Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

MENILAI KONDISI EKONOMI & GLOBAL


D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Veronica (173304010124)
Chryseis Paula (173304010141)
Lorenza Kristi Mona (173304010142)
Jessica Audrey (173304010120)
Ariston Arivandi (173304010156)
Akuntansi Pagi A

Fakultas Ekonomi
Universitas Prima Indonesia
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada
akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen
yang memegang kendali, sekarang dengan adanya revolusi informasi dan perekonomian
yang semakin terbuka, batas antar negara maupun regional semakin menghilang sehingga
konsumen semakin menguasai pasar dan dapat dengan leluasa menentukan jenis, tempat
perolehan serta harga dari produk dan jasa yang diinginkan. Hal ini menyebabkan
industri-industri saling bersaing untuk menjadi yang utama dalam memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen. Dalam hal kompetisi, globalisasi ekonomi tidak hanya
menambah jumlah pesaing di pasar, namun juga menyebabkan bervariasinya persaingan
di pasar, hanya perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja baik yang dapat berhasil
dalam menciptakan keuntungan jangka panjang. Dengan melihat kondisi pasar Indonesia
saat ini dan perlunya tindakan antisipasi dalam menghadapi perubahan yang ada, maka
perusahaan perlu menuangkan sebuah strategi dalam menjalankan usahanya agar dapat
terus bertahan di era persaingan yang semakin kompetitif.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan sedikit tentang
masalah Lingkungan Bisnis yang mencakup tentang Lingkungan Ekonomi,Industri dan
Global . Semoga makalah ini dapat menjadi solusi dari pembahasan materi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MENILAI KONDISI EKONOMI


I. Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kinerja Bisnis
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan perubahan dalam tingkat efektivitas secara umum.
Kadang kala pertumbuhan ekonomi kuat, pada saat yang lain pertumbuhan ekonomi
lemah.
A. Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat
Ketika pertumbuhan ekonomi AS lebih kuat dari yang biasanya, maka total
tingkat pendapatan dari para pekerja AS relatif tinggi. Sehingga terdapat volume
pengeluaran yang tinggi untuk barang dan jasa. Karena permintaan untuk barang dan
jasa tinggi, maka perusahaan yang menjual barang dan jasa akan menghasilkan
pendapatan yang lebih tinggi. 
Bagaimana Dampak ekonomi yang kuat menyebar antar perusahaan.
Dampak dari perekonomian yang lebih kuat dapat menyebar dengan cepat antar
bisnis. Ketika pelanggan mulai meningkatkan pengeluarannya, perusahaan
mengalami permintaan yang lebih tinggi akan produk-produknya dan bahkan mulai
mempekerjakan lebih banyak karyawan guna mengakomodasi peningkatan
permintaan. Perusahaan juga mungkin perlu memperluas operasinya yang
mengakibatkan peningkatan permintaan untuk perlengkapan, jasa konstruksi dan
bahan baku.

B. Pertumbuhan Ekonomi yang Lemah


Sementara pertumbuhan ekonomi yang kuat meningkatkan pendapatan
perusahaan, pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan rendahnya
permintaan akan barang dan jasa, sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
Bahkan, perusahaan yang memproduksi barang atau jasa kebutuhan pokok
dipengaruhi secara negative oleh perekonomian yang lemah karena pelanggan
cenderung mengurangi permintaan mereka. Ketika pertumbuhan ekonomi adalah
negatif untuk dua kartal berturut-turut , maka periode tersebut di sebut sebagai resesi.
Karena resesi menimbulkan penurunan dalam penghasilan dan permintaan, maka
resesi memiliki dampak negatif yang cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan. 
Bagaimana dampak dari ekonomi yang lemah menyebar antar perusahaan. Dampak
dari perekonomian yang lemah dapat menyebar dengan cepat ke seluruh bisnis.
Ketika kondisi lemah, beberapa bisnis lebih terpengaruh dibanding dengan bisnis
lainnya. Meskipun demikian, kebanyakan bisnis dipengaruhi secara negatif oleh
kondisi ekonomi karena permintaan akan produk di hampir semua industri menurun. 

