapaian target penemuan kasus TB di jajaran personil di dalam organisasi2
Kabupaten Bangka tengah selama 3 tahun Menurut Gibson ada tiga kelompok
terakhir belum pernah mencapai target pada variabel yang mempengaruhi perilaku dari
tahun 2009 hanya tercapai 34,37%, tahun kinerja yaitu: variabel individu, variabel
2010 hanya tercapai 41,88% dan tahun 2011 organisasi dan variabel psikologis. Perilaku
hanya tercapai 37,22%. Berdasarkan survei yang berhubungan dengan kinerja adalah
pendahuluan yang peneliti lakukan terkait yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan
dengan penemuan kasus yang belum pernah yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tercapai target sebagian besar penanggung sasaran.2
jawab program mengatakan penyuluhan Berdasarkan keadaan tersebut diatas maka
mengenai TB jarang dilakukan dan hanya perlu dilakukan penelitian, untuk mengetahui
dilakukan di Posyandu, penjaringan kasus bagaimana kinerja penanggung jawab
hanya menunggu pasien datang ke program TB dalam penemuan kasus baru TB
Puskesmas. Selain itu kinerja penanggung BTA positif di puskesmas wilayah kerja
jawab program TB puskesmas tergolong kabupaten Bangka Tengah.
rendah dapat juga di sebabkan oleh beberapa
hal seperti kurangnya dukungan dari kepala
puskesmas dengan bukti kepala puskesmas
143
Analisis Kinerja ... Dedek S., Atik M., Lucia R.K.W.

METODE PENELITIAN organisasi dan anggotanya menetapkan


Desain penelitian ini adalah penelitian sasaran-sasaran yang spesifik dan dapat
observasional yang bersifat kualitatif dengan diukur, ketrampilan harus dikembangkan,
pendekatan waktu cross sectional dimana pengalaman anggota dalam pekerjaan harus
pengumpulan semua variabel dilakukan pada dikembangkan agar berubah menjadi
satu saat. Metode sampling yang digunakan pengalaman yang positif.4
dalam penelitian ini adalah purposive Kuantitas dalam penemuan kasus baru
sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Terkait dengan temuan kasus dalam waktu
Maret s.d April 2012 dan lokasi penelitian tiga bulan terakhir sesuai dengan yang
yaitu di Puskesmas Kabupaten Bangka dikatakan informan utama dan triangulasi
Tengah. Pengumpulan data dalam penelitian belum pernah tercapai target tetapi setelah
ini diperoleh dari data primer dengan kasus ditemukan mereka selalu melakukan
melakukan wawancara langsung (indepth pemantauan sampai kepada tingkat
interview) dan data sekunder telaah kesembuhan seperti petikan wawancara
dokumen. Pengolahan dan analisis data berikut: Kami pantau lah buk...seperti misal
dilakukan dengan menggunakan metode e dalam pengobatan mereka selalu ku ingetin
content analysis. tuk ngambil obat.
Kuantitas kinerja merupakan aspek
HASIL DAN PEMBAHASAN pengukuran kinerja yang meliputi : proses
Kualitas dalam penemuan kasus baru kerja dan kondisi pekerjaan, waktu yang
Terkait dengan kegiatan yang telah dipergunakan atau lamanya melaksanakan
dilakukan untuk meningkatkan penemuan pekerjaan, jumlah kesalahan dalam
kasus baru sesuai yang dikatakan informan melaksanakan pekerjaan, jumlah dan jenis
utama dan triangulasi semua sudah pemberian pelayanan dalam bekerja.5
melakukan penyuluhan, menjaring suspek Kuantitas, dinyatakan dalam bentuk jumlah
kunjungan rumah dan jemput bola tetapi output, atau persentase antara output aktual
penyuluhan hanya mengikuti jadwal dengan output yang menjadi target.
