Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sabrina Putri Kirana

Nim. : 18030008

BAB 3

PERUBAHAN KEADAAN :

TRANSFORMASI FISIKA CAMPURAN SEDERHANA

GAMBARAN TERMODINAMIKA TENTANG CAMPURAN

Tekanan parsial, yaitu kontribusi satu komponen dalam campuran gas terhadap tekanan
totalnya, digunakan untuk membahas campuran gas- gas. Untuk penggambaran yang lebih umum
mengenai terimodinamika campuran, kita perlu memperkenalkan sifat "parsial" lainya.

Kuantitas Molar Parsial

Sifat molar parsial yang paling mudah digunakan adalah " volume molar parsial ". Yaitu
kontrubusi pada volume, dari 1 komponen dalam sampel terhadap volume total.

Volume Molar Parsial

Bayangkan suatu volume yang besar dari air murni. Jika lebih lanjut di tambahkan 1 mol HO,
maka volumenya bertambah 18 cm' dan kita dapat mengatakan bahwa 18 cm' mol adalah volume molar
air murni. Walaupun demikian jika kita menambahkan 1 mol H20 kedalam etanol murni yang volumenya
besar, maka pertambahan volumenya hanya 14 cm'. Alasan dari perbedaan kenaikan volume ini adalah
volume yang di tepati oleh sejumlah tertentu molekul air bergantung pada molekul-moekul yang
mengelilinginya. Begitu banyak petanol yang ada sehingga setiap molekul H2O dikelilingi oleh etanol
murni, kumpulan molekul-molekul menyebabkan etanol hanya menepati ruang sebesar 14 cm².
Kuantitas volume 14 cm² mol adalah volume molar parsial air dalam etanol murni, yaitu volume
campuran yang dapat dianggap berasal dari satu komponen. Volume molar parsial komponen suatu
campuran berubah-ubah bergantung pada komposisi, karena Iingkungan setiap jenis molekul berubah
jika komposisinya berubah dari A murni ke B murni. Perubahan lingkungan molekular dan perubahan
gaya- gaya yang bekerja antar molekul inilah yang menghasilkan variasi sifat termodinamika campuran
jika komposisinya berubah. Volume molar parsial air dan etanol sepanjang rentang komposisinya
penuh, pada temperatur 25° C diperlihatkan Volume molar parsial V dari suatu zat J pada beberapa
komposisi umum di definisikan secara formal.

Dengan nj sebagai jumlah (jumlah mol ) J dan subkrip n' menunjukan bahwa jumlah semua zat
laintetap. Volume molar parsial adalah kemiringan grafik total, ketika jumlah J berubah, sedangkan.
tekanan, temperatur, dan jumlahkomponen lain tetap.

kita dapat menyatakan volume total campuran V.menggunakan V = n, VA + n V


Alasan yang melatarbelakangi hasıl yang sederhanaini adalahsebagai berikut. Bayangkan sampel
yang sangat besar dari campuran yang komposisinya tertentu kemudian jika sejumlah nA zat A
ditambahkan komposisinya tetap tidak berubah VA tetap, dan volume berubah . jika zat B ditambahkan,
volume berubah sebesar n Ve dengan alasan yang sama. oleh karena itu, perubahan volume total adalah
na VA+ nb VB sekarang sampel menepati volume yang lebih besar, tetapi perbandingan komponen-
komponennya tetap sama. Sekarang, ambilah dari volume yang besar ini, sampel yang terdiri darin, zat
A dan ng zat B. volumenya adalah na VA + nb VB. karena V termasuk fungsi keadaan, sampel yang sama
dapat disiapkan hanya dengan mencampur jumlah yang tepat dari A dan B. ini sesuai dengan persamaan
3.

Volume molar parsial ( dan kuantitas molar parsial umumnya) dapat diukur dalam beberapa
cara. Salah satu metodenya adalah mengukur kebergantungan volume pada komposisi dan menentukan
kemiringan dV/dn pada komposisi yang diminati. Teknik yang lebih baik adalah "metode memintas"
yang garis besarnya diberikan pada subbab informasi lanjutan.

Penggunaan Volume Molar Parsial

Pelayanan bar yang korupsi mencoba membuat 100,0 cm minimum dengan mencampur 30,0
cm' etanol dan 70,0 cm' air pada temperatur 25°C. berapa volume yang harus dicampurkan dengan
kekuatan yang sama, dengan volume yang diperlukan.

Jawaban.