C. Indikator Pertumbuhan Ekonomi


Dua ukuran utama dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat produksi total dari
barang dan jasa dalam perekonomian serta jumlah total pengeluaran (pengeluaran
agregat). Tingkat produksi total dan total pengeluaran agregat di Amerika Serikat
sangat berkaitan erat , karena tingkat pengeluaran konsumen yang tinggi
mencerminkan permintaan yang tinggi untuk barang dan jasa. Tingkat produksi total
bergantung pada total permintaan akan barang dan jasa. 
Indikator alternatif dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran. Bisnis
dapat mengindikasikan apakah kondisi ekonomi membaik. Empat jenis pengangguran
adalah sebagai berikut :
1) Pengangguran Friksional. Disebut juga dengan tingkat pengangguran alamiah.
Mencerminkan orang-orang yang sedang berganti pekerjaan. Yaitu, orang-orang
yang status penganggurannya bersifat temporer, karena kemungkinan besar
mereka dalam waktu singkat akan memperoleh pekerjaan.
2) Pengangguran musiman. Mencerminkan orang-orang yang tidak dibutuhkan
selama musim tertentu.
3) Pengangguran siklus. Mencerminkan orang-orang yang menganggur karena
kondisi perekonomian yang buruk. Ketika tingkat aktivitas ekonomi menurun,
sehingga menurunkan kebutuhan akan pekerja.
4) Pengangguran struktral. Mencerminkan orang-orang yang menganggur karena
mereka tidak memiliki keahlian yang memadai.
Dari keempat jenis pengangguran, tingkat pengangguran siklus mungkin merupakan
indikator terbaik dari kondisi perekonomian. Ketika pertumbuhan ekonomi membaik,
bisnis merekrut lebih banyak orang dan tingkat pengangguran menurun. Banyak
indikator lain dari pertumbuhan ekonomi, seperti indeks produksi industrial, proyek
perumahan baru, dan tingkat penghasilan pribadi, dikumpulkan oleh divisi
pemerintah federal dan dilaporkan dalam majalah dan koran bisnis.

Variasi dalam sensitivitas terhadap pertumbuhan ekonomi. 


Beberapa perusahaan lebih sensitif dibandingkan dengan perusahaan lainnya terhadap
kondisi ekonomi karena permintaan akan produknya lebih sensitif terhadap kondisi
semacam itu. 

II. Dampak dari Inflasi


Inflasi adalah kenaikan dalam tingkat harga barang dan jasa secara umum selama
periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat diestimasikan dengan mengukur persentase
perubahan dalam indeks harga konsumen, yang mengindikasikan harga dari sejumlah
besar produk konsumen seperti produk kebutuhan sehari-hari, perumahan, bahan bakar,
layanan kesehatan, dan listrik.
Inflasi dapat mempengaruhi beban operasi suatu perusahaan untuk menghasilkan
produk dengan meningkatkan harga dari perlengkapan dan bahan baku. Tingkat inflasi
yang lebih tinggi akan menyebabkan peningkatan yang lebih besar lagi dalam beban
operasi suatu perusahaan. Pendapatan suatu perusahaan juga tinggi selama periode inflasi
tinggi karena banyak perusahaan mengenakan harga yang lebih tinggi guna
mengompensasikan beban yang lebih tinggi.

Jenis Inflasi
Jenis inflasi dapat diakibatkan oleh kejadian tertentu yang menaikkan biaya
produksi misalnya, ketika harga minyak naik, biaya produksi bahan bakar juga naik.
Pemasok bahan bakar cenderung untuk menentukan biaya yang tinggi itu dengan
menaikkan harga bahan bakar. Konsekuensinya, konsumen mengeluarkan biaya yang
lebih tinggi untuk mengantarkan produknya. Jika produsen tidak mencerminkan biaya
yang lebih tinggi tersebut, maka produksi akan turun.
Inflasi juga dapat disebabkan oleh permintaan konsumen yang kuat.ketika harga
produk barang dan jasa tertarik ke atas karena permintaan konsumen yang kuat, maka
terjadilah inflasi yang ditarik oleh permintaan. 

III. Dampak Dari Tingkat Bunga


Tingkat bunga menentukan biaya meminjam uang. Tingkat bunga dapat
memengaruhi kinerja perusahaan karena memengaruhi beban atau pendapatan
perusahaan.
A. Dampak Terhadap Beban Perusahaan
Perusahaan memantau ketat tingkat bunga karena tingkat bunga menentukan
jumlah dari beban yang harus dikeluarkan oleh bisnis jika perusahaan meminjam uang.
Perubahan dalam tingkat bunga pasar dapat memengaruhi beban bunga perusahaan
karena tingkat bunga pinjaman yang dikenakan oleh bank komersial dan kreditor lain atas
pinjaman perusahaan didasarkan pada tingkat bunga pasar. Bahkan jika suatu perusahaan
memperoleh pinjaman dari bank komersial selama beberapa tahun, maka tingkat bunga
pinjaman tersebut bisasanya disesuaikan secara periodik berdasarkan tingkat bunga yang
berlaku pada saat itu.

B. Dampak terhadap Pendapatan Perusahaan


Beberapa produk yang dijual oleh perusahaan pada umumnya dibeli secara
kredit.  Ketika pelanggan membeli mobil baru, pelanggan boleh memberi uang muka
dengan jumlah yang kecil dan memperoleh pinjaman untuk memperoleh sisa harga
pembelian. Jika tingkat bunga meningkat, maka pelanggan yang membeli mobil baru
terpaksa mencicil bulanan dengan lebih tinggi. Hal ini dapat membuat beberapa
pelanggan tidak jadi membeli mobil baru karena mereka tidak mau atau tidak mampu
membayar cicilan yang setinggi itu. Dengan demikian, tingkat bunga yang tinggi dapat
mengakibatkan penurunan permintaan akan mobil baru, sehingga mengakibatkan
penjualan yang lebih rendah bagi dealer mobil dan produsen mobil.

Variasi dalam sensitivitas terhadap tingkat suku bunga.


Beberapa perusahaan lebih sensitif terhadap perubahan dalam tingkat bunga
dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Misalnya saja, perusahaan yang memiliki
sedikit pinjaman tidak begitu terpengaruh oleh perubahan dalam tingkat bunga karena
beban bunganya tidak akan banyak berubah. Selain itu, perusahaan yang menjual produk
atau jasa secara tunai tidak akan mengalami pergeseran besar dalam permintaan akan
produknya ketika tingkat bunga berubah.

IV. Bagaimana Harga Pasar ditentukan


Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh perubahan dalam harga yang dikenakan oleh
perusahaan untuk produk-produknya (yang memengaruhi pendapatan perusahaan) dan
dalam harga yang dibayarkan perusahaan untuk perlengkapan dan bahan baku (yang
memengaruhi beban operasi perusahaan). Harga produk dan perlengkapan dipengaruhi
oleh kondisi permintaan dan penawaran.
A. Skedul permintaan untuk suatu produk
Permintaan akan suatu produk dapat ditunjukkan dengan skedul permintaan, atau
skedul yang mengindikasikan kuantitas dari produk yang akan diminta pada setiap harga
yang mungkin.

B. Skedul penawaran untuk suatu produk


Penawaran akan suatu produk dapat ditunjukan dengan skedul penawaran , atau
skedul yang mengindikasikan kuantitas suatu produk yang ditawarkan (diproduksi) oleh
perusahaan pada setiap harga yang mungkin.

C. Hubungan antara Permintaan dan Penawaran


Hubungan antara skedul permintaan dan skedul penawaran menentukan harga.
Ketika kuantitas yang ditawarkan oleh perusahaan melampaui kuantitas yang diminta
oleh pelanggan maka akan menimbulkan apa yang disebut surplus. Ketika harga
komputer relatif rendah, kuantitas yang ditawarkan oleh perusahaaan akan lebih sedikit
dibandingkan dengan kuantitas yang diminta oleh pelanggan, sehingga menimbulkan apa
yang disebut dengan Shortage (kelangkaaan). Dan harga dimana kuantitas produk yang
ditawarkan oleh perusahaan sama dengan kuantitas produk yang diminta oleh pelanggan
disebut dengan harga keseimbangan.

D. Dampak dari Perubahan Skedul Permintaan dan penawaran


Dengan berlalunya waktu, perubahan kondisi dapat menyebabkan skedul
permintaan atau skedul penawaran untuk produk tertentu berubah. Konsekuensinya,
harga keseimbangan dari produk tersebut juga akan berubah. 

E. Dampak dari permintaan dan penawaran terhadap tingkat harga umum


Tingkat harga umum adalah rata-rata harga dari semua produk dan jasa yang ada.
Jika total permintaan (permintaan agregat) oleh pelanggan untuk seluruh atau kebanyakan
produk tiba-tiba meningkat, tingkat harga secara umum dapat naik. Tingkat harga umum
juga dapat dipengaruhi oleh pergeseran dalam skedul penawaran dari semua barang dan
jasa.  Jika skedul penawaran dari semua atau kebanyakan produk tiba-tiba turun , maka
tingkat harga umum akan naik.

F. Faktor-faktor yang memengaruhi Harga Pasar


Pergeseran dalam skedul permintaan ataupun penawaran dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, yakni :
1) Penghasilan Pelanggan. Penghasilan pelanggan menentukan jumlah produk dan jasa
yang dapat dibeli oleh seorang individu. Tingkat ekonomi yang tinggi memberikan
penghasilan yang lebih tinggi bagi pelanggan. Ketika penghasilan pelanggan
meningkat, mereka mungkin saja meminta produk dan jasa tertentu dalam jumlah
yang lebih besar. Yaitu, skedul permintaan untuk berbagai barang dan jasa dapat
bergeser ke luar sebagai respon terhadap penghasilan yang lebih tinggi. Sebaliknya,
ketika tingkat penghasilan pelanggan turun, maka permintaan mereka akan produk
barang dan jasa tertentu menjadi semakin sedikit.
2) Preferensi Pelanggan. Ketika preferensi atau selera pelanggan untuk produk tertentu
berubah, maka kuantitas permintaan akan produk tersebut oleh pelanggan dapat
berubah. Ketika suatu produk menjadi tidak begitu diminati , permintaan untuk
produk tersebut turun. Surplus yang diakibatkan dapat memaksa perusahaan untuk
menurunkan harganya guna menjual apa yang diproduksi oleh perusahaan.
3) Beban Produksi. Faktor lain yang dapat memengaruhi harga keseimbangan adalah
perubahan dalam beban produksi. Ketika perusahaan mengeluarkan beban yang lebih
rendah , maka perusahaan mau memproduksi lebih banyak pada harga berapa pun.
Hal ini menyebabkan terjadinya surplus produk , sehingga memaksa perusahaan
untuk menurunkan harganya sehingga dapat menjual seluruh produk yang dihasilkan. 

V. Pengaruh Permintaan terhadap Kondisi Ekonomi


Pemerintah federal dapat memenagruhi kinerja bisnis dengan memberlakukan
peraturan, seperti peraturan mengenai lingkungan , atau dengan memberlakukan
kebijakan yang memengaruhi kondisi ekonomi. Untuk memengaruhi kondisi ekonomi
pemerintah federal menerapkan kebijakan moneter dan fiskal.
A. Kebijakan Moneter
Di Amerika Serikat, istilah penawaran uang umumnya mengacu pada tabungan,
uang yang beredar di masyarakat dan traveler’s checks. Ini merupakan definisi sempit
karena terdapat ukuran yang lebih luas untuk penawaran uang yang memperhitungkan
jenis tabungan lainnya. Tanpa memedulikan definisi yang tepat, ukuran uang apapun
mencerminkan dana yang dapat dipinjamkan oleh lembaga keuangan kepada para
peminjam. 
Penawaran uang AS dikendalikan oleh Federal Reserve System yang merupakan
bank sentral Amerika Serikat. The Fd menetapkan kebijakan moneter yang mewakili
keputusan mengenai tingkat penawaran uang di Amerika Serikat dalam jumlah yang
mencapai miliaran Dolar seharinya. 

B. Kebijakan Fiskal
Kebijakan   fiskal melibatkan keputusan mengenai bagaimana pemerintah federal
sebaiknya menetapkan tarif pajak dan membelanjakan uang. Keputusan ini relevan bagi
bisnis karena keputusan tersebut memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan oleh karena itu
dapat memengaruhi permintaan akan produk atau jasa perusahaan.
Revisi tarif Pajak penghasilan orang pribadi
Kebijakan fiskal juga dapat memengaruhi laba setelah pajak bagi perusahaan
secara langsung.

Revisi atas pajak khusus


Pajak khusus dikenakan oleh pemerintah federal untuk produk-produk tertentu.
Pajak ini menaikkan biaya produksi dari barang-barang tersebut. Konsekuensinya, para
produsen cenderung untuk memasukkan pajak ini ke dalam harga yang mereka kenakan
untuk produk tersebut. Dengan demikian, pelanggan secara tidak langsung membayar
pajak tersebut. Pajak itu juga dapat menurunkan konsumsi dari barang-barang tersebut
yang secara tidak langsung memengaruhi harga. Pajak khusus dikenakan pada berbagai
produk , termasuk minuman beralkohol dan rokok.

Revisi dalam Defisit Anggaran 


Kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah federal menetapkan jumlah
pendapatan pajak yang dihasilkan oleh pemerintah federal dan jumlah belanja yang boleh
dilakukan oleh pemerintah federal. Jika pemerintah federal membelanjakan lebih dari
jumlah pajak yang diterimanya, maka terjadilah apa yang disebut dengan Defisit
anggaran Pemerintah Federal.

Ketika pemerintah federal menerima lebih sedikit pendapatan dibandingkan


dengan apa yang dibelanjakannya, maka pemerintah federal harus meminjam uang
sejumlah selisihnya. Jika pemerintah federal perlu meminjam tambahan dana, maka
pemerintah federal tersebut menciptakan permintaan yang tinggi akan dana pinjaman,
sehingga mengakibatkan naiknya tingkat bunga .

Pemerintah federal menghadapi dilema ketika mencoba untuk memengaruhi


pertumbuhan ekonomi. Jika pemerintah federal mempertahankan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang rendah, maka pemerintah federal dapat mencegah tekanan inflasi yang
diakibatkan oleh permintaan yang berlebihan akan produk . kebijakan moneter dan fiskal
yang bersifat restriktif dapat digunakan untuk tujuan ini. Kebijakan ekonomi yang
restriktif mengarah pada pertumbuhan yang rendah dari penawaran uang sejalan dengan
waktu, sehingga cenderung menekan tingkat bunga ke atas. Hal ini menghambat
permintaan akan pinjaman dan oleh karena itu menurunkan total pengeluaran dalam
perekonomian.

Meskipun kebijakan moneter dan fiskal yang restruktif dapat mempertahankan


inflasi tetap rendah, ada kerugian penting yang terlibat. Tingkat pengangguran mungkin
saja lebih tinggi ketika perekonomian stagnan. Pemerintah federal dapat menggunakan
kebijakan yang lebih stimulatif guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Meskipun
kebijakan-kebijakan ini meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kebijakan-kebijakan
tersebut juga dapat menimbulkan inflasi yang lebih tinggi.

Jarang sekali tercapai konsensus mengenai apakah pemerintah sebaiknya


menggunakan kebijakakan yang stimulatif atau restriktif pada saat tertentu. Selama akhir
1990-an, pemerintah menggunakan kebijakan moneter yang stimulatif karena inflasi
sangat rendah dan tidak diperkirakan akan menjadi masalah yang sangat serius.
Kebijakan moneter ini membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi selama periode
tersebut. Ketika perekonomian melemah, pada awal tahun 2000-an, kebijakan ekonomi
yang stimulatif digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Manajer perusahaan pada umumnya mencoba untuk meramalkan bagaimana


kebijakan fiskal dan moneter masa depan akan memengaruhi kondisi perekonomian.
Kemudian, mereka menggunakan informasi ini untuk meramalkan permintaan akan
produk perusahaan , biaya tenaga kerja dan bahan baku, serta beban bunga perusahaan.
Untuk mengilustrasikan, asumsikan bahwa produsen mobil meramalkan bahwa tingkat
bunga tahun depan untuk pinjaman konsumen akan turun sebesar 2%. Ramalan tingkat
bunga ini akan digunakan untuk meramalkan permintaan mobil yang yang diproduksi
oleh perusahaan. Tingkat bunga yang lebih rendah kemungkinan besar akan mengarah ke
arah permintaan yang lebih tinggi , karena lebih banyak pelanggan bersedia mendanai
pembelian mobil baru. Asumsikan bahwa perusahaan tersebut yakin bahwa untuk setiap
penurunan sebesar 1% dalam tingkat bunga , permintaan akan mobil yang dihasilkan
perusahaan akan meningkat sebesar 3%. Dengan demikian, perusahaan tersebut
mengantisipasi kenaikan sebesar 6% dalam volume penjualan dalam satu tahun.

2.2 Menilai Kondisi Global


I. Bisnis Internasional Dapat Meningkatkan Kinerja
Bisnis internasional dapat meningkatkan suatu perusahaan dengan meningkatkan
pendapatan atau mengurangi bebannya. Terdapat motif dalam bisnis internasional yang
akan memberikan manfaat dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan. Motif umum
untuk menjalankan bisnis internasional:
1. Menarik permintaan asing, karena dapat meningkatkan pendapatan
2. Memanfaatkan teknologi, karena dapat meningkatkan pendapatan
3. Menggunakan sumber daya yang murah, karena beban lebih rendah
4. Melakukan diversifikasi secara internasional

II. Bagaimana Menjalankan Bisnis Internasional


Banyak metode-metode untuk menjalankan bisnis internasional, metode yang
umum untuk menjalankan bisnis internasional yang sebaiknya dipertimbangkan:
1. Mengimpor (importing), adalah pembelian produk atau jasa asing. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat impor dipengaruhi oleh hambatan perdagangan
pemerintah. Pemerintah dapat mengenakan tarif yaitu pajak yang dikenakan atas
produk-produk impor.
2. Mengekspor (exporting), penjualan produk atau jasa ke pembeli yang ada di Negara
lain.
3. Investasi asing langsung, yaitu suatu cara untuk mengakuisisi atau membangun
anak perusahaan di satu atau lebih negara asing.
4. Outsourcing, yaitu penggunaan tenaga kerja dari luar perusahaan sendiri untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu yang spesifik.
5. Aliansi strategis, yaitu perjanjian bisnis antar perusahaan dimana sumber daya
ditanggung bersama guna mengejar kepentingan bersama.
III. Hambatan dari Bisnis Internasional
Jika hambatan terhadap bisnis internasional telah berkurang sejalan dengan
waktu, masih tetap ada beberapa hambatan terhadap bisnis interrnasional. Beberapa
pemerintah terus memberlakukan hambatan perdagangan guna melindungi perusahaan
lokal atau untuk menghukum negara lain atas tindakannya. Hambatan yang digunakan
untuk melindungi perusahaan lokal. Tindakan yang diambil pemerintah contohnya
dumping, yaitu menjual produk di negara asing pada harga di bawah biaya produksi dari
produk tersebut. Hambatan tersebut dapat mencegah perusahaan untuk memasuki pasar
asing atau membuat biaya untuk memasuki pasar asing atau membuat biaya memasuki
pasar asing menjadi lebih mahal. Perusahaan harus mengetahui hambatan yang ada saat
ini sehingga perusahaan dapat memutuskan apakah memasuki pasar asing tertentu dapat
dicoba.

IV. Karakteristik Asing Mempengaruhi Bisnis Internasional


Ketika suatu perusahaan terlibat bisnis internasional harus mempertimbangkan
karakteristik berikut:
1. Budaya Perusahaan harus mempelajari budaya dari negara asing sebelum terlibat
bisnis disana harus dapat menilai selera, kebiasaan, dan adat istiadat dari budaya
negara tersebut.
2. Sistem ekonomi
Ada kebijakan dalam sistem ekonomi masing-masing negara:
a. Kapitalisme, suatu sistem ekonomi yang memungkinkan kepemilikan swasta atau
bisnis karena campur tangan pemerintah sedikit.
b. Komunisme, suatu sistem ekonomi yang melibatkan kepemilikan publik atas
bisnis.
c. Sosialisme, yaitu sistem ekonomi yang memiliki sebagian fitur kapitalisme dan
sosialisme pemerintah biasanya menerapkan pajak tinggi atas penghasilan.
d. Kondisi ekonomi, kinerja keseluruhan dari perusahaan tersebut bergantung pada
pertumbuhan ekonomi dari negara asing itu dan pada sensitivitas perusahaan
terhadap kondisi di negara itu.
e. Nilai tukar, fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi harga aktual yang
dibayarkan oleh pelanggan asing karena setiap negara mempunyai mata uangnya
sendiri.
f. Risiko politik dan Undang-undang, karena tindakan politik suatu negara dapat
terdampak buruk bagi suatu bisnis misalnya ada korupsi dan ada iklim regulasi.

V. Pergerakan Nilai Tukar Dapat Mempengaruhi Kinerja


Pergerakan nilai tukar dapat mempengaruhi perusahaan dalam berbagai cara,
bergantung pada karakteristiknya. Para importir memperoleh keuntungan dari dolar yang
kuat, sementara para eksportir memperoleh keuntungan dari dolar yang lemah tetapi
dipengaruhi secara negatif oleh dolar yang kuat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
KONDISI EKONOMI
Dampak pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kinerja bisnis,
sementara pertumbuhan ekonomi yang kuat meningkatkan pendapatan perusahaan,
pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan rendahnya permintaan akan barang
dan jasa, sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan. Kinerja perusahaan
dipengaruhi oleh harga produk (yang mempengaruhi penerimaan perusahaan) dan harga
barang pasokan dan bahan baku (yang mempengaruhi biaya operasional perusahaan).
Pemerintah dapat mempengaruhi bisnis dengan menerapkan peraturan atau dengan
membuat kebijakan yang mempengaruhi kondisi ekonomi.

KONDISI GLOBAL
Bisnis Internasional Dapat Meningkatkan Kinerja dengan menjalankan motif-
motifnya. Menjalankan Bisnis Internasional dengan metode-metode seperti menarik
permintaan asing, mengimpor, mengekspor, outsourcing, dan aliansi strategi. Beberapa
pemerintah terus memberlakukan hambatan perdagangan guna melindungi perusahaan
lokal atau untuk menghukum negara lain atas tindakannya. Ketika suatu perusahaan
terlibat bisnis internasional harus mempertimbangkan karakteristik budaya perusahaan
dan sistem ekonomi. Pergerakan nilai tukar dapat mempengaruhi kinerja bergantung pada
karakteristiknya.

Anda mungkin juga menyukai