Anda di halaman 1dari 14

BAB 3

Menilai Kondisi Ekonomi

Nama : Anggraeni Dwi Riyanti


Stambuk : A31115010
Jurusan : Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin
Pendahuluan
Dalam suatu bisnis, permintaan akan suatu produk cenderung akan menguat
ketika perekonomian kuat dan bisnis klien berjalan dengan baik. Suatu perusahaan
harus memperkirakan permintaan akan produknya, sehingga dapat memastikan
bahwa perusahaan memiliki produk dalam jumlah yang mencukupi untuk memenuhi
permintaan tersebut. Karena permintaan cenderung bergantung pada kondisi
ekonomi, maka jumlah produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan tersebut
bergantung pada kondisi ekonomi. Selain itu, juga harus dipertimbangkan oleh
perusahaan tentang pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kondisi ekonomi.
Meskipun setiap bisnis tidak dipengaruhi dengan cara yang sama oleh
perubahan kondisi ekonomi, kebanyakan bisnis dipengaruhi sampai tingkatan
tertentu. Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana beberapa penilaian yang
dapat memengaruhi kinerja bisnis dan bentuk kebijakan pemerintah yang dapat
memengaruhi kondisi ekonomi.
Permasalahan
1) Bagaimana pertumbuhan ekonomi memengaruhi kinerja bisnis?
2) Bagaimana inflasi memengaruhi kinerja bisnis?
3) Bagaimana tingkat bunga memengaruhi kinerja bisnis?
4) Bagaimana harga pasar ditentukan?
5) Apa saja kebijakan pemerintah yang memengaruhi kondisi ekonomi?
Pembahasan
Kondisi ekonomi mencerminkan tingkat produksi dan konsumsi bentuk suatu
negara, wilayah, atau industri tertentu. Kondisi ekonomi dapat memengaruhi
pendapatan atau beban dari suatu bisnis oleh karena itu dapat memengaruhi nilai
dari bisnis tersebut.
1 Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kinerja Bisnis
Pertumbuhan ekonomi (economic growth) mencerminkan perubahaan
dalam tingkat aktivitas ekonomi secara umum. Kadang kala pertumbuhan
ekonomi kuat, dan pada saat yang lain pertumbuhan ekonomi relatif lemah.
Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat
Ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara lebih kuat dari
yang biasanya, maka total tingkat pendapatan dari para pekerja
negara tersebut relatif tinggi, sehinga terdapat volume
pengeluaran yang lebih tinggi untuk barang dan jasa. Karena
permintaan untuk barang dan jasa. Karena permintaan untuk
barang dan jasa tinggi, maka perusahaan yang menjual barang
dan jual akan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi.
Dampak dari ekonomi yang kuat menyebar antarperusahaan.
Dampak dari perekonomian yang lebih kuat dapat menyebar
dengan cepat antarbisnis. Ketika perekonomian kuat, bisnis
dipengaruhi secara postof oleh kondisi ekonomi karena
perusahaan mengalami permintaan yang lebih tinggi akan
produk-produknya. Dengan demikian, pendapatan ekstra
menimbulkan efek gelombang (ripple effect) ke seluruh sektor
perekonomian.
Pertumbuhan Ekonomi yang Lemah
Sementara pertumbuhan ekonomi yang kuat meningkatkan
pendapatan perusahaan, pertumbuhan ekonomi yang lambat
mengakibatkan rendahnya permintaan akan barang dan jasa, sehingga
dapat mengurangi pendapatan perusahaan. Bahkan perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa kebutuhan pokok dipengaruhi secara
negatif oleh perekonomian yang lemah karena pelanggan cenderung
untuk mengurangi permintaan mereka. Ketika pertumbuhan ekonomi
adalah negatif untuk dua kuartal berturut-turut, maka periode tersebut
disebut sebagai resesi (recesion). Karena resesi menimbulkan penurunan
dalam penghasilan dan permintaan, maka resesi memiliki dampak negatif
yang cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Dampak dari ekonomi yang lemah menyebar
antarperusahaan. Dampak dari perekonomin yang lemah dapat
menyebar dengan cepat ke seluruh bisnis. Ketika kondisi lemah,
beberapa bisnis lebih terpengaruh dibandingkan dengan bisnis
lainnya. Meskipun demikian, kebanyakan bisnis dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi karena permintaan akan produk di hampir
