Anda di halaman 1dari 13

I.

Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kinerja Bisnis

Pertumbuhan ekonomi mencerminkan perubahan dalam tingkat


efektivitas secara umum. Kadangkala pertumbuhan ekonomi kuat, pada
saat yang lain pertumbuhan ekonomi lemah.

Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat

Ketika pertumbuhan ekonomi lebih kuat dari yang biasanya, maka


total tingkat pendapatan dari para pekerja relatif tinggi. Sehingga
terdapat volume pengeluaran yang tinggi untuk barang dan jasa.
Karena permintaan untuk barang dan jasa tinggi, maka perusahaan
yag menjual barang dan jasa akan menghasilkan pendapatan yang
lebih tinggi.

Dampak dari perekonomian yang lebih kuat dapat menyebar dengan


cepat antar bisnis. Ketika pelanggan mulai meningkatkan
pengeluarannya, perusahaan mengalami permintaan yang lebih
tinggi akan produk-produknya dan bahkan mulai mempekerjakan
lebih banyak karyawan guna mengakomodasi peningkatan
permintaan. Perusahaan juga mungkin perlu memperluas operasinya
yang mengakibatkan peningkatan permintaan untuk perlengkapan,
jasa konstruksi dan bahan baku.

Pertumbuhan Ekonomi yang Lemah

Sementara pertumbuhan ekonomi yang kuat meningkatkan


pendapatan perusahaan, pertumbuhan ekonomi yang lambat
mengakibatkan rendahnya permintaan akan barang dan jasa,
sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan. Bahkan,
perusahaan yang memproduksi barang atau jasa kebutuhan pokok
dipengaruhi secara negative oleh perekonomian yang lemah karena
pelanggan cenderung mengurangi permintaan mereka.

Ketika pertumbuhan ekonomi negatif untuk dua kartal berturut-turut,


maka periode tersebut disebut sebagai resesi. Karena resesi
menimbulkan penurunan dalam penghasilan dan permintaan, maka

3
resesi memiliki dampak negatif yang cukup signifikan terhadap
kinerja perusahaan.

Dampak dari perekonomian yang lemah dapat menyebar dengan


cepat ke seluruh bisnis. Ketika kondisi lemah, beberapa bisnis lebih
terpengaruh dibanding dengan bisnis lainnya. Meskipun demikian,
kebanyakan bisnis dipengaruhi secara negatif oleh kondisi ekonomi
karena permintaan akan produk di hampir semua industri menurun.

Indikator Pertumbuhan Ekonomi

Dua ukuran utama dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat produksi


total dari barang dan jasa dalam perekonomian serta jumlah total
pengeluaran (pengeluaran agregat). Tingkat produksi total dan total
pengeluaran agregat sangat berkaitan erat , karena tingkat pengeluaran
konsumen yang tinggi mencerminkan permintaan yang tinggi untuk
barang dan jasa. Tingkat produksi total bergantung pada total permintaan
akan barang dan jasa.
Indikator alternatif dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat
pengangguran. bisnis dapat mengindikasikan apakah kondisi ekonomi
membaik. Empat jenis pengangguran adalah sebagai berikut :

Pengangguran Friksional disebut juga dengan tingkat


pengangguran alamiah. Mencerminkan orang-orang yang sedang
berganti pekerjaan. Yaitu, orang-orang yang status
penganggurannya bersifat temporer, karena kemungkinan besar
mereka dalam waktu singkat akan memperoleh pekerjaan.
Pengangguran musiman mencerminkan orang-orang yang tidak
dibutuhkan selama musim tertentu.
Pengangguran siklus mencerminkan orang-orang yang
menganggur karena kondisi perekonomian yang buruk. Ketika
tingkat aktivitas ekonomi menurun, sehingga menurunkan
kebutuhan akan pekerja.
Pengangguran struktral mencerminkan orang-orang yang
menganggur karena mereka tidak memiliki keahlian yang memadai.

4
Dari keempat jenis pengangguran, tingkat pengangguran siklus mungkin
merupakan indikator terbaik dari kondisi perekonomian. Ketika
pertumbuhan ekonomi membaik, bisnis merekrut lebih banyak orang dan
tingkat pengangguran menurun. Banyak indikator lain dari pertumbuhan
ekonomi, seperti indeks produksi industrial, proyek perumahan baru, dan
tingkat penghasilan pribadi, dikumpulkan oleh divisi pemerintah federal
dan dilaporkan dalam majalah dan koran bisnis.

