Anda di halaman 1dari 3

IV.

2 PEMBAHASAN

Ketotifen Merupakan turunan-pizotifen dengan =0 pada cincin-tujuh yang berfungsi


sebagai obat antiasma non bronkodilator yang menghambat efek senyawa endogen yang
bersifat inflammatory mediators sehingga memberikan efek antialergi. Mekanisme kerja dari
ketotifen sebagai anti asma adalah dapat memblokir reseptor histamin dan menstabilisasi
mastcell. Obat ini memblokir reseptor histamin (H1-receptor blockers), mencegah efek
bronchokontriksinya. Efeknya pada asma umumnya terbatas dan kurang memuaskan, karena
antihistaminika tidak melawan efek bronchokontriksi dari mediator lain yang dilepaskan
mastcells. Banyak antihistaminika yang memiliki daya antikolinergis dan sedatif, karena itu
banyak digunakan pada terapi pemeliharaan. Efeknya baru nyata setelah 6 minggu. Secara
oral, efek antikejangnya ringan, maka tidak berguna pada serangan asma akut.

Instrumen yang digunakan dalam proses analisis obat ketotifen adalah HPLC (High
Performance Liquid Chromatography). Prinsip dasar HPLC yaitu berdasarkan perbedaan
distribusi komponen-komponen dalam sampel diantara dua fase, fase gerak dan fase diam.
Fase gerak yang digunakan berupa campuran senyawa metanol dan ammonium asetat dengan
perbandingan 30:70. Sedangkan fase diam yang digunakan adalah kolom C-18 dan C-8 yang
bersifat non polar. Oleh karena itu percobaan kali ini menggunakan metode HPLC terbalik
(RP-HPLC), karena fase gerak yang digunakan bersifat polar sedangkan fase diamnya
bersifat non polar. Fase diam yang digunakan pada kolom reverse phase HPLC adalah C18
dan C8. Penggunaan kolom reverse phase karena senyawa ketotifen merupakan senyawa
polar sehingga mampu dipisahkan oleh RP-HPLC karena kolom tersebut memiliki gugus
oktadesil silika (ODS) yang mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran
rendah, sedang maupun tinggi. Selain itu, kolom C18 memiliki jumlah C yang banyak
sehingga sifat fase diam ini cenderung bersifat non polar, akibatnya pemisahan terhadap
ketotifen akan semakin baik. Selain itu, dengan RP-HPLC, fase gerak yang digunakan
bersifat polar. Fase gerak yang digunakan yaitu metanol-amonium asetat. Pemilihan metanol
karena pada struktur metanol memiliki susunan unik dimana gugus OH dan metil berdekatan
menjadikan metanol bersifat semipolar, sehingga bila dipakai sebagai fase gerak metanol
mampu mengelusi senyawa baik yang polar maupun nonpolar. Selain itu metanol memenuhi
persyaratan sebagai fase gerak yaitu murni, tidak terdapat kontaminan, tidak bereaksi dengan
wadah, dapat melarutkan sampel, memiliki viskositas rendah, serta tidak merusak sampel.
Metanol dikombinasikan dengan ammonium asetat agar senyawa yang dianalisis dapat
terionkan.

Sebelum dilakukan proses analisis ketotifen dengan metode HPLC, pertama-tama


dilakukan pengkondisian kolom. Pengkondisian kolom HPLC meliputi pengaturan tekanan
kolom, laju alir fase gerak, serta pencucian kolom dengan menggunakan campuran metanol-
ammonium asetat. Proses ini dilakukan untuk meningkatkan kepekaan kolom dan
menghindari pengotor atau sisa analit yang tertahan pada proses analisis sebelumnya agar
tidak mengganggu analisis dan merusak kolom. Setelah itu disiapkan larutan stok dan
preparasi sampel. Dalam preparasi sampel, dilakukan sonifikasi terlebih dahulu agar semua
komponen dalam sampel larut dan homogen. Sonifikasi adalah suatu teknologi
memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 42 kHz yang dapat mempercepat
waktu kontak antara sampel dan pelarut meskipun pada suhu ruang. Setelah itu larutan
sampel disaring sebanyak dua kali. Penyaringan pertama dilakukan dengan menggunakan
kertas saring kasar. Hal tersebut dilakukan karena dalam obat tidak hanya mengandung
ketotifen, namun terdapat zat penyusun lain yang belum larut seluruhnya yang masih berupa
partikel-partikel padat dalam larutan. Selanjutnya disaring dengan menggunakan filter 0,45 m
agar diperoleh larutan sampel murni tanpa ada partikel-partikel pengganggu/pengotor yang
dapat mempengaruhi hasil pemisahan. Apabila langsung dilakukan penyaringan
menggunakan filter 0,45m, dikhawatirkan partikel-partikel yang tidak larut dalam sampel
akan menyumbat pori-pori membran sehingga penyaringan akan membutuhkan waktu yang
lama. Sebelum sampel diinjeksikan ke dalam HPLC perlu dilakukan deggasing untuk
menghilangkan gembung udara, karena gelembung udara dapat terkumpul dikepala pompa
ataupun detektor sehingga akan mengganggu kondisi HPLC. Injeksi larutan standar dan
sampel ke dalam HPLC harus dilakukan dengan hati-hati dan dijaga agar tidak ada gas yang
terinjeksikan sebab adanya gas dapat menimbulkan gelembung dan pengumpulan gas pada
komponen lain terutama dipompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis dan
menyebabkan hasilnya tidak baik. Injeksi larutan dilakukan sebanyak 5 kali dengan larutan
baku ketotifen 0,55%. Setelah itu dilakukan pembuatan larutan baku dengan tingkat
konsentrasi yang berbeda-beda yang didapatkan dari persamaan regresi linier dan linearitas.
Konsentrasi yang digunakan adalah 10,20,40,60,80, dan 100 ng/ml.

Anda mungkin juga menyukai