Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR KONSELING TUBEKTOMI

Oleh:
ANIS TRI INDARTI
NIM: 030216A008

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN TRANSFER


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
1. Pendahuluan

A. Deskripsi Singkat
Sterilisasi bagi wanita (tubektomi) merupakan salah satu cara KB modern
yang paling efektif. Keefektifan metode sterilisasi tidak perlu diragukan
lagi (98,85 persen) asal dilakukan seusai dengan SOP (standar,
operasional, prosedur) yang telah ditetapkan. Di dalam pelaksanaan
program, animo masyarakat terhadap sterilisasi sangat kurang. Peserta
sterilisasi sejak program KB dicanangkan pada tahun 1970 hingga saat ini
masih menunjukkan angka yang sangat sedikit. Rendahnya minat
masyarakat terhadap sterilisasi dimungkinkan karena program KB di
waktu yang lalu yang bias gender, dan belum adanya keputusan yang
jelas dari pihak MUI dan pihak Gereja yang masih mempersoalkan haram
tidaknya sterilisasi. Di sisi lain sikap pemerintah sendiri dinilai masih
kurang tegas mengenai sterilisasi. Sementara BKKBN beranggapan bahwa
sterilisasi sudah menjadi program pemerintah, terbukti dengan tersedianya
dukungan dana dan sarana untuk kegiatan operasionalnya. Selain
menyediakan dana yang tidak sedikit untuk pelayanan sterilisasi,BKKBN
juga telah melatih dokter pemberi pelayanan, memberikan dukungan
sarana pelayanan serta dana penggerakan di lapangan. Namun, hal ini
tidak diikuti dengan pencapaian yang menggembirakan. Rendahnya
proporsi peserta KB sterilisasi tentu saja tidak memberikan kontribusi
yang nyata terhadap penurunan angka kelahiran di Indonesia.

B. Manfaat Relevansi
Dengan mempelajari mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan
konseling tubektomi yang didasari konsep-konsep sikap dan keterampilan
dalam praktik Pembinaan akseptor Keluarga Berencana melalui Konseling
dengan menggunakan pendekatan management kebidanan.

C. Tujuan Instruksional
1) Setelah mempelajari Pembinaan akseptor Keluarga Berencana melalui
Konseling mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari konseling
tubektomi
2) Mengkaji berbagai sumber belajar mahasiswa dapat menjelaskan
kembali jenis dari konseling tubektomi
3) Setelah menyimak penjelasan dari dosen, mahasiswa mampu untuk
memberikan konseling tubektomi
4) Setelah berakhirnya proses belajar mahasiswa dapat memahami prinsip
dan upaya peningkatan

D. Saran Petunjuk Belajar dan Urutan Bahasan


Untuk memudahkan pembelajaran mengenai Pembinaan akseptor
Keluarga Berencana melalui Konseling pada bab ini, sebaiknya menguasai
lingkup Pembinaan akseptor Keluarga Berencana melalui Konseling pada
BAB I.

E. Entry Behavior
Mahasiswa mampu Pembinaan akseptor Keluarga Berencana melalui
Konseling yaitu konseling tubektomi.

2. Penyajian

A. Pengertian Tubektomi
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan orang tidak akan medapat keturunan lagi (Prawirohadjo, 2002).

B. Jenis tubektomi menurut Glassier, anna (2006)


1. Minilaparatomi
Metode ini merupakan pengambilan tuba yang dilakukan melalui
sayatan kecil (sekitar 3 cm) baik pada daerah bawah perut (suprapubik)
maupun pada lingkar pusat bawah (sub umbilikal).
2. Laparoskopi
Prosedur laparaskopi membutuhkan tenaga Spesialis Kebidanan dan
Penyakit Kandungan yang telah dilatih secara khusus agar
pelaksanaannya aman dan efektif. Dapat dilakukan 6-8 minggu pasca
persalinan atau setelah abortus. Biaya pemeliharaan cukup mahal.

C. Cara Kerja Tubektomi menurut Glassier, anna (2006)


Cara kerja MOW (Tubektomi) dengan mengikat, memotong atau memasang
cincin tuba fallopii (saluran telur) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum.