semua industri menurun.
Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Dua ukuran utama dari pertumbuhan ekonomi adalah
tingkat produksi total dari barang dan jasa dalam perekonomian
serta jumlah total pengeluaran disebut juga dengan pengeluaran
agregat (aggregate expenditure). Indikator alternatif dari
pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran. Jenis-jenis
pengangguran tersebut, yaitu :
Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Disebut juga dengan tingkat pengangguran alamiah,
mencerminkan orang-orang yang sedang berganti pekerjaan. Yaitu,
orang-orang yang status penganggurannya bersifat temporer, karena
kemungkinan besar mereka dalam waktu singkat akan memperoleh
pekerjaan.
Pengangguran musiman (seasonal unemployment)
Mencerminkan orang-orang yang tidak
dibutuhkan selama musim tertentu.
Pengangguran siklus (cyclical unemployment)
Mencerminkan orang yang menganggur karena
kondisi perekonmian yang buruk. Ketika tingkat aktivitas
ekonomi menurun, permintaan akan barang dan jasa juga
menurun, sehingga menurunkan kebutuhan akan pekerja.
Pengangguran struktural (structural unemployment)
Mencerminkan orang-orang yang menganggur karena mereka
tidak memiliki keahlian yang memadai.
Banyak indikator lain dari pertumbuhan ekonomi, seperti
indeks produksi industrial, proyek perumahan baru, dan tingkat
penghasilan pribadi dikumpulkan oelh divisi pemerintahan
federal dan dilaporkan dalam majalah dan koran bisnis.
Variasi dalam sensitivitas terhadap pertumbuhan ekonomi.
Beberapa perusahaan lebih sensitif dibandingkan dengan
perusahaan lainnya terhadap kondisi ekonomi karena
permintaan akan produknya lebih sensitif terhadap kondisi
semacam itu.
2 Dampak dari Inflasi
Inflasi (inflation) adalah kenaikan dalam tingkat harga barang dan jasa
secara umum selama periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat diestimasikan
dengan mengukur persentase perubahan dalam indeks harga konsumen, yang
mengindikasikan harga dari sejumlah besar produk konsumen seperti produk
kebutuhan sehari-hari, bahan bakar, layanan kesehatan, dan listrik.
Inflasi dapat memengaruhi beban operasi suatu perusahaan untuk
menghasilkan produk dengan meningkatkan harga dari perlengkapan dan
bahan baku. Upah juga dapat dipengaruhi oleh inflasi. Tingkat inflasi yang lebih
tinggi akan menyebabkan peningkatan yang lebih besar lagi dalam beban
operasi suatu perusahaan. Pendapatan suatu perusahaan juga tinggi selama
periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan mengenakan harga yang lebih
tinggi guna mengompensasikan beban yang lebih tinggi.
Jenis Inflasi
Inflasi dapat diakibatkan dari kejadian tertentu yang menaikkan biaya
produksi. Ketika perusahaan mengenakan harga yang lebih tinggi karena
kenaikan biaya, terjadi inflasi yang di dorong oleh biaya (cost-push
inflation). Ketika pelanggan membayar harga yang lebih tinggi untuk
produk sebagai akibat dari inflasi, maka mereka memiliki lebih sedikit uang
yang tersedia untuk membeli produk-produk lain. Mereka berjuang untuk
tetap bertahan dalam batasan anggaran pengeluaran mereka dan
mungkin harus meminjam uang. Alternatifnya, mereka dapat dipaksa untuk
mengurangi pengeluaran mereka untuk produk-produk lain yang
menyebabkan permintaan akan produk-produk tersebut menurun.
Konsekuensinya, perusahaan akan mengalami tingkat pendapatan yang
lebih rendah.
Inflasi juga dapat disebabkan oleh permintaan konsumen yang kuat.
Pertimbangkan situasi dimana pelanggan meningkatkan permintaan
mereka akan kebanyakan produk dan jasa. Beberapa perusahaan dapat
merespons hal ini dengan menaikkan harga. Ketika harga produk dan jasa
tertaik ke atas karena permintaan konsumen yang kuat, maka terjadilah
inflasi yang ditarik oelh permintaan (demand-pull inflation).
Variasi dalam sensititas terhadap inflasi. Beberapa perusahaan lebih
terekspos pada inflasi dibandingkan dengan perusahaan lain karena jenis
beban yang dikeluarkan dalm proses produksinya.