posyandu, penanggung jawab program tidak Ketepatan waktu dalam penemuan kasus
pernah membuat jadwal sendiri, menjaring baru
suspek hanya menunggu di Puskesmas Sesuai informasi informan utama dan
seperti petikan wawancara berikut: Kami triangulasi untuk kegiatan dalam penemuan
nunggu pasien datang ke Puskesmas bae sebagian besar mengatakan tidak pernah
tetapi untuk pengisian laporan sudah lengkap terjadwal secara tersendiri, penanggung
karena harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan. jawab program hanya mengikuti jadwal
Mangkunegara (2006) menyatakan bahwa posyandu. Akan tetapi terkadang mereka
kualitas merupakan aspek pada standar juga tidak bisa mengikuti jadwal Posyandu
pekerjaan yang meliputi: ketepatan kerja dan tersebut karena banyak pekerjaan lain yang
kualitas pekerjaan, tingkat kemampuan harus diselesaikan sehingga tidak fokus
dalam bekerja, kemampuan menganalis data / dalam pelaksanaan kegiatan penemuan
informasi, kemampuan / kegagalan tersebut seperti petikan wawancara berikut:
menggunakan mesin / peralatan, dan Dak pacak sesuai jadwal inti e dak fokus ke
kemampuan mengevaluasi (keluhan / situ
keberatan konsumen).3 Mangkunegara mengemukakan, bahwa
Menurut Penelitian Jamhariyah (2011) ada ketepatan waktu dinyatakan dalam bentuk
beberapa hal yang dianggap sebagai pupuk pencapaian batas waktu yang ditentukan,
untuk menyuburkan kinerja karyawan jumlah unit/kegiatan yang dapat di selesaikan
didalam suatu organisasi, antara lain; tepat waktu. Pada dasarnya, ukuran ketepatan
hubungan yang saling mendukung dan saling waktu mengukur apakah orang melakukan
mempercayai harus dikembangkan, apa yang dikatakan akan dilakukan.3
144
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol.11/No.2, Oktober 2012

Efektivitas sumber daya dalam penemuan sumber daya akan berpengaruh terhadap
kasus baru keberhasilan implementasi.6
Efektifitas sumberdaya yaitu ketersediaan Kebutuhan akan supervisi dalam
sarana prasana dalam mendukung penemuan kasus baru
pelaksanaan kegiatan penemuan kasus baru Sesuai dengan pernyataan informan utama
dimana semua informan mengatakan sarana dan triangulasi supervisi dari Dinas
prasarana tersedia cukup di Puskesmas. Kesehatan dilakukan oleh wasor dan kasie
Setiap penanggung jawab program telah P2PL rutin per triwulan ada pemberitahuan
diberikan motor dinas akan tetapi ada sebelum pelaksanaan dan materi yang
penanggung jawab program yang tidak disampaikan adalah berupa arahan untuk
berani turun lapangan sendiri dengan alasan mencapai target penemuan dan informasi
kondisi wilayah kurang baik seperti petikan yang terbaru tetapi selain itu mereka mengisi
wawancara berikut: Tersedia cukup saya di daftar tilik seperti petikanwawancara berikut:
kasih motor dinas untuk turun ke lapangan Informasi baru lah buk kalo dorang habis
tapi aku dak berani turun lapangan sendiri monev di Propinsi kadang kasih tau cara
karena kondisi wilayah di sini tu hutan semua untuk meningkatkan penemuan e cheklis juga
trus jalan nya agak jelek. Untuk dana lah
operasional berasal dari dana BOK (Bantuan Supervisi yang dilakukan oleh Dinas
Operasional Kegiatan) akan tetapi kendala Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah sudah
terdapat pada pengajuan anggaran dimana sesuai dengan ketentuan yang ada seperti
penanggung jawab program merasa kesulitan yang tertuang di panduan nasional dari
