FTIR Kelompok A4 - Setelah Perbaikan Yang 1
FTIR Kelompok A4 - Setelah Perbaikan Yang 1
FTIR
Anisa Rahmi/1504003010006
Rizkan/1504003010022
Witri Evilia/1504003010011
Kelompok : A4
I. Tujuan Percobaan
Mengetahui dan memahami kegunaan dan keunggulan metode
analisa dengan alat FTIR
Mengetahui dan memahami dengan jelas hal-hal yang diperlukan
dalam preparasi sampel FTR
Memahami prinsip dasar spektrometri dan menggunakannya untuk
identifikasi zat/senyawa
Mengetahui gugus fungsi dari suatu zat/senyawa
Mengetahui cara menganalisa dan mengolah data analisa spektrum
dari alat FTIR
II. Dasar Teori
Spektroskopi FT-IR (Fouries Trasform Infra Red) merupakan spektroskopi
inframerah yang dilengkapi dengan transformasi fourier untuk deteksi dan analisis
hasil spektrumnya. Inti spektrokopi FT-IR adalah Interferometer Michelson yaitu
alat untuk menganalisis frekuensi dalam sinyal gabungan (Anam,2007)
Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR).
spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi inframerah
merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi
elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 - 1.000 m
atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1. Prinsip kerja spektrofotometer
infra merah adalah sama dengan spektrofotometer yang lainnya yakni interaksi
energi dengan suatu materi. Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi
elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-4000cm-1, di mana cm-1 yang dikenal
sebagai wavenumber (1/wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk
frekuensi. Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi yang mengandung
semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang
diserap muncul sebagai penurunan sinyal yang terdeteksi. Informasi ini
ditampilkan sebagai spektrum radiasi dari% ditransmisikan bersekongkol
melawan wavenumber (Hendayana,2011).
Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif
(identifikasi) dari senyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan
oleh setiap organik zat dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang
berbeda. Selain itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar
inframerah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C =
O, selalu menyerap sinar inframerah pada 1670 -1780 cm-1, yang menyebabkan
ikatan karbonil untuk meregangkan (Silverstein, 2002).
Plastik merupakan polimer sintetik yang terbentuk dari reaksi polimerisasi
monomer-monomernya.keberadaan gugus R akan mempengaruhi jenis, sifat
mekanik, dan penggunaan polimer. Jenis-jenis polimer karena perbedaan gugus R
dapat ditentukan melalui spektrometri inframerah. Zat aditif bermassa molekul
rendah sering ditambahkan kedalam polimer untuk memperoleh sifat-sifat
berkaitan dengan keterbakaran keluwesannya. Zat aditif ini dapat berpindah
kedalam makanan atau minuman jika mengalami kontak yang cukup lama dengan
makanan minuman atau terkena perlakuan panas. Metode spektrometri inframerah
dapat digunakan untuk menentukan keberadaan zat aditif ini jika diberikan
perlakuan panas (Nurkomasari dkk,2010).
Gunting
Pinset kecil
Interferometer FTIR Shimadzu 8400
Tissue halus
Selotip kecil
Sampel plastic es
Sampel bungkus akses
Sampel plastic power bank
Sampel plastic rol
4.2.2. Pengukuran
Diatur instrument parameter > Data : dengan setting %
Transmittance , Happ Genzel , 45 , 40 , 400 4.000.
Disiapkan background > klik BKG.
Disiapkan sampel menurut jenis sampel > isi comment dan data
file > klik sample.
V. Data Pengamatan
100
90
80
70
60
% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400
100
90
80
70
60
% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400
% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400
100
90
80
70
60
% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400
VI. Pembahasan
Percobaan yang dilakukan berjudul metode analisa bahan dengan
menggunakan FTIR bertujuan untuk mengetahui dan memahami kegunaan dan
keunggulan metode analisa dengan alat ft-ir, mengetahui dan memahami
denganjelas hal-hal yang diperlukan dalam peprarasi sampel ft-ir, memahami
prinsip dasar spektrometri inframerah dan menggunakannnya untuk identifikasi
zat atau senyawa serta mengetahui gugus fungsi dari suatu zat atau senyawa.