3 Dampak dari Tingkat Bunga


Tingkat bunga menentukan biaya meminjam uang. Tingkat bunga dapat
memengaruhi kinerja perusahaan karena memengaruhi beban atau pendapatan
perusahaan.
Dampak terhadap Beban Perusahaan
Perusahaan memantau ketat tingkat bunga karena tingkat bunga
menentukan jumlah dari beban yang harus dikeluarkan oleh bisnis jika
perusahaan meminjam uang. Perubahan dalam tingkat bunga pasar dapat
memengaruhi beban bunga perusahaan karena tingkat bunga pinjaman
yang dikenakan oelh bank komersial dan kreditor lain atas pinjaman
perusahaan didasarkan pada tingkat bunga pasar.
Karena tingkat bunga memengaruhi biaya pendanaan,
maka beberapa proyek yang dianggap layak oleh perusahaan
selama periode tingkat bunga rendah bisa menjadi tidak layak
selama periode dengan tingkat bunga tinggi. Yaitu, proyek
tersebut mungkin tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang
memadai untuk menutup biaya pendanaan. Konsekuensinya,
perusahaan cenderung untuk mengurangi tingkat ekspansi
ketika tingkat bunga tinggi.
Dampak terhadap Pendapatan Perusahaan
Beberapa produk yang dijual oleh perusahaan pada
umumnya dibeli secara kredit. Ketika pelanggan membeli produk
tersebut, pelanggan boleh memberikan uang muka dalam jumlah
kecil dan memperoleh pinjaman untuk melunasi sisa harga
pembelian. Jika tingkat bunga meningkat, maka pelanggan yang
membeli produk tersebut terpaksa membayar cicilan bulanan
yang lebih tinggi. Hal ini dapat membuat beberapa pelanggan
tidak jadi membeli produk tersebut karena mereka tidak mau
atau tidak mampu membayar cicilan. Dengan demikian, tingkat
bunga yang tinggi dapat mengakibatkan penurunan permintaan
akan produk tersebut, sehingga mengakibatkan penjualan yang
lebih rendah bagi perusahaan.
Variasi dalam sensitivitas terhadap tingkat bunga. Beberapa
perusahaan lebih sensitif terhadap perubahan dalam tingkat
bunga dibandingkan dengan perusahaan lainnya.

