Laporan HPLC Dan GC Laina
Laporan HPLC Dan GC Laina
(Gas Chromatography)
Laina Radestiani, Muhammad Kafillah, Tri Morti, Kristina Novi, Selvia
Ulta, Rohana Widyaningrum, Mita Yuspitasari, Pholan Maulana,
Muhammad Rohim
1. HPLC
Setelah memilih sampel dan komponen yang akan dipisahkan serta melihat
berapa kompone yang akan dipisahkan, kemudian dilakukan pemilihan kolom
yangakan digunakan dengan cara mengklik columns dan pilih colom DuPont C-18.
Penggunaan column DuPont C-18 dikarenakan fase diam yang paling banyak
digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang
rendah, sedang, maupun tinggi. Seperti , yang merupakan tempat pemisahan sampel.
Kolom yang dipilih memiliki beberapa jenis, namun kolom yang digunakan adalah
DuPont C-18 yang merupakan fase diam yang paling banyak digunakan karena
mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang rendah, sedang,
maupun tinggi. Pemilihan kolom pada HPLC Simulator ini dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 1.8. Pemilihan Kolom
Setelah pemilihan kolom dilakukan, kemudian
dipilih solvent yang akan digunakan sewaktu pemisahan. Solvent yang dipilih ini
akan bertindak sebagai fase gerak . Solvent yang digunakan adalah metanol. Metanol
merupakan senyawa alkohol paling sederhana berupa zat cair tak berwarna dengan
rumus kimia CH4O. Metanol memiliki massa molar 32,04 g/mol dengan densitas
791,80 kg/m3, serta memiliki titik lebur -97,6 oC dan titik didih 64,7oC (Martin,
2012). Pemilihan solvent yang akan digunakan dapatdilihat pada gambar di bawah
ini:
Setelah pengaturan pada HPLC Simulator telah diatur, kemudian dilihat hasil
kromatogram dengan mengklik computer data system, dan klik inject sample pada
instrument yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Daftar Pustaka
2. GC
Hasil ini diperoleh dari detector dan selanjutnya dicatat oleh pendeteksi atau
pendetektor. Fungsi recorder sebagai alat untu kmencetak hasil percobaan pada
sebuah kertas yang hasilny adisebut kromatogram (kumpulan puncak grafik). Hasil
akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili satu senyawa
dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara hati-hati
kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu
mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah
menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.Perlu
dicatat bahwa tinggi puncak tidak merupakan masalah, tetapi total area dibawah
puncak. Dalam beberapa contoh tertentu, bagian kiri gambar adalah puncak tertinggi
dan memiliki area yang paling luas. Hal ini tidak selalu merupakan hal seharusnya.
Mungkin saja sejumlah besar satu senyawa dapat tampak, tetapi dapat terbukti dari
kolom dalam jumlah relatif sedikit melalui jumlah yang lama. Pengukuran area selain
tinggi puncak dapat dipergunakan dalam hal ini.
Waktu retensi, waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak
melalui kolom menuju ke detektor disebut sebagi waktu retensi. Waktu ini diukur
berdasarkan waktu dari saat sampel diinjeksikan pada titik dimana tampilan
menunujukkan tinggi puncak maksimum untuk senyawa itu. Setiap senyawa memiliki
waktu retensi yang berbeda. Untuk senyawa tertentu, waktu retensi sangat bervariasi
dan bergantung pada: Titik didih senyawa. Senyawa yang mendidih pada temperatur
yang lebih tinggi daripada temperatur kolom, akan menghabiskan hampir seluruh
waktunya untuk berkondensasi sebagai cairan pada awal kolom. Dengan demikian,
titik didih yang tinggi akan memiliki waktu retensi yang lama. Kelarutan dalam fase
cair. Senyawa yang lebih mudah larut dalam fase cair, akan mempunyai waktu lebih
singkat untuk dibawa oleh gas pembawa. Kelarutan yang tinggi dalam fase cair
berarti memiiki waktu retensi yang lama.
Semakin rendah temperatur kolom semakin baik pemisahan yang akan anda
dapatkan, tetapi akan memakan waktu yang lama untuk mendapatkan senyawa karena
kondensasi yang lama pada bagian awal kolom.
Wakturetensi yang didapatyakni 3,89 ; 7,01; 7,85.
Daftar Pustaka