Spektroskopi FT-IR (Fouries Trasform Infra Red) merupakan spektroskopi
inframerah yang dilengkapi dengan transformasi fourier untuk deteksi dan
analisis hasil spektrumnya. Inti spektrokopi FT-IR adalah Interferometer
Michelson yaitu alat untuk menganalisis frekuensi dalam sinyal gabungan
(Anam,2007). Spektroskopi inframerah berguna untuk identifikasi senyawa
organik karena spektrumnya yang sangat kompleks yang terdiri dari banyak
puncak-puncak (Chusnul,2011).
Pengujian spektroskopi infrared pada percobaan ini digunakan sampel
adalah jenis sampel polimer. Plastik merupakan polimer sintetik yang terbentuk
dari reaksi polimerisasi monomer-monomernya.keberadaan gugus R akan
mempengaruhi jenis, sifat mekanik, dan penggunaan polimer. Jenis-jenis polimer
karena perbedaan gugus R dapat ditentukan melalui spektrometri inframerah.
Zat aditif bermassa molekul rendah sering ditambahkan kedalam polimer untuk
memperoleh sifat-sifat berkaitan dengan keterbakaran keluwesannya. Zat aditif
ini dapat berpindah kedalam makanan atau minuman jika mengalami kontak
yang cukup lama dengan makanan minuman atau terkena perlakuan panas.
Metode spektrometri inframerah dapat digunakan untuk menentukan keberadaan
zat aditif ini jika diberikan perlakuan panas (Nurkomasari dkk,2010). Pada
percobaan ini digunakan empat jenis sampel yang akan dianalisis atau
diidentifikasi ikatan yang terdapat pada sampel dengan membandingkan antara
daerah bilangan gugus fungsi penyusun polimer sampel dengan sampel yang
digunakan dan berdasarkan intesitas spektrum inframerah. Pengujian sampel
yang digunaka pada percobaan ini berfungsi untuk megidentifikasi zat atau
senyawa yang terkandung didalam sampel. Empat jenis sampel yang digunakan
pada percobaan ini adalah plastik es, bungkus akses, plastik power bank, dan
plastik rol. Prinsip kerja FTIR adalah mengenali gugus fungsi suatu senyawa
dari absorbansi inframerah yang dilakukan terhadap senyawa tersebut. Pola
absorbansi yang diserap oleh tiap-tiap senyawa berbeda-beda, sehingga
senyawa-senyawa dapat dibedakan dan dikuantifikasikan (Sankari,2010).
Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu melakukan preparasi sampel-
sampel yang digunakan untuk uji FTIR ini berbentuk ,sehingga preparasinya
cukup dengan memotong sampel dengan ukuran 3x3 cm. Sampel yang sudah
siap dipotong kemudian diletakkan diatas sampel pan dan alat uji FTIR yang
diaktifkan.
(a)
100
90
80
70
60
% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400
Gambar 6.1 (a) dan (b) menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan
antara spektrum standar polyethylene dengan sampel plastik es terutama pada
gugus fungsional (bilangan 200-400 cm-1). Dan terdapat beberapa peak yang
muncul dengan berbagai transmisi mulai dari low, medium,dan hight. Berikut ini
dapat dilihat tabel persamaan dan perbedaan antara bilangan gelombang spektrum
standar polyethylene dengan sampel plastik es.