4 Bagaimana Harga Pasar Ditentukan


Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh perubahan dalam harga yang
dikenakan oleh perusahaan untuk produk-produknya (yang memengaruhi
pendapatan perusahaan) dan dalam harga yang dibayarkan oleh perusahaan
untuk perlengkapan dan bahan baku (yang memengaruhi beban operasi
peruahaan). Harga produk dan perlengkapan dipengaruhi oleh kondisi
permintaan dan penawaran.
Skedul Permintaan untuk suatu Produk
Permintaan akan suatu produk dapat ditunjukkan dengan skedul
permintaan (demand schedule), atau suatu skedul yang mengindikasikan
kuantitas dari produk yang akan diminta pada harga yang mungkin.
Skedul Penawaran untuk suatu Produk
Penawaran akan suatu produk dapat ditunjukkan dengan skedul
penawaran (supply schedule), atau skedul yang mengindikasikan
kuantitas suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan pada setiap
harga yang mungkin.
Hubungan antara Permintaan dengan Penawaran
Hubungan antara skedul permintaan dan skedul
penawaran menentukan harga. Kuantitas yang ditawarkan oleh
perusahaan melampaui kuantitas yang diminta oleh pelanggan,
sehingga menimbulkan apa yang disebut dengan surplus.
Kuantitas yang ditawarkan oleh perusahaan akan lebih sedikit
dibandingkan dengan kuantitas yang diminta oleh pelanggan,
sehingga menimbulkan apa yang disebut dengan kelangkaan
(shortage). Harga dimana kuantitas produk yang ditawarkan oleh
perusahaan sama dengan kuantitas produk yang diminta oleh
pelanggan disebut dengan harga keseimbangan (equilibrium). Ini
merupakan harga dimana perusahaan mencoba untuk menjual
produknya.
Dampak dari Perubahan dalam Skedul Permintaan
Dengan berlalunya waktu, perubahan kondisi dapat
menyebabkan skedul permintaan atau skedul penawaran untuk
produk tertentu berubah. Konsekuensinya, harga keseimbangan
dari produk tersebut juga akan berubah. Ketika suatu produk
menjadi lebih dimintai, pemintaan pelangan untuk produk
tersebut meningkat, sehingga mengakibatkan kelangkaan.
Dalam kondisi ini, perusahaan mengakui bahwa perusahaan
dapat menjual hasil produksinya dalam jumlah berapa pun pada
harga yang lebih tinggi. Ketika harga naik ke tingkat dimana
kuantitas yang ditawarkan sama dengan kuantitas yang diminta,
kelangkaan tersebut diperbaiki.
Dampak dari Perubahan dalam Skedul Penawaran
Sebagaimana permintaan untuk suatu produk dapat berubah, demikian
pula dengan penawaran. Perubahan dalam penawaran juga dapat
memengaruhi harga keseimbangan produk tersebut. Ketika perbaikan
teknologi memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan produk dengan
biaya yang lebih rendah, maka lebih banyak perusahaan yang mau
menghasilkan produk tersebut. Ketika harga telah diturunkan sampai pada
tingkat dimana kuantitas yang ditawarkan kembali sama dengan kuantitas
yang diminta, maka surplus tersebut telah dihilangkan.
Dampak dari Permintaan dan Penawaran terhadap Tingkat Harga Umum
Tingkat harga umum adalah rata-rata harga dari semua
produk dan jasa yang ada. Jika total permintaan (permintaan
agregat) oleh pelanggan untuk seluruh atau kebanyakan produk
tiba-tiba meningkat (mungkin karena peningkatan dalam tingkat
penghasilan dari kebanyakan pelanggan), tingkat harga secara
umum dapat naik. Tingkat harga umum juga dapat dipengaruhi
oleh pergeseran dalam skedul penawaran dari semua barang
dan jasa. Jika skedul penawaran dari semua artau kebanyakan
produk tiba-tiba turun (mungkin karena semakin tingginya beban
produksi produk), maka tingkat harga umum akan naik.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Harga Pasar
Penghasilan Pelanggan
Penghasilan pelanggan menentukan jumlah produk dan jasa
yang dapat dibeli oleh seorng individu. Tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi memberikan penghasilan yang lebih tinggi bagi
pelanggan. Ketika penghasilan pelanggan meningkat, mereka
mungkin saja meminta produk dan jasa tertentu dalam jumlah yang
lebih besar. Yaitu skedul permintaan untuk berbagai produk dan jasa
dapat bergeser keluar sebagai respons terhadap perhasilan yang
lebih tinggi, sehingga mengakibatkan harga yang lebih tinggi.
Sebaliknya, ketika tingkat penghasilan pelanggan turun, maka
permintaan mereka akan produk atau jasa tertentu menjadi semakin
sedikit.
Preferensi Pelanggan
Ketika preferensi (atau selera) pelanggan untuk produk
tertentu berubah, maka kuantitas permintan akan produk tersebut
oleh pelanggan dapat berubah. Terdapat berbagai contoh produk
yang harganya naik sebagai respons terhadap peningkatan
permintaan. Ketika suatu produk menjadi tidak begitu diminati,
permintaan untuk produk tersebut turun. Surplus yang diakibatkan
dapat memaksa perusahaan untuk menurunkan harganya guna
menjual apa yang diproduksi oleh perusahaan.
Beban Produksi
Faktor lain yang dapat memengaruhi harga
keseimbangan adalah perubahan dalam beban
produksi. Ketika perusahaan mengeluarkan beban
yang lebih rendah, maka perusahaan mau
memproduksi lebih banyak pada harga berapa pun.
Hal ini mengakibatkan terjadinya surplus produk,
sehingga memaksa perusahaan untuk menurunkan
harganya supaya dapat menjual seluruh produk yang
dihasilkan. Ketika beban perusahaan meningkat,
terjadi kebalikannya.