Pelayanan bar itu nampak tidak mengetahui konsep maupun pentingnya kuanitas molar parsial. Untuk
mendapatkan volume molar campuran itu,kita harus menggunakan persamaan 3, dan mengambil
volume molar parsial dari gambar 7.1 untuk komposisi tertentu. Komposisi fraksi mol campuran
ditentukan dengan rapatan ( yang tercantum pada subbab data ) dan massa molar komponen. Junmlah
yanng sesuai dengan volume yang dimaksud adalah 3,87 mol H2O dan 0,514 mol C2 H;OH Oleh karena
itu, (C2H;OH) = 0,117. Dari Gambar 7.1 volume molar parsial pada komposisi ini adalah V(H2O) = 18,0
Cm3 mol dan V(C,H3OH) = 53,6 Cm mol, dan volume total campuran adalah V 3,87 mol x 18,0 Cm mol+
0,514 mol x 53,6 Cm mol=97,3 Cm' Campuran yang komposisinya relatif sama tetapi dengan volume
total 100,0 Cm', akan mempunyai fraksi mol yang sama dari komponen-komponennya oleh karena itu
volume molar parisialnya sama, tetapi jumlah keseluruhan n berbeda. Jadi kita harus menyesuaikan
volume yang dicampur dengan perbandingan 100,0/97,3 = 1,028 oleh karena itu, campurkan 72,0 Cm'
air dan 30,8 Cm' etanol.

Komentar. Usaha menerangkan hal ini kepada pelayan bar mungkin kurang bijaksana.

Latihan. Pada temperatur 25°C, larutan 50% massa etanol/air, rapatannya: 0,914g Cm jika volume
molar parsial air dalam larutan 17,4 Cm mol", berapakah volume molar parsial etanol? [56,4 Cm mol

Fungsi Gibbs Molar Parsial

Dengan argumentasi yang sama, yang menghasikan 3 fungsi Gibbs total campuran adalah
G = nA µA + nB µB
Dengan uA dan uB Sebagai potensial kimia pada Komposisi campuran.

Persamaan Gibbs- Duhem

Karena fungsi Gibbs total campuran dinyatakan dengan persamaan potensial kimia

bergantung pada komposisi maka, jika komposisi berubah sangat sedikit, kita dapat

mengharapkan G berubah sebesar.

walaupun demikian, kita lihat dalam subbab 5.2, pada tekanan dan peratur tetap. Persamaan ini

Centoh penghinangan fungsi Gibbs pencampuran

Sebuah wadah dibagi menjadi dua ruangan. Satu ruangan beris 3,0 H₂ pada tekanan 1,0 atm dan
temperatur 25°C Sedangkan diruangan sebelah berisi 1 mol N₂ dengan tekanan 3 atm dengan
temperature yang sama Hitunglah tungsi Gibbs percampuran jika pemisahnya diambil

Jawaban.

Fungsi Gibbs mula-mula adalan Volume awal yang ditempati G.= 3.0 mol x tH) RT In. 1.0) 1,0 mol x
turN)** "

Jadi, volume total wadah adalah veg) L0 Mm VN,) atm

Oleh karena itu, tekanan akhir ( dengan n4.0 mol) adalah P - 1.2 atm Tekanan parsial akhir, dengan
menggunakan a(He)0,75 dan x(N2)- 0,25 6,75 x 1,2-0.90

0,25x 1,2 -0,3 adalah p(H:) 0,90 atm dan p(N2)030 atm dan fungsi Gibbs akhir adalah G 3,0 mol x {(H:) +
RI ln 0,90 * 1,0 mol x F(N;) + RT In 0,30) Fungsi Gibbs pencampuran adalah selist GrGi--2,62 mol x RT 8,3
14 Yang hasilnya adalah -6,5 kj.

Komentar. Nilai AGmix adalah jumlah dua kontribusi: pencampuran itu sendiri dan

perubahan tekanan kedua gas. Jika 3,0 mol H; bercampur dengan 1.0 mol N: pada tekanan

yang sama maka perubahan fungsi Gibbs diungkapkan dengan persamaan 7, Yaitu -5,6 Kj

tidak bergantung pada tekanan awal bersama

Latihan. Jika yang digunakan adalah 2,0 mol H pada tekanan 2,0 atm dan temperatur 25°C,

dan 4,0 mol Na pada tekanan 3,0 atm pada temperatur 25'C; hitunglah AGmix Berapa nilai

AGmix jika tekanan awal sama [-9,8 kl, -95 kJ,]

Fungsi Pencampuran Termodinamika Yang Lain


Ungkapan kuantitatif untuk AGmix memungkinkan kita menghitung entropi pencampuran dari
persamaan 7, untuk campuran sempurna . Inilah yang kita harapkan jika satu gas tersebar ke dalam gas
lain dan sistem itu menjadi lebih kacau balau dalam contoh terakhir entropi pencampuran adalah + 22 JK

Entropi pencampuran.

