DISUSUN OLEH :
ARLINA PHELIA
25715003
DOSEN :
PROGRAM MAGISTER
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR AIR DAN SANITASI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI SEKITAR KANAYAKAN BARU
A. Latar Belakang
Saat ini sebagian orang mulai tidak peduli dengan lingkungan disekitarnya. Pertambahan
jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah menimbulkan
timbunan sampah, jenis, dan beraneka ragam karakteristik sampah. Meningkatnya volume
sampah memerlukan pengelolaan, pengelolaan yang tidak menggunakan teknik pengelolaan
yang ramah lingkungan akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, juga akan
mengganggu kelestarian lingkungan, baik lingkungan permukiman, hutan, persawahan, laut,
maupun sungai.
Kondisi permukiman yang sehat akan tercapai apabila penanganan sampahnya dikelola
secara baik. Penanganan sampah permukiman yang buruk akan mempengaruhi kesehatan
masyarakat dan keberlanjutan lingkungan sekitar karena sampah sangat berpotensi menjadi
bahan penularan penyakit seperti diare, thypus, disentri, dan dari segi gangguan lingkungan,
sampah juga akan menyebabkan pencemaran udara, air dan tanah.
Pada tugas pertama mata kuliah perencanaan sistem persampahan mengenai sistem aliran
sampah di lingkungan permukiman ini, akan memetakan secara umum bagaimana penanganan
sampah yang ada di suatu permukiman mulai dari sumber timbulan sampah hingga ke
pemrosesan akhirnya.
Dengan demikian kita akan dapat menilai sejauh mana sampah dilingkungan sekitar kita,
apakah sudah memenuhi standar kesehatan dan standar lingkungan, ataukah masih perlu
perbaikan dan penanganan yang lebih baik lagi untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan
ramah lingkungan. Pada tugas ini juga akan memberi gambaran umum kondisi eksisting sarana
persampahan yang ada, serta meninjau aktifitas sektor informal seperti pemulung dan lainnya
yang beroperasi disekitar lingkungan permukiman, serta memberi sedikit gambaran bagaimana
dampak yang ditimbulkan dari aktifitas penanganan sampah yang ada.
Wilayah dalam kajian tugas kali ini yaitu mengenai penanganan persampahan di sekitar
permukiman Kost Kanayakan Baru, Dago, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Sepanjang jalan Ir. H. Juanda (Dago) terdiri dari rumah kos kosan mahasiswa maupun
penginapan seperti hotel, terdapat pula beberapa fasilitas komersil penunjang aktifitas penghuni
kos kosan seperti warung, toserba / mini market, caf, rumah makan, toko ATK, fotokopi, dan
warnet. Warga yang berada di wilayah Kanayakan Baru sebagian besar merupakan mahasiswa(i)
pendatang yang kuliah di Universitas terkemuka di Bandung, serta beberapa rumah warga lokal
yang sudah lama tinggal ditengah deretan rumah kos kosan yang ada dan terdapat pabrik
pembuatan kerupuk disekitar permukiman tersebut.
C. Pembahasan
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, bahwa kondisi kebersihan lingkungan sekitar
kanayakan baru, Dago, Kota Bandung, dibeberapa titik cukup memprihatinkan, adanya beberapa
titik lokasi yang dijadikan tempat penampungan sampah ilegal terkadang menggunakan trotoar
jalan, sehingga sangat menggangu aktifitas warga sekitar terutama para pejalan kaki.
Hal tersebut diperparah dengan keterlambatan pengangkutan sampah oleh armada
pengangkutan sampah dari pihak PD Kebersihan Kota Bandung, baik itu disebabkan oleh
kurangnya armada ataupun masalah teknis lainnya seperti kerusakan armada.
Selain itu tidak adanya Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang berada disekitar lokasi
Jl. Ir. H. Juanda (Dago). Akibatnya sampah domestik hasil dari permukiman warga terpaksa
diletakkan dijalan trotoar dekat dengan tenda warung untuk nantinya diangkut ke truk sampah.
3
pada siang hari atau malam hari, kemudian sampah tersebut tidak langsung dibuang ke truk
sampah, melainkan disimpan dahulu dan dipacking didekat BTN Dago, sebelum keesokan pagi
dibuang ke truk pengumpul. Dalam sehari Pak Amin dapat mengangkut sampah domestik ke
dalam mobil pick up sebesar 7,5 m3/hari.
Sampah yang sudah dipacking dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (illegal) yakni
berada di pinggiran jalan Ir. H. Juanda (dekat Hotel Kartifah), kemudian sampah di tempat
penampungan tersebut diangkut ke truk sampah bermuatan besar, truk ini dibawah koordinasi
dari pihak PD Kebersihan Kota Bandung dengan pegawai operasional oleh Bapak Rohim.
Sampah kemudian dibawa oleh truk sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Raja Mandala
milik Perhutani Unit III Jawa Barat yang terletak di Blok Cigedig, Desa Sukamukti, Kecamatan
Cipatat. Menurut Pak Amin, sampah total yang dihasilkan dari seluruh permukiman setempat
maupun perhotelan yaitu sebesar 4 5 ton / rate dan terkadang dapat melebihi dari kapasitas
yang ada. Pak Amin juga menjelaskan biaya operasional pengangkutan sampah ke truk muatan
besar dikenakan biaya total Rp. 600.000,- / bulan (per hari Rp. 20.000,- operasional konsumsi
dan lainnya) untuk tahun 2016. Sedangkan untuk gaji pegawai truk bermuatan besar
dikoordinasikan oleh PD Kebersihan Kota Bandung dengan nilai Rp. 650.000,- / bulan.