dengan administrasi keuangannya seperti Depkes bahwa pelaksanaan supervisi harus
petikan wawancara berikut: Kita ni suka mempunyai persiapan seperti: penyusunan
males buat pengajuan untuk dan BOK tu jadwal supervisi, pemberitahuan jadwal
karena lebih ribet harus ada supervisi ke unit yang akan disupervisi,
dokumentasi/bukti bahwa kita sudah pengembangan daftar tilik supervisi dan
penyuluhan seperti foto-foto, tanda tangan penyiapan bahan-bahan yang perlu dibawa
peserta yang hadir jadi dak kita ajukan serta pada waktu supervisi. Supervisi
dananya trus memang kan penyuluhan kita dilakukan secara berjenjang setiap 3 bulan
nebeng posyandu jadi kita dak minta dana. sekali. Tetapi pada keadaan tertentu
Hal ini sejalan dengan penelitian frekuensi supervisi dapat ditambah,
Jamhariyah (2011) yang mengatakan bahwa misalnya: pada tahap awal pelaksanaan
belum semua penanggung jawab program program, bila pelatihan baru selesai
memanfaatkan sumber dana yang ada secara dilaksanakan, bila kinerja dari suatu unit
optimal, dapat dilihat dari ketersedian dana kurang baik seperti jumlah suspek yang
akan tetapi penanggung jawab program tidak diperiksa terlalu sedikit, jumlah pasien TB
mau membuat POA untuk pengajuan dana yang diobati terlalu sedikit, angka konversi
operasional.4 dan/atau angka kesembuhan rendah, dan
Sumber daya merupakan variabel hasil uji silang (cross chek) pemeriksaan
manajemen yang penting dan yang paling sediaan dahak ditemukan ada kesalahan besar
banyak disebutkan sebagai variabel yang atau ada 3 kesalahan kecil pada satu siklus
berpengaruh dalam proses pelaksanaan uji silang, atau sediaan jelek 10%. Tetapi
program. Sumber daya merupakan faktor frekuensi supervisi dapat dikurangi bila
penting untuk pelaksanaan program supaya kinerja petugas TB sarana pelayanan
efektif. Apabila pelaksana kekurangan kesehatan tersebut sudah baik, namun
sumber daya maka program tidak akan demikian semua petugas sarana pelayanan
berjalan efektif. Hal ini sesuai pendapat kesehatan tetap perlu mendapat supervisi
Subarsono (2005) bahwa ketersediaan supaya motivasi petugas tetap terjaga dan
dapat membantu dalam melaksanakan
145
Analisis Kinerja ... Dedek S., Atik M., Lucia R.K.W.

kegiatan.7 Hal ini sejalan dengan penelitian baik pengetian TB dan tujuan penemuan
Jamhariyah (2011) bahwa supervisi yang kasus baru, penanggung jawab program
efektif diperlukan suatu rencana yang rinci mendapatkan pengetahuan dari pelatihan
dan koordinasi serta terarah dan sistimatis. yang sudah diikuti tetapi menurut kasie P2PL
Supervisi perlu direncanakan dengan baik selain dari pelatihan penanggung jawab
sesuai jadual dan dilakukan rutin, ada program dapat memperoleh pengetahuan
umpan balik hasil supervisi kepada bidan mengenai TB dari buku dan modul yang ada
desa agar dapat membantu sesuai kebutuhan di Dinas Kesehatan sebagaimana petikan
misalnya bila ada kekurangan dan masalah wawancara berikut: Petugas bisa
dalam pelayanan neonatus. Dengan demikian mendapatkan pengetahuan dari pelatihan
dapat berdampak terhadap peningkatan hasil ataupun modul dan buku-buku yang ada
cakupan pelayanan neonatus sesuai yang ya...banyak kok asal mereka mau aja
diharapkan.4 Menurut Notoatmodjo9 Pengetahuan
Pengaruh Hubungan Interpersonal adalah kemampuan intelektual responden
Sesuai dengan pernyataan informan utama yang mencakup pemahaman materi.