ΔHmis dari dua gas sempurna bisa diketahui dari ΔG=ΔH-TΔS

(Karena ΔT=0 untuk proses isotermal). Dari persamaan 7 dan 8, kita mendapatkan:

Larutan ldeal Kimia

Membahas notasi kuantitas yang berhubungan dengan zat murmi dengan superskrip, sehingga potensial
kimia campuran murni A adalah Fa (. Karena tekanan uap cairan murni adalah pa maka potensial kimia A
dalam uap adalah A+ RI In (PA P). pada kesetimbangan, kedua potenstal kimia ini sama, schingga kita
dapat menuliskan: BA () #A RT Tn Jika zat lain juga ada dalam cairan, potensial kimia A dalam cairan
adalah Ha() dan tekanan uapnya adalah pa. dalam hal ini Ha 0)= p RT In Selanjutnya, kita gabungkan dua
persamaan untuk menghilangkan potensial kimia standar gas, dan diperoleh 4 4+ RT In Langkah terakhir
datang dari informasi eksperimen mengenai hubungan antara perbandingan tekanan uap dan komposisi
cairan. Pada sekumpulan cksperimen mengenai campuran yang dekat hubunganya (seperti benzana
dan. toluena), ahli kimia Perancis Francois Raoult menemukan bahwa perbandingan PNPA sebanding
dengan fraksimol A dalam cairan.

Hukum Raoult

Beberapa campuran mentaati hukum Raoult dengan sangat baik, khususnya Jika silat kimia komponen-
komponennya serupa

dari A murni sampai B murni disebut larutan ideal. Jika berhubungan dengan larutan idcal , kita akan
membcrinya tanda dengan superskrip persamaan ini menunyukan hukum Raoult, bukanya berasal dari
hukum itu) definisi dan persamaan ini lebih baik dari pada persamaan 10 karena tidak ada asumsi bahwa
BAS itu ideal. Beberapa larutan menyimpang Jauh darn hukum Raoult.

Walaupun demikian, dalam larutan nyata dengan konsetrasirendah, walaupun tekanan uap zat terlarut
sebanding dengan fraksi molnya,kemungkinan kurvanya tidak sama dengan tekanan uap zat murni
kebergantungan linear tetapi berbeda iai ditemukan oleh ahli kimia Inggris, William Honry, dan sekarang
disebut Hukum Henry. kita mengatakanya secara kuantitatif dengan menuliskan P' uAa (12 Ag adaah
traksi mol zal terlarut dan Ap adalah konstata ( dengan dimensi tekanan ) yang dipilih supaya grafik
tekanan uap B terhadap fraksi molnya merupakan garis singgung Kur

bernilai nol, dantidak ada perubahan volume. Walaupun demikian, harus diperhatikan bahwa

keidealan larutan mempunyai arti yang berbeda dengan kesempunaan.dalam empurna aan

gas, tak ada interaksi antara partikel-partikel. Dalam arutan tdeal ada interaksi rata-rata A-A
dan B-B dalam cairan murni. Kebergantungan Tungsi Gibbs, entropi, dan entalpi

pencampuran pada komposisi campuran diperlihatkan Sifat Koligatif Dalam subbab ini, kita melihat cara
menghitung ctek zat terlarut pada titik beku dan titik didih campuran, dan cara zat terlarut pada titik
bekudan titik didih campuran, dan derajat terlarut menaikan tekanan osmosa. Dalam larutzn encer
semua sifat yang kira bahas hanya bergantung pada Jumlah partike terlarut yang ada bukan pada jenis
partikel itu. Karena alasan itu tersebut sifat koligatif atau ("menjelaskan tentang hal bergantung pada
kumpulan") Ciri-ciri umum sifat koligatif Kita membuat asimsi. Asumsi pertama: zat terlarut tidak mudah
menguap, sehingga tidak memberi kontribusi pada uapanya. Asumsi kedua: zat terlarut tidak larut dalam
pelarut padat. Asumsi kedua cukup tegas, walaupun hal ini berlaku untuk banyak; hal ini dapat di
hindarkan dengan perhitungar yang begitu rumit, tanpa ada prinsip-prinsip baru. Kedua asumsi ini di
hilangkan dalam pembahasan mengenai campuran secara umum tetap kualitatif. Kenaikan Titik Didih
Kesetimbangan hetrogen yang diperhatikan ketika membahas pendidihan adalah ntara uap larut dan
pelarut di dalam larutan (Gamabar 7.8) kita memberi notasi pelarut engan A dan zat terlarut dengan B.
kcsetimbangan di capai pada temperatur, yaitu R AlB)* RTIn X4 Fa(g) ersamaan ini tersusun ulang
menjadi In (1-xp)Ealg-4 A()-AGap RT Dengan aGng Scbagai fungsi Gibbs penguapan pelarut murni dan
xAt X-1 sekarang kita menuliskan AGap AHp -TáSa Dan mengabaikan kebergantungan yang kecil darn Alt
dan AS terhadap temperatur. Jadi pada praksi mol umum . Hal ini menjadiKan Danwa Kenaikan titik
didih termasuk sifat koligatif. Nilai AT memang bergantung pada sirat pelaru, dan perubahan terbesar
terjadi pelarut dengan titik didih tingg tetapi entalpi penguapannya rendah. Dalam contoh berikut,
diperlihatkan bahwa, untuk larutan encer, KeneIkan titik didih dapat dituliskan