Tabel 6.1 persamaan bilangan gelombang antara spektrum standar
polyethylene dengan sampel plastik mika.
akses
(a)
100
90
80
70
60
% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400
(b)
Gambar 6.2 (a) dan (b) menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan
antara spektrumstandar polyethelene dengan sampel bungkus akses terutama pada
gugus fungsional (bilangan 200-4000 cm-1). Dan terdapat beberapa peak yang
miuncul dengan berbagai transmisi mulai dari low,medium dan hight. Berikut ini
dapat dilihat tabel pesamaan dan perbedaan antara bilangan gelombang spektrum
standar polyethelene dengan sampel bungkus akses. Perbedaan yang terdapat pada
sampel bungkus akses yaitu karna adanya aldehide dan asam karboksilat yang
berfunggi agar bungkus akses lebih tahan dan kuat sedangkan peran ester dan
keton untuk memberikan aroma plastik. Sedangkan senyawa sulfur berfungsi
sebagai bahan pengikat dan senyawa sulfur diubah menjadi senyawa sulfat yang
berperan dalam pembentukan warna pada bungkus akses. Sedangkan senyawa
sulfur berfungsi sebagai bahan pengikat dan senyawa sulfur diubah menjadi
senyawa sulfat yang berperan dalam pembentukan warna pada bungkus akses.
100
90
80
70
60
% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400
(b)
Gambar 6.3. perbandingan spektrum standar dengan sampel plastik power bank
% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400
(b)
Gambar 6.4. (a) dan (b) menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan
antara spektrum polyvinylchloride dengan sampel plastik power bank, yaitu pada
bagian gugus fungsional (bilangan gelombang 800-100 cm-1). Berikut dapat
dilihat tabel persamaan dan perbedaan antara bilangan gelombang spektrum
polyvinilchloride dan sampel plastik power bank.
Gambar 6.5 Perbandingan spektrum sampel plastik es, bungkus akses, Plastik
power bank, dan plastik rol.
Pada pratikum ini menggunakan 4 jenis sampel sampel plastik es, bungkus
akses, plastic power bank dan plastik rol. Keempat jenis sampel tersebut dianalisa
menggunakan spektrofotometer inframerah, dengan tujuan untuk mengetahui
gugus fungsi yang terdapat pada sampel. Kemudian keempat sampel tersebut
dibandingkan dengan sampel spektrum standar. Berdasarkan data pengamatan
pada sampel plastik es,bungkus akses, plastik power bank dan plastik rol, pada
sampel plastik es dan bungkus akses, sampel plastic power bank dan plastic rol
memiliki spektrum yang sama dengan spektrum standar polyethylene.
Setelah semua sampel dibandingkan dengan spektrum standar. Selanjutnya
keempat sampel tersebut digabungkan menjadi satu gambar guna mencari
persamaan dan perbedaan pada semua jenis sampel tersebut yaitu sampel yang
terlampir pada gambar 6.5 dapat dilihat bahwa spektrum memiliki kesaman pada
masing masing jenis sampel plastik. Dapat diketahui bahwa gugus fungsi
penyusun adalah ikatan C-H dimana ikatan tersebut merupakan gugus dari
polimer, pada sampel juga terdapat gugus OH yang bertujuan untuk memberikan
kemampuan menahan pada plastik.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yng telah dilakukan, dapat diambil bebrapa
kesimpulan yanitu:
1. Metode analisis spetroskopi infrared (FTIR) dapat digunakan untuk
menentukan gugus senyawa atau zat.
2. Sampel plastik es merupakan polyethylene.
3. Sampel bungkus akses merupakan polyethylene..
4. Sampel plastik power bank merupakan polyvhynil chloride..
5. Sampel plastik trol merupakan polyvhynil chloride..
6. Prinsip kerja spekrofotometri inframerah adalah berdasarkan pada vibrasi dan
rotasi molekul-molekul sampel.
7. Identifikasi gugus fungsi dan senyawa dilakukan dengan membandingkan
spektrum sampel dengan spektrum standar.
DAFTAR PUSTAKA
Anam dkk. 2007. Analisa Gugus Fungsi Pada Sampel Uji, Bensin Dan Spirtus
Menggunakan Metode Spektroskopi FT-IR. Berkala Fisika. Vol 10, No.1
Hal:79-85.
Chusnul.2011.Spektroskopi IR. WWW. Scribd. Com diakses tanggal 27
Desember 2013.
Hendayana, Sumar, dkk. 2011. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Press.
Silverstein. 2002. Identification of Organic Compund, 3rd Edition. New York: John
Wiley & Sons Ltd.