dan triangulasi kerjasama dalam hal Pengetahuan merupakan proses mencari tahu,
melakukan kegiatan penemuan sudah dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu,
dilakukan dengan pihak dalam Puskesmas dan tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses
seperti dokter poliklinik, petugas mencari tahu ini mencakup berbagai metode
lababoratorium, pihak luar kader, bidan desa, dan konsep-konsep, baik melalui proses
perawat yang ada di Pustu bentuk kerjasama pendidikan, pelatihan maupun melalui
yang sudah dilakukan dr. Poli mendiagnosa pengalaman.
pasien petugas lab melakukan cek dahak Persepsi terhadap kepemimpinan dalam
sedangkan yang memberikan info suspek penemuan kasus baru
bidan desa dan kader tetapi sering mengalami Berdasarkan hasil wawancara dengan
kendala dalam melakukan kerjasama ini informan utama mengenai persepsi terhadap
seperti kader jarang memberikan informasi kepemimpinan dalam penemuan kasus baru
kalau ada pasien suspek di wilayah kerjanya TB BTA positif yang mana sebagian besar
sepertii petikan wawancara dibawah ini: mengatakan dukungan yang diberikan kepala
kalo dg petugas lab& dr dakde kendala tapi Puskesmas cukup baik kepala Puskesmas
dengan kader ni dorang ni kan dak sering memberikan saran, pengarahan dan
menginformasikan ke kita kalo ade suspek bertanya sejauhmana kegiatan yang sudah
mungkin karena dak dpt insentif kali ok dilakukan penanggung jawab program
Pengaruh hubungan personal adalah sebagaimana petikan wawancara berikut:
derajat atau tingkatan kinerja mampu Kapus kami ni lumayan bagus lah buk
mengekspresikan diri, kemauan baik, itikat sering kasih saran, pengarahan, berbagi
baik, kerjasama sesama karyawan maupun wawasan terkait dengan TB yang ade di
bagian sub ordinatnya.12 Dampak hubungan wilayah kerja Puskesmas tetapi berbeda hal
interpersonal adalah suatu tingkatan dimana nya dengan pernyataan wasor dan kasie
kinerja mampu meningkatkan perasaan, mereka mengatakan sebagian besar kepala
penghargaan diri, keinginan, kepuasan kerja Puskesmas kurang peduli dengan kegiatan
serta dapat meningkatkan kerjasama dan yang terkait dengan penemuan kasus baru
kekompakan.3 karena kepala Puskesmas belum terlibat
Pengetahuan dalam penemuan kasus baru langsung seperti tidak pernah turun
Sesuai dengan pernyataan informan utama mendampingi penanggung jawab melakukan
dan triangulasi pengetahuan penanggung penyuluhan.
jawab program mengenai TB sudah cukup Hasil penelitian sesuai dengan pendapat
baik ini terlihat masing-masing penanggung Umar (2002) Kepemimpinan adalah sebagai
jawab program dapat menjabarkan dengan proses pengarahan dan mempengaruhi
146
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol.11/No.2, Oktober 2012

aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari imbalan harus dikaitkan dengan tingkat
para anggota kelompok, pendapat Janies A.F kinerja karyawan, artinya dengan imbalan
Stoner yang dikutip Umar10 selanjutnya yang semakin bertambah maka akan memacu
kepemimpinan adalah sebagai proses untuk karyawan untuk mencapai tingkat kinerja
mempengaruhi orang lain untuk memahami yang tinggi.12
dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan Persepsi terhadap beban kerja dalam
dan bagaimana tugas itu dilakukan secara penemuan kasus baru
efektif, serta proses untuk memfasilitasi Sesuai dengan pernyataan informan utama
upaya individu dan kolektif untuk mencapai dan triangulasi semua penanggung jawab
tujuan bersama.11 program mempunyai tugas rangkap selain
Persepsi terhadap imbalan dalam sebagai penanggung jawab program TB ada
penemuan kasus baru yang merangkap sebagai penanggung jawab
Berdasarkan wawancara dengan informan program malaria, kusta, DBD, perawat poli
utama mengenai persepsi mereka terhadap dan ada juga sebagai bendahara. Beban kerja
imbalan yang diterima dalam penemuan yang dirasakan sangat berat sehingga
kasus baru semua mengatakan telah kegiatan dalam penemuan tidak bisa
menerima imbalan dan imbalan yang dikerjakan secara maksimal tetapi semua
diterima berupa uang tetapi ada satu penanggung jawab program masih bisa
informan yang berasal dari Puskesmas menyelesaikan pekerjaan sesuai jam kerja.