Contoh pengevaluasian kenaikan titik didik

Jika larutan encer, buktiken bahwa kemungkinan titik didik dinyatakan oleh persamaan 15t

evaluasikan Ka untuk benzena sebagai pelarut.

Jawaban. Karena Fraksi mol B kecil, na ng dan A anyaknya (Jjumlah mol ) molekul pelarut dalam 1 kg
pelarut massa molar M adalah aA IKE

M Oleh karena itu, XB BA mB xM

1 kg Dari persamaan AT-(RT) mB

arl ap Dan kita dapat membuktikan konstanta sebagai

K-RTM) AHap 8 km 353,2 KM-78,11 g mol dan Afap 30,8 (Tabel 22) mggantian dengan nilai-nilai ini
menghasilkan ^a 0(mol kg

Komentar. Nilai cksperimen untuk benzena adalah 2,53 K/(mol kg')

Latihan. Evaluasikan konstanta abulioskopi untuk a dan Untuk benzena, T [0,51 K/(mol kg') Kostanta
ebulioskopi pelarut sebaiky SeDugal Konstanta empiris yang harus ditentukan secara eksperimen.Sekall
diakur ,konstantaini dapat diouna
menentukan massa molar zat terlarut. Teknik imi discout ebulioskopi, tetapi sekarang teknik

ni jarngan digunakan. Penurunan Titik Beku Kesetimbngan hetrogen yang kita perhatikan sekarang
adalah antara pelarut padat murmi dan larutan dengan zat terlarutnya potensial kimia A dalam kedua
fasa itu sama. AT AH Hanya selisih antara perhitungan ini dan perhitungan sebelumnya yang muncul dari
potensial kimia padatan di tempat uap. Oleh karena itu, dapat menulis hasilnya secara langsung dari
persamaan 15 : AT Dengan a7 mengatakan penurunan titik beku, yaitu T - T, AHa sebagai entalpi
peleburan pelarut. Penurunan yang besar teramati pada pelarut yang entalpi peleburannya rendah dan
titik lelehnya tinggi. Jika larutan encer, fraksi mol sebanding dengan molalitas, dan kita dapat
menuliskan dipandang sebagai parameter empiris.

Persamaan ini sama dengan persamaan awal dari subbab terakhir, hanya saja kuantitasnya Maka kita
dapat menuliskan merujuk pada zat terlarut B, bukan pelarut A. Titik awalnya sama, tetapi tujuannya
berbeda. Sekarang ini, kita akan mencari fraksi mol B dalam larutan pada kesetibangan, jika
temperaturnya 7. Oleh karena itu, kita susun ulang persamaan terakhir menjadi RT + Pada titik lelah
pada zat terlarut, 7, kita tahu bahwa 2Gpu 0, sehingga AGpas/ RT-0

Juga, dan ini dapat ditambahkan ke sisi sebelah kanan. Dengan menganggap entalpi dan entropi
pelelehan tetap pada rentang temperatur tertentu, dan dengan cara yang sama seperti sebelumnya.
Kita memperoleh In xa ipu R ersamaan ini memperlihatkan bahwa kelarutan B turun secara eksponensial
jika temperature di turunkan dari titik lelehnya. Lagi pula, zat terlarut dengan titik leleh tinggi dan
entalpi larutan, yang keduanya terpisah oleh membran semipermeabel, yaitu membran yang dapat di
resapi oleh pelarut tetapi tidak oleh zat terlarutnya. Tekanan osmosis adalah tekanan yang harus di
berikan kepada larutan agar alirannya berhenti. Satu contoh terpenting dari osmosis adalah transfor
fluida melalui membran sel, yang juga merupakan dasar osmometri, yaitu penentuan massa molor
Ocngan Ppengukuran tekanan osm0SIs, terutama makromolekul.

Anda mungkin juga menyukai