Anda di halaman 1dari 64

TUGAS III

MATA KULIAH PERENCANAAN SISTEM PERSAMPAHAN (IS 5203)

SISTEM PENGUMPULAN-TRANSFER-PENGANGKUTAN SAMPAH DI SEBUAH


LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN NON PERMUKIMAN
(LOKASI STUDI TPS KEBUN BINATANG TAMAN SARI, BANDUNG)

DOSEN :
Prof. Dr. Ir. Enri Damanhuri.

DISUSUN OLEH :

1
Dinda Annisa Nurdiani (25315037)
1.
2
Arlina Phelia (25715003)
2.
3
Reza Wahyudi (25714004)
3.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR AIR BERSIH & SANITASI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan Hasil Studi Sistem
Pengumpulan-Transfer-Pengangkutan Sampah di Sebuah Lingkungan dan Non-Permukiman
dengan lokasi studi Tempat Penampungan Sementara (TPS) Kebun Binatang Taman Sari,
Bandung, tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah
tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan kami selanjutnya.

Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Enri Damanhuri selaku dosen
mata kuliah perencanaan sistem persampahan yang telah memberikan arahan dalam penyusunan
laporan ini. Penyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin

Jatinangor, Maret 2016

Penyusun

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . i
BAB I PENDAHULUAN.
1.1. Latar Belakang... 6
1.2. Rumusan Masalah.. 9
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 10
2.1. Pengumpulan Sampah (Menurut Permen PU No. 03 Tahun 2013 12
2.2 Pengangkutan Sampah 11
14
.. 12
14
2.3 Tempat Penampungan Sementara Sampah
...
2.4 Densitas, Kadar Air, Kadar Volatile, dan Nilai Kalor 14
Sampah.
43 BAB III METODOLOGI
26
PENELITIAN..
3.1 26
Umum
3.2 Tahap Persiapan.
27
3.3 Tahap Pengumpulan Data. 27
28
3.4 Tahap
29
Analisis..
3.5 Tahap Penulisan 30
Laporan. 30
BAB IV PEMBAHASAN 36
4.1. Gambaran Umum Wilayah..
4.2. Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah di TPS Kebun Binatang .
4.3 Peran Sektor Informal Dalam Pengumpulan Sampah (Sumber49
TPS) 50
4.4 Alur Sistem Pengumpulan Sampah..
4.5
51
Evaluasi. 20
BAB V EVALUASI
20
TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 2
4.1. Gambaran Umum Wilayah..
4.2. Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah di TPS Kebun Binatang .
4.3 Peran Sektor Informal Dalam Pengumpulan Sampah (Sumber49
TPS) 50
4.4 Alur Sistem Pengumpulan Sampah..
4.5
51
Evaluasi. 20
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Wilayah.. 56
4.2. Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah di TPS Kebun Binatang .
4.3 Peran Sektor Informal Dalam Pengumpulan Sampah (Sumber49
TPS) 50
4.4 Alur Sistem Pengumpulan Sampah..
4.5
51
Evaluasi. 20
56

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 3


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tahapan Pelaksanaan. 7


......................................................... 20
Tabel 2.2. Penyediaan Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir
Sampah.......................... 30
Tabel 5.1. Persentase berat sampah yang dimanfaatkan oleh
warga................................ 36
Tabel 5.2. Timbulan Sampah yang Dibawa dalam Satu Kali
40
Ritasi.....................................
Tabel 5.3. Jumlah Sampah yang Dijual oleh Petugas Pengumpul Sampah. 42

.........................
Tabel 5.4. Catatan Waktu Pengumpul Sampah di Masing Masing Wilayah
Cakupan..
Tabel 5.5. Biaya Operasional Pengumpulan Sampah dengan Gerobak 43
...
Tabel 5.6. Biaya Investasi Pengumpulan Sampah dengan Gerobak 43

Tabel 5.7. Timbulan Sampah yang Dikumpulkan Pick 44


Up...
Tabel 5.8. Biaya Operasional Pengumpulan Sampah dengan Pick 44
Up.
Tabel 5.9. Biaya Investasi Pengumpulan Sampah dengan Pick 45
Up..
Tabel 5.10. Timbulan Sampah di Penyapuan 45
Jalan..
Tabel 5.11. Kecepatan Penyapuan Jalan 47
.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 4


Tabel 5.12. Biaya Operasional Penyapuan 47
Jalan/Tahun... 47
Tabel 5.13. Biaya Investasi Penyapuan
49
Jalan/Tahun
Tabel 5.14. Jumlah Timbulan Sampah yang diambil oleh Pemulung 52
. 52
Tabel 5.15. Biaya Operasional Rekomendasi Pengumpulan Sampah dengan
Gerobak..
Tabel 5.16. Biaya Investasi Rekomendasi Pengumpulan Sampah dengan
Gerobak... 53
Tabel 5.17. Biaya Investasi Pengumpulan Sampah dengan Pick
54
Up...
Tabel 5.18. Keinginan Membayar Masyarakat dalan Hal Pengumpulan Sampah
..

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pola Pengumpulan Sampah Permen 03 Tahun 2013. 23


.. 26
Gambar 3.1. Metodologi Penelitian.
24
..............................
Gambar 4.1. Peta Wilayah Kecamatan Coblong dan Lokasi TPS Kebun
Binatang..................
Gambar 4.2. Lokasi TPS Kebun Binatang Taman 32
Sari.......................... 34
Gambar 4.3. Kondisi Eksisting Sampah yang ada di TPS Kebun
Binatang..........................
Gambar 4.4. Kondisi Lalu Lintas di Sekitar TPS Kebun Binatang.. 35
.. 36
TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 5
Gambar 5.4. Kebiasaan warga membuang sampah secara langsung ke TPS Kebun
Binatang
Gambar 5.5. Komposisi Sampah di Gerobak (% Berat). .. 37
38
Gambar 5.6. Alat Pengumpul Sampah Menggunakan Gerobak Tipe I..
38
...
Gambar 5.7. Alat Pengumpul Sampah Menggunakan Gerobak Tipe 39
II.... 39
Gambar 5.8. Alat Pengumpul Sampah Menggunakan Gerobak Tipe III. 40
.. 41
Gambar 5.9. Alat Pengumpul Sampah Menggunakan Motor Triseda
......
Gambar 5.10. Wilayah Layanan Pengumpulan Sampah Dengan Gerobak (Pak
Panjul)...
Gambar 5.11. Wilayah Layanan Pengumpulan Sampah Dengan Gerobak (Pak Ade)
......
Gambar 5.12. Wilayah Layanan Pengumpulan Sampah Dengan Motor Triseda (Pak 41
Amin)..
46
Gambar 5.13. Petugas Penyapu Jalan di Sekitar Jalan Baltos dan Taman Sari..
46
...
Gambar 5.14. Wilayah Layanan Petugas Penyapu Jalan 48
...... 49
Gambar 5.15. Petugas Penyapu Jalan dengan menggunakan unit motor triseda
..
Gambar 5.16. Rute Pengumpulan Sampah Penyapuan
Jalan..
Gambar 5.17. Salah satu peran sektor informal (Pemulung) yang berada diSekitar
Permukiman 50
.
Gambar 5.18. Alur Sistem Pengumpulan 50
Sampah.....

BAB I.

PENDAHULUAN

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 6


1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan jumlah sampah di kota-kota di Indonesia setiap tahun meningkat secara tajam.
Sebagai contoh di Kota Bandung. Di kota ini, pada tahun 2005 volume sampahnya sebanyak
7.400 m3 per hari; dan pada tahun 2006 telah mencapai 7.900 m3 per hari (Suganda dalam
Kompas, 30 Nopember 2006). Kemampuan Pemerintah untuk mengelola sampah hanya
mencapai 40,09% di perkotaan dan 1,02% di perdesaan (Tuti Kustiah, 2005). Sehingga
diperlukan kebijakan yang tepat agar sampah yang di perkotaan khususnya, tidak menjadi
bom waktu di masa mendatang. Pengelolaan sampah Kota Bandung dilayani oleh Perusahaan
Daerah Kebersihan Kota Bandung yang bertugas melayani penyapuan, pengumpulan,
pengangkutan, pembuangan dan pengolahan akhir sampah. Sebelum dibuang ke TPA
Sarimukti, sampah dikumpulkan di Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang tersebar di
seluruh Kota Bandung.

Kondisi TPS di Kota Bandung yang dapat kita lihat sekarang selalu terlihat penuh dijejali
sampah akibat pola yang digunakan dalam menangani masalah persampahan masih memakai
pola kumpul angkut buang. Penanganan dan pengolahan sampah di setiap TPS yang
berada di Kota Bandung perlu dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang sampai ke
pemrosesan tahap akhir di TPA. Saat ini hampir seluruh pengelolaan sampah berakhir di TPA
sehingga menyebabkan beban TPA menjadi sangat berat, selain diperlukan lahan yang cukup
luas, juga diperlukan fasilitas perlindungan lingkungan yang sangat mahal.