dengan penemuan tertinggi yang jauh dari Beban kerja merupakan tanggungan
kota mengatakan pernah mendapatkan kewajiban yang harus dilaksanakan karena
reward karena penemuan kasus tercapai pekerjaan tertentu dan juga sebagai tanggung
target pada tahun 2009, terhadap imbalan jawab. Beban kerja berpengaruh terhadap
yang diterima sebagian besar penanggung kinerja seseorang dalam melakukan
jawab mengatakan belum puas karena sistem pekerjaannya. Pekerja yang mempunyai
pemabagian nya sebagaimana petikan beban kerja berlebih akan menurunkan
wawancara berikut: He..heee puas lah yuk kualitas hasil kerja dan memungkinan adanya
tapi karena dibagi-bagi tu dak puas juga kami inefisiensi waktu. Para manajer harus
ni bingung sistem pembagiannya tapi kita memperhatikan tingkat optimal beban kerja
dak mau nanya lah nanti dikira orang-orang karyawan. Beban kerja tidak hanya
kita ni begawe nak duit bae, pembagian e tu dipandang sebagai beban fisik akan tetapi
40% kita 40% petugas lab dan 20% ke dr poli sebagai beban kerja mental.13
yang memberikan suspek ke kita itulah Motivasi dalam penemuan kasus baru
terkadang kita dak enak kasih ke dr nya cuma Sesuai dengan pernyataan informan utama
20% sedikit kan jadi kadang kita tahan dulu dan triangulasi sebagian besar penanggung
sampai banyak jawab program termotivasi melaksanakan
Imbalan merupakan kompensasi yang kegiatan yang berkaitan dengan penemuan
diterimanya atas jasa yang diberikan kepada kasus baru karena rasa tanggung jawab,
organisasi.12 masalah imbalan dipandang informan yang berasal dari Puskesmas jauh
sebagai salah satu tantangan yang harus dari kota mengatakan termotivasi karena
dihadapi oleh manajemen suatu organisasi. akan mendapatkan reward dari Dinas
Sistem imbalan yang baik adalah sistem yang Kesehatan apabila mencapai target
mampu menjamin kepuasan para anggota sebagaimana petikan wawancara berikut:
organisasi yang pada gilirannya kalo misal nya itu....ade reward sih dari
memungkinkan organisasi memperoleh, dinas kami ni lah pernah dapet sekali trus
memelihara dan memperkerjakan sejumlah seperti yang di Pangkalpinang tu..tercapai
orang yang dengan berbagai sikap dan target semua dorang di ajak ke Jakarta
perilaku positif bekerja dengan produktif tetapi ada juga yang mengatakan kepala
bagi kepentingan organisasi. Pemberian Puskesmas selalu memberikan motivasi
147
Analisis Kinerja ... Dedek S., Atik M., Lucia R.K.W.