D. Indikasi Tubektomi menurut Hanafi (2004)


1. Indikasi medis umum
Adanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi lebih berat bila
wanita hamil lagi.
a) Gangguan fisik
Tuberkulosis pulmonum, penyakit jantung, penyakit ginjal, kanker
payudara dan sebagainya.
b) Gangguan psikis
Skijofremia (psikosis), sering menderita psikosa nifas, dan lain-
lain.
2. Indikasi medis obstetrik
Toksemia gravidarum yang berulang, seksio sesar berulang,
histerektomi dan sebagainya
3. Indikasi medis ginekologik
Pada waktu melakukan operasi ginekologis dapat pula
dipertimbangkan untuk sekaligus melakukan sterilisasi.\
4. Indikasi sosial ekonomi
Indikasi berdasarkan beban sosial ekonomi yang sekarang ini terasa
betambah lama betambah berat.

E. Kontraindikasi Tubektomi menurut Hanafi (2004)


a. Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
b. Menderita tekanan darah tinggi
c. Kencing manis (diabetes)
d. Penyakit jantung
e. Penyakit paru-paru
f. Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)
g. Infeksi sistemik atau pelvic yang akut (hingga masalah itu
disembuhkan atau dikontrol)
h. Belum memberikan persetujuan tertulis

F. Keuntungan Tubektomi menurut handayani (2006)


a. Tidak mempengaruhi proses menyusui
b. Lebih aman , karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara
kontrasepsi lain dan dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
c. Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan
d. Lebih efektif dan permanen, karena tingkat kegagalanya sangat kecil
dan merupakan kontrasepsi yang permanen
e. Lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali
tindakan saja

G. Kerugian Tubektomi menurut handayani (2006)


a. Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan
b. Dilakukan oleh dokter yang terlatih
c. Tidak melindungi diri dari IMS dan HIV/AIDS
d. Ada kemungkianan mengalami resiko pembedahan
e. Klien dapat menyesal kemudian hari
H. Waktu pelaksanaan tubektomi menurut Hanafi (2004)
a. Ibu sedang tidak hamil
b. Setelah melahirkan
c. Setelah keguguran
d. Pada saat tindakan operasi besar wanita diantaranya bersamaan dengan
operasi kandungan
e. Setiap saat saat di kehendaki

I. Komplikasi Tubektomi menurut handayani (2006)


a. Komplikasi akibat anastesi seperti mual sampa muntah, pusing, alergi
sampai shock anafilaksis
b. Komplikasi akibat operasi seperti rasa sakit pada irisan, demam,
perdarahan ringan, infeksi luka, perlukaan usus dan infeksi panggul
berat.