Permasalahan sampah yang timbul karena tidak seimbangnya produksi sampah dengan
pengolahannya dan semakin menurun daya dukung alam sebagai tempat pembuangan
sampah. Di satu pihak, jumlah sampah terus bertambah dengan laju yang cukup cepat.
Diketahui bahwa perkembangan waktu yang senantiasa diiringi dengan pertambahan
penduduk maka otomatis jumlah timbulan sampah semakin meningkat sementara lahan yang
ada tetap. Ini menyebabkan arti pentingnya pengelolaan sampah, dengan melihat
perkembangan waktu dan pertambahan penduduk dimana secara otomatis jumlah timbulan
sampah akan semakin meningkat sementara lahan yang ada tetap.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 7


Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk
mengetahui mekanisme pelaksanaan kegiatan penanganan dan pengelolaan sampah di TPS.
Penelitian ini dilakukan di salah satu TPS yang berada tidak jauh dari Kampus ITB di
Ganesa, yakni TPS Kebun Binatang yang mencakup wilayah pelayanan 3 Kelurahan. Dimana
pada hasil akhir membuat desain rencana TPS yang sesuai dengan karakteristik, komposisi
dan timbulan sampah yang dihasilkan di lingkungan TPS Kebun Binatang serta
memperkirakan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk membangun TPS rencana tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Berapa besar dan bagaimana timbulan serta komposisi sampah yang ada di TPS Kebun
Binatang?
2. Bagaimana cakupan pelayanan sistem pengumpul (gerobak) yang ada dan volume yang
diangkut oleh armada yang berada di lingkungan tersebut?
3. Seberapa efektif waktu yang dibutuhkan untuk pengumpulan sampah ke TPS Kebun
Binatang dan pengangkutan sampah dari TPS Kebun Binatang ke TPA Sarimukti?
4. Bagaimana karakteristik fisik sampel sampah yang ada di TPS Kebun Binatang?
5. Bagaimana desain TPS Kebun Binatang yang sesuai dengan kondisi sampah dan wilayah
cakupan serta berapa besar biaya yang dibutuhkan?

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengukur dan menganalisa timbulan dan komposisi sampah yang ada di TPS Kebun
Binatang.
2. Mengetahui cakupan pelayanan sistem pengumpul (gerobak) yang ada dan volume yang
diangkut oleh armada yang berada di lingkungan TPS Kebun Binatang.
3. Mengetahui pengelolaan dan penanganan sampah di TPS seperti pemilahan,
pengomposan atau pengurangan oleh sektor informal.
4. Menghitung efektifitas waktu yang dibutuhkan untuk pengumpulan sampah ke TPS
Kebun Binatang dan pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA Sarimukti.
5. Mengetahui karakteristik fisik sampel sampah yang ada di TPS Kebun Binatang.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 8


6. Membuat desain TPS Kebun Binatang yang sesuai dengan kondisi sampah dan wilayah
cakupan TPS Kebun Binatang serta rancangan anggaran biaya.

1.4. Ruang Lingkup


Pembatasan ruang lingkup dilakukan untuk membahas permasalahan penelitian, sehingga
permasalahan tersebut dapat terfokus untuk dianalisa lebih baik. Adapun ruang lingkup pada
penelitian ini adalah :
1. Wilayah yang diteliti adalah TPS Kebun Binatang, Taman Sari Bandung.
2. Penanganan sampah mulai dari Sumber ke TPS Kebun Binatang dan menuju ke TPA
Sarimukti.
3. Sampah yang dihasilkan setiap hari menggunakan satuan berat (kg) serta dipisah antara
sampah sejenis sampah rumah tangga, sampah anorganik dan sampah daun.
4. Pengelolaan sampah sejenis sampah rumah tangga dan sampah daun di lingkungan TPS
Kebun Binatang.
5. Rancang desain TPS Kebun Binatang dan perkiraan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
pembangunan TPS Kebun Binatang.

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 9


2.1 Pengumpulan Sampah (Menurut Permen No. 03 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga)

Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh pengelola kawasan permukiman, kawasan


komersil, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas
lainnya serta pemerintah kabupaten/kota. Pada saat pengumpulan, sampah yang sudah
terpilah tidak diperkenankan dicampur kembali.

Dalam lampiran Permen PU Nomor 03/PRT/M/2013 mengenai penyelenggaraan prasarana


dan sarana persampahan dalam penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga. Metode pengumpulan sampah dari sumber sampah dilakukan sebagai
berikut :
1. Pengumpulan sampah dengan gerobak atau motor dengan bak terbuka atau mobil bak
terbuka bersekat dikerjakan sebaga berikut:
a. Pengumpulan sampah dari sumbernya minimal 2 (dua) hari sekali.
b. Masing-masing jenis sampah dimasukkan ke masing-masing bak di dalam alat
pengumpul atau atur jadwal pengumpulan sesuai dengan jenis sampah terpilah.
c. Sampah dipindahkan sesuai dengan jenisnya ke TPS atau TPS 3R.
2. Pengumpulan sampah dengan gerobak atau motor dengan bak terbuka atau mobil bak
terbuka tanpa sekat dikerjakan sebagai berikut :
a. Pengumpulan sampah yang mudah terurai dari sumbernya minimal 2 (dua) hari sekali
lalu diangkut ke TPS atau TPS 3R.
b. Pengumpulan sampah yang mengandung bahan B3 dan limbah B3, sampah guna
ulang, sampah daur ulang, dan sampah lainnya sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan dan dapat dilakukan lebih dari 3 hari sekali oleh petugas RT atau RWatau
oleh pihak swasta.

Mengacu pada Lampiran Permen PU Nomor 03/PRT/M/2013, terdapat lima pola


pengumpulan sampah, yaitu:
1. Pola Individual Tidak langsung dari rumah kerumah.
2. Pola Individual Langsung dengan truk untuk jalan dan fasiitas umum.
3. Pola Komunal langsung untuk pasar dan daerah komersial.
4. Pola komunal tidak langsung untuk permukiman padat.
5. Pola Penyapuan jalan.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 10


Sumber : Permen PU Nomor 03/PRT/M/2013

Gambar 2.1. Pola Pengumpulan Sampah Permen 03 Tahun 2013.

2.2 Pengangkutan Sampah


Pengangkutan sampah adalah sub-sistem yang bersasaran membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju tempat pemrosesan akhir, atau
TPA. Pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan dua metode :

A. Hauled container system (HCS)


Adalah sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya dapat dipindah-
pindah dan ikut dibawa ke tempat pembuangan akhir. HCS ini merupakan sistem wadah
angkut untuk daerah komersial. Hauled container system dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
a. Konvensional

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 11


Wadah sampah yang telah terisi penuh akan diangkut ke tempat pembongkaran,
kemudian setelah dikosongkan wadah sampah tersebut dikembalikan ke tempatnya
semula.
b. Stationary container system (SCS)
Wadah sampah yang telah terisi penuh akan diangkut dan tempatnya akan langsung
diganti oleh wadah kosong yang telah dibawa.
B. Stationary container system (SCS)
Sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya tidak dibawa berpindah-
pindah (tetap). Wadah pengumpulan ini dapat berupa wadah yang dapat diangkat atau
yang tidak dapat diangkat. SCS merupakan sistem wadah tinggal ditujukan untuk
melayani daerah pemukiman.

B.2.1 Pola Pengangkutan Sampah


1. Pola individual langsung dengan persyaratan sebagai berikut:
a) Kondisi topografi bergelombang, yaitu kemiringan lebih dari 15% sampai
dengan 40%, hanya alat pengumpul mesin yang dapat beroperasi.
b) Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai jalan lainnya.
c) Kondisi dan jumlah alat memadai.
d) Jumlah timbunan sampah > 0,3 m3/hari.
e) Bagi penghuni yang berlokasi di jalan protokol.

2. Pola individual tidak langsung dengan persyaratan sebagai berikut:


a) Bagi daerah yang partisipasi masyarakatnya pasif
b) Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia
c) Bagi kondisi topografi relatif datar, yaitu kemiringan rata-rata kurang dari 5%,
dapat menggunakan alat pengumpul non mesin, contoh gerobak atau becak
d) Alat pengumpul masih dapat menjangkau secara langsung
e) Kondisi lebar gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai
jalan lainnya
f) Harus ada organisasi pengelola pengumpulan sampah.

3. Pola komunal langsung dengan persyaratan sebagai berikut:


a) Bila alat angkut terbatas
b) Bila kemampuan pengendalian personil dan peralatan relatif rendah
c) Alat pengumpul sulit menjangkau sumber sampah individual (kondisi daerah
berbukit, gang jalan sempit)
d) Peran serta masyarakat tinggi

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 12


e) Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan lokasi yang mudah
dijangkau oleh alat pengangkut (truk)
f) Untuk permukiman tidak teratur

4. Pola komunal tidak langsung dengan persyaratan berikut:


a) Peran serta masyarakat tinggi;
b) Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan lokasi yang mudah
dijangkau alat pengumpul;
c) Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia,
d) Bagi kondisi topografi relatif datar, kemiringan rata-rata kurang dari 5%, dapat
mengunakan alat pengumpul non mesin, contoh gerobak atau becak. Sedangkan
bagi kondisi topografi dengan kemiringan lebih besar dari 5% dapat
menggunakan cara lain seperti pikulan, kontainer kecil beroda dan karung;
e) Leher jalan/gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan
lainnya;
f) Harus ada organisasi pengelola pengumpulan sampah.
5. Pola penyapuan jalan dengan persyaratan sebagai berikut:
a) Juru sapu harus rnengetahui cara penyapuan untuk setiap daerah pelayanan
(diperkeras, tanah, lapangan rumput, dan lain-lain);
b) Penanganan penyapuan jalan untuk setiap daerah berbeda tergantung pada
fungsi dan nilai daerah yang dilayani;
c) Pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan diangkut ke lokasi pemindahan
untuk kemudian diangkut ke TPA.
d) Pengendalian personel dan peralatan harus baik.