Selain dari pada hasil observasi kami diatas, berikut ini juga ada referensi internet mengenai
TPA di Rajamandala. Menurut salah satu berita, Perum Perhutani KKPH Bandung Utara akan
memberdayakan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah sementara Rajamandala di Kabupaten Bandung dalam pemanfaatan sampah organik,
terutama menjadi produk kompos. "Tujuan pemberdayaan masyarakat itu tidak lain untuk
menunjukkan bahwa sampah dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk," kata Suparman, Wakil
Admistratur (Adm) Perhutani KKPH Bandung Utara, Sabtu (24/6).
TPA Rajamandala yang berada di Blok Cigedig memiliki luas wilayah mencapai 21 hektar,
dan areal yang telah digunakan sejak 28 Mei seluas satu hektar, sedangkan jumlah penduduknya
mencapai enam ribu orang yang tinggal di 13 Rukum Warga (RW). Menurut Pak Rohim, ada
banyak pemulung yang melakukan pemilahan barang yang masih ekonomis di bongkaran gedig,
selain itu masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut diharapkan dapat memanfaatkan sampah
organik menjadi produk seperti kompos yang nantinya dapat menambah pendapatan masyarakat
setempat. Sebelumnya mereka bermatapencaharian dari perkebunan. Pada saat ini masyarakat
sudah ada yang memanfaatkan dengan baik sebagian sampah non-organik yang berasal
5
Kota/Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi. Sejak pemberlakuan darurat sampah pada 28 Mei
2006 lalu, jumlah truk sampah yang memasuki kawasan TPA sementara itu mencapai 5.038 unit,
di antaranya 4.363 truk berasal dari Kota Bandung, 607 truk dari Kota Cimahi dan 68 truk dari
Kabupaten Bandung.
Sedangkan untuk pengelolaan sampah organik, masyarakat harus mempelajari kembali
penanganannya seperti kita bekerjasama dengan Lembaga Penelitian melalui pelatihan. Namun
dengan bertambahnya tahun, maka volume sampah yang berada di TPA Rajamandala melonjak
naik, dan Pak Rohim mengatakan bahwa TPA tersebut sudah beralih fungsi menjadi sistem
pengelolaan sampah yang terbuka (Open Dumping). Oleh karena itu diharapkan agar pemerintah,
baik tingkat Provinsi Jawa Barat maupun Pemkot Bandung, Pemkot Cimahi dan Pemkab
Bandung untuk membentuk tim terpadu. Tim terpadu dapat mengarahkan bagaimana
menampung atau menerima produk kompos dari masyarakat yang memanfaatkan bahan organik,
diharapkan kepada tim terpadu untuk memberikan arahan pemasaran dari produk kompos yang
dihasilkan, serta tim terpadu dapat memberikan rekomendasi sistem pengolahan sampah tepat
guna di TPA Rajamandala misalnya sistem pengolahan dengan controlled landfill.
Adapun pembahasan aliran penanganan sampah yang ada disekitar jalan H.Ir. Juanda (Dago)
Kanayakan Baru yaitu ditunjukkan dalam diagram aliran berikut ini :
Peran sektor informal seperti pemulung atau tukang loak dalam pengelolaan sampah di
kawasan permukiman kanayakan baru (Dago) cukup banyak dan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pegurangan sampah anorganik di lingkungan sekitar.
Adapun beberapa pemulung yang berhasil diwawancara antara lain
1 Nama
2 Usia
3 Barang yang
dikumpulka
8
Pemulung 1
Bapak Tato
45 tahun
Botol Air mineral, Botol
minuman kaca, Kertas
Pemulung 2
Ibu Atin
40 Tahun
Botol Air mineral, Botol
minuman kaca, Kertas
Pemulung 3
Bapak Ujang
38 Tahun
Botol Air mineral, Botol
minuman kaca, Kertas dan
n
4 Kapasitas
sampah
5 Di jual ke
kardus bekas
10 15 kilogram perhari
Dijual ke pengumpul
lainnya
6 Pendapatan
Pengepul sampah di
Bandung, kemudian
dibawa ke pabrik
pengolahan plastik.
50 ribu perhari
Para pemulung sampah yang beroperasi di jalan Ir. H. Juanda (Dago), sangat berperan
dalam pengurangan sampah.
Penanganan sampah di sekitar Jl. H. Ir. Juanda (Dago Kanayakan Baru) yang masih
menyisakan beberapa permasalahan terutama di pengumpulan, penampungan sementara hingga
masalah pengangkutan menimbulkan beberapa dampak sosial antara lain:
1. Kebiasaan oknum warga yang membuang dan menampung sampahnya ditempat
yang tidak seharusnya menyebabkan warga lainnya terganggu, terutama pemilik
lahan yang lahannya dipakai sebagai tempat penampungan sampah.
9
2. Penampungan sampah yang tidak pada tempatnya menimbulkan bau busuk dan
pencemaran di sekitar tumpukan sampah sangat mengganggu serta menimbulkan
lalat , kecoa dan vector penyakit lainnya.
3. Warung makanan yang berada di sekitar tumpukan sampah menjadi tidak higienis
serta sepi pengunjung.
B.) Dampak Ekonomi
Dari aspek ekonomi, penanganan sampah di sekitar Jl. H. Ir. Juanda (Dago Kanayakan
Baru) menjadi mata pencaharian beberapa warga yang berprofesi sebagai pemulung. Sebagian
dari mereka menjadikan memulung sebagai mata pencaharian utama mereka. Sampah Anorganik
seperti botol plastik air mineral, kertas, kardus bekas masih memiliki nilai ekonomi yang cukup
baik dan hasil penjualan barang bekas tersebut dapat menopang kehidupan mereka sehari-hari.
10