berupa himbauan untuk terus mengejar tingkat kinerja individu semakin tinggi.
target. Gibson mendefinisikan sikap adalah
Herzbeg dalam Danim14 mengembangkan kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan
teori motivasi dengan model dua faktor diorganisir melalui pengalaman dan
(two factor theory) motivasi, teori ini dikenal mempunyai pengaruh tertentu atas cara
dengan teori motivator-higienes. Herzberg tanggap seseorang terhadap orang lain, obyek
berpendapat bahwa ada faktor intrinsik dan dan situasi yang berhubungan dengannya.7
faktor ekstrinsik yang mempengaruhi
seseorang dalam bekerja. Termasuk faktor KESIMPULAN
instrinsik adalah prestasi yang dicapai, 1. Kualitas belum sepenuhnya baik karena
pengakuan, dunia kerja, tanggung jawab dan kegiatan untuk meningkatkan penemuan
kemajuan, dan yang termasuk kedalam faktor memang sudah dilakukan hanya saja cara
ekstrinsik adalah hubungan interpersonal melakukan kegiatan tersebut belum
antar atasan dan bawahan, hubungan pribadi maksimal seperti kegiatan penyuluhan
antar bawahan, hubungan antar pribadi hanya dilakukan di Posyandu berbarengan
dengan kelompok, tehnik supervisi, dengan jadwal posyandu penanggung
kebijakan administrasi, kondisi kerja dan jawab program tidak mempunyai jadwal
kehidupan pribadi. Baik faktor intrinsik sendiri dalam pelaksanaan kegiatan,
maupun ekstrinsik berpengaruh besar menjaring suspek kebanyakan
terhadap motivasi seseorang. Salah satu penanggung jawab program hanya
tujuan paling umum penilaian kinerja menunggu di Puskesmas.
karyawan di suatu perusahaan adalah untuk 2. Kuantitas masih belum baik terlihat dari
memotivasi kembali para karyawan untuk kasus yang sudah ditemukan dalam tiga
melakukan perbaikan-perbaikan performansi bulan terakhir untuk semua Puskesmas
di masa-masa yang akan datang. masih jauh dari target tetapi setelah
Sikap dalam penemuan kasus baru ditemukan kasus selalu dipantau dalam
Sesuai dengan pernyataan informan utama hal pengobatan sampai pada tingkat
dan triangulasi mengenai pertanyaan apakah kesembuhan.
setuju apabila kegiatan penemuan melibatkan 3. Ketepatan waktu belum baik karena
masyarakat semua informan baik yang semua penanggung jawab program baik
berasal dari Puskesmas yang dekat dengan yang berasal dari Puskesmas yang jauh
kota maupun yang jauh mengatakan sangat maupun yang dekat kota tidak pernah
setuju karena masyarakat terutama kader membuat jadwal khusus dalam
lebih mengetahui wilayahnya dan sebagian melaksanakan kegiatan akan tetapi masih
besar mengatakan kunci keberhasilan bisa menyelesaikan sesuai jam kerja.
penemuan kasus baru memang berada di 4. Efektivitas sumber daya sudah cukup baik
tangan penanggung jawab program kalau karena sarana prasarana pendukung
penanggung jawab program lebih aktif turun kegiatan sudah tersedia cukup di masing-
ke lapangan pasti akan berhasil tetapi masing Puskesmas, dana operasional
disamping itu kerjasama dengan tim baik tim berasal dari BOK hanya saja penanggung
di dalam Puskesmas maupun tim yang berada jawab program tidak mau membuat POA
di Puskesmas harus jalan juga sebagaimana untuk pengajuan dana dan setiap
petikan wawancara berikut: eee.. aok lah penanggung jawab program sudah
tapi dak mesti juga lah ok tanpa kerjasama diberikan motor dinas akan tetapi ada satu
tim juga mungkin dak bisa berhasil orang yang tidak berani turun kelapangan
Salah satu yang mempengaruhi kinerja sendiri dengan alasan kondisi wilayah
adalah sikap individu apabila sikap individu yang dilewati melalui hutan dan sungai
baik terhadap obyek tertentu, orang tertentu, kecil.
atau peristiwa tertentu semakin baik maka
148
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol.11/No.2, Oktober 2012

5. Kebutuhan akan supervisi sudah sesuai prrogram menganggap dirinya sebagai


dengan ketentuan yang tertuang di kunci keberhasilan dalam penemuan
panduan nasional dari Depkes dimana kasus baru.
supervisi sudah dilakukan rutin
pertriwulan, ada pemberitahuan dan DAFTAR PUSTAKA
mengisi daftar tilik pada saat melakukan 1. Pedoman Nasional Penanggulangan
supervisi. Tuberkulosis. Jakarta: Depkes RI; 2008.