B.3 Tempat Penampungan Sementara Sampah (TPS)


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga, TPS merupakan landasan pemindahan yang dapat dilengkapi dengan ramp
dan kontainer. TPS harus memenuhi kriteria teknis antara lain:

1. Luas TPS, sampai dengan 200 m2.


2. Tersedia sarana untuk mengelompokkan sampah menjadi paling sedikit 5 (lima) jenis
sampah;
3. Jenis pembangunan penampung sampah sementara bukan merupakan wadah permanen.
4. Sampah tidak boleh berada di TPS lebih dari 24 jam.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 13


5. Luas lokasi dan kapasitas sesuai kebutuhan.
6. Lokasinya mudah diakses.
7. Tidak mencemari lingkungan.
8. Penempatan tidak mengganggu estetika dan lalu lintas.
9. Memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan.

Pengelolaan sampah di TPS/TPS Terpadu dilakukan sebagai berikut:


1. Pemilahan sampah organik dan anorganik
2. Melakukan pengomposan sampah organik skala lingkungan
3. Pemilahan sampah anorganik sesuai jenisnya, yaitu:
Sampah anorganik yang dapat didaur ulang
Sampah lapak yang dapat dijual
Sampah B3 rumah tangga
Residu sampah
4. Menjual sampah bernilai ekonomis ke bandar yang telah disepakati
5. Pengelolaan sampah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku
6. Mengumpulkan residu sampah ke dalam container untuk diangkut ke TPA Sampah

Menurut Direktorat Jenderal PPM dan PLP Departemen Kesehatan RI (1989) sarana tempat
penampungan sementara/pemindahan sampah harus memenuhi persyaratan teknis sebagai
berikut:
1. Terbuat dari bahan yang cukup kuat, ringan, dan kedap air
2. Volumenya dapat menampung sampah yang dihasilkan oleh pemakai dalam waktu
tertentu
(3 hari)
3. Mempunyai tutup dan sebaiknya tutup dibuka/ditutup tanpa mengotori tangan
4. Mudah diisi dan dikosongkan serta mudah dibersihkan
5. Sampah di tempat ini sebelum dibuang/diangkut untuk dikelola selanjutnya tidak boleh
melebihi 3x24 jam.

Agar fungsi dari tempat penampungan sampah sementara dapat dioptimalkan, maka dalam
penentuan lokasi tempat penampungan sampah sementara setidaknya harus
mempertimbangkan indikator berikut:

1. Bukan daerah genangan TPS harus diletakkan di daerah kering, apabila sampah dibiarkan
dalam kondisi basah maka akan memancing penyakit.
2. Jarak dari permukiman Apabila peletakan TPS terlalu dekat dengan permukiman, maka
bau yang ada akan mencemari lingkungan dan ini akan cukup mengganggu.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 14


3. Jarak terhadap jalan Jarak terhadap jalan akan mempengaruhi aksesnya untuk diangkut ke
TPA, apabila sistem pengangkutan sampah TPA tidak berjalan, maka akan terjadi
penumpukan sampah secara berlebih di TPS
4. Jarak terhadap sumber sampah Letak TPS yang cukup jauh dari sumber sampah dengan
alasan untuk menghindari bau justru akan mempersulit proses pengangkutan dari rumah
warga ke TPS, semakin jauh dari sumber sampah akan membutuhkan lebih banyak waktu
dan tenaga dalam proses pengangkutan.
5. Estetika TPS yang diletakkan di tempat mudah dilihat oleh khalayak umum akan terkesan
merusak keindahan, dibandingkan dengan faktor yang lain, faktor estetika merupakan
faktor yang paling berbobot dalam penentuan letak TPS.

B.4 Densitas, Kadar Air, Kadar Volatile, dan Nilai Kalor Sampah

A. Perhitungan nilai densitas sampah


Densitas sampah adalah ukuran banyaknya sampah (biasanya dalam satuan kg) dalam
satu satuan volume (m3). Analisa densitas sampah diperlukan terutama untuk
merencanakan kapasitas pengangkutan (gerobak atau container sampah). Berat jenis ini
dapat dipengaruhi oleh komposisi, geografi, musim dan lamanya penyimpanan Untuk
mendapatkan densitas sampah, perlu dilakukan perhitungan sebagai berikut :

berat sampah(kg)
Densitas=
volume sampah(m3 )

B. Perhitungan kadar air sampah


Pengukuran kadar air dari suatu sampah untuk mengetahui jumlah air yang terkandung
dalam sampah. Menurut Tchobanoglous dkk. (2002), kadar air memainkan peran penting
dalam metabolisme mikroorganisme dan secara tidak langsung dalam pasokan oksigen.
Apabila kadar air berkisar 40 hingga 60% uap air tersedia cukup untuk bermetabolisme.
Jika kadar air turun di bawah 40%, aktivitas bakteri akan melambat, dan akan berhenti
seluruhnya di bawah 15% (M. Angga Kusuma, 2012). Dengan kata lain, sampah yang
memiliki kadar air yang cukup dapat menghasilkan produk lain seperti kompos dengan
kualitas yang sesuai dengan standar.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 15


Pada sampah yang diolah dengan insinerator, pengukuran kadar air sampah berguna
untuk penentuan desain insinerator dan operasinya, karena kadar air sampah berpengaruh
terhadap nilai kalori dan karakteristik ignition sampah.semakin kecil kadar air sampah
maka sampah tersebut akan mudah dibakar.

Kadar air pada sampah juga tergantung pada komposisi sampah karena masing-masing
komponen sampah memiliki kemampuan mengikat air yang berbeda-beda. Untuk sampah
domestik, perbedaan kadar air dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi, antara lain komposisi sampah, musim tahunan, kelembapan, kondisi
cuaca terutama hujan.

Prinsip pengukuran sampah dikeringkan pada temperature 105C, agar semua air yang
terkandung didalamnya menguap. Kadar Air sampel didapatkan dari perhitungan dibawah
ini :

M = Kadar air (%)


w = berat awal
d = berat setelah dikeringkan dalam oven 105C

C. Perhitungan kadar volatil sampah


Materi volatil merupakan materi yang akan menguap bila dipanaskan pada temperatur
550C, dan dikonversikan menjadi CO2. Penentuan kadar volatil sampah bertujuan untuk
memperkirakan seberapa besar efektifitas pengurangan (reduksi) sampah menggunakan
metode pembakaran berteknologi tinggi (Incinerator). Kadar abu merupakan sisa proses
pembakaran pada suhu tinggi. Dengan penentuan kadar abu ini dapat dilihat keefektifan
kinerja proses pembakaran tersebut.(Azkha, 2006).

Kadar volatil pada sampah juga menunjukkan besarnya kandungan materi organik pada
sampah. Senyawa volatil dalam sampah berasal dari dekomposisi zat organik yang terjadi
dalam keadaan fakultatif maupun anaerobik oleh mikroorganisme. Akumulasi senyawa
volatil dapat menurunkan pH sampai melebihi kapasitas buffer pada pengolahan
anaerobik, sehingga dapat mengganggu proses pengolahan sampah. Sedangkan jumlah

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 16


abu dan residu penting untuk diketahui dalam penentuan desain incinerator agar dapat
memberikan kapasitas penampungan sampah yang sesuai.

Materi volatil pada sampah diukur dengan membakar sampel sampah kering pada 600C
dimana bagian volatil sampah akan terpijarkan dan menguap.

M = Kadar volatil (%)


w = berat awal
d = berat setelah dikeringkan dalam oven 600C

D. Perhitungan nilai kalor sampah


Kandungan energi komponen sampah pada penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan bomb calorimeter di laboratorium. Semakin tinggi nilai kalor sampah
maka semakin mudah proses pembakaran sampah berlangsung. Proses insinerasi akan
berlangsung ekonomis bila sampah memiliki nilai kalor paling tidak 2.000 kkal/kg-
kering, sehingga tidak dibutuhkan energi tambahan dari luar (Damanhuri dan Padmi,
2010). Selain itu, dengan nilai kalor yang tergolong tinggi, sampah ini dapat
menghasilkan energi listrik menggunakan teknologi insenerator yang dapat mengubah
produk panas menjadi listrik.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 17


BAB III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Umum

Lokasi studi dilakukan di 2 tempat pada rangakaian waktu yang berbeda-beda, yakni: TPS
Kebun Binatang dan di Laboratorium Buangan Padat dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
ITB. Untuk pengukuran sampel sampah di laboratorium dilakukan pada tanggal 22 - 24 Maret
2016. Secara umum, alur penelitian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) tahap persiapan; (2)
tahap pengumpulan data; (3) tahap analisis data; dan (4) tahap penulisan laporan. Rangkaian
penelitian ini dilakukan di TPS Kebon Binatang Bandung dan wilayah layanannya yaitu
kecamatan coblong ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. :

Survei Pendahuluan

Tahap Persiapan Identifikasi Masalah

Persiapan Sampling

Wawancara

Data Primer Data Sampling di TPS

Uji Laboratorium :
Kadar Air, Kadar Kering,
Tahap Pengumpulan Data Kadar Volatile, dan Nilai
Kalor.
Data Sekunder

Tahap Analisis Data

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 18


Evaluasi dan Usulan Perbaikan TPS Kebun Binatang serta RAB

Gambar 3.1. Metodologi Penelitian.