II. Dampak dari Inflasi terhadap Kinerja Bisnis

Inflasi adalah kenaikan dalam tingkat harga barang dan jasa secara
umum selama periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat diestimasikan
dengan mengukur persentase perubahan dalam ideks harga konsumen,
yang mengindikasikan harga dari sejumlah besar produk konsumen
seperti produk kebutuhan sehari-hari, perumahan, bahan bakar, layanan
kesehatan, dan listrik.

Inflasi dapat mempengaruhi beban operasi suatu perusahaan untuk


menghasilkan produk dengan meningkatkan harga dari perlengkapan dan
bahan baku. Tingkat inflasi yang lebih tinggi akan menyebabkan
peningkatan yang lebih besar lagi dalam beban operasi suatu perusahaan.
Pendapatan suatu perusahaan juga tinggi selama periode inflasi tinggi
karena banyak perusahaan mengenakan harga yang lebih tinggi guna
mengompensasikan beban yang lebih tinggi.

Jenis Inflasi

Jenis inflasi dapat diakibatkan oleh kejadian tertentu yang menaikkan


biaya produksi misalnya, ketika harga minyak naik, biaya produksi bahan
bakar juga naik. Pemasok bahan bakar cenderung untuk menenurukan
biaya yang tinggi itu dengan menaikkan harga bahan bakar.
Konsekuensinya, konsumen mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk
mengantarkan produknya. Jika produsen tidak mencerminkan biaya yang
lebih tinggi tersebut, maka produksi akan turun.

5
Inflasi juga dapat disebabkan oleh permintaan konsumen yang kuat.ketika
harga produk barang dan jasa tertarik ke atas karena permintaan
konsumen yang kuat, maka terjadilah inflasi yang ditarik oleh permintaan.

III. Dampak dari Tingkat Bunga terhadap Kinerja Bisnis

Tingkat bunga menentukan biaya meminjam uang. Tingkat bunga dapat


memengaruhi kinerja perusahaan karena memengaruhi beban atau
pendapatan perusahaan.

Dampak Terhadap Beban Perusahaan


Perusahaan memantau ketat tingkat bunga karena tingkat bunga
menentukan jumlah dari beban yang harus dikeluarkan oleh bisnis
jika perusahaan meminjam uang. Perubahan dalam tingkat bunga
pasar dapat memengaruhi beban bunga perusahaan karena tingkat
bunga pinjaman yang dikenakan oleh bank komersial dan kreditor
lain atas pinjaman perusahaan didasarkan pada tingkat bunga
pasar. Bahkan jika suatu perusahaan memperoleh pinjaman dari
bank komersial selama beberapa tahun, maka tingkat bunga
pinjaman tersebut bisasanya disesuaikan secara periodik
berdasarkan tingkat bunga yang berlaku pada saat itu.
Dampak terhadap Pendapatan Perusahaan
Beberapa produk yang dijual oleh perusahaan pada umumnya dibeli
secara kredit. Ketika pelanggan membeli mobil baru, pelanggan
boleh memberi uang muka dengan jumlah yang kecil dan
memperoleh pinjaman untuk memperoleh sisa harga pembelian. Jika
tingkat bunga meningkat, maka pelanggan yang membeli mobil
baru terpaksa mencicil bualanan denga lebih tinggi. Hal ini dapat
membuat beberapa pelanggan tidak jadi membeli mobil bar karena
mereka tidak mau atau tidak mampu membayar cicilan yang
setinggi itu. Dengan demikian, tingkat bunga yang tinggi dapat
mengakibatkan penurunan permintaan akan mobil baru, sehingga
mengakibatkan penjualan yang lebih rendah bagi dealer mobil dan
produsen mobil.

IV. Bagaimana Harga Pasar ditentukan

6
Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh perubahan dalam harga yang
dikenakan oleh perusahaan untuk produk-produknya dan dalam harga
yang dibayarkan perusahaan untuk perlengkapan dan bahan baku). Harga
produk dan perlengkapan dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan
penawaran.

Skedul permintaan untuk suatu produk

Permintaan akan suatu produk dapat ditunjukkan dengan skedul


permintaan, atau skedul yang mengindikasikan kuantitas dari produk yang
akan diminta pada setiap harga yang mungkin.

Skedul penawaran untuk suatu produk

Penawaran akan suatu produk dapat ditunjukan dengan skedul penawaran


, atau skedul yang mengindikasikan kuantitas suatu produk yang
ditawarkan (diproduksi) oleh perusahaan pada setiap harga yang
mungkin.

Hubungan antara Permintaan dan Penawaran

Hubungan antara skedul permintaan dan skedul penawaran menentukan


harga. Ketika kuantitas yang ditawarkan oleh perusahaan melmpaui
kuantitas yang diminta oleh pelanggan maka akan menimbulkan apa yang
disebut surplus. Ketika harga komputer relatif rendah, kuantitas yang
ditawarkan oleh perusahaaan akan lebih sedikit dibandingkan dengan
kuantitas yang diminta oleh pelanggan, sehingga menimbulkan apa yang
disebut dengan Shortage (kelangkaaan). Dan harga dimana kunatitas
produk yang ditawarkan oleh perusahaan sama dengan kuantitas produk
yang diminta oleh pelanggan disebut dengan Harga keseimbangan.

Dampak dari Perubahan Skedul Permintaan dan penawaran

Dengan berlalunya waktu, perubahan kondisi dapat menyebabkan skedul


permintaan atau skedul penawaran untuk produk tertentu berubah.
Konsekuensinya, harga keseimbangan dari produk tersebut juga akan
berubah.

7
Dampak dari permintaan dan penawaran terhadap tingkat harga
umum

Tingkat harga umum adalah rata-rata harga dari semua produk dan jasa
yang ada. Jika total permintaan (permintaan agregat) oleh pelanggan
untuk seluruh atau kebanyakan produk tiba-tiba meningkat, tingkat harga
secara umum dapat naik. Tingkat harga umum juga dapat dipegaruhi oleh
pergeseran dalam skedul penawaran dari semua barang dan jasa. Jika
skedul penawaran dari semua atau kebanyakan produk tiba-tiba turun ,
maka tngkat harga umum akan naik.

Faktor-faktor yang memengaruhi Harga Pasar

Pergeseran dalam skedul permintaan ataupun penawaran dapat


disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :

Penghasilan Pelanggan.
Penghasilan pelanggan menentukan jumlah produkdan jasa yang
dapat dibeli oleh seorang individu. Tingkat ekonomi yang tinggi
memberikan penghasilan yang lebih tinggi bagi pelanggan. Ketika
penghasilan pelanggan meningkat, mereka mungkin saja meminta
produk dan jasa tertentu dalam jumlah yang lebih besar. Yaitu,
skedul permintaan untuk berbagai barang dan jasa dapat bergeser
ke luar sebagai respons terhadap penghasilan yang lebih tinggi.
Sebaliknya, ketika tingkat penghasilan pelanggan turun, maka
permintaan mereka akan produk barang dan jasa tertentu menjadi
semakin sedikit.
Preferensi Pelanggan
Ketika preferensi atau selera pelanggan untuk produk tertentu
berubah, maka kuantitas permintaan akan produk tersebut oleh
pelanggan dapat berubah. Ketika suatu produk menjadi tidak begitu
diminati , permintaan untk produk tersebut turun. Surplus yang
diakibatkan dapat memaksa perusahaan untuk menurunkan
harganya guna menjual apa yang diproduksi oleh perusahaan.
Beban Produksi
Faktor lain yang dapat memengaruhi harga keseimbangan adalah
perubahan dalam beban produksi. Ketika perusahaan mengeluarkan

8
beban yang lebih rendah , maka perusahaan mau memproduksi
lebih banyak pada harga berapa pun. Hal ini menyebabkan
terjadinya surplus produk , sehingga memaksa perusahaan untuk
menurunkan harganya sehingga dapat menjual seluruh produk yang
dihasilkan.

V. Pengaruh Permintaan terhadap Kondisi


Pemerintah federal dapat memenagruhi kinerja bisnis dengan memberlakukan peraturan,
seperti peraturan mengenai lingkungan , atau dengan memberlakukan kebijakan yang
memengaruhi kondisi ekonomi. Untuk memengaruhi kondisi ekonomi pemerintah federal
menerapkan kebijakan moneter dan fiskal.
Kebijakan Moneter
Di Amerika Serikat, istilah penawaran uang umumnya mengacu pada tabungan, uang yang
beredar di masyarakat dan travelers checks. Ini merupakan definisi sempit karena terdapat
ukuran yang lebih luas untuk penawaran uang yang memperhitungkan jenis tabungan lainnya.
Tanpa memedulikan definisi yang tepat, ukuran uang apapun encerminkan dana yang dapat
dipinjamkan oleh lembaga keuangan kepada para peminjam.

Penawaran uang AS dikendalikan oleh Federal Reserve System yang merupakan bank sentral
Amerika Serikat. The Fd menetapkan kebijakan moneter yang mewakili keputusan mengenai
tingkat penawaran uang di Amerika Serikat dalam jumlah yang mencapai miliaran Dolar
seharinya.

Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal melibatkan keputusan mengena bagaimana pemerintah federal sebaiknya
menetapkan tarif pajak dan membelanjakan uang. Keputusan ini relevan bagi bisnis karena
keputusan tersebut memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan oleh karena itu dapat
memengaruhi permintaan akan produk atau jasa perusahaan.
Revisi tarif Pajak penghasilan orang pribadi
Kebijakan fiskal juga dapat memengaruhi laba setelah pajak bagi perusahaan secara
langsung.
Revisi atas pajak khusus
Pajak khusus dikenakan oleh pemerintah federal untuk produk-produk tertentu. Pajak ini
menaikkan biaya produksi dari barang-barang tersebut. Konsekuensinya, para produsen
cenderung untuk memasukkan pajak ini ke dalam harga yang mereka kenakan untuk produk
tersebut. Dengan demikian, pelanggan secara tidak langsung membayar pajak tersebut. Pajak
itu juga dapat menurunkan konsumsi dari barang-barang tersebut yang secara tidak langsung

9
memenagruhi harga. Pajak khusus dikenakan pada berbagai produk , termasuk minuman
beralkohol dan rokok.
Revisi dalam Defisit Anggaran
Kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah federal menetapkan jumlah pendapatan
pajak yang dihasilkan oleh pemrintah federal dan jumlah belanja yang boleh dilakukan oleh
pemerintah federal. Jika pemerintah federal membelanjakan lebih dari jumlah pajak yang
diterimanya, maka terjadilah apa yang disebut dengan Defisit anggaran Pemerintah Federal.

Ketika pemerintah federal menerima lebih sedikit pendapatan dibandingkan dengan apa yang
dibelanjakannya, maka pemerintah federal harus meminjam uang sejumlah selisihnya. Jika
pemerintah federal perlu meminjam tambahan dana, maka pemerintah federal tersebut
menciptakan permintaan yang tinggi akan dana pinjaman, sehingga mengakibatkan naiknya
tingkat bunga .

Pemerintah federal menghadapi dilema ketika mencoba untuk memengaruhi pertumbuhan


ekonomi. Jika pemerintah federal mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
rendah, maka pemerintah federal dapat mencegah tekanan inflasi yang diakibatkan oleh
permintaan yang berlebihan akan produk . kebijakan moneter dan fiskal yang bersifat
restriktif dapat digunakan untuk tujuan ini. Kebijakan ekonomi yang restriktif mengarah pada
pertumbuhan yang rendah dari penawaran uang sejalan dengan waktu, sehingga cenderung
menenkan tingkat bunga ke atas. Hal ini menghambat permintaan akan pinjaman dan oleh
karena itu menurunkan total pengeluaran dalam perekonomian.

Meskpun kebijakan moneter dan fiskal yang restrktif dapat mempertahankan inflasi tetap
rendah, ada kerugian penting yang terlibat. Tingkat pengangguran mungkin saja lebih tinggi
ketika perekonomian stagnan. Pemerintah federal dapat menggunakan kebijakan yang lebih
stimuatif guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Menskipun kebijakan-kebijakan ini
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kebijakan-kebijakan tersebut juga dapat menimbulkan
inflasi yang lebih tinggi.

Jarang sekali tercapai knsensus mengenai apakah pemerintah sebaiknya menggunakan


kebijakakan yang stimulatif atau restriktif pada saat tertentu. Selama akhir 1990-an,
pemerintah menggunakan kebijakan moneter yang stimulatif karena inflasi sangat rendah dan
tidak diperkirakan akan menjadi masalah yang sangat serius. Kebijakan moneter ini
membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi selama periode tersebut. Ketika
perekonomian melemah, pada awal tahun 2000-1n, kebijakan ekonomi yang stimulatif
digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

10
Manajer perusahaan pada umumnya mencoba untuk meramalkan bagaimana kebijakan fiskal
dan moneter masa depan akan memengaruhi kondisi perekonomian. Kemudian, mereka
menggunakan informasi ini untuk meramalkan permintaan akan produk perusahaan , biaya
tenaga kerja dan bahan baku, seta beban bunga perusahaan. Untuk mengilustrasikan,
asumsikan bahwa produsen mobil meramalkan bahwa tingkat bunga tahun depan untuk
pinjaman konsumen akan turun sebesar 2 persen. Ramalan tingkat bunga ini akan digunakan
untuk meramalkan permintaan mobil yang yang diproduksi oleh perusahaan. Tingkat bunga
yang lebih rendah kemungkinan besar akan mengarak ke arah permintaan ayng lebih tingi ,
karena lebih banyak pelanggan bersedia mendalanai pembelian mobil baru. Asumsikan
bahwa perusahaan tersebut yakin bahwa untuk setiap penurunan sebesar 1 persen dalam
tingkat bunga , permintaan akan mobil yang dihaslkan perusahaan akan meningkat sebesar 3
persen. Dengan demikian, perusahaan tersebut mengantisipasi kenaikan sebesar 6 persen
dalam volume penjualan dalam satu tahun.

VI. Bagaimana bisnis internasional dapat meningkatkan kinerja

Bisnis internasional dapat meningkatkan kinerja suatu perusahaan dengan


meningkatkan pendapatan atau mengurangi bebannya. Salah satu dari
kedua hasil tersebut akan mengarah ke laba yang lebih tinggi bagi
perusahaan itu. Terdapat berbagai motif bagi bisnis internasional, dan
masing-masing motif tersebut memungkinkan perusahaan untuk
memperoleh manfaat dengan cara yang dapat meningkatkan kinerjanya.
Beberapa motif yang lebih umum untuk menjalankan bisnis internasional
adalah:

a. Menarik permintaan asing


b. Memanfaatkan teknologi
c. Menggunakan sumber daya yang murah, atau
d. Melakukan diversifikasi secara internasional

Menarik Permintaan Asing


Karena adanya persaingan yang amat tinggi, suatu perusahaan bisa saja
meluaskan pasar produknya keluar dari negaranya guna mendapatkan
pasar baru yang berarti memperoleh permintaan asing

11
Memanfaat kan Teknologi
Banyak perusahaan AS telah mendirikan bisnis baru di Negara-negara
yang masih berkembang seperti Negara-negara di Amerika latin misalnya
yang memiliki tingkat teknologi yang relative rendah. Perusahaan-
perusahaan dari Negara yang memiliki teknologi yang unggul telah
mencoba untuk memanfaatkan keunggulan teknologinya dengan
mendirikan pabrik-pabrik dinegara-negara berkembang diseluruh Asia,
Amerika Latin, dan Eropa bagian timur.

Menggunakan Sumber Daya yang Murah


Biaya tenaga kerja dan tanah dapat bervariasi secara signifikan antar
Negara. Perusahaan seringkali mencoba untuk mendirikan fasilitas
produksi dilokasi dimana biaya tenaga kerja dan tanah murah.

Melakukan Diversifikasi Secara Internasional


Suatu perusahaan yang memproduksi suatu produk untuk konsumsi
negara tertentu akan mengalami ketidak stabilan dan perolehan laba.
Perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnis Internasional tidak akan
begitu terpengaruh oleh kondisi ekonomi satu negara saja, karena kinerja
keseluruhan dari perusahaan dapat menjadi stabil karena tidak
bergantung pada kondisi ekonomi satunNegara saja

VII. Bagaimana Menjalankan Bisnis Internasional

Suatu perusahaan dapat menggunakan beragam metode untuk


menjalankan bisnis internasional. Metode-metode yang lebih umum untuk
menjalankan bisnis internasional yang sebaiknya dipertimbangkan oleh
perusahaan adalah :

1. Mengimpor
2. Mengekspor
3. Investasi asing langsung (direct foreign investment-DFI)
4. Outsourcing
5. Aliansi strategis

Mengimpor

12
Mengimpor (importing) adalah pembelian produk atau jasa asing. Faktor-
faktor yang Memengaruhi Tingat Impor. Tingkat sejauh mana perusahaan
mengimpor perlengkapan dipengaruhi oleh hambatan perdagangan
pemerintah. Pemerintah dapat mengenakan tarif (tariff) atau pajak atas
produk-produk impor.

Pemerintah juga dapat mengenakan kuota (quota) pada produk-produk


impor, sehingga membatasi jumlah produk tertentu yang dapat diimpor.

Mengekspor

Mengekspor (exporting) adalah penjualan produk atau jasa (disebut


dengan ekspor) ke pembeli yang ada di negara lain.

Investasi Asing Langsung

Investasi asing langsung adalah suatu cara untuk mengakuisisi atau


membangun anak perusahaan di satu atau lebih negara asing

Outsourcing

Perusahaan pada umumnya mengatur agar sebagian dari jasanya


dilakukan di negara-negara asing sebagai cara untuk menggunakan
tenaga kerja yang lebih murah. Misalnya saja, suatu perusahaan
manufaktur AS dapat mengatur agar staf pendukung teknologinya
dilakukan di Bulgeria, Cina, atau negara lain yang biaya tenaga kerjanya
rendah. Suatu perusahaan komputer AS dapat menyerahkan help desk
komputernya ke India. Beberapa perusahaan AS menggunakan
outsourcing sebagai alat untuk mengurangi bebannya.

Aliansi Strategis

Aliansi strategis suatu perjanjian bisnis antar perusahaan di mana sumber


daya ditanggung bersama guna mengejar kepentingan bersama. Ada
berbagai jenis aliansi strategis yang dapat dilakukan perusahaan AS dan
perusahaan asing. Salah satu jenisnya adalah usaha patungan (joint
venture) adalah suatu perjanjian antara dua perusahaan mengenai proyek
tertentu.

13
VIII. Bagaimana Karakteristik Asing Memengaruhi Bisnis Internasional

Ketika suatu perusahaan terlibat dalam bisnis internasional, maka


perusahaan tersebut harus mempertimbangkan karakteristik berikut dari
negara-negara asing :

1. Budaya
2. Sistem Ekonomi
3. Kondisi Ekonomi
4. Nilai Tukar
5. Resiko Politik dan Undang-undang

Budaya

Karena budaya bervariasi, suatu perusahaan harus mempelajari budaya


dari negara asing sebelum terlibat dalam bisnis disana. Keputusan yang
buruk dapat diakibatkan oleh penilaian yang tidak semestinya atas selera,
kebiasaan, dan adat istiadat suatu negara.

Sistem Ekonomi

Suatu perusahaan harus menyadari jenis sistem ekonomi yang digunakan


di negara mana pun di mana perusahaan mempertimbangkan untuk
melakukan bisnis. Meskipun pemerintah dari setiap Negara memiliki
kebijakan yang unik mengenai kepemilikan bisnis, kebanyakan kebijakan
dapat diklasifikasikan sebgai Kapitalisme, komunisme, atau sosialisme

Kondisi Ekonomi

Untuk memprediksi permintaan akan produknya di negara asing, suatu


perusahaan harus mencoba untuk meramalkan kondisi ekonomi di negara
tersebut. Kinerja keseluruhan dari perusahaan tersebut bergantung pada
pertumbuhan ekonomi dari negara asing itu dan pada sensitivitas
perusahaan terhadap kondisi di negara itu.

Nilai Tukar

Negara-negara pada umumnya memiliki mata uangnya masing-masing.


Amerika selatan menggunakan dolar (), Kanada menggunakan dollar
kanada (C$), Inggris menggunakan Poundsterling, dan Jepang

14
menggunakan Yen jepang (). Sebagaimana disebutkan sebelumnya, 12
negara Eropa belakangan ini mengadopsi euro () sebagai mata uangnya.
Nilai tukar antara dolar AS dan mata uang lainnya berfluktuasi sejalan
dengan waktu. Konsekuensinya, jumlah dolar yang dibutuhkan oleh
perusahaan AS untuk membeli perlengkapan dari negara asing dapat
berubah bahkan jika harga aktual yang dikenakan untuk perlengkapan itu
oleh produsen aisng tidak berubah. Ketika dolar melemah, mata uang
asing menguat. Dengan demikian, perusahaan AS membutuhkan lebih
banyak dolar untuk membeli sejumlah tertentu perlengkapan dari negara
asing. Fluktuasi nilai tukar juga dapat memengaruhi harga aktual yang
dibayarkan oleh pelanggan asing. (bahkan jika harga dalam dolar tetap
tidak berubah)

Resiko Politik dan Undang-undang

Resiko bahwa tindakan politik suatu negara dapat berdampak buruk bagi
suatu bisnis. Krisis politik telah terjadi di banyak negara Eropa bagian
timur, Amerika latin, dan Timur Tengah. Perusahaan-perusahaan harus
tunduk pada kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah negara asing
tersebut

15

Anda mungkin juga menyukai