J. Prosedur pemberian konseling tubektomi


a. Persiapan alat
a) Leaflet
b) Kursi tempat duduk
b. Prosedur

a) Menyambut klien dengan sopan dan ramah

b) Memperkenalkan diri kepada ibu

c) Menjelaskan maksud dan tujuan

d) Merespon terhadap reaksi klien


e) Menjelaskan pengertian Tubektomi

f) Menjelaskan beberapa jenis Tubektomi

g) Menjelaskan cara kerja kontrasepsi Tubektomi

h) Menjelaskan indikasi Tubektomi

i) Menjelaskan kontraindikasi Tubektomi

j) Menjelaskan keuntungan Tubektomi

k) Menjelaskan kerugian Tubektomi

l) Menjelaskan waktu pelaksanaan Tubektomi

m) Menjelaskan komplikasi Tubektomi

n) Meyakinkan inbu apakah informasi yang telah disampaikan sudah


jelas

o) Meminta ibu mengulangi kembali penjelasan yang telah di


sampaikan

p) Melakukan evaluasi dan dokumentasi

q) Mengucapkan salam

r) Menggunakan bahasa yang dapat di mengerti

s) Mengadakan kontak mata

t) Menjelaskan secara sistematik tindakan yang dilakukan

KASUS TUBEKTOMI
KASUS Ny. Ali umur 40 tahun G3P2A0, anak ke-2 usia 5 tahun, hendak
melahirkan dengan SC atas indikasi CPD. Ny. Ali bekerja sebagai buruh cuci,
sedangkan suaminya tidak bekerja. Hasil pemeriksaan TD 110/80 mmHg.
N:80x/menit, S: 370, RR : 20x/menit. Untuk penanganan alat kontrasepsi bidan
menganjurkan Ny. Ali untuk mengikuti KB MOW/Steril.
SOAL :
1. Mengapa bidan menganjurkan mengikuti KB MOW dan apa yang menjadi
pertimbangan dari anjuran tersebut?
2. Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan tindakan MOW pada Ny.
Ali. Berikan alasannya!
JAWABAN:
1. Karena KB MOW/Steril resiko terjadinya kehamilan sangat kecil bahkan
mendekati nol. Pertimbangannya sebagai berikut:
a. Umur Umur Ny.Ali sudah 40 tahun, kehamilan di usia >35 tahun
sangat berisiko tinggi, sehingga harus dipilih kontrasepsi untuk
menghentikan kesuburan.
b. Paritas Ny.Ali sudah memiliki 2 orang anak, dan akan melahirkan anak
yang ke-3. Multipara memiliki resiko terjadi komplikasi selama hamil
dan bersalin lebih tinggi, agar tidak terjadi kehamilan lagi dipilih
kontrasepsi untuk menghentikan kesuburan.
c. Ekonomi Keluarga Ny.Ali tergolong keluarga menengah ke bawah,
apabila jumlah anaknya bertambah lagi akan kesulitan untuk
menghidupinya. Untuk itu dipilih metode kontrasepsi untuk
menghentikan kesuburan.
d. Riwayat Obstetri Adanya indikasi CPD, jika terjadi kehamilan lagi
akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Untuk itu dipilih
metode kontrasepsi untuk menghentikan kesuburan.
2. Waktu yang tepat untuk melaksanakan tindakan MOW pada Ny. Ali adalah
bersamaan dengan operasi melahirkan atau SC. Alasannya supaya tidak
perlu dilakukan operasi bedah lagi dan hospitalisasi hanya sekali, sehingga
resiko terjadinya komplikasi berkurang dan biaya lebih irit.
3. Penutup

A. Rangkuman
Dari uraian di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita
yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapatkan
keturunan lagi.
Tubektomi untuk mencegah bertemunya sel telur dan sperma
(pembuahan) dengan cara menutup saluran telur tanpa mengubah indung
telur dalam rahim.
Sebelum melakukan tubektomi terlebih dahulu kita lakukan konseling
yaitu tim medis atau konselor harus menyampaikan informasi lengkap dan
objektif tentang keuntungan dan keterbatasan berbagai metode kontrasepsi
itu.
Setelah selesai operasi tubektomi, dokter bedah dan anestesi telah
membuat rencana pemeriksaan (check-up) bagi penderita pasca bedah
yang diteruskan kepada dokter dan paramedis jaga baik di kamar rawat
khusus maupun setelah tiba di ruangan atau kamar tempat penderita di
rawat.

B. Test Formatif dan kunci tes fotrmatif


1. Pengertian dari tubektomi adalah ?
a. setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan orang tidak akan medapat keturunan lagi.
b. menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut
c. tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan memotong
saluran sperma sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani
tidak mengandung spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi
pembuahan, operasi berlangsung kurang lebih 15 menit dan pasien
tak perlu dirawat.
d. menutup saluran sperma yang menyalurkan sperma dari pusat
produksinya di testis
2. Berikut yang bukan termasuk indikasi tubektomi menurut hanafi
(2004), kecuali ?
a. Indikasi medis umum
b. Indikasi khusus
c. Insikasi medis obstetrik
d. Indikasi medis ginekologik
3. Berikut ini kontraindikasi dari tubektomi menurut hanafi (2004) yaitu
a. TBC
b. IMS
c. Diabete Militus
d. Sifilis
4. Keuntungan tubektomi menurut handayani (2006) yaitu
a. Melindungi diri dari IMS
b. Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan
c. Klien dapat menyesal kemudian hari
d. Lebih efektif dan permanen
5. Komplikasi tubektomi yaitu
a. Komplikasi akibat anastesi
b. Komplikasi kehamilan
c. Komplikasi pasca melahirkan
d. komplikasi kandungan
C. Tindak Lanjut
Apabila mahasiswa sudah dapat mengerjakan soal di atas dengan tingkat
rata rata 75, maka pelajari bab selanjutnya, jika mahasiswa tidak mampu
mengerjakan soal di atas atau dengan tingkat rata rata kurang dari 75
maka mahasiswa mempelajari ulang bab ini.

DAFTAR PUSTAKA
Glassier, anna, 2006., Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta
: EGC
Handayani, sri, 2010, Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :
Pustaka Rihana.
Hanafi, H, 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : pustaka sinar
harapan
Prawiharohardjo, 2002, Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : Yayasan bina pustaka

SENARAI
Tubektomi : setiap tindakan pada kedua saluran telur
wanita yang mengakibatkan orang tidak
akan medapat keturunan lagi
Toksemia gravidarum : suatu kondisi dimana tekanan darah
meningkat selama masa kehamilan

Anda mungkin juga menyukai