Anda di halaman 1dari 20

METODE ANALISA BAHAN DENGAN MENGGUNAKAN

FTIR

Nama/Nim : Aja Muntahar/1504003010007

Anisa Rahmi/1504003010006

Indri Ani Safitri/1504003010013

Rizkan/1504003010022

Witri Evilia/1504003010011

Tanggal Percobaan : 14 Oktober 2016

Kelompok : A4

Dosen : Dr.Farid Mulana,ST.,M.Eng

Asisten :Fawwaz Azmi

I. Tujuan Percobaan
Mengetahui dan memahami kegunaan dan keunggulan metode
analisa dengan alat FTIR
Mengetahui dan memahami dengan jelas hal-hal yang diperlukan
dalam preparasi sampel FTR
Memahami prinsip dasar spektrometri dan menggunakannya untuk
identifikasi zat/senyawa
Mengetahui gugus fungsi dari suatu zat/senyawa
Mengetahui cara menganalisa dan mengolah data analisa spektrum
dari alat FTIR
II. Dasar Teori
Spektroskopi FT-IR (Fouries Trasform Infra Red) merupakan spektroskopi
inframerah yang dilengkapi dengan transformasi fourier untuk deteksi dan analisis
hasil spektrumnya. Inti spektrokopi FT-IR adalah Interferometer Michelson yaitu
alat untuk menganalisis frekuensi dalam sinyal gabungan (Anam,2007)
Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR).
spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi inframerah
merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi
elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 - 1.000 m
atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1. Prinsip kerja spektrofotometer
infra merah adalah sama dengan spektrofotometer yang lainnya yakni interaksi
energi dengan suatu materi. Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi
elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-4000cm-1, di mana cm-1 yang dikenal
sebagai wavenumber (1/wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk
frekuensi. Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi yang mengandung
semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang
diserap muncul sebagai penurunan sinyal yang terdeteksi. Informasi ini
ditampilkan sebagai spektrum radiasi dari% ditransmisikan bersekongkol
melawan wavenumber (Hendayana,2011).
Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif
(identifikasi) dari senyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan
oleh setiap organik zat dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang
berbeda. Selain itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar
inframerah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C =
O, selalu menyerap sinar inframerah pada 1670 -1780 cm-1, yang menyebabkan
ikatan karbonil untuk meregangkan (Silverstein, 2002).
Plastik merupakan polimer sintetik yang terbentuk dari reaksi polimerisasi
monomer-monomernya.keberadaan gugus R akan mempengaruhi jenis, sifat
mekanik, dan penggunaan polimer. Jenis-jenis polimer karena perbedaan gugus R
dapat ditentukan melalui spektrometri inframerah. Zat aditif bermassa molekul
rendah sering ditambahkan kedalam polimer untuk memperoleh sifat-sifat
berkaitan dengan keterbakaran keluwesannya. Zat aditif ini dapat berpindah
kedalam makanan atau minuman jika mengalami kontak yang cukup lama dengan
makanan minuman atau terkena perlakuan panas. Metode spektrometri inframerah
dapat digunakan untuk menentukan keberadaan zat aditif ini jika diberikan
perlakuan panas (Nurkomasari dkk,2010).

III. Alat dan Bahan


3.1. Alat yang digunakan

Gunting
Pinset kecil
Interferometer FTIR Shimadzu 8400

3.2. Bahan yang digunakan

Tissue halus
Selotip kecil
Sampel plastic es
Sampel bungkus akses
Sampel plastic power bank
Sampel plastic rol

IV. Prosedur kerja

4.1. Preparasi Sampel

4.1.1. Untuk sampel lembaran plastik


Disediakan 4 jenis sampel lembaran plastik yang rata.
Digunting dengan ukuran yang sesuai pada peletakan sampel.
4.2. Penggunaan Alat FTIR Shimadzu 8.400

4.2.1. Menyalakan instrument dan inisialisasi


Dinyalakan alat FTIR prestige 21 / FTIR 8.400.
Dinyalakan computer > klik 2 x icon IR Solution.
Setelah tampil layar software IR Solution > pilih measure tab >
measurement menu > inialize.
Ditunggu sampai muncul tulisan INIT SUcces pada layar loh
life status dan tampil warna hijau pada layar instrument status.

4.2.2. Pengukuran
Diatur instrument parameter > Data : dengan setting %
Transmittance , Happ Genzel , 45 , 40 , 400 4.000.
Disiapkan background > klik BKG.
Disiapkan sampel menurut jenis sampel > isi comment dan data
file > klik sample.

4.3.3. Mematikan Instrument


Ditutup file yang terbuka > file > close All.
Ditutup software IR Solution > file > exit.
Dimatikan computer.

V. Data Pengamatan
100
90
80
70
60

% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400

Bilangan Gelombang cm-1

Gambar 5.1. spektrum plastik es

100
90
80
70
60

% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400

Bilangan Gelombang cm-1

Gambar 5.2. spektrum bungkus akses


100
90
80
70
60

% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400

Bilangan Gelombang cm-1

Gambar 5.3. spektrum plastik power bank

100
90
80
70
60

% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400

Bilangan Gelombang cm-1

Gambar 5.4. spektrum plastik rol

VI. Pembahasan
Percobaan yang dilakukan berjudul metode analisa bahan dengan
menggunakan FTIR bertujuan untuk mengetahui dan memahami kegunaan dan
keunggulan metode analisa dengan alat ft-ir, mengetahui dan memahami
denganjelas hal-hal yang diperlukan dalam peprarasi sampel ft-ir, memahami
prinsip dasar spektrometri inframerah dan menggunakannnya untuk identifikasi
zat atau senyawa serta mengetahui gugus fungsi dari suatu zat atau senyawa.
Spektroskopi FT-IR (Fouries Trasform Infra Red) merupakan spektroskopi
inframerah yang dilengkapi dengan transformasi fourier untuk deteksi dan
analisis hasil spektrumnya. Inti spektrokopi FT-IR adalah Interferometer
Michelson yaitu alat untuk menganalisis frekuensi dalam sinyal gabungan
(Anam,2007). Spektroskopi inframerah berguna untuk identifikasi senyawa
organik karena spektrumnya yang sangat kompleks yang terdiri dari banyak
puncak-puncak (Chusnul,2011).
Pengujian spektroskopi infrared pada percobaan ini digunakan sampel
adalah jenis sampel polimer. Plastik merupakan polimer sintetik yang terbentuk
dari reaksi polimerisasi monomer-monomernya.keberadaan gugus R akan
mempengaruhi jenis, sifat mekanik, dan penggunaan polimer. Jenis-jenis polimer
karena perbedaan gugus R dapat ditentukan melalui spektrometri inframerah.
Zat aditif bermassa molekul rendah sering ditambahkan kedalam polimer untuk
memperoleh sifat-sifat berkaitan dengan keterbakaran keluwesannya. Zat aditif
ini dapat berpindah kedalam makanan atau minuman jika mengalami kontak
yang cukup lama dengan makanan minuman atau terkena perlakuan panas.
Metode spektrometri inframerah dapat digunakan untuk menentukan keberadaan
zat aditif ini jika diberikan perlakuan panas (Nurkomasari dkk,2010). Pada
percobaan ini digunakan empat jenis sampel yang akan dianalisis atau
diidentifikasi ikatan yang terdapat pada sampel dengan membandingkan antara
daerah bilangan gugus fungsi penyusun polimer sampel dengan sampel yang
digunakan dan berdasarkan intesitas spektrum inframerah. Pengujian sampel
yang digunaka pada percobaan ini berfungsi untuk megidentifikasi zat atau
senyawa yang terkandung didalam sampel. Empat jenis sampel yang digunakan
pada percobaan ini adalah plastik es, bungkus akses, plastik power bank, dan
plastik rol. Prinsip kerja FTIR adalah mengenali gugus fungsi suatu senyawa
dari absorbansi inframerah yang dilakukan terhadap senyawa tersebut. Pola
absorbansi yang diserap oleh tiap-tiap senyawa berbeda-beda, sehingga
senyawa-senyawa dapat dibedakan dan dikuantifikasikan (Sankari,2010).
Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu melakukan preparasi sampel-
sampel yang digunakan untuk uji FTIR ini berbentuk ,sehingga preparasinya
cukup dengan memotong sampel dengan ukuran 3x3 cm. Sampel yang sudah
siap dipotong kemudian diletakkan diatas sampel pan dan alat uji FTIR yang
diaktifkan.

VI.1 perbandingan spektrum standar polyethylene dengan sampel


plastik es

(a)

100
90
80
70
60

% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400

Bilangan Gelombang cm-1


(b)

Gambar 6.1. Perbandingan spektrum standar Polyethylene (a) dengan sampel


plastic es (b)

Gambar 6.1 (a) dan (b) menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan
antara spektrum standar polyethylene dengan sampel plastik es terutama pada
gugus fungsional (bilangan 200-400 cm-1). Dan terdapat beberapa peak yang
muncul dengan berbagai transmisi mulai dari low, medium,dan hight. Berikut ini
dapat dilihat tabel persamaan dan perbedaan antara bilangan gelombang spektrum
standar polyethylene dengan sampel plastik es.
Tabel 6.1 persamaan bilangan gelombang antara spektrum standar
polyethylene dengan sampel plastik mika.

N Spektrum Spektrum Bilangan Gugus Tipe


o polyethylene sampel (cm- gelombang (cm- fungsi senyawa
(cm-1) 1
) 1
)

1 3689,8 3670,5 3650 - 2590 O-H Fenol,


Monomer
alkohol

2 2953,0 2966,5 3000 - 2850 C-H Alkana

3 2902,8 2900,9 3600 - 2500 O-H Asam


Karbosilat

4 2725,4 2730,4 3600 - 2500 O-H Asam


Karboksilat

Tabel 6.2 Perbedaan bilangan gelombang antara spektrum standar


polyethylene dengan sampel plastik es.

No Spektrum Bilangan gelombang Gugus fungsi Tipe


sampel (cm-1) senyawa
(cm-1)
1 2.848,90 2.500 - 1.700 SH Sulfur
2 1.730,15 1.675 - 2.000 C=O Keton, Asam
Karboksilat,
Ester dan
Aldehid

Berdasarkan tabel 6.1 menunjukkan adanya kesamaan antara polyethylene


dengan plastik es yaitu memiliki gugus fungsi O-H, C-H memiliki tipe senyawa
Fenol, monomer alkohol, alkana dan asam Karboksilat. Sedangkan pada tabel 6.2
terdapat perbedaan yaitu pada sampel plastik es menggunakan aldehid, asam
karboksilat yang berfungsi supaya plastic lebih tahan dan kuat sedangkan ester
dan keton untuk memberikan aroma pada plastik. Sedangkan senyawa sulfur
berfungsi sebagai bahan pengikat dan senyawa sulfur diubah menjadi senyawa
sulfat yang berperan dalam pembentukan warna pada bungkus akses.

6.2. perbandingan spektrum standar polyethylene dengan sampel bungkus

akses

(a)
100
90
80
70
60

% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400

Bilangan Gelombang cm-1

(b)

Gambar 6.2 perbandingan spektrum standar polyethylene dengan sampel


bungkus akses.

Gambar 6.2 (a) dan (b) menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan
antara spektrumstandar polyethelene dengan sampel bungkus akses terutama pada
gugus fungsional (bilangan 200-4000 cm-1). Dan terdapat beberapa peak yang
miuncul dengan berbagai transmisi mulai dari low,medium dan hight. Berikut ini
dapat dilihat tabel pesamaan dan perbedaan antara bilangan gelombang spektrum
standar polyethelene dengan sampel bungkus akses. Perbedaan yang terdapat pada
sampel bungkus akses yaitu karna adanya aldehide dan asam karboksilat yang
berfunggi agar bungkus akses lebih tahan dan kuat sedangkan peran ester dan
keton untuk memberikan aroma plastik. Sedangkan senyawa sulfur berfungsi
sebagai bahan pengikat dan senyawa sulfur diubah menjadi senyawa sulfat yang
berperan dalam pembentukan warna pada bungkus akses. Sedangkan senyawa
sulfur berfungsi sebagai bahan pengikat dan senyawa sulfur diubah menjadi
senyawa sulfat yang berperan dalam pembentukan warna pada bungkus akses.

Tabel 6.3. persamaan bilanagan gelombanag antara spektrum standar polyethelene


dengan sampel bungkus akses.

Spektrum Spekrum Bilangan Gugus Tipe senyawa


polyethelene(cm-1) sampel (cm-1) gelombang fungsi
(cm-1)
3698,8 3670,5 3650-2590 O-H Fenol,monome
r
2953,0 2966,5 3000-2850 C-H Alkana
2902,8 2900,5 3600-2500 O-H As.karboksilat
2725,4 2730,4 3600-2500 O-H As.karboksilat

Tabel 6.4 perbenaan bilangan gelombang antara spektrum standar polyethelene


dengan sampel bungkus akses.

Spekrum Bilangan Gugus Tipe senyawa


sampel (cm-1) gelombang (cm-1) fungsi
2848,9 1700-2500 5H Sulfur
Keton,asam
1730,15 1675-2000 C=O karboksilat,ester
aldehide.

Pada tabel 6.3. menunjukkan adanya kesamaan antara polyethelene dengan


sampel bungkus akses, yaitu memiliki gugus fungsi O-H, C-H dan memiliki tipe
senyawa fenol, monomer aklohol, alkana, dan asam karboksilat. Sedangkan pada
tabel 6.4. menunjukkan adanya perbedaan antara polyethelene dengan sampel
bungkus akses yaitu pada sampel bungkus akses menggunakan aldehide dan asam
karboksilat yang berfunggi agar bungkus akses lebih tahan dan kuat sedangkan
peran ester dan keton untuk memberikan aroma plastik. Sedangkan senyawa
sulfur berfungsi sebagai bahan pengikat dan senyawa sulfur diubah menjadi
senyawa sulfat yang berperan dalam pembentukan warna pada bungkus akses.

6.3. perbandingan spektrum standar polyepropilene dengan sampel plastik power


bank.
(a)

100
90
80
70
60

% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400

Bilangan Gelombang cm-1

(b)
Gambar 6.3. perbandingan spektrum standar dengan sampel plastik power bank

Gambar 6.3. (a) dan (b) menunjukkan adanya persamaan dan


perbedaan antara spektrum polyvinylchloride dengan sampel plastik sampul
buku, yaitu pada bagian gugus fungsional (bilangan gelombang 800-100
cm-1). Berikut dapat dilihat tabel persamaan dan perbedaan antara bilangan
gelombang spektrum polyvinilchloride dan sampel plastik sampul buku.

Tabel 6.5. Persamaan bilangan gelombong antara spektrum polyetilene


dengan sampel plastik power bank
Spektrum Spekrum Bilangan
Gugus
polyethelene(cm-1) sampel (cm-1) gelombang Tipe senyawa
fungsi
(cm-1)
3698,8 3670,5 3650-2590 O-H Fenol,monome
r
2953,0 2966,5 3000-2850 C-H Alkana
2902,8 2900,5 3600-2500 O-H As.karboksilat
2725,4 2730,4 3600-2500 O-H As.karboksilat

Tabel 6.6 perbenaan bilangan gelombang antara spektrum standar polyethelene


dengan sampel plastik power bank.

Spekrum Bilangan Gugus Tipe senyawa


sampel (cm-1) gelombang (cm-1) fungsi
2848,9 1700-2500 5H Sulfur
Keton,asam
1730,15 1675-2000 C=O karboksilat,ester
aldehide.

Pada tabel 6.5. menunjukkan adanya kesamaan antara polyethelene dengan


sampel plastik power bank, yaitu memiliki gugus fungsi O-H, C-H dan memiliki
tipe senyawa fenol, monomer aklohol, alkana, dan asam karboksilat. Sedangkan
pada tabel 6.6. menunjukkan adanya perbedaan antara polyethelene dengan
sampel plastik power bank yaitu pada sampel bungkus akses menggunakan
aldehide dan asam karboksilat yang berfunggi agar bungkus akses lebih tahan dan
kuat sedangkan peran ester dan keton untuk memberikan aroma plastik.
Sedangkan senyawa sulfur berfungsi sebagai bahan pengikat dan senyawa sulfur
diubah menjadi senyawa sulfat yang berperan dalam pembentukan warna pada
bungkus akses.

6.4 Perbandingan spektrum standar polyvinilchlorid dengan sampel plastik rol


(a)
100
90
80
70
60

% Transmitan 50
40
30
20
10
0
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400

Bilangan Gelombang cm-1

(b)

Gambar 6.4 Perbandingan spektrum standar polyvinilchloride dengan


sampel plastik rol

Gambar 6.4. (a) dan (b) menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan
antara spektrum polyvinylchloride dengan sampel plastik power bank, yaitu pada
bagian gugus fungsional (bilangan gelombang 800-100 cm-1). Berikut dapat
dilihat tabel persamaan dan perbedaan antara bilangan gelombang spektrum
polyvinilchloride dan sampel plastik power bank.

Tabel 6.7. Persamaan bilangan gelombong antara spektrum polyvinylchloride


dengan sampel plastik power bank

Spektrum polyvinyl Spektrum sampel Gugus Tipe


No
chloride (cm-1) fungsi senyawa
1 2900,9 2922,2 C-H Alkana
2 2850,7 2854,6 C-H Alkana
A
3 1708,9 171,6 C=O karboksilat
nitro
4 1421,5 1427,3 -C- NO2 Aromatik
5 1068,5 1072,4 C-O Alkohol

Tabel 6.8. Perbedaan bilangan gelombang antara spektrum standar


polyethylene dengan sampel plastik power bank
Sampel Bilangan gelombang
No Gugus fungsi Tipe senyawa
spektrum (cm-1)
1 960,55 960,55 1000 -(H2) n Senyawa lain

Berdasarkan tabel 6.7. menunjukkan adanya kesamaan antara polyvinyl


chloride dengan plasik power bank, yaitu memiliki gugus fungsi C-H ;
C=O ; - C-NO2 ; dan C-O. Pada tabel 6.4 terdapat perbedaan yaitu pada
sampel plastik power bank menggunakan jenis senyawa yang lain yang tidak
tersebut dalam tabel karakteristik penyerapan jenis senyawa penyerapan sinar
infra merah.
6.5. Perbandingan spektrum sampel plastik es, bungkus akses, plastik power bank
dan plastik rol
4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400

Bilangan Gelombang cm-1

plastik es bungkus akses


plastik power bank plastik rol

Gambar 6.5 Perbandingan spektrum sampel plastik es, bungkus akses, Plastik
power bank, dan plastik rol.

Pada pratikum ini menggunakan 4 jenis sampel sampel plastik es, bungkus
akses, plastic power bank dan plastik rol. Keempat jenis sampel tersebut dianalisa
menggunakan spektrofotometer inframerah, dengan tujuan untuk mengetahui
gugus fungsi yang terdapat pada sampel. Kemudian keempat sampel tersebut
dibandingkan dengan sampel spektrum standar. Berdasarkan data pengamatan
pada sampel plastik es,bungkus akses, plastik power bank dan plastik rol, pada
sampel plastik es dan bungkus akses, sampel plastic power bank dan plastic rol
memiliki spektrum yang sama dengan spektrum standar polyethylene.
Setelah semua sampel dibandingkan dengan spektrum standar. Selanjutnya
keempat sampel tersebut digabungkan menjadi satu gambar guna mencari
persamaan dan perbedaan pada semua jenis sampel tersebut yaitu sampel yang
terlampir pada gambar 6.5 dapat dilihat bahwa spektrum memiliki kesaman pada
masing masing jenis sampel plastik. Dapat diketahui bahwa gugus fungsi
penyusun adalah ikatan C-H dimana ikatan tersebut merupakan gugus dari
polimer, pada sampel juga terdapat gugus OH yang bertujuan untuk memberikan
kemampuan menahan pada plastik.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yng telah dilakukan, dapat diambil bebrapa
kesimpulan yanitu:
1. Metode analisis spetroskopi infrared (FTIR) dapat digunakan untuk
menentukan gugus senyawa atau zat.
2. Sampel plastik es merupakan polyethylene.
3. Sampel bungkus akses merupakan polyethylene..
4. Sampel plastik power bank merupakan polyvhynil chloride..
5. Sampel plastik trol merupakan polyvhynil chloride..
6. Prinsip kerja spekrofotometri inframerah adalah berdasarkan pada vibrasi dan
rotasi molekul-molekul sampel.
7. Identifikasi gugus fungsi dan senyawa dilakukan dengan membandingkan
spektrum sampel dengan spektrum standar.

DAFTAR PUSTAKA

Anam dkk. 2007. Analisa Gugus Fungsi Pada Sampel Uji, Bensin Dan Spirtus
Menggunakan Metode Spektroskopi FT-IR. Berkala Fisika. Vol 10, No.1
Hal:79-85.
Chusnul.2011.Spektroskopi IR. WWW. Scribd. Com diakses tanggal 27
Desember 2013.

Hendayana, Sumar, dkk. 2011. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Press.

Silverstein. 2002. Identification of Organic Compund, 3rd Edition. New York: John
Wiley & Sons Ltd.

Nurkomarasari. R dkk. 2010. Penentuan Keberadaan Zat Adiktif Pada Plastik


Kemasan Melalui Perlakuan Pemanasan Pada Spektrofotometri IR.
Jurusan Pendidikan Kimia.

Anda mungkin juga menyukai