3.2 Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan, yaitu:


a. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dimaksudkan untuk mengetahui dasar teori dalam sistem pengumpulan
transfer pengangkutan TPS sesuai kriteria Permen PU No. 03 Tahun 2013, mengetahui
pra-desain pengembangan TPS yang sesuai serta mengetahui komposisi dan karakteristik
sampah.
b. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum wilayah studi beserta
garis besar kondisi pengumpulan sampah di lingkungan TPS Kebun Binatang.
c. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui masalah yang muncul dalam sistem
pengumpulan pemindahan pengangkutan sampah di TPS yang sudah ada sehingga
dapat diberikan alternatif untuk perbaikannya.
d. Persiapan Sampling
Sampling yang dilakukan adalah sampling pada tempat penyimpanan sampah sementara
(TPS) Kebun Binatang, dimana mengambil beberapa titik sampah pada kontainer TPS
untuk mengetahui komposisi dan karateristik sampah pada TPS tersebut.

3.3 Tahap Pengumpulan Data

3.3.1 Data Primer


Data primer dalam penelitian tugas akhir ini didapatkan dengan pengamatan langsung
meliputi wawancara/kuesioner, sampling, dan uji laboratorium.

a. Wawancara
Wawancara merupakan serangkaian pertanyaan untuk dijawab oleh responden guna
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, wawancara diajukan untuk

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 19


mengetahui efektifitas waktu yang dibutuhkan untuk pengumpulan sampai pengangkutan
sampah dari TPS ke TPA serta penilaian dan kebiasaan responden terkait sistem
pengumpulan sampah. Responden ini terdiri dari pemulung, petugas pengumpul sampah,
petugas TPS, dan petugas pengangkutan ke TPA.
b. Data Sampling
Dalam penelitian tugas ini, didapatkan data hasil sampling, yaitu :
1) Waktu
Waktu yang diukur adalah (1) waktu mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS; (2)
waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA.
2) Timbulan Sampah
Timbulan sampah yang diukur dinyatakan dalam satuan berat dan volume yang
diukur menggunakan sampling box dan neraca pegas. Pengukuran timbulan sampah
ini dilakukan pada sampah yang masuk ke TPS pada satu kali ritasi.
3) Komposisi Sampah
Sampah dipilah berdasarkan jenisnya seperti sampah sisa makanan, kayu/daun,
plastik, kertas, kaca, kain dan sebagainya. Kemudian sampah dari masing-masing
jenis tersebut ditimbang beratnya. Pengukuran komposisi sampah ini dilakukan pada
sampah yang masuk ke TPS pada satu kali ritasi.
4) Karakteristik Sampah
Pada karakteristik sampah, dilakukan pengujian laboratorium untuk mengetahui
karakteristik fisik sampah pada sampel yang diambil di TPS. Karakteristik fisik
sampah yang perlu diketahui diantaranya kadar air, kadar kering, kadar volatile, kadar
abu, dan nilai kalor sampah.

c. Pengujian Laboratorium (Karakteristik Sampah)


1. Kadar Air Sampah

Tujuan : Mengetahui kadar air sampel sampah dari suatu lokasi sumber
tertentu.
Prinsip : Sampah dikeringkan agar semua air yang terkandung di dalamnya
dapat menguap.
Alat dan : Sampel sampah dari penetapan sebelumnya.
Bahan
Timbangan.
Cawan petri.
Oven 105oC.
Penjepit.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 20


Cara Kerja : 1. Sampel sampah dari penetapan komposisi dicampur kembali.
2. Sampel tersebut dibagi dalam 4 bagian, dari tiap bagian tersebut
pisahkan masing-masing 1 sekop. Campurkan kembali bagian
terpisah tersebut, bagi 4, pisahkan dari tiap bagian sejumlah sampel
sampai kira-kira berat campurannya 100 gr.
3. Timbang cawan petri kosong (sudah dipanaskan dalam oven 105oC
selama 2 jam). Catat.
4. Masukkan sampel sampah 100 gr dalam cawan petri tersebut.
Timbang dan catat (a gr).
5. Panaskan cawan tersebut dalam oven 105oC selama 2 jam.
6. Setelah 2 jam, keluarkan cawan. Biarkan agak dingin. Masukkan
dalam eksikator. Timbang.
7. Masukkan kembali dalam oven 105oC selama 1 jam. Keluarkan
cawan, biarkan agak dingin dan timbang kembali.
8. Jika berat cawan belum konstan, masukkan kembali ke dalam oven
105oC selama 1 jam. Lakukan seterusnya sampai berat cawan
konstan (b gr).
Perhitungan : %
= () ()
100%
()

% Kering
= 100% - % Kadar Air

2. Kadar Volatil Sampah

Tujuan : Mengetahui kadar volatil yang dikandung suatu sampel sampah


tertentu.
Prinsip : Sampah dikeringkan agar semua air yang terkandung di dalamnya
dapat menguap.
Alat dan : Sampel sampah kering yang sudah halus.
Bahan
Timbangan elektrik.
Cawan krus porselin.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 21


Oven 600oC.
Penjepit.
Cara Kerja : 1. Sampel sampah kering hasil penetapan kadar air digerus sampai
halus.
2. Timbang cawan krus kosong yang sudah dipanaskan 1 jam dalam
oven 600oC. Catat.
3. Ke dalam cawan tersebut timbang sampel kering dan halus 4 gr.
Catat beratnya (a gr).
4. Masukkan cawan krus dalam oven 600oC selama 2 jam. Lebihkan
waktu untuk pencapaian temperatur 600oC.
5. Matikan oven, biarkan temperatur oven turun. Keluarkan cawan,
biarkan dingin, masukkan dalam desikator. Timbang cawan (b gr).
Perhitungan : %
= () ()
100%
()

%
= 100%%

3. Nilai Kalor

Tujuan : Mengetahui nilai kalor yang dikandung suatu sampel sampah tertentu.

Alat dan : Sampel sampah kering yang sudah halus.


Bahan
Timbangan elektrik.
Bom Kalorimeter Oksigen Tipe 1108
Penjepit.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 22


Cara Kerja : 1. Masukkan 0,5 gr sampel sampah hasil pemanasan 105C
yang telah digerus sampel halus dan disaring dengan ayakan
pasir (diameter = 0,75 mm) ke dalam pil bom kalorimeter
2. Hubungkan cabang kutub listrik dengan kawat sepanjang 10
cm yang tersedia pada bom kalorimeter oksigen tipe 1108
3. Masukkan pil ke dalam bom dan hubungkan sampel dengan kalor
4. Tutup rapat bom. Tekan F1 dan O2 FILL pada bom
kalorimeter dan lakukan pengisian bom dengan oksigen pada
tekana 250pig selama 40 detik.
5. Masukkan 2 liter air destilasi hangat (35 C) ke dalam bucket.
6. Biarkan selama 20 menit sampai terjadi penyesuaian suhu
antara bucket dan bom, dan suku dalam bom kalorimeter menjadi
stabil pada temperatur 35 C.
7. Apabila kestabilan suhu telah dicapai, tekan tombol
START untuk memulai test. Akan keluar tanda SAMPEL ID.
Masukkan menurut sampel dan data berat sampel.
8. Setelah itu akan keluat tanda PRE PERIOD menandakan bom
sedang bekerja (jauhi bom). Setelah keluar nada beep 2 kali,
akan keluar tanda POST kemudian tekan tombol DONE. Dan
data nilai kalor sampel telah tersimpan.
9. Buka uliran yang terdapat pada kepala bom secara perlahan
sampai udara yang terdapat dalam bom keluar. Ukur sisa
kawat. Bilas dan bersihkan seluruh isi bom. Air bilasan akan
digunakan pada analisis ACID dan SULFUR.
10. Untuk melakukan pengkoreksian pada hasil data, tekan tombol
REPORT dan SKIP sampai keluar tanda FUSE, ACID, dan
SULFUR. Masukkan data koreksi tersebut dan nilai kalor akan
segera diketahui.

3.3.2 Data Sekunder


Data sekunder merupakan data yang telah disediakan oleh pihak lain yang dapat langsung
digunakan oleh peneliti. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 23


jumlah penduduk dan peta administrasi Kecamatan Coblong dan hal yang mengenai TPS
Kebun Binatang, Taman Sari.

3.4 Tahap Analisis Data

Pada tahap ini dilakukan analisis statistik deskriptif, data-data yang sudah terkumpul akan
diolah dan ditata sedemikian rupa seperti dalam bentuk grafik, diagram, atau tabel sehingga
mudah dipahami karateristik data tersebut yang akhirnya akan digunakan sebagai bahan
evaluasi terhadap sistem pengumpulan - transfer pengangkutan sampah eksisting di TPS.
Hasil evaluasi ini diharapkan dapat dijadikan alternatif untuk perbaikan sistem pengelolaan
sampah eksisting di TPS serta memberikan saran mengenai kelembagaan dan rencana
anggaran biaya (RAB) terhadap pra design TPS yang sesuai dengan kondisi lokasi.

3.5 Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini dilakukan penulisan laporan penelitian yang menghasilkan evaluasi dan
masukan teknis terhadap perbaikan sistem pengumpulan - pengangkutan sampah eksisting di
TPS, serta membuatkan kesimpulan dan saran.

BAB IV

GAMBARAN UMUM TPS KEBUN BINATANG

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 24


1.1 Gambaran Umum Wilayah

Wilayah kajian tugas kali ini yaitu tempat penampungan sementara (TPS) Kebun Binatang,
di Jalan Taman Sari dan wilayah layanan pengangkut sampah permukiman yang membuang
sampah di TPS tersebut, yakni di Kecamatan Coblong (Jl. Taman Sari, Jl. Sekeloa, Jl. Gebag
Gede, Dago, Plesiran, Kebon bibit, Tubagus Ismail, Sekeloa, dan Cisitu.

Kecamatan Coblong merupakan salah satu Kecamatan dari 30 kecamatan yang berada di
Kota Bandung dengan luas wilayah 743,3 Ha. Kecamatan Coblong dengan jumlah penduduk
105.689 jiwa dari 75 Rukun Warga (RW) dan 464 Rukun Tetangga (RT) dengan kepadatan
penduduk 137 jiwa / Ha. Kondisi geografis batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah utara: Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.


2. Sebelah timur: Kecamatan Cibeunying Kaler.
3. Sebelah selatan: Kecamatan Bandung Wetan.
4. Sebelah barat: Kecamatan Sukajadi dan Kecamatan Cidadap.

Kecamatan Coblong

Gambar 4.1. Peta Wilayah Kecamatan Coblong dan Lokasi TPS Kebun Binatang, Taman Sari.
Lokasi transfer depo yakni TPS Kebun Binatang Taman Sari dengan luas lahan 82,727 m 2
yang berlokasi di Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Posisinya
berada di tepi barat daerah pelayanan permukiman dan berdekatan dengan jalan utama

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 25


kelurahan dengan lebar jalan 7m. Berbatasan dengan Jalan umum Taman Sari dan Jl.
Ganeca ITB disebelah timur, berbatasan dengan Kebun Binatang sebelah utara, berbatasan
dengan permukiman penduduk sebelah barat dan selatan.

Gambar 4.2. Lokasi TPS Kebun Binatang, Taman Sari.

Pada saat ini TPS Kebun Binatang melayani 3 kelurahan di kecamatan coblong dengan
perkiraan kurang lebih melayani 30000 jiwa. Adapun sumber sampah yang dilayani TPS
Kebun Binatang ini tidak hanya melayani rumah tangga saja melainkan beberapa rumah
makan dan rumah kost atau dengan kata lain TPS Kebun Binatang melayani daerah
pemukiman dan non pemukiman. Sampah sampah yang sampai di TPS Kebun Binatang
hampir semuanya sampah campuran baik itu sampah dari sisa makanan, plastik plastik
bekas, sampah kaleng dan kaca atau anorganik lainnya.

1.2 Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah di TPS Kebun Binatang

Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah Kebun Binatang Kota Bandung merupakan
TPS yang jenis pengangkutan sampah ke TPA nya dengan HCS atau dengan kata lain
menganti konteiner sampah ketika sudah penuh dengan konteiner yang kosong. TPS Kebun
Binatang Bandung sudah mengalami beberapa kali renovasi dan bisa kita lihat sekarang
bangunan TPS Kebun Binatang lebih menarik dilihat dengan gambar gambar serta diberi
warna yang menarik mengenai pentingnya menjaga lingkungan sekitar dengan cara

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 26


membuang sampah pada tempatnya. TPS Kebun Binatang dalam pengelolaan persampahan
masih dengan cara lama yaitu sampah organik dan anorganik masih saja dicampur kecuali
sampah sampah botol plastik bekas yang disortir oleh petugas TPS. Volume sampah yang
masuk perharinya dapat diukur melalui banyaknya jumlah gerobak yang masuk dan warga
yang langsung membuang sampahnya ke TPS seperti yang telah disebutkan di atas. Sampah
pada gerobak yang datang langsung dipindahkan ke dalam kontainer yang ada di TPS Kebun
Binatang Taman Sari. TPS kebun binatang belum menerapkan konsep TPS 3R dikarenakan
luas lahan TPS yang tidak memadai untuk menerapkan konsep tersebut.

4.2.1 Kondisi Fisik dan Infrastruktur TPS

4.2.1.1 Luas dan Ukuran Bangunan

Berdasarkan observasi langsung, Luas TPS adalah sebesar 82,727 m 2. Dengan lokasi TPS
pada denah dan sketsa gambar di bawah ini.

Gambar 4.3 Denah TPS Kebun Binatang

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 27


Gambar 4.4 Denah Lokasi TPS Kebun Binatang

4.2.1.2 Sarana dan Prasarana TPS


Berdasarkan observasi yang dilakukan, TPS Kebon Binatang Taman Sari sarana dan
prasarana adalah sebagai berikut
1. Kontainer sebanyak 1 unit; Kontainer berbentuk seperti gambar 4.1.2 Kontainer
Tampak depan dan samping. Berdasarkan dimensi yang didapatkan Volume kontainer
3
adalah sebanyak V =8859978,75 cm =8859,97l=8860 liter .

Gambar 4.5 Kontainer Tampak Samping

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 28


Gambar 4.6 Kontainer Tampak Depan

2. Gerobak
Pengumpul yang menggunakan gerobak ada 27 gerobak dengan ukuran gerobak yang
berbeda-beda. Ada 3 tipe gerobak yang diukur dalam penelitian diantaranya yaitu:

a) Gerobak Tipe I
Gerobak Tipe I yang masuk ke TPS Kebun Binatang berjumlah 3 gerobak. Gerobak
ini berukuran 1,5 m x 0,6 m x 0,45 m. Gambar 4.7. menunjukan contoh dari gerobak
Tipe I.

Gambar 4.7 Alat Pengumpul Sampah Menggunakan Gerobak Tipe I.

b) Gerobak Tipe II

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 29


Gerobak Tipe II yang masuk ke TPS Kebun Binatang berjumlah 12 gerobak.
Gerobak ini berukuran 1,4 m x 0,5 m x 1,5 m. Gambar 4.8 menunjukan contoh dari
gerobak Tipe II.

Gambar 4.8 Alat Pengumpul Sampah Menggunakan Gerobak Tipe II.

c) Gerobak Tipe III


Gerobak Tipe I yang masuk ke TPS Kebun Binatang berjumlah 12 gerobak. Gerobak
ini berukuran 1,5 m x 1 m x 1,4 m. Gambar 5.8 menunjukan contoh dari gerobak
Tipe III.

Gambar 4.9 Alat Pengumpul Sampah Menggunakan Gerobak Tipe III.


3. Triseda
Pengumpul yang menggunakan triseda berjumlah 3 orang. Triseda merupakan gerobak
sampah berseka. Ukuran gerobaknya adalah 3 m x 1,25 m x 1,25 m. Gambar 4.10
menunjukan contoh dari triseda yang digunakan pengumpul.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 30


Gambar 4.10 Alat Pengumpul Sampah Menggunakan Motor Triseda.

4. Tong plastik sebagai wadah pemindah sampah dari gerobak ke container sebanyak 2
buah
5. Keranjang rotan sebagai wadah pemindah sampah dari gerobak ke container sebanyak 1
buah
6. Televisi sebanyak 1 unit
7. Meja sebanyak 1 unit
8. Kursi sebanyak 1 unit
9. Area pool gerobak sampah
10. Loading area

4.2.2 Kondisi Umum TPS


Berdasarkan pengamatan yang kami amati di sekitar TPS, kondisi umum TPS Kebon Binatang
Taman Sari adalah sebagai berikut

1. Kondisi estetika; Secara visual TPS Kebon Binatang tampak baik karena komponen dinding,
atap dan pagar terawat dengan baik. Pada dinding dan pagar TPS terdapat mural edukatif
mengenai pentingnya menjaga lingkungan sekitar dengan cara membuang sampah pada
tempatnya. Namun terdapat banyak komponen lain yang tidak bagus dilihat oleh mata.
Seperti banyak sampah organic yang berserakan di depan pagar. Hal ini menyebabkan
kebersihan TPS berkurang. Sampah organic tersebut menimbulkan bau tidak sedap, vector
penyakit seperti lalat, serangga, belatung, tikus dan nyamuk.
2. Lalu lintas; keadaan lalu lintas di pertigaan sekitar TPS, terbilang ramai. Namun pada
beberapa waktu, lalu lintas bisa menjadi sangat padat. Gambar 4.11 menunjukan keadaan lalu
lintas di TPS Kebun Binatang.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 31


Gambar 4.11 Kondisi Lalu Lintas di Sekitar TPS Kebun Binatang.

4.2.3 Data Sampah

4.2.3.1 Jumlah Timbulan Sampah

Untuk sampling timbulan sampah hanya diambil satu sampel gerobak. Pengukuran ini
dilakukan pada hari Sabtu pukul 08.00 WIB di TPS Kebun Binatang di dapat hasil timbulan
sampah pada tabel 4.1;

Tabel 4.1 Timbulan Sampah yang Dibawa dalam Satu Kali Ritasi.

No Jenis Jumlah

Domestik

1 Jumlah Rumah 40 Rumah

2 Jumlah Orang 200 Orang

3 Total Berat Sampah 72 Kg

4 Total Volume Sampah 0,26 m3

Non Domestik

1 Total Berat Sampah 40 Kg

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 32


2 Total Volume Sampah 0,14 m3

Kg/orang/ha
Timbulan Sampah perorang
0,36 ri

m3/orang/ha
0,0013 ri

Total Berat/bulan 3360 Kg

Total Volume/bulan 54 m3

4.2.3.2 Komposisi Sampah

Untuk komposisinya dari TPS tersebut dapat dilihat pada gambar 4.12;

Besi; 1%Kaca; 1%B3; 1%Lain-Lain; 0%


Kertas; 17%

Plastik; 12% Sisa Makanan; 51%

Kayu/Daun; 17%

Gambar 4.12 Komposisi Sampah di TPS (% Berat).

Komposisi sampah di TPS Kebun Binatang masih di dominasi oleh sisa makanan sebesar 51
% yang terdiri dari sisa-sisa sayuran, bahan makanan dan buah-buahan, serta sisanya berasal
dari sampah kayu/daun, plastik, kertas maupun botol bekas.

4.2.3.3 Karakteristik Sampah

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai kadar airnya cukup besar yaitu sekitar 77% Berat
Basah. Hal ini bisa disebabkan karena ketika dilakukan pengambilan sampel adalah musim
hujan. Selain itu sampah di TPS kebun binatang didominasi oleh sampah sisa makanan.
Menurut Thcobanoglous et al (1993), sampah sisa makanan memiliki kadar air sekitar 70

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 33


persen. Sementara untuk sampah plastik memiliki kadar air hanya sekitar 2 persen. Kadar
volatik menunjukan bagian sampah yang bisa terdekomposisi, sampah di TPS kebun
Binatang ini memiliki kadar volatile sebesar 80% Berat Kering.

Menurut Nadia (2013), insenerasi tidak disarankan jika nilai kalor yang dimiliki sampah
cukup rendah dibawah 1200 kkal/kg). Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai kalor (HHV)
dari sampah di TPS Kebun Binatang adalah 2270 kkal/gram dan didapat nilai kalor (LHV)
nya adalah 1700 kkal/gram. Dari nilai LHV tersebut disimpulkan bahwa sebaiknya tidak
dilakukan insinerasi pada sampah tersebut.

4.2.4 Rutinitas Operasional Penangan Sampah

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan


yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Tempat penampungan sementara
adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau
tempat pengolahan sampah terpadu. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber
daya. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas
pemilahan sampah.

Pada umumnya pengumpulan sampah oleh petugas pengumpul sampah yang ada di TPS
Kebun Binatang Taman Sari dilakukan pada pagi hari atau sore hari dan hanya satu kali
dalam sehari secara bergantian untuk tiap RT berbeda. Dalam transportasi sampah dilakukan
selama dua hari yaitu satu hari pengambilan sampah di rumah-rumah, kemudian sampah
berada di gerobak ditinggal dijalan, dan hari keduanya sampah diangkut ke TPS pagi sampai
siang harinya. Sehingga jadwal kedatangan petugas pengumpul sampah di TPS paling
banyak saat beranjak siang atau sore setelah pengumpulan sampah. Namun sampah yang
masuk ke TPS dapat dikatakan selama 24 jam karena ada beberapa warga yang langsung
membuang sampah ke TPS pada waktu yang tak tentu, sehingga dapat dikatakan selalu ada
sampah yang masuk ke TPS setiap jam dalam sehari. Kebiasaan warga yang membuang
sampah langsung ke TPS sebenarnya tidak menimbulkan masalah apabila sampah yang
dibuang tersebut tidak tercecer. Sampah yang tercecer dapat mengganggu kinerja petugas
TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 34
TPS karena petugas harus membersihkan tumpukan sampah yang tercecer terlebih dahulu
sebelum truk pengangkut menurunkan container.

Sumber Sampah dari Gerobak


Pemilahan ol

Pemilahan Oleh Petugas Pengumpul


Pemulung

Gambar 4.12 Alur Opersional Sampah.

4.2.5 Pengangkutan Sampah di TPS

Sampah pada gerobak yang datang langsung dipindahkan ke dalam container yang ada di
TPS Kebun Binatang Taman Sari. Lamanya sampah berada di container yaitu bergantung
pada kedatangan truk pengangkut. Truk pengangkut datang setiap hari untuk mengangkut
sampah apabila tidak ada kendala. Biasanya truk pengangkut datang sekitar pukul 15.00
WIB untuk menurunkan container kosong dan langsung mengangkat container yang penuh
untuk dibawa ke TPA Sarimukti. Lama perjalanan ke TPA Sarimukti ditempuh selama 2 jam
16 menit ke wilayah Padalarang, Sarimukti, berikut alur perjalanannya :

2 jam

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 35


Gambar 4.13 Alur Perjalanan ke TPA Sarimukti.

Penurunan container kosong dari truk ke TPS membutuhkan waktu antara 1,5 3 menit
(hasil pembacaan waktu 0258 dan 0130). Lamanya waktu penurunan container kosong
ke TPS maupun pengangkutan container yang siap untuk dibawa ke TPA dipengaruhi oleh
kondisi TPS. Apabila tidak ada sampah yang menumpuk di sekitar container, truk dapat
langsung masuk ke dalam TPS. Maka dari itu perlunya lahan parkir untuk truk ketika
menunggu penyiapan container maupun penyiapan penurunan container.

Cara pemindahan sampah dari gerobak ke container adalah dengan melempar sampah ke
dalam container. Sambil melemparkan sampah ke container, sampah-sampah yang masih
memiliki nilai guna maupun nilai jual tersebut dipilah. Saat truk datang, yang pertama kali
dilakukan adalah penyiapan container yang telah terisi untuk nantinya diangkut ke TPA,
biasanya dilakukan pada dini hari. Waktu penyiapan container yang akan dibawa oleh truk
untuk pengangkutan yaitu antara 12 15 menit (waktu pembacaan 1436 dan 1206).
Penyiapan pengangkutan yang dilakukan yaitu menutup tumpukan sampah dengan terpal
lalu diikat kuat dengan jarring pada sisi-sisi truk agar sampah tidak berjatuhan saat proses
pengangkutan.

BAB V

EVALUASI DAN PRA-DESAIN TPS KEBUN BINATANG

5.1 Evaluasi Sistem Pengelolaan Sampah


5.1.1 Sistem Pengumpulan Sampah

Untuk mengetahui kecepatan pengumpulan sampah dilakukan observasi, Tabel 5.1 menunjukan
hasil observasi dari kecepatan pengumpulan sampah

Tabel 5.1 Catatan Waktu Pengumpul Sampah di Masing Masing Wilayah Cakupan.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 36


Rata-Rata
Rata-Rata Rata-Rata
Membawa waktu
Mengumpulk Membawa
Jenis Gerobak istirah Total
Sarana an Sampah Sampah ke
Nama Tempat Kosong ke at (menit/met
Pengump ke Gerobak TPS
No Petuga Sampa Sumber (menit er)
ul (menit/meter (menit/mete
s h di (menit/meter )
Sampah ) r)
Sumber )
Wakt Jara Wakt Jara Wakt Jara
Jarak Waktu
u k u k u k
trash
210 295
1 Ade Gerobak bag / 1:00 50 1:00 10 30:00 20:00 210
0 0
tong
trash
140 314
2 Panjul Gerobak bag / 1 :00 50 15:00 100 25:00 20:00 300
0 3
tong

Kecepatan pengumpulan sampah yang dilakukan Pak Ade adalah 14,05 meter/menit sementara
pak Panjul kecepatannya adalah 10,48 meter/menit. Walaupun sama-sama menggunakan gerobak
pak Ade mengumpulkan sampah lebih cepat dibandingkan pak Panjul. Jika dilihat dari Tabel 5.1
perbedaan yang cukup signifikan terdapat pada kecepatan rata-rata pengumpulan sampah ke
gerobak. Kecepatan pak ade adalah 10 meter/menit sementara pak panjul 6,67 meter/menit. Pak
Panjul lebih lama dalam mengumpulkan sampah ke gerobak dibandingkan pak Ade bisa
disebabkan karena pak Panjul melakukan pemilahan sampah-sampah yang bernilai jual ketika
melakukan pengumpulan sampah sementara pak Ade tidak melakukannya. Selain itu, pak Panjul
mengumpulkan sampah di perumahan yang tidak teratur sementara pak Ade mengumpulkan
sampah di perumahan yang teratur.

Menurut Permen PU No 3 Tahun 2013 pengumpulan sampah harus mendukung upaya pemilahan
sampah dimana sampah yang terpilah tidak boleh dicampur kembali. Namun saat ini sampah
masih dicampur dalam pengumpulan sampah. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pemilahan
misalnya pengaturan jadwal pengumpulan sampah yang dikerjakan sebagai berikut:

a. Pengumpulan sampah yang mudah terurai dari sumbernya minimal 2 (dua) hari sekali
lalu diangkut ke TPS atau TPS 3R.
b. Pengumpulan sampah yang mengandung bahan B3 dan limbah B3, sampah guna ulang,
sampah daur ulang, dan sampai lainnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan
dapat dilakukan lebih dari 3 hari sekali oleh petugas RT atau RW atau oleh pihak swasta .

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 37


Namun setelah dilakukan observasi masyarakat yang melakukan pemilahan sampah di sumber
masih sangat sedikit. Namun PD. Kebersihan Bandung berencana untuk mengelola sampah
sampai sistem pengumpulan dimana masyarakat direncanakan tidak harus membayar uang
retribusi untuk pengumpulan namun akan dikenakan sistem sangsi yaitu jika sampahnya tidak
dipilah maka sampahnya tidak akan dikumpulkan oleh petugas. Hal ini diharapkan akan
memotivasi masyarakat untuk memilah sampah, sehingga sampah yang dikumpulkan ke TPS
sudah dalam keadaan terpilah.

5.1.2 Kondisi TPS

Tabel 5.2 menunjukan evaluasi dari Kondisi TPS Kebun Binatang.

Syarat TPS

No. Parameter Permen PU No. 3 Kondisi Eksisting


Tahun 2013

1 Luas Luas Sampai 200 m2 Sudah memenuhi syarat

Bersifat
Jenih Wadah
2 sementara, bukan Sudah memenuhi syarat
Penampung
permanen

Keberadaan
3 Tidak boleh lebih dari Sudah memenuhi syarat
Sampah di TPS 24 jam
Belum memenuhi syarat karena walaupun
Tidak mengganggu
sudah diberi dinding penghalang masih
4 Penempatan estetika dan lalu
terlihat TPS yang kotor dan beberapa kali
lintas
ketika dilakukan pengangkutan
menyebabkan kemacetan jalan

Setelah Pengangkutan memiliki jadwal yang tetap,


dilakukan Keadaan TPS harus namun pengumpulan belum memiliki jadwal
5
bersih kembali
pengangkutan yang tetap (masih tidak beraturan)

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 38


Sebagai upaya agar syarat no (4) terpenuhi harus disediakan pelataran untuk parkir truk atau
diupayakan truk datang ketika lalu lintas tidak sedang padat sekitar pukul 14.00 WIB. Sementara
untuk memenuhi syarat no (5) harus ada petugas yang bertanggungjawab mengenai kebersihan
TPS karena saat ini di TPS tersebut sering tidak ada petugas dari PD kebersihan yang mengawasi
kegiatan di TPS.

5.2 Pra-Desain TPS Kebun Binatang


5.2.1 Proyeksi Timbulan Sampah

Dalam memproyeksikan timbulan sampah kota, maka ada beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam
mencari angka timbulan sampah yang representatif, diantaranya jumlah penduduk yang dilayani TPS,
angka timbulan sampah per orang per hari, usaha minimasi sampah (pembatasan guna-ulang, daur-ulang,
dan tingkat pelayanan).

Dengan menggunakan metode regresi linear yang berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab
akibat antara Variabel Faktor Penyebab (X) terhadap Variabel, proyeksi jumlah penduduk 5 tahun
mendatang ditentukan. Tahun dilambangkan dengan X atau disebut juga dengan Predictor sedangkan
Jumlah penduduk dilambangkan dengan Y atau disebut juga dengan Response.

Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah seperti berikut ini :

Y = a + bX

Dimana :

Y = Variabel Response atau Variabel Akibat (Dependent)

X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent)

a = konstanta

b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Response yang ditimbulkan oleh Predictor.

Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus dibawah ini :

a = (y) (x) (x) (xy)

n(x) (x)

b = n(xy) (x) (y)

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 39


n(x) (x)

Maka didapat jumlah penduduk terlayani oleh TPS Kebun Binatang untuk Tahun 2021 adalah sebagai
berikut (Tabel 5.3):

Tabel 5.3 Jumlah Penduduk di Wilayah Layanan TPS Kebun Binatang

Tahu Jumlah
n Penduduk

2011 32372

2012 33755

2013 35138

2014 36521

2015 37904

2016 39287

2017 40670

2018 42053

2019 43436

2020 44819

2021 46202

Skenario yang digunakan dalam perencanaan ini adalah jumlah timbulan sampah perorang perhari yang
dikumpulkan ke TPS pada tahun 2016 sekitar 0,36 kg tidak akan bertambah karena adanya usaha 3R yang
dilakukan oleh masyarakat. Sementara untuk timbulan sampah non domestiknya diasumsikan 40 persen
dari timbulan sampah domestiknya. Berikut adalah hasil proyeksi timbulan sampah yang akan masuk ke
TPS Kebun Binatang (Tabel 5.4).

Tabel 5.4 Proyeksi Timbulan Sampah Tahun 2021

Oran
Jumlah Penduduk 46202 g
Timbulan Sampah Domestik 16632,72 Kg
Timbulan Sampah Non
Domestik 6653,09 Kg
Total Timbulan Sampah 23285,81 Kg

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 40


Sisa Makanan 11875,76 Kg
Kayu/Daun 3958,59 Kg
Biodegradable 15834,35 Kg
Plastik 2794,30 Kg
Kertas 3958,59 Kg
Kaca 232,86 Kg
Besi 232,86 Kg
Recyclable* 5774,88 Kg
Residu 1443,72 Kg
B3 163,00 Kg
Lain-Lain 69,86 Kg

Catatan: *asumsi bahwa sampah yang bisa didaur ulang hanya 80% dari jumlah sampah plastik, kertas,
kaca dan besi.

5.2.2 Desain TPS Kebun Binatang

a. Area Pemilahan
Sampah yang masuk ke TPS Kebun Binatang setiap harinya adalah 23285, 81 kg dengan
densitas 277 kg/m3 maka volumenya adalah 84 m3/hari karena setiap harinya ada 30 alat
pengumpul yang masuk (gerobak dan triseda) maka diasumsikan bahwa setiap alat
pengumpulnya mengumpulkan sapah sebanyak 2,8 m3. Maka kebutuhan area penerimaan
jika ketinggian sampah yang ditampung 0,5 m adalah 5,6 m2
b. Gudang Penyimpanan Sampah Daur Ulang
Sampah recyclable yang masuk setiap hari ke TPS kebun binatang adalah 5774 kg jika
asumsi densitasnya 240 kg/m3 maka volume sampah yang masuk adalah 24,1 m3. Jika
direncanakan ketinggian tumpukan adalah 2 m maka luas lahan yang dibutuhkan adalah
48,2 m2
c. Tempat Penyimpanan Container
Tempat Container yang dibutuhkan adalah sebesar container yang ada di TPS Kebun
Binatang yaitu sekitar 15 m2
d. Area Pengomposan
Sampah yang akan dikomposkan adalah sampah sisa makanan dan kayu/daun. Menurut
Tchobanoglous et al (1993), untuk pengomposan sistem pen windrow diperlukan lahan 1
acre untuk lahan pengomposan dengan kapasitas 50ton/hari. Pada TPS ini disediakan
lahan seluas 18 m2 untuk melakukan pengomposan maka di TPS Kebun Binatang ini
TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 41
sampah yang bisa dikomposkan hanya sebesar 22,24 kg/hari. Dengan demikian kebutuhan
luas lahan untuk TPS adalah (Tabel 5.5):

Tabel 5.5 Rekapitulasi Kebutuhan Lahan TPS

L
Kegunaan 2
uas (m )

5
1. Area Penerimaan dan Pemilahan
,6
2. Area Pencucian 5
3. Gudang Penyimpanan Sampah Daur 4
Ulang 8,2
1
4. Tempat Penyimpanan Container
5
1
5. Area Pengomposan
8
3
6. Kantor, ruang staff, toilet
0
3
7. Parkir
0
1
Total
51,8

5.3 Struktur Organisasi

Untuk memperjelas proses kerja di TPS diperlukan suatu struktur organisasi agar kegiatan
berlangsung dengan terstruktur atau teratur. Berikut adalah rancangan struktur organisasi di TPS
Kebun Binatang yang baru (Gambar 5.1).

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 42


H
O
e
p
a
e
rd
a
tO
f
o
rfrf
i
c
e
r

Gambar 5.1. Rancangan Struktur Organisasi di TPS Kebun Binatang yang baru.

Berikut adalah rincian tugasnya:

a. Kepala TPS : berperan sebagai pemberi keputusan dan mengontrol kinerja bawahannya.
b. Petugas Pengumpul Sampah: bertugas mengumpulkan sampah sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
c. Operator: berperan untuk mengoperasikan mesin dan memperbaiki mesin jika terjadi
kerusakan.
d. Komunitas Bank Sampah : berperan sebagai pelaku kegiatan 3R.
e. Komunitas Pemuda Pecinta Lingkungan : Sebagai wadah pengembangan diri pemuda
yang peduli terhadap lingkungan.

5.3.1 SOP (Standard Operating Procedure)


a. Pengumpulan dan Pemindahan Sampah
SOP (Standard Operating Procedure) untuk pengumpulan dan pemindahan oleh petugas
adalah sebagai berikut:
1) Sampah yang akan dikumpulkan adalah sampah yang sudah dipilah disumber
2) Sampah dipilah antara sampah organik, sampah yang bisa didaur ulang, sampah B3,
sampah yang bisa digunakan kembali dan sampah residu

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 43


b. Pengolahan di IPST
SOP (Standard Operating Procedure) untuk pengolahan sampah di IPST sebagai berikut:
1) Sampah diturunkan dari mobil pengumpul sampah di area penerimaan dan pemilahan
2) Sampah dipilah antara sampah organik, sampah yang bisa didaur ulang, sampah B3,
sampah yang bisa digunakan kembali dan sampah residu
3) Lakukan pengomposan sampah organik skala lingkungan
4) Pilah sampah anorganik sesuai jenisnya
5) Jual sampah bernilai ekonomis ke bandar yang telah disepakati
6) Kelola sampah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku
7) Kumpulkan residu sampah ke dalam container untuk diangkut ke TPA

5.3.2 Rancangan Anggaran Biaya


1. Biaya Investasi 2020

Tabel 5.6. Biaya Investasi Per Tahun.

UMUR
NO. URAIAN PEKERJAAN BIAYA TEKNIS BIAYA/TAHUN
(TAHUN)

BANGUNAN PENGOLAH 126,1


A KOMPOS 26,069.28 5 25,225,213.86

PEKERJAAN BAK PENAMPUNGAN LINDI 17,1


B DAN RESAPAN 43,168.24 5 3,428,633.65

PENGADAAN PRASARANA DAN 106,8


C SARANA 3 R 50,000.00 5 21,370,000.00

6,8
D PEK. LAIN - LAIN 23,448.55 5 1,364,689.71

2,4
E Pengadaan Sekop dan Garpu Sampah 00,000.00 1 2,400,000.00

1
F Pengadaan Lampu 50,000.00 1 150,000.00

1,0
G Pengadaan APD Pegawai 00,000.00 1 1,000,000.00

JUMLAH TOTAL 260,492,686.07 54,938,537.21

Dari tabel diatas didapat total biaya investasi per tahun sebesar Rp. 54.938.537,21,-

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 44


Tabel 5.7. Biaya Operasional dan Kebutuhan Per Tahun.
Biaya/unit
Kebutuhan Jumlah Total biaya (Rp)
(Rp)
Tenaga Kerja :
Kepala 1 orang 2.250.000 2.250.000
Operator TPS 3 orang 2.000.000 6.000.000
Comdev 1 orang 2.000.000 2.000.000
Listrik
Mesin Pencacah/pengayak 60 kwh 2.000 120.000
Penerangan 50 kwh 2.000 100.000
Total 10.470.000
Total/tahun 125.640.000

Total biaya operasi dan pemeliharan perbulan adalah Rp. 10.470.000,- dalam satu tahun ada 12
bulan maka biaya operasinya selama satu tahun adalah Rp. 125.640.000,-. Dan total biaya
pengelolaan sampah selama satu tahun adalah sebesar Rp. 180.578.537.21,-. Timbulan sampah
yang dikelola selama setahun adalah 6070942,8 kg = 6070,9428 ton oleh karenanya di dapat
biaya/ton = Rp. 29.744.73,-

Berikut perkiraan rencana anggaran biaya untuk membangun TPS Kebun Binatang yang
terintegrasi:

Tabel 5.8. Rencana Anggaran Biaya TPS Kebun Binatang.


NO
URAIAN PEKERJAAN BIAYA
.

A BANGUNAN PENGOLAH KOMPOS 126,126,069.28

PEKERJAAN BAK PEMILAHAN SAMPAH


7,847,059.09
B ORGANIK

C PEKERJAAN BAK PENAMPUNGAN LINDI DAN RESAPAN 17,143,168.24

D PENGADAAN PRASARANA DAN SARANA 3 R 106,850,000.00

E PEK. LAIN - LAIN 6,823,448.55

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 45


JUMLAH TOTAL 264,789,745.16
DIBULATKAN 264,700,000.00

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

1. Volume timbulan sampah yang masuk ke TPS Kebun Binatang adalah sebesar
0.0013m3. Komposisi sampah yang masuk ke TPS Kebun Binatang sampah sisa
makanan sebanyak 51%, kayu daun 17%, kerta 17%, plastic 12%, sampah B3 0.7%,
besi 1%, kaca 1% dan lain lain 0,3%.
2. Karakteristik sampah yang masuk ke TPS Jati memiliki kadar air 77,29%, kadar kering
22,71%, kadar volatil 75,54% dan nilai kalor sebesar 2276,26 Kcal/kg.
3. TPS Kebun Binatang melayani 4 Kelurahan (30.000 Jiwa) dengan jumlah gerobak
sebanyak 27 buah gerobak dan 3 motor triseda dengan ritasi dalam satu hari adalah satu
kali.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 46


4. Proses pengangkutan sampah oleh truk PD Kebersihan dengan sistem kontainer pada
TPS Kebun Binatang berjenis Hauled container system (HCS). Dengan penyiapan
container 12 15 menit sedangkan untuk menurunkan kontainer di TPS Kebun
Binatang 3 menit dan penarikannya 6 menit.
5. Usulan sistem pengumpulan menggunakan motor dan gerobak yang telah di desain
sehingga ada pembagian sampah organik dan anorganik dengan satu atau dua kali ritasi
perharinya.
6. Usulan redesain TPS Kebun Binatang adalah berupa TPS yang memakai teknologi
komposing dengan maksud sampah yang diangkut ke TPA dari TPS ini hanya berupa
sampah organic dan residu. Biaya redesain Kebun Binatang menjadi TPS Kebun
Binatang Rp. 264.789.745,16. Untuk biaya investasi per tahun RP. 54.938.537,21.
Sedangkan untuk biaya operasionalnya Rp. 125.640.000,-, maka biaya per ton nya
sebesar Rp. 29.744,73,-

6.2 SARAN

1. Perlu adanya sosialisasi, penyuluhan, praktek dan penyepakatan aturan bersama terkait
pengelolaan sampah di TPS dan pemilahan sampah.
2. Perlu penambahan frekuensi pengangkutan oleh truk sampah yang melayani TPS Kebun
Binatang menuju TPA Sarimukti, mengingat seringnya antrian gerobak sampah di TPS
tersebut yang menyebabkan tertundanya proses pengumpulan sampah.
3. Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin padat maka diperlukan lahan lain dilokasi
yang berbeda dan pengerjaannya sesuai dengan kriteria yang ada.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 47


DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, Enri dan Tri Padmi: Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL 3104, Teknik
Lingkungan ITB, Agustus. 2010

Mendagri. (2010). Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 33 tahun 2010 tentang pedoman
pengelolaan sampah. Jakarta.

SNI 19-3964-1995 dan SNI M 36-1991- 03 Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 48


Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan


Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

SNI 19-2454-2002 Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan

LAMPIRAN A

DOKUMENTASI

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 49


DOKUMENTASI OBSERVASI DILAPANGAN DAN LABORATORIUM

N
GAMBAR KETERANGAN
O

Oven untuk memanaskan


1 sampah di suhu 105OC
(Kadar air, Kadar Kering)

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 50


Oven untuk memanaskan
2 sampah di suhu 550OC
(Kadar Volatile)

3 Desikator

4 Timbangan Digital

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 51


Sampel Sampah dari TPS
5 Kebun Binatang dibawa ke
Laboratorium

6 Cawan /Wadah Sampel

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 52


Penimbangan Sampel
7
Sampah dalam Kondisi Basah

Sampel dimasukkan
o
kedalam oven 105 C

Setelah mengering,sampel
ditimbang

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 53


1
0

Hasil sampel kering


kemudian ditumbuk untuk
diwadahkan ke cawan yang lebih
kecil

1
1

Penimbangan sampel
o
setelah di oven 550 C untuk
mengetahui kadar volatile

1
2

Alat Uji Bomb


Calorimeter

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 54


1
3

Penimbangan Sampel
Sampah dengan Container Bomb
Calorimeter

1
4

Memasukkan sampel ke
alat bomb calorimeter

1
5

Pembacaan Nilai Kalor


pada Alat Bomb Calorimeter

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 55


LAMPIRAN B

DESIGN TEKNIK TPS

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 56


Desain Perencanaan TPS Kebun Binatang, Taman Sari

Gambar 1. Desain TPS Kebun Binatang.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 57


Gambar 2. Bangunan Tampak Depan TPS Kebun Binatang.

Gambar 3. Bangunan Tampak Belakang TPS Kebun Binatang.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 58


Gambar 4. Bangunan Tampak Samping Kanan TPS Kebun Binatang.

Gambar 5. Bangunan Samping Kiri TPS Kebun Binatang.

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 59


LAMPIRAN C
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
(RAB)

Rancangan Anggaran Biaya TPS Kebun Binatang, Taman Sari

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 60


TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 61
TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 62
Rekap Rancangan Anggaran Biaya(RAB) TPS Kebun Binatang, Taman Sari

TUGAS III GRUP I TPS KEBUN BINATANG PIAS15 Page 63

Anda mungkin juga menyukai