5 Pengaruh Pemerintah terhadap Kondisi Ekonomi


Pemerintah federal memengaruhi kinerja bisnis dengan memberlakukan
peraturan atau dengan memberlakukan kebijakan yang mempengaruhi kondisi
ekonomi.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter perusahaan memengaruhi jumlah dana yang
tersedia di bank-bank komersial dan lembaga keuangan lainnya, dan oleh
karena itu juga memengaruhi tingkat bunga.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal perusahaan memengaruhi pajak yang
dikenakan pada pelanggan, sehingga dapat memengaruhi
jumlah pengeluaran pelanggan dan oleh karena itu
memengaruhi kinerja perusahaan. Kebijakan fiskal juga
digunakan untuk mengenakan pajak atas laba perusahaan.
Revisi Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Pertimbangkan kebijakan fiskal yang mengurangi tarif pajak
penghasilan orang pribadi. Dengan kebijakan ini, orang-orang akan
memperoleh penghasilan setelah pajak yang lebih tinggi, sehingga
mendorong mereka untuk membelanjakan lebih banyak uang.
Perilaku semacam itu mencerminkan peningkatan dalam permintaan
agregat akan produk dan jasa yang dihasilkan oleh bisnis sehingga
dapat meningkatkan kinerja bisnis.
Revisi Tarif Pajak Penghasilan Badan
Kebijakan fiskal juga dapat memengaruhi laba setelah pajak
bagi perusahaan secara langsung.
Revisi atas Pajak Khusus
Pajak khusus ( excise taxes) dikenakan oleh pemerintah
federal untuk produk-produk tertentu. Pajak ini menaikkan biaya
produksi dari barang-barang tersebut. Konsekuensinya, para
produsen cenderung untuk memasukkan pajak ini ke dalam harga
yang mereka kenakan untuk produk tersebut.
Revisi dalam Defisit Anggaran
Kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah federal
menetapkan jumlah pendapatan pajak yang dihasilkan oleh
pemerintah federal dan jumlah belanja yang dilakukan oleh
pemerintah federal. Jika pemerintah federal membelanjakan lebih dari
jumlah pajak yang diterimanya, maka terjadilah apa yang disebut
dengan defisit anggaran pemerintah federal (federal budget deficit).
Ketika pemerintah federal menerima lebih sedikit pendapatan
dibandingkan dengan apa yang dibelanjakannya, maka pemerintah
federal harus meminjam uang sejumlah selisihnya.
Dilema Pemerintah Federal
Pemerintah federal menghadapi dilema ketika mecoba untuk
memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Jika pemerintah federal
mempertahankan tingkat pertumubuhan ekonomi yang rendah, maka
pemerintah federal dapat mencegah tekanan inflasi yang diakibatkan oleh
permintaan yang berlebihan akan produk. Kebijakan moneter dan fiskal
yang bersifat restriktif dapat digunakan untuk tujuan ini.
Meskipun kebijakan moneter dan fiskal yang restriktif dapat
mempertahankan inflasi tetap rendah, ada kerugian penting yang terlibat.
Tingkat penganguran mungkin saja lebih tingi ketika perekonomian
stagnan. Pemerintah federal dapat menggunakan kebijakan yang lebih
stimulatif (seperti tarif pajak penghasilan yang lebih rendah atau kebijakan
moneter yang didesain untuk menurunkan tingkat bunga) guna mendorong
pertumbuhan ekonomi. Meskipun kebijakan-kebijakan ini meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, kebijakan-kebijakan tersebut juga dapat
menimbulkan inflasi yang lebih tinggi.
Jarang sekali tercapai konsensus mengenai apakah pemerintah
sebaiknya menggunakan kebijakan yang stimulatif atau restriktif pada saat
tertentu. Manajer perusahaan pada umumnya mencoba untuk
meramalkan bagaimana kebijakan fiskal dan moneter masa depan akan
memengaruhi kondisi perekonomian. Kemudian, mereka menggunakan
informasi ini untuk meramalkan permitaan akan produk perusahaan, biaya
tenaga kerja dan bahan baku, serta beban bunga perusahaan.
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi memengaruhi kinerja suatu perusahaan karena
pertumbuhan ekonomi dapat memengaruhi tingkat penghasilan pelanggan dan oleh
karena itu memengaruhi permintaan akan produk-produk suatu perusahaan. Inflasi
memengaruhi kinerja suatu perusahaan karena tingkat bunga dapat memengaruhi
pendapatan atau beban suatu perusahaan. Harga pasar ditentukan oleh kondisi
permintaan dan penawaran. Pemerintah federal memengaruhi kinerja perusahaan
dengan dua kebijakan yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Daftar Pustaka
Madura, Jeff. 2007. Introduction To Business, 4th Edition, diterjemahkan oleh Ali
Akbar Yulianto dan Krista. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai