Anda di halaman 1dari 6

Fugasitas

Oleh : Samuel Edo Pratama - 1106070741

Pengertian

Dalam termodinamika, fugasitas dari gas nyata adalah nilai dari tekanan efektif yang
menggantukan nilai tekanan mekanis sebenarnya dalam perhitungan kesetimbangan kimia yang
lebih akurat. Dalam hal ini, gas ideal memiliki nilai tekanan yang sama dengan nilai potensial
kimia. Potensial kimia adalah suatu bentuk energi potensial yang dapat dilepaskan atau
dibutuhkan dalam proses reaksi kimia. Sebagai contoh gas nitrogen pada suhu 0 0C dan tekanan
100atm memiliki fugasitas sebesar 97,03 atm. Hal ini berarti potensial kimia dari gas nitrogen
nyata pada tekanan 100 atm kurang dari gas nitrogen sebagai gas ideal.

Besarnya nilai fugasitas dapat ditentukan dari eksperimen atau estimasi dari berbagai
model seperti Van der Waals. Tekanan gas ideal dan fugasitas dapat dikaitkan satu dengan

lainnya dengan bilangan tanpa dimensi koefisien fugasitas . Di mana

f
= (1)
P

Dalam contoh gas nitrogen seperti di atas, gas nitrogen tersebut memiliki koefisien
fugasitas 0,9703. Untuk gas ideal, di mana fugasitas dan tekanannya sama, maka nilai koefisien
fugasitasnya sama dengan 1.

Fugasitas Campuran

Apabila suatu campuran terdiri dari 2 macam senyawa dengan fraksi masing-masing Xa
dan Xb, maka besarnya nilai fugasitas dari campuran tersebut adalah

f mix= Xa. P+ Xb . P (2)


Persamaan Fugasitas


i=RT ln
fi
yi . P [( )
=
V
P
ni T ,V ,ni

RT
V ]dV RT ln z (3)

RT ln

Di mana z adalah faktor kompresibilitas

Pv
z= (4)
RT

Fugasitas Campuran Berdasarkan Persamaan Van der Waals

Persamaan Van der Waals

RT a
P= 2 (5)
v b v

Mengubah v yang berbasis molar menjadi berbasis total

V
v= (6)
nT

nT
Di mana adalah jumlah mol.

Sehingga persamaan kita menjadi

n T RT n2T a
P= (7)
V n T b V 2

Kemudian bila kita ingin menghitung fugasitas komponen i dalam campuran pada suhu, tekanan,

ni
dan komposisi tertentu, maka kita menurunkan persamaan (7) terhadap
nT RT ( ( nT b )
ni ) 2
(
P
) =
RT
ni T , V ,n V nT b
i
+
(V nT b)2
2
V ( )
1 nT a
ni
(8)

Mensubtitusi persamaan (8) dengan persamaan (3) kemudian mengintegeralkannya sehingga


menjadi

[ ( ) ] [( ) ]

n2T a 1
f
RT ln i = RT ln
yi . P [
V nT b
V V
nT RT ]
( nT b ) 1
ni (V n T b) V
+
ni V V
RT ln z (9)

Batas atas integrasi V , sehingga

V nT b 1 1
ln 0 0 0 (10)
V (V nT b) V

Persamaan akhirnya menjadi

n2T a 1
RT ln
fi
yi . P
=RT ln
V
+n RT
V nT b T
( nT b ) 1
(
n i (V nT b)

ni V ) ( )
RT ln z (11)

Jika kita meinjau lebih dalam lagi, a dan b dapat kita asumsikan tidak berdasarkan
pendapat secara termodinamis tetapi dapat diperoleh dari pertimbangan molekular.

Jika kita menginterpretasikan b konstan sebagai ukuran molekul yang proposional dan
mengasumsikan bahwa molekul itu bulat, maka kita memperoleh rata-rata diameter
molekularnya adalah

m
b1 /3= y i b 1/i 3 (12)
i=1

Menyederhanakan persamaannya menjadi


m
b= y i b i (13)
i=1

Jika kita menginterpretasikan a sebagai kekuatan atraksi dari 2 molekul, maka

m m
a= y i y j aij (14)
i=1 j=1

aij
Dimana adalah ukuran kekuatan atraksi antara molekul i dan j. Jika i dan j tidak identik

secara kimia dan jika kita tidak memiliki data eksperimental untuk campuran i-j, maka kita perlu

aij ai aj
menyajikan dalam dan .

aij = ai a j (15)

Relasi ini disebut degan asumsi rata-rata geometrik yang digunakan secara ekstensif oleh Van der
Waals dan pengikutinya dalam meneliti fugasitas campuran.

Jika kita menyatukan persamaan (11), (13), (14), dan (15), maka nilai fugasitas untuk komponen
i menjadi

m
2 a 1 y j a j
fi v b
+ i j=1
ln =ln ln z (16)
yi . P vb v b vRT

Non Ideal Vapor/Liquid Equilibrium

Hukum Henry
Hukum Henry cocok untuk larutan encer. Hukm ini mirip dengan hukum Raoult kecuali
untuk konstanta yang tidak proporsional untuk tekanan uap komponen murni yang tidak
konstan tetapi secara empiris ditentukan oleh data VLE. Konstanta Henry bergantung
pada temperatur dan sifat alami komponen. Tidak seperti tekanan uap komponen murni,
Henry bergantung pada solvent, jadi ketika menggunakan tabel kontanta Henry pastikan
solventnya sesuai.
Pa=Ha. xa ( 17)

Hukum Henry cocok untuk jika konsentrasi kurang dari 10%


Excess Gibbs Energy
Ada 2 parameter koreksi yang sering digunakan yaitu koefisien aktivitas dan koefisien
fugasitas. Untuk fasa gas, ketika derajat non ideal digunakan, disebut Residual Gibbs
Energy sedangkan untuk fasa gas disebut Excess Gibbs Energy.
Persamaannya adalah
R
G =Greal G ideal gas (18)

GE =Greal G idealsolution (19)

Koefisien aktivitas
Koefisien aktivitas memperhitungkan variasi Hukum Raoult karena adanya Excess Gibbs
Energy
E
G
ln i= i (20)
RT
i adalah nilai komposisi yang berbeda untuk setiap komponen. Hukum Raoult bisa

diperlebar menjadi
y AP=x APA i (21)

Persamaan di atas bisa digunakan untuk menghitung koefisien aktivitas ketika tekanan
uap dan komposisi kesetimbangan diukur pada tekanan rendah.

Koefisien fugasitas
Berdasarkan Residual Gibbs Energy
GRi
ln i= (22)
RT
Nilai koefisien fugasitas gas bergantung pada suhu. Jika kita memiliki data yang
berkaitan dengan faktor kompresibilitas dari gas murni, z, sebagai fungsi dari tekanan
pada temperatur tetap, maka fugasitas dapat dihitung menggunakan kalkulur atau
diestimasi menggunakan persamaan berikut
Z 1
( )
ln i= P k
Pk
(23)
Hukum Raoult dapat dimodifikasi untuk gas non ideal menjadi
iy iP ix iP i (24 )

Daftar Pustaka

Smith, V., Van Ness, Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics, 4th Edition,
McGraw-Hill, Singapore, 1987, Chapter 10, 11, 12

Larrinaga, L., Graphically Determining the Wilson Parameters, Chemical Engineering, April
1981, pp. 87-91

Silverman, N., and Tassios, D., The NUmber of Roots in thr Wilson Equation and Its Effect on
Vapor Liquid Equilibrium Calculations, Ind. Eng. Chem. Proc. Des. Dev., 16(1), 1977

Anda mungkin juga menyukai