6. Pengetahuan semua penanggung jawab 2. Yaslis I. Kinerja Teori, Penilaian,
program baik yang berasal dari Puskesmas Penelitian. Depok: Pusat Kajian Ekonomi
yang jauh maupun yang dekat kota sudah Kesehatan 2002
cukup baik penanggung jawab program 3. Mangkunegara P. Evaluasi Kinerja
mendapatkan pengetahuan dari pelatihan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Refika
dan buku serta modul mengenai TB. Aditaman; 2006.
7. Persepsi penanggung jawab program baik 4. Jamhariyah. Analisis Kinerja Bidan Desa
yang berasal dari Puskesmas yang jauh Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah
maupun yang dekat kota terhadap Puskesmas Kabupaten Lumajang Jawa
kepemimpinan kepala Puskesmas sudah Timur. Semarang: Universitas
cukup baik ini dibuktikan dengan Diponegoro; 2011.
pernyataan penanggung jawab program 5. Sudarmanto. Kinerja Pengembangan
bahwa kepala Puskesmas sudah Kompetensi SDM: Teori, Dimensi
memberikan pengarahan, saran serta Pengukuran dan implementasi dalam
sering bertanya sejauhmana kegiatan yang organisasi. Jakarta: Pustaka Pelajar; 2009.
sudah dilakukan. 6. Subarsono A. Analisis Kebijakan Publik,
8. Persepsi terhadap imbalan yang diterima, Konsep Teori & Aplikasi. Yogyakarta:
semua penanggung jawab program baik Pustaka Pelajar; 2008.
yang berasal dari Puskesmas yang jauh 7. Dirjen P2PL. Modul 6 Supervisi. Jakarta:
maupun yang dekat kota mengatakan Kemenkes; 2011.
belum begitu puas karena sistem 8. Bernadin R. Human Resource
pembagiannya. Management, Second Edition. New York:
9. Persepsi penanggung jawab program baik Mc Graw Hill International; 1998.
yang berasal dari Puskesmas yang jauh 9. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan
maupun yang dekat kota terhadap beban Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
kerja masih dirasakan berat karena 2003.
mempunyai beban kerja rangkap. 10. Umar. Riset Sumber Daya Manusia
10. Sebagian besar penanggung jawab dalam Organisasi, Cetakan ke VII.
program baik yang berasal dari Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2002.
Puskesmas yang jauh maupun yang 11. Yuki G. Kepemimpinan dalam
dekat kota termotivasi melaksanakan Organisasi. Jakarta: Indeks Kelompok
kegiatan dalam penemuan kasus baru Gramedia; 2001.
karena memiliki rasa tanggung jawab 12. Muchlas M. Perilaku Organisasi 1:
dan mendapatkan motivasi dari kepala Organizational Behaviour. Yogyakarta:
Puskesmas berupa arahan, saran dan Program Pendidikan Pascasarjana
dukungan untuk bekerja lebih giat agar Magister Manajemen RS Universitas
tercapai target. Gadjah Mada; 1999.
11. Sikap penanggung jawab program baik 13. Gibson, Ivancevich, Donnelly.
yang berasal dari Puskesmas yang jauh Organisasi Prilaku, Struktur, Proses.
maupun yang dekat kota dalam hal Tanggerang: Binarupa Aksara; 2010.
penemuan kasus baru sudah cukup baik
ini dibuktikan penanggung jawab
149
Analisis Kinerja ... Dedek S., Atik M., Lucia R.K.W.

14. Danim S. Motivasi Kepemimpinan &


Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka
Cipta; 2004.

150

Anda mungkin juga menyukai