Anda di halaman 1dari 8

Terapi pengobatan dengan urin

Urin Dalam Medis


Terapi urine adalah pengobatan alternatif yang saat ini memang menimbulkan polemik.
Soal ampuh tidaknya, tinjauan dari sudut hukum medis. Pantas tak pantas, hingga hukum agama,
mengemuka di balik keyakinan bahwa urine dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.
Dr. Puji Raharjo SpPD-kGH seorang ahli ginjal dan hipertensis dari Subbagian ginjal dan
hipertensi FKUI/RSUPN Cipto Mangun Kusumo mengatakan, urine berisi ampas dan racun
Urin tidak beda dengan tenja! Keduanya sama-sama kotoran yang tidak terpakai lagi oleh tubuh
secara medis, lebih banyak kotoran dan racun yang terkandung dalam urine.
2.1.1 Pengertian Urin
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin
sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

2.1.2 Komposisi Urin

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting
bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau
berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat
diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang
baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes
adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan
mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.

2.1.3 Fungsi Urin


Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari
dalam tubuh.

Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan
kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga
urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing
yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal
dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril

Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna
kuning pekat atau cokelat.
Terapi urin Amaroli adalah salah satu usaha pengobatan tradisional India, Ayurveda.

2.1.4 Cara Kerja Terapi Urin


1. penyerapan dan penggunaan kembali nutrien.
2. penyerapan kembali hormon. Misalnya, kortikosteroid yang dapat mencegah infeksi, rematik
dan asma. Atau, melationin sebagai obat penenang dan anti kanker.
3. penyerapan kembali enzim.
4. penyerapan kembali urea. Urin mengandung 25-30 gram urea per hari.
5. memberi efek kekebalan
6. memberi efek bakterisida dan virusida.
7. sebagai terapi garam yang berguna untuk memperlancar metabolisme, menyingkirkan kelebihan
gula darah, dan mengeluarkan zat-zat toksik dari cairan dan jaringan tubuh.
8. memberi efek diuretika, yakni untuk menstimuler ginjal, meningkatkan produksi air seni,
membersihkan ginjal serta 'mencuci' gula darah dan zat-zat toksik.
9. sebagai gambar hologram. Biofeedback-nya memberikan gambaran keadaan tubuh. Meminum
urin akan mengoreksi dan memulihkan keseimbangan fisiologi tubuh yang terganggu penyakit.
10. memberi efek psikologis. Terapi ini dianggap sebagai penyembuhan dari dalam tubuh secara
mekanistik dan holistik pada tingkat energi.
2.1.5 Dosis Urin yang Dianjurkan
1. Untuk menjaga kesehatan dan kebugaran
Minimal 1 gelas ( 100 200 cc ) setiap pagi habis bangun tidur.
2. Untuk pengobatan penyakit
Minimal 3 gelas setiap hari, pagi setelah bangun tidur, 1 jam setelah jam 12.00 makan siang dan
1 jam setelah makan malam.
3. Untuk pengobatan kanker
Minimal 5 gelas setiap hari. Pertama pagi setelah bangun tidur. Kedua jam 10 pagi. Ketiga 1 jam
setelah makan siang. Ke 4 jam 4 sore. Ke lima 1 jam setelah makan malam.
4. Puasa urin
Terapi ini memang drastis, tetapi hasilnya memang hebat. Caranya hanya minum air putih dan
urin saja dan tidak makan apa-apa sepanjang hari, untuk beberapa hari, beberapa minggu dan
maksimal 50 hari. Cara ini harus dibawah pengawasan ahli urinoterapis.
5. Dosis 1000 cc setiap kali minum 100 cc
Mulai minum 1 jam setelah makan malam 100 cc. lalu antara jam 20-22 mungkin bisa minum 2
kali. Antara jam 22.00- 06.00 pagi, waktu tidur, jika bangun minum 100 cc, jika 2 3 kali
bangun minum 2- 3 kali sampai yang jam 5-6 pagi. Beri jarak 1 jam , jam 07.00 pagi makan pagi
plus semua obat dokter diminum ,1 jam kemudian minum lagi [at] 100 cc setiap kencing sampai
jam 12.00 siang. Sisa kencing yang tidak diminum jangan dibuang akan tetapi dikumpulkan
dalam waskom. Setelah jam 12.00 siang sampai 17.00, urin tidak diminum lagi tetapi
dikumpulkan dalam waskom yang sama. Jam 17.00 sebelum mandi , urin dalam waskom
dipanaskan sampai hangat kuku atau kira-kira 40 derajat celcius. Kencing hangat ini dipakai
untuk luluran dan pijat. Ambil handuk kecil atau waslap, celupkan dalam urin hangat, peres, lalu
digosok gosokan dan dilulurkan mulai dari kepala, muka,leher, tangan, dada, badan terus sampai
kaki. Ulangi pijatan da luluran ini selama 1 jam. Begitu selesai , lalu langsung mandi. Tidak usah
pakai sabun dan shampoo. Tidak ada baunya.

2.1.6 Kegunaan Lain dari Urin


Dukun Aztec menggunakan urin untuk membasuh luka luar sebagai pencegah infeksi dan
diminum untuk meredakan sakit lambung dan usus.
Bangsa Romawi kuno menggunakan urin sebagai pemutih pakaian.
Di Siberia, orang Kroyak meminum urin orang yang telah mengkonsumsi fly agaric (sejenis
jamur beracun yang menyebabkan halusinasi bahkan kematian) atau sejenisnya untuk
berkomunikasi dengan roh halus.
Dahulu di Jepang, urin dijual untuk dibuat menjadi pupuk.
Penggunaan urin sebagai obat telah dilakukan oleh banyak orang, diantara mereka adalah
Mohandas Gandhi, Jim Morrison, dan Steve McQueen.

2.1.7 Urin yang Digunakan


Air seni yang dianjurkan untuk diminum adalah air seni di pagi hari setelah bangun tidur.
Kualitas urin sama, hanya kuantitas nutrien yang dikandungnya berbeda. Urin sepanjang malam
sampai yang paling pagi adalah urin yang mempunyai kadar nutrien paling tinggi dibandingkan
dengan urin setelah makan pagi. Pada waktu tidur sebagian besar nutrien yang berasal dari otak
dan sistem hormonal belum terpakai untuk bekerja. Sebaliknya, setelah bangun tidur, karena
sudah terjadi aktivitas, sebagian nutriennya telah dipakai untuk menghasilkan energi.
Sedangkan Air seni yang diambil adalah aliran bagian tengah. Air ujung yang keluar pertama
dibuang dulu, baru aliran bagian tengab ditampung semua. Aliran akhir sebelum berhenti
kencing juga dibuang. Setelah ditampung, aliran tengah segera diminum (tidak boleh lebih dari
lima menit). Lewat dari lima menit akan terjadi proses oksidasi, sehingga urin akan berubah rasa
dan bau.

2.2 Terapi Urin dalam Pandangan Islam

Bagi umat islam mengonsumsi makanan yang halal dan thoyib merupakan bagian dari
perintah agama. Demikian juga meninggalkan makanan yang haram adalah kewajiban yang tidak
bisa di tawar-tawar lagi. Jelas sekali obat dan makanan adalah dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Oleh karena itu maka status kehalalan obat-obatan terutama yang ditelan adalah
wajib adanya bagi kaum muslim. Memang benar bahwa yang haram itu bisa menjadi halal bila
dalam keadaan yang sangat darurat, sebagaimana halnya bangkai hewan, darah ataupun daging
babi bisa halal dimakan bila dalam keadaan darurat. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah
dalam surat Al-Baqarah : 173

Artinya :

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu, bangkai, darah, daging bagi dan binatang
yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang
(QS. Al-Baqarah : 173)
Namun, apapun khasiat yang bisa ditemukan dalam air kencing ini, bagi umat islam tak
ada alasan darurat untuk meminumnya selama masih ada obat linnya yang bisa digunakan,
sebenarnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah lama menyoroti masalah pengobatan
tradisional dengan air seni maupun tentang penggunaan plasenta manusia pada obat dan
kosmetika. Untuk memberikan kejelasan kepada masyarakat luas dan menghindari
kesalahpahaman, secara khusus MUI dalam munas tahun 200 yang lalu telah membahas masalah
plasenta manusia dan terapi urine ini.
Dalam keputusan fatwa MUI nomor : 2/Munas/VI/MUI/2000, ayat ke 3 :
Penggunaan air seni manusia hukumnya adalah haram, kecuali dalam keadaan darurat dan
diduga kuat dapat menyembuhkan menurut keterangan dokter ahli terpercaya Dengan adanya
fatwa MUI tersebut, maka jelaslah bahwa pemakaian kencing manusia ini bila tidak dalam status
darurat, maka hukumnya adalah haram bagi umat islam. Kalaupun memang darurat. Maka
ukuran kedaruratannya ini tidak bisa hanya berdasarkan perasaan seseorang belaka, tetapi harus
berdasarkan pertimbangan objektif dari beberapa ahli kesehatan yang berkompeten sekurang-
kurangnya 3 orang ahli.
Secara prinsip islam yang mengharamkan untuk berobat dengan sesuatu yang haram termasuk
khamer dan air seni, karena pengharaman sesuatu menurut Imam Ibnul Qayyin (zadul Maad,
III/115-116) Menuntut umat islam untuk menjauhinya dengan segala cara. Oleh karena itu Ibnu
Qayyim penulis kitab Ath-Thibb An-Nakawi (pengobatan ala nabi) ini mengingatkan efek
psikologis yang ditimbulkan dari mengonsumsi obat tersebut yaitu bahwa ketika seseorang
menyakini sesuatu yang haram itu bermanfaat dapat menyembuhkan penyakitnya, maka
spontanitas ia akan bersugesti dengannya. Namun demikian islam adalah agama rahmat dan
tidak menginginkan umatnya celaka dan membiarkannya binasa dalam kondisi darurat karena di
antara tujuan syariah adalah hifdzun nafs (memelihara kelangsungan hidup dengan baik), maka
dalam konteks ini terdapat kaedah rukhsah (dispensasi) yang memberikan kelonggaran dan
keringanan bagi orang yang sakit gawat dengan ketentuan sebagaimana dikemukakan oleh Dr.
Yusuf al-Qardhawi yaitu :
1. Benar-benar dalam kondisi gawat darurat bila seorang penderita penyakit tidak mengonsumsi
sesuatu yang haram ini.
2. Tidak ada obat alternatif yang halal sebagai pengganti obat yang haram ini.
3. Menurut resep atau petunjuk dokter muslim yang kompeten dan memiliki integritas moral dan
agama.
4. terbukti secara uji medis dan analisa ilmiah di samping pengalaman empiris yang membuktikan
bahwa sesuatu yang haram tersebut benar-benar dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan
efek yang membahayakan.
Meskipun demikian beliau menambahkan bahwa menurut pengalaman empiris dan laporan
medis dari para dokter yang kredibel bahwa tidak ada alasan dan kebutuhan medis yang
memastikan sesuatu yang haram ini sebagai obat, akan tetapi beliau tetap menolerir prinsip
rukhsah ini untuk mengantisipasi kondisi di mana seseorang muslim tidak mendapatkan obat
kecuali dengan mengonsumsi sesuatu barang yang haram. (Al-Halal wal Haram fil Islam : 53)
Demikian pula halnya hukum menggunakan urine manusia sebagai campuran obat-obatan
apalagi praktik jual beli produk barang tersebut pada prinsipnya adalah haram sebagaimana
sabda Rasulullah Saw :
Sesungguhnya sesuatu yang diharamkan untuk diminum diharamkan pula untuk dijual
belikan. (HR. Al-Humaidi dalam Musnadnya) hal ini dapat diqiyaskan (analog) dengan sabda
Nabi Saw tentang pengharaman khamer setelah turun ayat Al-Maidah : 90 91)
Sesungguhnya Allah telah mengharamkan khamer maka barang siapa yang menyaksikan ayat
ini dan ia masih memilikinya maka janganlah ia meminum maupun menjualnya. (HR. Muslim)

2.2.1 Status Urin Dalam Islam


Urin atau air kencing hukumnya adalah najis dalam Islam. Ia merupakan barang kotor
karena merupakan hasil penyaringan darah. Pemanfaatan barang najis adalah haram, apalagi
untuk diminum. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Allah tidak akan memberikan obat terhadap
suatu penyakit dari barang yang haram dan najis. Oleh karena itu penggunaan urin sebagai
pengobatan alternatif sebaiknya dihindari.

Al-Istihalah adalah perubahan suatu benda menjadi benda lain yang berbeda
dalam semua sifat-sifatnya dan menimbulkan akibat hukum: dari benda najis
atau Mutanajjis menjadi benda suci dan dari benda yang diharamkan menjadi
benda yang dibolehkan (mubah).

Melalui Keputusan Fatwa MUI No.2/MunasVI/MUI/2000 :

Penggunaan air seni manusia hukumnya adalah haram. Kecuali dalam keadaan darurat dan
diduga kuat dapat menyembuhkan menurut keterangan dokter ahli
terpercaya.
2.2.1 Terapi Urine Dalam Sudut Pandang Filsafat Hukum Islam
Jika kita melihat dari bahan dasar yang digunakan dalam pngobatan ini, tentunya hal ini
bertentangan dengan prinsip-prinsip islam. Yaitu memanfaatkan sesuatu yang najis sebagai
sarana pengobatan.
Jika kita meneliti lebih lanjut tentang terapi ini yang memberikn manfaat bagi
kesembuhan penyakit-penyakit tertentu.inilah tujuan dari terapi ini yaitu salah satu upaya kita
menuju kesembuhan tentunya dengan diiringi doa dan mengharapkan kepada Allah.
Hal ini sesuai dengan tujuan hukum Islam itu sendiri yang terbagi dalam dua sudut pandang
yaitu;
Sudut pandaang manusia, yang mengacu pada tiga potensi
1. Aqal, untuk mengetahui dan mengesakan Allah sehingga tujuan hukumnya mendapat tuntutan
dan ridha Allah.
2. Syahwat, berfungsi mengetahui hal-hal yang menyenangkan sehingga tujuannya mencapai
kebahagiaan hidup.
3. Ghadhab, berfungsi menghindarkan diri dari ketidakmampuan sehingga tujuan hukumnya
mempertahankan kebahagiaan.
Dan sudut pandang Allah yang juga terbagi dalam tiga bagian yaitu;
1. Takhlifi yaitu pembebanan baik berupa keharusan melakukn atau meninggalkan, memilih antara
melakukan atau tidak melakukan. Tujuan ini terbagi dalam tiga tingkatan;
a. Primer, tujuan ini harus ada karena ketiadaannya akan mengancam eksistensi manusia. Tujuan
ini terbingkai dalam maqasid al-syariah.
b. Sekunder, keberadaan tujuan ini hanya menjadi tujuan yang membantu memudahkan manusia,
ketiadaannya hanya menimbulkan kesulitan bagi manusia.
c. Tertier, tujuan ini hanya menjadi tujuan pelengkap menuju kesempurnaan bagi manusia.
2. Membangun kesadaran atau pemahaman hukum bagi mukallaf.
3. Kesejalanan implementasi hukum tuhan dengan niat.
Sebagaimana dalam sudut pandang manusia, dalam sudut pandang Allahpun kesehatan
masih menjadi prioritas utama dalam mencapai tujuan.
Dalam maqasid al-syariah kita tentunya menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan
harta, untuk mempertahankan ini semua tentunya harus dengan akal dan fikiran yang sehat agar
dapat mengambil tindakan yang bijak.
Dalam sebuah hadist dikatakan, bahwa jika kamu sakit maka berobatlah pada ahlinya.
Tentunya dalam hal kesehatan dokter dan para medislah yang lebih ahli dalam menanganinya
meski tidak menutup kemungkinan doterpun terkadang salah dalam memberikan obat. Namun
Allah jualah yang akan menyembuhkan segala macam penyakit. Hanya saja Allah telah
memerintahkan kita untuk berusaha. Berobat ke dokter atau yang setingkat dengannya
merupakan salah satu upaya kita untuk sembuh tentunya dengan berdoa dan mengharap
kesenbuhan kepada sang khaliq.
Dalam terapi ini kita tidak mempermasalahkan pengobatan dengan mengusap atau
mengoleskan bagian yang sakit dengan urine. Karena hanya sebatas olesan. Lain halnya jika
urine ini diminum. Kami membatasinya hanya dalam keadaan dharurat saja. Jika terapi ini
merupakan langkah terakhir yang merupakan satu-satunya obat maka tidak apa-apa dan di bawah
pengawasan ahlinya. Sebagaiman firman allah dalam surat al-baqarah 173, yang membolehkan
Sesutu yng haram dengan catatan dalam keadaan terpaksa.

Anda mungkin juga menyukai